17. Takjub dan Terpesona

Ahlam sudah memajukan wajahnya lagi, tapi Ellea sedikit memundurkan wajah hingga Ahlam terdiam dan menatap istrinya dalam..

"My first kiss."

Pelan, tapi mampu Ahlam dengar. Wajah Ahlam berubah seketika.

"Really?"

Ellea mengangguk dan itu membuat Ahlam tersenyum bahagia.

"I'm so lucky," balasnya seraya mengusap lembut pipi Ellea yang bersemu.

Kalimat Zeyn pada saat itu terpatahkan. Dia yakin jika Ellea bisa membuka hatinya. Buktinya, ketika dicium pun dia tak menolak.

Wajah Ellea sedikit memucat menahan perutnya yang begitu perih. Ahlam pun bangkit, tapi Ellea mencekal tangannya.

"Mau ke mana?"

"Ambil obat mag. Abis itu aku mau masak buat kamu makan."

Tatapan Ahlam begitu teduh dan menenangkan. Selalu ada di saat dia butuh bantuan. Tidak seperti dulu. Jika, magg-nya kambuh akan Ellea tahan supaya sang ayah tak tahu akan sakitnya. Pura-pura sehat padahal tubuhnya butuh istirahat. Itulah Ellea yang banyak berkorban untuk sang ayah tercinta.

Ellea tak mau Ahlam memasak sendiri. Dia kekeh ingin membantu dan alhasil Ahlam mengalah.

"Kamu bantuin potongin sayur aja, ya."

Ellea sesekali menatap punggung Ahlam yang berada di depan kompor. Terlihat dia begitu cekatan dan cukup lihai. Tak sampai setengah jam, masakan Ahlam sudah siap.

Ellea terlihat bangga pada hasil masakan suaminya. Ahlam melarang Ellea untuk makan sendiri karena itu masih sangat panas. Ellea sedikit terharu ketika Ahlam dengan telaten meniupi kuah sayur yang sudah dia ambil menggunakan sendok. Kemudian, memberikannya pada sang istri.

"Enak?"

Ellea mengangkat dua jempolnya dan itu membuat Ahlam tertawa. Di penghubung dapur dan ruang makan, seorang ayah menatap penuh bahagia anak-anaknya. Apalagi, sang putri tercinta yang tertawa begitu lepas.

"Sudah waktunya kamu bahagia, El."

.

Mereka mulai canggung ketika kembali ke kamar. Baik Ahlam maupun Ellea tak lantas naik ke tempat tidur. Mereka mematung dan mulai saling pandang karena bingung.

Ahlam mengambil bantal yang ada di atas tempat tidur. Dia tersenyum kaku ke arah Ellea yang membisu.

"Aku tidur di sofa."

Ahlam sudah melangkahkan kaki ke arah sofa. Lebih baik dia yang mengalah. Apalagi dia teringat ucapan Ellea jikalau ciu-man mereka tadi saja adalah first-kiss untuknya. Sudah pasti mahkota tertingginya pun masih tersegel rapih.

Bukannya naik ke atas tempat tidur, Ellea malah mengikuti langkah Ahlam. Kedua alis Ahlam pun menukik tajam.

"Apa suami-istri harus tidur terpisah? Meskipun dalam kamar yang sama."

Ahlam menghela napas berat. Dia menarik tangan Ellea agar duduk di sofa bersamanya. Menatap sang istri dengan begitu dalam.

"Kamu maunya bagaimana? Aku hanya tidak ingin kamu merasa terganggu apalagi risih karena aku tidur di atas ranjang berdua dengan kamu."

"Tapi, kamu kan suami aku sekarang. Aku gak mau berdosa karena tidak menunaikan kewajiban aku sebagai istri," jelasnya dengan begitu lemah.

Ahlam sedikit terkejut mendengar kalimat yang dikatakan oleh Ellea. Dia begitu takjub pada sosok wanita yang sekarang jadi istrinya.

"Boleh aku tanya sesuatu?" Ellea pun mengangguk.

"Jika, aku meminta hakku malam ini. Apa kamu bersedia?" Tubuh Ellea menegang seketika. Mulutnya sedikit terbungkam. Terlihat, jika Ellea belum siap.

"Aku gak mau memaksa, El. Aku tidak ingin kamu melayaniku dalam ketidaksiapan. Aku akan melakukannya ketika kamu sudah siap."

Hati Ellea mencelos mendengarnya. Dia menatap Ahlam dengan begitu dalam. Hingga sebuah kecupan Ahlam berikan di kening Ellea.

"Aku ingin lebih mengenal kamu lagi, istriku."

Ellea tersenyum mendengarnya. Lelaki di sampingnya begitu manis dan selalu membuat dirinya salah tingkah.

"Sekarang kamu tidur. Aku akan tetap tidur di sini."

Ahlam mengusap lembut pipi Ellea dan mengantar Ellea ke tempat tidur. Menaikkan selimut ke atas tubuh istrinya.

"Mimpi indah," ucap Ahlam sambil mengusap lembut ujung kepala Ellea.

"Kamu juga langsung tidur."

"Iya."

Sebenarnya Ahlam tak bisa tidur. Dia terus menatap ke arah Ellea yang memiringkan tubuhnya ke arah sofa di mana Ahlam tidur. Meskipun, kamar itu hanya diterangi lampu temaram, Ahlam masih bisa melihat jelas wajah Ellea yang begitu cantik ketika dia tertidur. Menatap wajah Ellea selalu membawa kesejukan.

Jam empat pagi, Ellea terbangun. Dia segera ke kamar mandi untuk membersihkan wajah. Lalu, menghampiri Ahlam yang masih terpejam sambil memeluk ponsel. Dengan penuh kehati-hatian Ellea mengambil ponsel Ahlam dan memindahkannya ke atas nakas yang berada di samping sofa. Dia juga membenarkan selimut di tubuh suaminya.

Padahal, pintu kamar ditutup dengan pelan. Namun, dapat membangunkan Ahlam yang baru tidur beberapa jam. Dia melihat ke arah tempat tidur. Ellea sudah tidak ada di sana. Dia mencari ponselnya dan melihat jam. Ahlam segera bangkit dan keluar dari kamar.

Dilihatnya Ellea sudah berada di dapur dan berkutat dengan bahan makanan. Rambutnya pun dia Cepol sehingga menunjukkan leher putih nan jenjang yang Ellea miliki.

Sudah setengah jam Ahlam berdiri di dekat dapur tanpa suara. Sang istri begitu bersahabat dengan alat masak. Hingga suara seseorang membuatnya menoleh.

"Setiap hari Mbak Ellea selalu seperti ini. Padahal, ada kami. Tapi, Mbak Ellea selalu ingin melakukannya sendiri."

Satu fakta baru terkuak. Ahlam semakin terpesona pada sosok Ellea. Pantas saja sang ayah ingin menjadikan Ellea menantu. Ternyata spek menantu idaman.

Ahlam kembali ke kamar. Dia akan melanjutkan tidurnya karena matanya sudah mulai tak bisa terbuka. Ahlam sedikit terkejut ketika merasakan sentuhan hangat di pipinya.

"Ke kantor gak?" Ellea sudah berada di sampingnya.

"Aku cuti dua hari. Besok baru masuk."

"Ya udah. Lanjutin lagi tidurnya," balas Ellea seraya tersenyum.

Lengan Ellea, Ahlam cekal. Ellea menoleh ke arah Ahlam yang masih setengah sadar.

"Mau ke mana?"

"Nyiapin baju kamu. Terus aku mau ke kamar Ayah."

"Apa gak bisa entar aja?" Ellea kembali duduk di samping sofa. Menatap sang suami dengan begitu dalam.

"Aku mau mastiin Ayah doang. Nanti aku balik lagi ke sini."

Ahlam terus menatap Ellea yang begitu sibuk di pagi hari. Dia benar-benar istri idaman.

Ahlam mencoba mengintip sang istri di kamar ayah mertuanya. Hatinya perih ketika Ellea membenarkan kemeja dan dasi yang dikenakan oleh ayah Rifal.

"Ternyata dia berperan seperti istri untuk ayahnya."

"El, Ayah bisa sendiri. Lebih baik kamu kembali ke kamar. Urus suami kamu yang benar."

"El, sudah menyiapkan semuanya untuk suami El sebelum El ke sini."

Ahlam melihat jika ada raut lelah yang Ellea sembunyikan. Senyumnya pun begitu berbeda.

Ellea kembali ke kamar. Dia mendengar suara gemercik air di dalam kamar mandi. Ellea memilih untuk merapihkan kasur dan juga sofa yang ditiduri oleh Ahlam. Tubuhnya menegang ketika sepasang tangan melingkar di depan perutnya. Wangi aroma mint dapat Ellea hirup.

"Jangan selalu memaksakan. Aku tahu kamu kelelahan."

Dengan lembut Ahlam memutar tubuh Ellea. Menatap Ellea yang membisu dengan bola mata yang sudah memerah.

"Tenagamu sudah banyak terkuras."

Ahlam memeluk Ellea dan bulir bening jatuh begitu saja. Tangannya pun sudah membalas erat pelukan Ahlam.

"Meskipun kamu tak menunjukkan. Aku dapat merasakan jika kamu sudah amat kelelahan. Jadi, istirahatlah, Istriku."

...***To Be Continue***...

Boleh minta komennya gak? Banyakin dong ..

Terpopuler

Comments

Yulia Wati

Yulia Wati

idaman para wanita, syangnya cm kbnyakan dinovel ja😅😅

2024-06-29

1

Indrijati Saptarita

Indrijati Saptarita

ahlam so sweet... elea pasti lelah...

