Terbongkarnya tabiat suamiku

Hari itu, setelah aku mendengar berita penggrebekan mas Yogi dalam kasus narkoba yang tentu saja kabar itu meluluh lantahkan hidupku, semakin hancur aku dibuatnya, bukan hanya sekedar kebohongan judi dan miras saja, ternyata mas Yogi lebih dalam terjerumus dalam kelamnya dunia.

Keesokan harinya, keluragaku dan keluarga mas Yogi datang ketempatku

"Ren, tebuslah Yogi agar dia tidak ditahan polisi, agar tidak dipenjara tapi direhabilitas saja". Pinta ibu mas Yogi dengan entengnya seperti aku ini adalah sapi yang sudah ditusuk hidungnya, yang akan patuh dengan semua kata-katanya

"nggak akan aku keluarin uang ku walaupun cuma seperak buat nebus dia, terserah ibuk mau manganggap aku istri dan mantu durhaka, tapi itu semua ulahnya sendiri, aku sudah berulang kali mengingatkan, tapi selalu diabaikan, biarkan saja dia dipenjara, biar menyadari kesalahannya .. Hikz.. Hikz..hikz..". Bantahku keoada ibu mertua. Karena beliau terkesan terus membela mas Yogi padahal sudah jelas-jelas mas Yogi bersalah, masih mau di tutupi

"ibuk itu juga mikirin kamu dan anak-anak kamu Ren, kalau Yogi dipenjara gimana dengan kerjaanya, gimana mau kasih nafkah ke kalian, gimana nasib anak-anakmu, kamu dibilangin kok ngeyel .. Mikirnya jangka panjang Re, jangan cuman mikirin ego kamu sendiri". Ketus mertua ku menjawab ucapanku barusan, dia fikir selama ini hasil kerja mas Yogi untuk menafkahiku, heehhh ... Bahkan kami makan dan untuk keperluan anak-anak ku pun menggunakan hasil kerjaku sendiri

"sejak kapan mas Yogi menafkahiku buk, sejak kapan mas Yogi memikirkan anak-anaknya, kalau memang dia berfikir pasti sebelum melakukan maksiat itu dia bisa berfikir, akan kehilangan pekerjaan itu,, tapi ku rasa mas Yogi tak akan berfikir seperti itu, karena dia tidak ngrasain susahnya cari kerja, dia masuk kerja atas rekomendasi ku karena atasannya adalah temanku, bukan dari usaha atau bakatnya sendiri" sambungku tak kalah panjang memjawab mertuaku

Ya.. Mas Yogi mendapatkan pekerjaan atas permintaanku pada salah seorang temanku, karena dia kasian dengan ku makan mas Yogi pun diterima bekerja disitu sebagai staf di tempat ku bekerja

"kalau kamu nggak mau jamin Yogi yasudah, kamu nikmatin sendiri tanpa ada suami kamu, ibuk cuman menyarankan yang terbaik saja". Suaranya melunak tapi terkesan tertekan karena keinginannya tidak aku penuhi

"sebelum hari ini pun aku sudah merasakan itu buk, tanpa ada suami, statusnya memang suamiku, tapi manusianya tak pernah ada saat kami sedang butuh dilindungi". Kembali aku menjawab mertuaku karena hatiku sudah benar-benar dongkol dibuatnya

Sore hari, keluarga mas Yogi pulang, tinggal aku ditemani oleh keluargaku dan saudara-saudaraku. Waktu itu anak keduaku berusia kurang lebih 6 bulan .

Setelah kejadian itupun hatiku setiap hari bertambah perih mengingat semua kebohongan dan tipu muslihatnya, setiap hari yang kurasakan hanyalah sedih tak berujung karena ulahnya.

Sampai suatu ketika aku meraskan sesak yang teramat sesak didadaku, sangat sulit aku mengatur nafasku bahkan aku sampai pingsan. Ketika sadar aku sudah berada diruang ICU salah satu rumah sakit swasta. Suasana diruang itu sangat sendu.

Setelah aku berada diruang rawat, dokter menghampiriku dan memeriksa keadaanku sekaligus menyampaikan hasil pemeriksaan awalku

"mbak Renata, ya.." sapa sng dokter dengan ramah

"iya dok.. kenapa saya kemarin susah bernafas ya dok, sesak dan sakit sekali rasanya...". Aku mengutarakan apa yang kurasakan kemarin, namun tak terasa air mataku lolos begitu saja seiring dengan ingatanku yang kembali mengingat mas Yogi

"mbak jangan terlalu banyak berfikir yang negatif mbak, fikirkan duku kesembuhan mbak Renata, yang bikin perasaan mbak sakit, dilupakan dulu".sarannya untukku, sepertinya tau apa yang sedang memenuhi kepalaku. Tentu saja tekanan dari masalah yang timbul

"memangnya saya sakit apa dok.. Setau saya.. Saya tidka punya riwayat penyakit serius dok ". Tanyaku penasaran pada sang dokter

"Allah itu memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba tersebut mbak, jadi saya yakin mbak pasti mampu melewati masa ini". Jawabannya tak menjawab pertanyaanku, malah terkesan memberi isyarat bahwa aku sedang sakit keras

"iya dok, saya percaya itu, jadi saya sakit apa dok ?". Tanya ku lagi sedikit memaksa

"mbak Renata.. Pada jantung mbak Renata terdapat tumpukan lemak, yang menjadikan mbak Renata sesak bernafas karena kinerja jantung terhambat oleh tumpukan lemak tersebut " jawab sang dokter dengan santun dan hati-hati

"apaaa... Saya sakit jantung dok, tapi sebelumnya saya nggak punya penyakit jantung dok.. Kenapa tiba-tiba saya bisa linya penyakit jantung?". Jawabku dengan lirih dan kembali air mataku lolos

Ya Allah.. Ujian apa lagi yang kau timpakan padaku .. Huuu huuu hhuuuu

Episodes
Episodes

Updated 45 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!