Semakin hari, perilaku mas Yogi semakin menjadi-jadi, bahkan saat aku hamil tua dan siap melahirkanpun mas Yogi masih tetap berperilaku seperti itu, hingga akhirnya tiba waktuku melahirkan, alhamdulillah mas Yogi ada di sampingku saat itu.
"alhamdulillah, anak kita sudah lahir .. Laki-laki dek .. " ungkao mas Yogi mengabarkan kelahiran anak ku
"iya mas, alhamdulillah, .. Mas ..kita udah punya anak, jadi rubahlah sikapmu mas, aku akan kesusahan kalau merawat bayi sendirian". Pintaku kepada mas Yogi dengan sedikit mengeluh karena tingkah lakunya setiao hari yabg pergi magrib pulang subuh
"iya dek .. Mas akan lebih sering dirumah bantuin kamu jagain anak kita". Kala itu jawabnnya mampu membuatku percaya kalau dia akan benar-benar berubah
Namun, setelah umur anakku menginjak usia 3 bulan, mas Yogi kembali dengan perilakunya seperti semula, berangkat magrib pulang subuh, alasannya sama ketika mau pamit, pergi sebentar ada urusan, tapi lagi-lagi itu hanya alasan, aku sendiri nggak tau apa urusannya sampai memakan waktu lama dan tega meninggalkan aku dan bayinya
Lama-lama aku mulai menyerah dan tidak sanggup dengan tingkahnya, aku punya suami tapi layaknya tak punya suami, mengurus segala sesuatu sendiri tanpa bantuan mas Yogi.
"mas, aku sudah nggak sanggup dwngan tingakah kamu, silahkan kamu pergi dari sini, biar aku mengurus anak ku sendiri seperti yang aku lakukan setiap hari, kamu selalu pergi dan pergi tanpa peduli dirumah apa yang aku alami, pergilah mas .. Pergiii.. Pergiiiii .... hiikz hiikz hikz ". Aku mengusir mas Yogi dengan isak tangis, karena aku sudah tidak sanggup dengan tingkahnya
Dan itulah perpisahanku dengan mas Yogi yang pertama. Kami berpisah walau hanya sebatas pisah agama
Akhirnya aku tinggal hanya berdua dengan bayiku. Namun, aku bingung bagaimana dengan anakku karena setelah ini aku harus bekerja lagi sebagai tenaga kesehatan. Akhirnya aku memutuskan untuk menghubungi ibu dan ayahku. Sehingga mereka mau tinggal ditempat tinggalku, karena jika aku yang pulang, akan memakan banyak waktu saat aku akan bekerja
Hari-hari aku lalui tanpa adanya mas Yogi. jangankan wujudnya, kabarnya pun tak pernah aku ketahui. Bahkan tidak ada satupun keluarga mas Yogi yang datang mempertanyakan hubungan ku dengan mas Yogi
Selama 2 tahun aku mengurus anakku dibantu ayah dan ibuku sendiri, tanpa sedikitpun ada andil dari keluarga mas Yogi
Setelah kurang lebih 2 tahun kami berpisah, aku mendengar kabar kalau dia masuk rumah sakit karena berusaha bunuh diri dengan meminum racun. Alasannya karena katanya keluarganya tidak mengizinkannya kembali rujuk denganku. Akhirnya aku menjenguknya dengan membawa serta putraku
Sesampainya disana dia menangis sesegukan karena melihat anakku yang sudah tumbuh besar, gensut dan ganteng. Dia meminta untuk menggedong anakku, tapi aku tidak mengizinkan, karena aku bum terima, dia selama ini tidak peduli kenapa sekarang mau gendong anakku
"tolong dek, mas mau lihat anak kita dek, mas mau gendong dia huu huu huuu ". Pintanya memelas kepadaku
"buat apa mas, buat apa kamu mau susah payah gendong anakku, selama 2 tahun mas, 2 tahuun kamu sama sekali tidak peduli dengan anakmu, kenapa sekarang kamu peduli, jangan pernah coba-coba mengambilnya dariku". Jawabku ketus dengan mata yang sudah dipenuhi samudra air mata
"dek.. Mas mohon.. Kita rujuk ya, kita kembali bersama agar anak kita seneng". Pintanya dengan suara parau
Tak berselang lama, ada beberapa tetangga yang menjenguknya dan mereka juga mengenalku.
"ya ampun Ren, anakmu ganteng sekali, gendut, sehat.. Padahal kamu ngurus sendirian ". Ucap salah satu ibu-ibu yang menjenguk
"iya .. Kamu lihat Yogi.. Bahkan tanpa bantuanmu sedikitpun Renata bisa mengurus anakmu dengan baik". Timbal salah satunya lagi. Aku merasa ada yang membela, tapi juga merasa iba dengan mas Yogi, kondisinya yang sedang tak baik ditambah dengan ucapan-ucapan tetangganya, yaa ..walaupun itu faktanya
"yasudah, aku permisi buk ibuk .. Mas .. Aku pulang,, assalamualaikum " pamitku pada mereka, aku tak mau berlama-lama disana
"tolong fikirkan permintaan mas tadi dek, demi anak kita ". Aku bergeming, tak menghiraukan ucapannya, namun aku benar-benar mempertimbangkannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments