Episode 10

*Sikap Dewasa Dari Findya

“Ayo buruan kita udah telat nih!” Dengan langkah yang buru-buru ketiganya di boyong Cathreen untuk bergegas ke halaman parkir, disana sudah terlihat pak Hossan yang bertugas sebagai sopir para staff, yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan mereka, saat semuanya sudah masuk ke dalam mobil, pak Hossan pun segera melaju menuju Medical Center.

Tililit…tililit…tililit… Tiba-tiba, dering telpon miss Cathreen berbunyi, namun ia hanya melihat sekilas lalu mengabaikannya, Findya sedikit menatap ke arah miss Cathreen, namun ia tak menanyakan apa-apa sangat jelas diraut wajah miss Cathreen seperti tengah menaruh kekesalan entah pada siapa, ketika Findya berfikir kekesalan itu mungkin berasal dari mereka tetapi tidak juga setelah ditelisik lagi sesuai kesepakatan semalam hari ini mereka datang on time, tapi memang miss Cathreen sendiri yang datang agak telat.

Findya segera meluruskan pandangannya ke depan, namun seketika ia menoleh lagi ke arah miss Cathreen saat handphone itu berbunyi lagi, dengan kesal Cathrenn langsung menolak panggilan itu, sedetik kemudian masuk lagi panggilan baru dengan penelpon yang sama, lelah mengabaikan panggilan tersebut Cathreen segera menjawab telponnya seraya bersuara jengkel.

“Yea halo, saya tau, ini saya lagi di jalan sekarang, jadi stop untuk menelpon terus-terusan di nomor saya!” Itu saja, Cathreen medesah hebat dan langsung menutup panggilannya, seketika Ovi, Findya dan Lifia menatap tegang mereka hampir tak bisa menelan ludah karena ketakutan, rupanya kalo miss Cathreen marah menakutkan juga ya anggap mereka.

Beberapa waktu kemudian, mereka mulai menepih di area parkir medical center, pak Hosaan menunggu disitu sementara yang lain segera turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam, miss Cathreen langsung menuju ke meja resepsionis seraya menyedorkan momor antrian dan juga passport milik Findya dan yang lainnya, terlihat salah satu petugas resepsion mulai menyetorkan tiga lembar formulir yang harus di isi oleh Findya, Lifia dan Ovi pria tersebut seraya menyilahkan ketiganya untuk duduk mengisi di kursi kosong yang ada di sebelahnya.

Sementara Findya dan yang lainnya tengah mengisi formulir tersebut, tidak tahu bagaimana awal mula kejadiannya saat ini mereka dibuat melongo saat melihat miss Cathreen dan salah satu petugas respsion disitu mulai adu mulut.

“Kamu punya sopan santun gak?” Tutur pria tersebut, miss Cathreen yang jelas tak terima dibilang seperti itu, iapun turut menyambar ucapan petugas itu.

“Punya dong, emang kamu pikir kamu punya sopan santun?”

“Oh jelas, salah saya dimana? Saya hanya mengingatkan kamu dengan appoitmentmu yang sudah telat 15 menit, kamu pikir hanya kamu pasien yang akan kami layani disini?”

“Kalo memang kamu punya sopan santun, kamu tidak akan menelpon saya sebanyak itu!”

“Itu sudah menjadi tugas saya!”

Tak ada yang mau mengalah, hingga ke duanya mulai terpancing emosi dan hampir beradu fisik, beberapa staff pria yang ada disitu langsung melerai, namun perdebatan-perdebatan yang keluar dari mulut ke duanya hampir tak pernah selesai, sampai-sampai pria itu mulai menyebut-nyebut kepolisian, dengan ragu-ragu Findya mulai terperanjat lalu berjalan mendekati miss Cathreen yang seketika itu juga langsung ditatap aneh oleh Ovi dan Lifia, pikirnya Findya mau ngapain? Mau cari mati?

“Permisi…” Tak ada yang menghiraukan Findya, perdebatan itu terus saja menggema di kuping findya yang jaraknya terlihat cukup dekat.

“Permisi!!!” Findya berteriak, suasana ribut seketika berubah menjadi hening, Findya berjalan maju ke arah pria yang marah-marah tadi, masih terlihat tatapannya, dan juga tarikan nafas yang sangat cepat akibat rasa amarah yang masih ada di dalam dirinya, ia lalu berdiri tepat dihadapan pria tersebut lalu bertutur sebisanya untuk mendinginkan suasana.

“Kami minta maaf” Findya melembut, pria itu hanya menatap Findya, sesekali ia juga melempar ekspresi kesalnya ke arah Cathreen,

“Kami yang salah, kami datang sudah terlambat 15 menit dari appoitment kami, jadi dengan tulus dan berbesar hati saya, miss Cathreen dan teman-teman saya ingin meminta maaf kepada bapak utamanya dan juga pihak medikal center ini”

“Ok, saya memaafkan, dan kami memaafkan, saya salut sama kamu, umur kamu masih muda tapi cara befikir kamu lebih dewasa dari dia” Pria itu menyahut, di ujung kalimat pria itu dia menyebut ‘Dia’ yang dimaksud adalah Cathreen.

