Episode 11

*1 Minggu kemudian

Satu minggu sudah mereka berdiam diri di Asrama, tak banyak kegiatan yang bisa di lakukan, kini Ovi dan Lifia pun mulai merasakan kejenuhan yang sama seperti Findya, saat ini mereka belum di izinkan untuk memulai bekerja, sampai hasil pemeriksaan MCU (Medical Check-up) kemaren terbit dan menyatakan bahwa mereka berada dalam kondisi yang sehat.

“Sumpah gua bosan disini”

“Kerjaan kita cuman, makan tidur, makan tidur, begitu aja terus…” Lifia mulai mengeluarkan unek-uneknya, Ovi hanya melirik meski ia juga merasakan hal yang sama, namun Ovi tak berniat untuk menambahkan keluh kesahnya.

“Sabar Lif, mudah-mudahan besok udah ada info dari miss Cathreen” Findya berupaya menenangkan Lifia, seraya memungut pakaian kotornya kemudian ia taroh di dalam plastik hitam.

Findya lalu berdiri di depan cermin, mengenakan abaya seraya mementul hijabnya, lalu ia mngecek lagi kerapihan hijabnya, Ovi yang melihat Findya berdandan rapih sontak menyuguhkan pertanyaan.

“Mau kemana Find?”

“Mau ke ruang laundry, nyuci dulu banyak banget pakaian kotor aku”

“Oh kirain mau kemana…”

*****

Sesuai arahan Cleuu ruangan laundry berada di tengah-tengah antara asrama Blok E dan Blok F, Findya menenteng plastiknya keluar dari asrama, seraya mengenakan earphone, Findya lalu mengedarkan pandangannya mencari-cari dimana keberadaan ruangan laundry tersebut, hingga tak beberapa lama ia mulai melihat papan pemberitahuan arah menuju laundry, saat ia akan masuk, tepat di depan pintu terdapat papan pemeberitahuan “Do Not Entery” yang menghalangi, namun Findya yang tak menaruh curiga apa-apa tak terlalu menghiraukannya ia menggeser papan tersebut dan bergegas masuk ke dalam.

Sejenak Findya melihat-lihat keadaan disekelilingnya, ia tak menemukan penghuni asrama lain yang berkegiatan disitu, menurutnya ini sedikit aneh tapi ya sudahlah Findya tak terlalu memikirkan hal itu, ia lalu berjalan mendekati puluhan mesin cuci yang tersusun rapih dilengkapi kursi tunggu yang berjejer disekitarnya, di sisi kiri terdapat beberapa loker untuk menyimpan sabun dan peralatan nyuci lainnya.

Findya bergerak menuju sebuah loker, yang kuncinya sudah ia ambil dari Cleuu sebelumnya, saat ia buka loker tersebut tak ada apa-apa di dalamnya, sejenak ia meniup-niup debu dan sedikit bubuk sabun yang terdapat di loker tersebut, kemudian ia mencopot nama pemilik sebelumnya yang masih menempel di situ seraya mengganti dengan namanya.

Findya kembali berjalan mendekati mesin cuci, sesaat ia menjongkok dan mulai memasukan semua pakaian-pakaiannya ke dalam mesin cuci seraya mengatur timing selama 15 menit, ia lalu menekan tombol wash, setelah itu Findya terperanjat dan duduk di kursi tunggu sambil membuka handphonenya, hampir tiap hari Findya tak lupa mengecek notifikasi yang masuk di laman facebook, berharap ada notifikasi permintaan pertemanan yang sudah di terima oleh Fariq, namun sudah sejauh ini Findya masih belum menemukan apa-apa.

“Apa dia masih benci sama aku?”

“Atau dia lagi sibuk kali ya?”

“Tapi ini kan udah seminggu? Masa iya dia sesibuk itu?” Findya bertanya-tanya seorang diri.

Namun tak lama Findya tersadar, kalau dia tak seharusnya berfikir seperti itu, apapun yang menjadi alasan Fariq yang sampai saat ini belum mengonfirmasi permintaan pertemanannya, ya itu urusan dan hak dia, kenapa jadinya malah Findya sendiri yang menggalau.

“Kok aku kayak gini ya sekarang? Duuh… sadar Findya sadar…” Findya menepuk-nepuk pipinya seolah menyadarkan diri.

