"Sayang."
Jantung Ellea sangat tak aman mendengar kata yang begitu spesial, tapi dengan mudah Ahlam katakan kepadanya. Ellea membeku seraya menatap Ahlam dengan tatapan penuh ketidakpercayaan.
"Boleh gak?" ulang Ahlam lagi.
"Kenapa dia manggil aku sayang? Apakah--"
"Ellea," panggilan Ahlam membuat pertanyaan di kepalanya buyar.
"Mas butuh jawaban kamu," paksa Ahlam.
"Terserah Mas aja," jawab Ellea dengan wajah bersemu.
Ahlam menarik tangan Ellea ke dalam pelukannya. Dia mengecup ujung kepala Ellea dengan begitu mesra. Tangan Ellea pun mulai melingkar di pinggang sang suami.
.
Ahlam tersenyum lebar ketika melihat pakaian kerjanya sudah Ellea siapkan di atas tempat tidur. Dia meyakini jika Ellea tengah berada di kamar ayahnya. Baru saja hendak mengambil kemeja, suara pintu terbuka membuat Ahlam menoleh. Sang istri sudah membawa nampan dan menghampirinya.
Susu full cream hangat yang menjadi minuman wajib sebelum Ahlam sarapan sudah Ellea siapkan.
"Bunda bilang, Mas gak suka minum kopi atau teh di pagi hari. Tapi, sukanya minum susu full cream hangat."
Ahlam tersenyum dan tangannya meraih susu yang Ellea berikan. Meminumnya sampai habis. Ellea malah tertawa ketika Ahlam mengembalikan gelas susu kepadanya.
"Kenapa?"
Ellea meraih tisu dan mengusap bibir atas Ahlam sambil berjinjit. Di mana sisa susu ada di sana. Tanpa Ellea duga, Ahlam merengkuh pinggang Ellea dan menempelkannya pada tubuh Ahlam. Mata Ellea seketika memandang wajah Ahlam dengan begitu dekat.
"Mas ingin memiliki rutinitas pagi yang membakar semangat," ucap Ahlam dengan Begitu serius.
"Apa?"
Ahlam menyentuh bibir Ellea dan itu membuat jantung Ellea berdegup begitu kencang.
"Mas ingin kamu membalasnya, Sayang."
Perlahan, tapi pasti, bibir Ahlam sudah mulai menempel di bibir Ellea. Sesapan yang Ahlam mulai masih membuat bibir Ellea tertutup rapat. Di sesapan berikutnya, bibir Ellea mulai membuka dan membalas apa yang dilakukan bibir Ahlam. Bahkan, dia begitu terhanyut hingga tak sadar Ahlam sudah menggendongnya bagai kangguru.
"Mas," panggil Ellea setelah wajah mereka berdua mulai menjauh. Posisi Ellea pun masih berada di gendongan Ahlam.
"Kenapa, Sayang?"
"Jika, Mas ingin melakukannya--"
"Tidak, Sayang. Kita pelan-pelan aja. Mas gak mau memaksa."
Ellea tersenyum dan itu membuat Ahlam semakin gemas. Mencium kembali bibir Ellea hingga mereka benar-benar puas.
Ahlam mengecup kening Ellea dengan begitu dalam setelah kegiatan morning kiss berkepanjangan usai.
"Makasih ya, Sayang."
Ellea mengangguk sambil membenarkan dasi di leher suaminya. Ahlam tak menyangka jika dia sudah memiliki rasa pada perempuan yang ayahnya jodohkan tanpa adanya rasa benci sama sekali kepada Ellea.
Di ruang makan, sudah tak ada siapa-siapa. Ellea bertanya kepada staff rumah tangga yang hendak membersihkan meja makan.
"Bapak udah berangkat, Mbak. Katanya lama nunggu pengantin baru mah."
Wajah Ellea memerah. Sedangkan Ahlam tersenyum mendengarnya.
"Bapak udah sarapan kok, Mbak."
Ellea mengangguk dan menemani suaminya sarapan. Sedangkan dia sedang tak bernafsu.
"Kamu gak makan?" Ellea menggeleng.
Ahlam mulai menyodorkan sendok berisi makanan ke depan bibir Ellea.
"Mas--"
"Makanlah, Sayang."
Kalimat itu mampu menghipnotis Ellea. Mulutnya pun mulai terbuka. Ahlam mengusap lembut ujung kepala sang istri. Di dapur dua orang staff rumah tangga tersenyum melihat manisnya sepasang suami istri yang ada di ruang makan.
"Karma baik pasti akan selalu menghampiri Mbak Ellea."
.
Hati Ahlam mencelos ketika Ellea meraih tangannya dan mencium punggung tangannya begitu sopan.
"Hati-hati ya, Mas."