Cathreen sendiri langsung bergegas menunggu diluar, rasanya tak nyaman jika harus menunggu didalam dengan suasana yang masih mendidih, ia juga sedikit malu saat perdebatan tadi di saksikan banyak mata, terlihat juga beberapa pasien yang masih menegun disitu seraya menatap ke arah Cathreen sampai Cathreen benar-benar tak terlihat lagi dari pandangannya.

“Eh..eh Find ada apa sih?” Ovi terlihat penasaran seraya menghampiri Findya.

“Gak tau kak, udah…udah gak usah dibahas lagi, mana formulir kalian udah di isi semuanya?”

“Udah…” Lifia terperanjat lalu menyedorkan formulirnya pada Findya.

“Ini punyaku Find..” Tambah Ovi yang juga menyedorkan formulirnya, setelah terkumpul Findya langsung memberikan formulir tersebut ke petugas resepsionis tadi, mereka langsung di arahkan ke beberapa ruangan untuk melakukan medical check-up.

Setelah beres medikal check-up, petugas tadi mengingatkan untuk datang lagi minggu depan mengambil hasil pemeriksaanya,

*****

Hampir 2 jam miss Cathreen menunggu di luar, kini ke tiga ladies Indonesia itu mulai terlihat batang hidungnya, Cathreen tak menyapa, ia hanya duduk diam dan mungkin saja menunggu mereka yang menyapa lebih dulu, sayangnya Lifia dan Obi tak memiliki keberanian untuk menyapa miss Cathreen, hingga mau tidak mau Findya kembali turun tangan untuk mencairkan suasana.

“Hai, gimana keadaan miss sekarang?” Findya turut prihatin.

“Puji tuhan sedikit lega, makasih ya Find kalo gak ada kamu tadi mungkin masalahnya akan menjadi panjang” Miss Cathreen terperanjat seraya memeluk erat tubuh Findya, pun Findya membalas pelukan miss Cathreen seraya mengusap-usap pundaknya.

Setelah suasana haru itu mulai memulih, mereka segera menghampiri pak Hossan yang sedari tadi menunggu, lalu beralih lagi menuju tailor langganan big boss, disana satu persatu dari mereka di ambil ukuran badannya untuk menyesuaikan seragam perawat yang akan mereka kenakan nanti.

Masalah seragam kerja beres, kini tak berlama-lama Cathreen langsung bergegas keluar, Findya, Ovi dan Lifia terus mengekor di belakangnya, kali ini Cathreen meminta sang driver untuk mengantarkan mereka ke kantor pembuatan iqomah (KTP Saudi), karena perjalanan menuju kantor tersebut lumayan jauh, Findya mulai bete di dalam mobil, namun tak beberapa lama ia mengingat lagi tentang Fariq, Findya langsung mengambil Hpnya di dalam tas lalu diam-diam ia membuka laman facebook, seperti biasa ia melanjutkan kekepoannya tentang Fariq.

Satu persatu ia memerhatikan foto-foto Fariq, hingga muncul dibenaknya ingin menambahkan pertemanan, namun tiba-tiba egonya mengelak, tak mungkin ia lakukan itu “nanti apa kata Fariq? Malulah… liiih..” Imbuhnya sendiri.

Findya kembali berfikir, sekarang mereka sudah sama-sama dewasa, pola pikir juga tentunya makin berubah, tak mungkinlah Fariq akan berfikiran macam-macam tentangnya, apalagi hanya masalah menambahkan pertemanan di sosial media, apa salahnya jika saat ini Findya mulai mengalah dan memilih untuk memulai hubungan baik dengan Fariq.

Setelah yakin dengan keputusannya Findya lalu menghela nafas dalam berkali-kali seraya menenangkan dirinya, setelah itu Findya langsung menekan tab berwarna biru yang menuliskan “Tambah pertemanan” meski tubuhnya saat ini cukup gemetar dan tak yakin seratus persen jika Fariq memiliki pikiran yang sama dengannya, namun Findya tetap meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.

Tak terasa perjalanan mereka sudah sampai di tempat tujuan, lagi-lagi Cathreen memboyong mereka masuk kedalam, lalu mengobrol kecil tentangkeperluan mereka pada petugas yang berjaga disitu, setelah cukup paham petugas tersebut meminta berkas-berkas yang dibutuhkan dari Findya, Ovi dan Lifia sebagai syarat pembuatan iqomah, tak beberapa lama mereka pun disodorkan formulir pengisian yang langsung di isi oleh ketiganya, setelah beres perugas tersebut mengatakan bahwa Iqomah mereka akan tercetak paling cepat bulan depan, merasa semua urusan terselesaikan Cathreen langsung berpamitan pada petugas tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!