Ting… terdengar alarm mesin cuci yang mulai berbunyi, menandakan kalau proses mencuci sudah selesai, Findya berjalan untuk mengecek, saat ia buka tutup mesin cuci tersebut benar saja kondisi pakaiannya sudah bersih dan teraba sedikit dingin, namun ia menemukan salah satu celana dalmnya yang kebetulan berwarna putih kini terlihat berubah warna menjadi kekuning-kuningan.

“Lah…kok kuning?” Lirihnya, ia kemudian mengibas-ngibaskan celana tersebut seraya mengangkat sedikit lebih tinggi ke arah cahaya, hanya untuk memastikan mungkin saja ia salah lihat.

“Coba pak cek sebelah sini, katanya sih saluran sebelah sini yang bermasalah” Terdengar suara seorang pria yang belum di sadari oleh Findya, pria tersebut berada tepat di sekat sebelah.

Pria itu kemudian mengarahkan beberapa tukang untuk mengecek pipa yang terhubung ke toren, namun saat ia berpindah ke sekat lain yang di ikuti beberapa tukang tadi dibelakangnya, pria itu kemudian tak sengaja melempar pandangannya ke arah tepat dimana saat ini Findya tengah menjongkok dan mengangkat-ngakat celana dalamnnya, pria itu cukup terkejut bertepatan dengan Findya yang menyadari keberadaannya disitu.

“Auuwwh….Haaah!!!” Bukan main Findya berteriak histeris melihat pria itu, jelas saja Findya menyadari kalau pria tersebut pasti sudah melihat apa yang baru saja dilakukannya, Findya lalu terperanjat dan hampir saja terjatuh, ia buru-buru menyembunyikan celena dalam tadi di dalam kepalan tangannya seraya melipat tangan ke belakang, melihat pintu mesin cuci yang masih terbuka lebar, sontak Findya langsung menendang pintu tersebut agar menutup, sesuai harapan, pintunya tertutup dengan sempurna.

“Pelan-pelan nanti mesin cucinya rusak” Tegas pria tersebut, pikir Findya pria ini benar-benar tak ada perasaan bersalah sama sekali, bahkan untuk meminta maaf kelihatannya ia tak berniat.

“Siapa kamu?”

“Kamu ngapain ada disini?”

“Disini tuh area khusus perempuan, kalo sampe atasan saya tau kalian ada disini, kalian bisa mati tau gak?” Findya menatap tajam ke arah pria tersebut, seraya melempar pandangan tajam itu juga ke tiga orang lainnya yang tengah berdiri di belakang pria tersebut.

“Kosongin mesin cucinya…” Datar saja pria itu melontarkan perintah pada Findya.

“Hah?” Jelas saja Findya semakin emosi, melihat kelakuan laki-laki ini, namun tak banyak yang bisa di lakukannya selain menuruti lagian Findya sendiri juga tak mau berlama-lama melihat wajah pria ini, ia kembali menjongkok membuka tutup mesin cuci seraya tubuhnya menghalangi jangan sampai pria itu mengintip pakaian-pakaiannya, Findya sedikit berfikiran buruk.

“Tuh udah kosong, puas?” Findya menjulid.

“Kamu ngapain nyuci disini? Kamu gak baca pemberitahuan di depan?” Pria itu menatap Findya dengan wajah dingin, tak mau berdebat pria itu lalu berjalan melewati Findya, ia bergegas memeriksa ujung pipa seraya bertukar pendapat dengan 3 orang pria lainnya, merasa omongannya di abaikan Findya berbalik lalu menatap kesal pria itu seraya bersuara.

“Awas aja ya, saya akan laporin kalian ke atasan saya” Ungkapan yang terdengar sedikit mengancam, tapi anehnya pria itu terlihat seperti tak peduli, ia kembali mengarahkan tukang-tukang tadi untuk segera mengecek pipa yang ada di atas, sudahlah Findya hanya bisa menghela nafas lalu bergegas pergi dari situ.

*****

Akhirnya Findya sampai ke asrama, ia masuk ke kamar dengan wajah yang kesal, Ovi dan Lifia yang kala itu tengah bercengkerama di telpon bersama pacar mereka, sedikit teralihkan dengan kedatangan Findya.