Ahlam tak menjawab, tapi dia memberikan sebuah kecupan hangat di kening Ellea dan membuat hati Ellea menghangat seketika.
"Kamu istirahat, ya. Jangan kecapekan."
Setelah Ahlam pergi ke kantor, Ellea masuk ke dalam kamar. Menatap dirinya di depan cermin dengan tangan yang memegang bibirnya. Dia tersenyum kecil ketika dia dan Ahlam melakukan adegan dewasa yang cukup lama.
"Kenapa aku begitu menikmati setiap cumbuannya?"
Ahlam yang tengah mengemudi pun terus melengkungkan senyum. Dia teringat bagaimana Ellea membalas sesapannya dan membuat darah di tubuhnya mengalir cukup kencang. Hampir saja dia kebablasan.
"Ini bukan yang pertama untuk gua. Tapi, kenapa rasanya beda banget," gumamnya sambil fokus pada jalanan.
Wajah Ahlam begitu berseri dan bersinar. Dia terlihat begitu bahagia hingga para karyawan di sana membicarakan Ahlam. Lelaki itu terbilang begitu tegas dan jarang senyum. Tapi, hari ini dia begitu berbeda.
Apalagi ketika dia sudah memegang ponsel. Senyumnya tak pernah pudar dengan jari yang terus menari di atas layar benda pipih.
Ahlam begitu bersemangat ketika semua pekerjaannya sudah selesai dan bergegas untuk pulang. Tibanya di rumah, sang ayah mertua pun sudah ada di ruang keluarga.
"Baru pulang, Am?"
"Iya, Yah."
Ahlam mencari istrinya. Biasanya dia akan menemani ayahnya. Tapi, tidak ada di ruang keluarga.
"El udah tidur."
Sang ayah mertua seakan tahu pikiran Ahlam. Dia pun meminta ijin kepada ayah Rifal untuk ke kamar. Ahlam melebarkan mata ketika dia melihat istrinya tengah menahan sakit dengan posisi yang meringkuk di atas tempat tidur.
"Sayang."
Ahlam sudah berada di tepian tempat tidur. Dia melihat sang istri yang sudah begitu pucat dan tangan yang terus memegangi perutnya.
"Kamu kenapa?"
"Perut aku sakit."
Begitu lemah ucapan Ellea. Ahlam membantu Ellea untuk duduk. Dia terlihat begitu khawatir dengan kondisi Ellea sekarang.
"Mas panggil dokter, ya." Ellea menggeleng dengan cepat.
"Setiap datang bulan aku pasti begini, Mas. Jadi jangan khawatir."
Ahlam meyakini jika Ellea menyembunyikan ini dari ayahnya. Pura-pura tidur agar sang ayah tak melihat dia kesakitan. Ahlam memeluk tubuh Ellea. Memberikan usapan lembut di atas perut istrinya.
"Mau Mas kompres?" Ellea menggeleng.
"Jangan ke mana-mana, Mas."
Mata Ellea terpejam, tapi tangannya memeluk erat pinggang Ahlam. Lima menit berselang, Ellea tertidur di dalam pelukan Ahlam.
"Terus menahan sakit demi tak ingin melihat ayahnya sedih. Terbuat dari apa hati kamu, Sayang?" Ahlam mengecup kening Ellea dengan begitu dalam.
Malam ini Ahlam terpaksa tidur di samping istrinya. Dia pun tak sempat berganti pakaian. Sedikit saja Ahlam menggeser tubuhnya, ringisan kecil akan keluar dari bibir Ellea.
Ahlam menatap wajah Ellea yang begitu damai. Tangannya berada di atas perut Ahlam. Setan mulai merasuki tubuh Ahlam. Dia mencium bibir Ellea dengan keadaan Ellea tertidur. Menyesapnya berkali-kali hingga dia tersadar jika dia tidak boleh mengambil kesempatan dalam kesempitan. Alhasil, Ahlam harus bisa menahan sesuatu yang mulai menegang.
Tengah berusaha menahan napas, Ellea malah mendekatkan wajahnya ke leher Ahlam. Deru napas Ellea membuat bulu kuduk Ahlam meremang. Tangan Ellea pun malah bergerak ke bawah di mana ada rudal yang ingin keluar dari sarang. Tangan Ellea malah berhenti tepat di atas sana.
"Jangan siksa Mas, Sayang!!"
...***To Be Continue***...
Boleh minta komennya??? Banyakin dong ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Amang Awang
beehhh.... tangan harapan dikondisikan el
2024-02-24
0
Indrijati Saptarita
hadeuuuuhhh....
2024-02-23
0
❤BadranayaShankara0509
cieeeee .... yg lagi kasmaran . Suit²...
ikutan baper dah 🥰🥰🥰🥰
2024-02-22
0