2024-02-21

1

Rahmawati Abdillah

Rahmawati Abdillah

semoga lam mereka cepatenyadari perasaan mereka dan bisa saling mensupport satu a lain

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Permintaan Ayah
2 2. Meminta Restu
3 3. Perjanjian Sebelum Pernikahan
4 4. Ancaman
5 5. Pemain Cadangan
6 6. Menjaga Perasaan
7 7. Tak Ingin Menyakiti Lagi
8 8. Alasan Kenapa Tak Mengijinkan
9 9. Selalu Ada
10 10. Berbagi Beban
11 11. Tak Bisa Membantu
12 12. Ikatan Hati
13 13. Keinginan Setelah Menikah
14 14.Tak Segan Untuk Memeluk
15 15. Tak Henti Menetes
16 16. Tidak Suka
17 17. Takjub dan Terpesona
18 18. Tidak Sopan
19 19. Rutinitas Membakar Semangat
20 20. First Date
21 21. Wanita Liar
22 22. Sang Pembicara Memberikan Bukti Cinta
23 23. Tak Ingkar Janji
24 24. Second Date
25 25. Membalas
26 26. Mati Rasa
27 27. Kamu Tidak Sendiri
28 28. Memiliki Persamaan
29 29. Mengikhlaskan
30 30. Rindu Tak Bisa Bertemu
31 31. Siluet Kesedihan
32 32. Posesif dan Cemburu
33 33. Lelaki Normal Dan Tidak Belok
34 34. Sejenak Pergi Dari Kesedihan
35 35. Permata Berharga Nan Langka
36 36. Di Belakang Layar
37 37. Membalas Ucapan Pedas
38 38. Berlian dan Batu Kerikil
39 39. Pillow Talk
40 40. Pembersihan Massal
41 41. Rindu
42 42. Masam
43 43. Hadiah Dari Papi
44 44. Kecebong
45 45. Kebahagiaan
46 46. Menyeramkan
47 47. Mimpi Buruk
48 48. Sikap Tak Biasa
49 49. Mencoba Mengusik
50 50. Sulit Diretas
51 51. Drama
52 52. Siapa Yang Lebih Licik dan Cerdik?
53 53. Klarifikasi
54 Be smart reader
55 54. Semuanya Sudah Selesai
56 55. Anak Ayah
57 56. Dua Kesakitan
58 57. Sate Lilit
59 58. Ngidamnya Ellea
60 59. Embrio Ngadi-Ngadi
61 60. Ngidam Mahal
62 61. Lebih Ekstrem
63 Pengumuman
64 62. Hanya Rindu
65 63. Ketakutan
66 64. Ternyata Salah
67 Bonchap
68 TAMAT
69 Hurt Be A Love
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Permintaan Ayah
2
2. Meminta Restu
3
3. Perjanjian Sebelum Pernikahan
4
4. Ancaman
5
5. Pemain Cadangan
6
6. Menjaga Perasaan
7
7. Tak Ingin Menyakiti Lagi
8
8. Alasan Kenapa Tak Mengijinkan
9
9. Selalu Ada
10
10. Berbagi Beban
11
11. Tak Bisa Membantu
12
12. Ikatan Hati
13
13. Keinginan Setelah Menikah
14
14.Tak Segan Untuk Memeluk
15
15. Tak Henti Menetes
16
16. Tidak Suka
17
17. Takjub dan Terpesona
18
18. Tidak Sopan
19
19. Rutinitas Membakar Semangat
20
20. First Date
21
21. Wanita Liar
22
22. Sang Pembicara Memberikan Bukti Cinta
23
23. Tak Ingkar Janji
24
24. Second Date
25
25. Membalas
26
26. Mati Rasa
27
27. Kamu Tidak Sendiri
28
28. Memiliki Persamaan
29
29. Mengikhlaskan
30
30. Rindu Tak Bisa Bertemu
31
31. Siluet Kesedihan
32
32. Posesif dan Cemburu
33
33. Lelaki Normal Dan Tidak Belok
34
34. Sejenak Pergi Dari Kesedihan
35
35. Permata Berharga Nan Langka
36
36. Di Belakang Layar
37
37. Membalas Ucapan Pedas
38
38. Berlian dan Batu Kerikil
39
39. Pillow Talk
40
40. Pembersihan Massal
41
41. Rindu
42
42. Masam
43
43. Hadiah Dari Papi
44
44. Kecebong
45
45. Kebahagiaan
46
46. Menyeramkan
47
47. Mimpi Buruk
48
48. Sikap Tak Biasa
49
49. Mencoba Mengusik
50
50. Sulit Diretas
51
51. Drama
52
52. Siapa Yang Lebih Licik dan Cerdik?
53
53. Klarifikasi
54
Be smart reader
55
54. Semuanya Sudah Selesai
56
55. Anak Ayah
57
56. Dua Kesakitan
58
57. Sate Lilit
59
58. Ngidamnya Ellea
60
59. Embrio Ngadi-Ngadi
61
60. Ngidam Mahal
62
61. Lebih Ekstrem
63
Pengumuman
64
62. Hanya Rindu
65
63. Ketakutan
66
64. Ternyata Salah
67
Bonchap
68
TAMAT
69
Hurt Be A Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!