Desahan panjang keluar dari mulut Ahlam. Di jam tiga pagi dia memilih mengguyur tubuhnya sambil bermain solo karena sang istri benar-benar membuat adik kecilnya tegang.
Suara gemericik air membuat Ellea membuka mata. Dia melihat ke arah sofa di mana sang suami tidak ada. Perlahan, Ellea mulai bangkit dengan menahan rasa sakit di perutnya. Baru saja hendak berdiri, pintu kamar mandi terbuka. Rambut sang suami sudah basah.
"Mas, mandi?" tanya Ellea dengan penuh keheranan.
Ahlam menghampiri Ellea yang yang masih memegang perutnya. Sedangkan Ellea menanti jawaban suaminya.
"Dari pulang kerja kan Mas gak boleh jauh dari kamu. Kamu pengen dipeluk terus sama Mas. Sekarang, baru ada waktu untuk Mas mandi. Soalnya gak enak banget, Sayang."
Ahlam berkata dengan penuh dusta juga penuh kelembutan. Wajah Ellea seketika berubah dan sebuah kata maaf terlontar dengan penuh sesal.
"Enggak apa-apa, Sayang."
Ahlam kembali menarik tangan.Ellea ke dalam pelukannya. Ellea pun membalas pelukan Ahlam dengan begitu erat.
"Tidur lagi, ya."
"Aku harus masak, Mas."
"Tidak," larang Ahlam dengan sangat tegas.
"Mas--"
"Tidak ada bantahan, SAYANG."
Mimik wajah Ahlam yang sudah berubah membuat Ellea menunduk dalam. Hingga Ahlam membaringkan tubuh sang istri kembali.
"Tidur, ya."
Kalimat Ahlam kembali melembut. Ellea pun mengangguk patuh. Namun, Ellea meminta kepada Ahlam untuk tidur di sampingnya lagi.
"Peluklah tubuh Mas sepuas kamu, Sayang."
Tangan Ellea kembali melingkar di atas perut Ahlam. Dia meyakini jikalau Ellea memiliki rasa yang sama dengannya. Hanya saja dia belum menyadarinya. Jika, Ellea tidak nyaman dengannya, dia tidak mungkin terus meminta Ahlam tidur di atas ranjang yang sama untuk menemaninya.
Jam enam pagi pun Ellea belum bangun. Ahlam tersenyum melihat Ellea yang masih memeluk tubuhnya. Tangan Ahlam sudah menyentuh pipi Ellea. Ingin rasanya dia mencium bibir sang istri yang membuatnya candu.
Ahlam mencoba untuk turun dari tempat tidur. Dia meninggalkan Ellea untuk mengecek sang ayah mertua. Ayah Rifal terkejut ketika melihat Ahlam sudah ada di ambang pintu kamarnya.
"Ada apa, Am?"
"Apa ada yang bisa Iam bantu? Soalnya Ellea masih tidur," jawab Ahlam dengan begitu sopan.
"Tumben sekali El masih tidur. Memangnya berapa ronde semalam?" Ayah Rifal membercandai sang menantu.
"Ayah gak perlu tahu. Takut mau."
"Menantu siyalan!" umpat ayah Rifal dan itu membuat Ahlam tertawa.
Ayah Rifal menggelengkan kepala melihat tingkah Ahlam yang begitu mirip dengan ayahnya, Askara. Dari segi bicara yang asal bunyi juga sikapnya yang amat peduli.
Ahlam menemani sang ayah mertua untuk sarapan. Dia tidak ingin ayah Rifal merasa sendiri. Sekarang, bukan hanya Ellea yang harus menjaga ayahnya. Dirinya pun harus ikut menjaga ayah mertuanya.
"Kembalilah ke kamar, Am. Nanti Ellea nyariin kamu. Ayah sudah selesai kok."
"Tidak, Yah. Iam harus memastikan Ayah dulu. Baru Iam kembali ke kamar. Sekarang, Iam juga berkewajiban untuk menjaga Ayah."
Hati ayah Rifal mencelos mendengar kalimat yang keluar dari mulut Ahlam. Matanya mulai berair karena dia merasakan sebuah ketulusan dari ucapan menantunya tersebut.
"Ayah tidak salah pilih menantu."
"Makasih, Ayah udah jodohin Ellea sama Iam. Iam merasa beruntung bisa memperistri Ellea."
Ayah Rifal terkejut mendengar kejujuran dari mulut Ahlam. Hanya dalam waktu singkat, Ahlam bisa menerima Ellea. Beda halnya dengan dirinya dulu. Harus membenci sang istri, menyakiti dulu, barulah dia sadar dengan perasaannya yang sesungguhnya.
"Tidak selamanya perjodohan itu menyeramkan. Ketika Iam dan Ellea ikhlas menerima perjodohan ini, pasti akan diberi kelancaran dan kebahagiaan."