“Eh udah pulang Find?” Ovi menegur.

“Iya kak…”

“Banyak orang disana Find?” Tindih Lifia.

“Gak ada…”

“Masa gak ada orang? Terus kamu nyuci sendiri gitu?”

“Iya!” Tak mau mengingat kejadian menyebalkan tadi, Findya bergegas masuk ke kamar mandi meninggalkan obrolannya dengan Lifia begitu saja.

18 menit kemudian Findya keluar dari kamar mandi, setidaknya Findya merasa sedikit lega setelah habis mandi, namun kelegaan itu tak berlangsung lama saat tiba-tiba Cleuu datang ke kamar mereka bersama miss Cathreen.

Ovi dan Lifia kompak mengakhiri obrolan bersama sang pacar, mereka turut mengatur posisi yang rapih, duduk di atas ranjang masing-masing, pikirnya jika miss Cathreen sampai menyambangi asrama mereka berarti ada hal penting yang mau ia sampaikan, harapan terbesarnya adalah kejelasan informasi terkait kapan mereka bisa memulai shift seperti teman-teman yang lain.

“Ayo duduk miss, Cleuu…maaf yah ranjang aku sedikit berantakan” Tutur Findya seraya merapihkan tempat tidurnya, seketika itu juga Cleuu dan miss Cathreen langsung mengambil tempat duduk di atas ranjang Findya.

“Find?” Panggil miss Cathreen.

“Iya miss?”

“Tadi kamu ke laundry yah?” Findya menggeleng iya, sontak ia teringat lagi kejadian tadi dan berniat mau menceritakannya pada miss Cathreen namun tiba-tiba Cleuu langsung menindih.

“Find, maaf banget yah tadi aku bener-bener lupa ngasih tau kamu kalo hari ini ada perbaikan pipa di laundry”

“Owh pantes aja, tadi aku ketemu tukang-tukang itu disana!”

“Kamu ketemu sama mereka?” Tanya miss Cathreen.

“Iya…”

“Ada berapa orang?”

“Ada 4 orang….”

“Kamu ketemu sama yang ini?” Miss Cathreen mengarahkan handphonenya pada Findya seraya menunjukkan foto seseorang.

“Iya, yang ini tadi aku ketemu, dan dia ini yang paling menyebalkan dari yang lain” Tutur Findya yang mulai kesal.

“Terus kamu ngomong apa ke dia?”

“Aku ngomel-ngomel aja, terus aku bilang aku bakalan laporin mereka ke atasan”

“Kamu tau gak dia siapa?”

“Ya dia tukang-kan?” Melihat kepolosan Findya sejenak miss Cathreen menghela nafas.

“Findya, dia ini dokter Barra, anak dari Direktur yang punya rumah sakit ini….” Bukan hanya Findya yang terbelalak, Ovi dan Lifia pun dibuat terkejut mendengar hal itu.

Miss Cathreen hanya bisa memejamkan mata sembari menyesali apa yang sudah dilakukan oleh Findya pada dr. Barra, setelah kejadian di laundry tadi tentu dr. Barra langsung menelpon miss Cathreen selaku kepala asrama wanita seraya menceritakan kronologi kejadian tersebut, tak pelak malah miss Cathreen juga yang menjadi tempat pelampiasan amarah dari dr. Barra.

Bukan hanya itu saja, dengan tegas dr. Barra juga menanyakan siapa nama wanita yang ia temui di laundry tadi dan meminta miss Cathreen untuk menyuruh wanita tersebut segera meminta maaf padanya paling lambat besok, berhubung miss Cathreen sendiri juga tidak tahu, ia hanya bisa lakukan cross check lewat ketua kamar Blok E dan F, ternyata informasi ini ia dapatkan lewat Cleuu selaku ketua kamar Blok E.

Miss Cathreen turut menceritakan pada Findya bagaimana marahnya dr. Barra atas kejadian tadi, ia juga meminta agar Findya bisa meluangkan waktunya besok untuk menghadap langsung ke dr. Barra dan meminta maaf, mendengar itu Findya tak banyak menyahut ataupun membela diri, ia hanya menggeleng seraya menyanggupi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!