Ayah Rifal nampak terharu mendengar penuturan Ahlam. Apalagi, sekarang Ahlam sudah menatapnya dengan begitu dalam.
"Doakan Iam dan Ellea ya, Yah. Semoga rumah tangga kamu menjadi rumah tangga yang penuh dengan kebahagiaan. Langgeng hingga tua dan bisa menjaga bersama."
Ayah Rifal mengangguk dan tangannya sudah menepuk pundak Ahlam. Tak ada kalimat yang bisa dia katakan saking terharunya.
Ahlam kembali ke kamar dan sang istri sudah terduduk di atas ranjang.
"Udah bangun?"
Ahlam menghampiri Ellea dan mengecup kening istrinya dengan begitu dalam. Tangan Ellea pun kembali memeluk tubuh Ahlam.
"Apa setiap kali kamu kedatangan tamu akan manja seperti ini?" tanya Ahlam penasaran.
"Aku akan selalu memeluk foto Bunda supaya sakitnya mereda."
Sakit sekali hati Ahlam mendengarnya. Dia memundurkan tubuh Ellea. Menatapnya dengan begitu serius.
"Aku gak mau Ayah tahu karena aku gak mau buat Ayah sedih. Selagi masih bisa aku tahan. Aku akan melakukannya."
"Terbuat dari apa sih hatimu, Sayang?" Ahlam sudah mengusap lembut pipi sang istri.
"Kamu begitu baik dan tulus," lanjutnya.
"Hanya itu yang bisa aku berikan untuk Ayah. Pengorbanan Ayah untukku tak akan pernah bisa aku balas sampai kapanpun. Tak akan pernah bisa."
Ahlam kembali memeluk tubuh Ellea. Dia baru bertemu dengan wanita setulus Ellea. Wanita yang begitu spesial dan hanya ada satu dari seribu wanita yang ada di dunia.
"Sekarang, kalau kamu sakit, kamu harus bilang Mas, ya. Mau kamu peluk Mas seharian pun Mas gak masalah. Kamu mau kan?"
Ellea mengangguk di dalam pelukan Ahlam. Dia akui pelukan Ahlam begitu hangat dan membuatnya ingin terus memeluk tubuh lelaki jangkung itu.
.
Hubungan Ahlam dan Ellea semakin hari semakin dekat. Hari ini Ahlam mengajak Ellea untuk pergi ke sebuah butik di mana akan ada sebuah acara spesial. Ahlam sudah memilihkan sebuah gaun yang begitu cantik. Namun, Ellea nampak tak suka.
"Itu terlalu terbuka, Mas."
"Hanya untuk makan malam saja, Sayang," bujuk Ahlam.
Ellea pun mengikuti saja kemauan suaminya. Dia tidak ingin membuat malu Ahlam di acara makan malam tersebut.
Ahlam begitu terpesona ketika melihat sang istri sudah begitu cantik dengan gaun di tubuhnya. Ahlam memandang Ellea sampai tak berkedip.
"Jangan liatin aku kayak gitu," ucap Ellea sembari menunduk ke bawah karena malu.
Ahlam meraih dagu Ellea dan kini mereka berdua saling tatap.
"Kamu begitu cantik," puji Ahlam dan itu membuat wajah Ellea merona.
Tibanya di hotel mewah, Ahlam menggandeng tangan Ellea menuju sebuah restoran yang sudah dia pesan sebelumnya. Ellea terkejut dengan dekorasi di dalamnya. Di mana penuh bunga dan hanya ada satu meja di sana.
"Our first date."
Ellea terkejut dan langsung menoleh ke arah Ahlam yang sudah tersenyum begitu manis. Ahlam membawa Ellea menuju meja yang sudah dihias begitu indah. Lilin-lilin yang menyala di atas meja menambah suasana semakin romantis. Wajah Ellea begitu bahagia mendapat kejutan dari suaminya.
"Kamu suka?" Ellea hanya mengangguk dengan senyum yang begitu lebar.
Selesai menikmati hidangan makan malam romantis, Ahlam mengajak Ellea untuk menikmati pemandangan Ibukota dari lantai di mana mereka berada.
"Ellea, Sayang."
Panggilan Ahlam membuat pandangan Ellea teralihkan. Wajah Ahlam sudah begitu serius dan dia sudah meraih kedua tangan istrinya.
"Mas, ingin mengatakan sesuatu," ucapnya.
Dada Ellea mulai berdegup karena dia tidak pernah melihat Ahlam seserius ini. Pinggang Ellea pun sudah Ahlam rengkuh hingga tubuhnya begitu menempel dengan Ahlam.
"Mas mencintai kamu, Sayang."
...***To Be Continue***...
Banyakin komennya dong ...
Semoga kalian masih setia membaca kisah ini, ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Amang Awang
meleleh hati adek bang
2024-02-24
1
Ayu wandira Ayu
el juga mencintai mas iam....
2024-02-23
0
aisya
bahagia terusssss yaaaa
2024-02-22
0