Terbongkarnya tabiat suamiku

"aku tidak akan menyentuh calon istriku, akan aku sentuh kamu saat kamu sudah sah menjadi milikku" ucapnya kala aku mulai meragukan perasaannya

-------------

Hubunganku dan mas Yogi tetap terjaga baik meski banyak yang harus kami lalui. Ada kalanya ketika aku kadang merasa benar-benar tak sanggup lagi dengan yang kami hadapi, mas Yogi selalu bisa menenangkan hatiku kembali.

"dek .. Jangan pernah berfikir untuk menyerah dengan hubungan kita, yang menjalani adalah kita, yang merasakan juga kita .. Gak usah kamu dengerin omongan orang yang isinya cuman menjatuhkan mental kita " ucapnya waktu dia melihatku nampak gundah setelah mendengar ucapan salah satu teman si kembar (mantannya)

"tapi yang mereka katakan benar adanya mas, aku.. Jangankan kamu ajak kerumah orang tuamu untuk berkenalan, kamu mengajakku jalan berdua saja tidak pernah, kamu malah lebih asyik jalan dengan teman-teman mu " gerutuku sambil memanyunkan bibir khas wanita yang ingin dimengerti

"aku tidak akan menyentuh calon istriku, akan aku sentuh kamu saat kamu sudah sah menjadi milikku" ucapnya kala aku mulai meragukan perasaannya

Tentu saja sebagai wanita normal dan faham sedikit tentang agama aku sangat merasa bahagia dengan prinsip yang dimilikinya, dan itu terbukti. Saat dia datang bertamu dirumahku (ngapel bahasa kerennya ) dia benar-benar sama sekali tak menyentuhku. Bahkan dia meminta agar ayahku tetap menemani, jadi aku diapelin dalam pengawasan ayahku hingga aku pun kembali yakin dan bertambah yakin bahwa dia adalah laki-laki yang baik..

Waktupun berlalu..

Tiba dipenghujung masa SMA, aku punya cita-cita untuk menjadi seorang dokter dan aku memohon kepada orang tua ku untuk mengizinkan ku kuliah di jurusan kedokteran.

"yah.. Aku nanti mau kuliah.. Aku pengen jadi dokter.. Jadi aku mau kuliah jurusan kedokteran ". ungkapku pada ayahku setelah aku selesai melakukan ujian nasional meski belum dinyatakan lulus

"kenapa kedokteran nak, kedokteran itu mahal, bapak tidak punya uang untuk biaya kuliah kedokteran " jawaban ayahku yang tentu saja membuatku sedikit menelan kekecewaan

"karena cita-citaku dari dulu ingin jadi dokter yah, aku akan belajar dikedokteran, dan setelah sukses aku akan bantu keluarga kita yang sering sakit " sanggahku kepada ayahku,

"kuliah kedokteran itu mahal nak, ayah takut malah berhenti ditengah jalan karena ayah tak mampu membiayai kamu, kuliah saja jadi guru nak .. Teruskan jejak bapak menjadi guru agama islam, kamu akan dapat bukan cuma materi tapi juga ibadahmu kepada Allah karena mendidik anak-anak dengan ilmu agama ". Jawaban ayahku, tentu saja hatiku menolak, karena aku sama sekali tidak berminat dan tidak berbakat menjadi seorang guru

"aku sama sekali tidak berminat dan tidak berbakat menjadi guru pak, aku ingin jadi dokter ". Setengah merajuk aku mengungkapkan isi hatiku, meski aku tau yang dikatakan ayahku benar

"yo wis nak, kualiahlah tapi jangan kedokteran, bapak nggak sanggup.. Jurusan perawat saja .. Kalau perawat insyaAllah ayag masih sanggup " akhirnya ayahku mengizinkan aku jurusan kesehatan, yaa.. Meskipun bukan kedokteran yang aku inginkan

"iya pak gak papa .. Yang penting masih dibidang kesehatan, gak jadi dokter jadi perawat juga nggak apa-apa, tetap bisa bantu keluarga kita nantinya". imbuhku setelah mendengar jawaban ayahku dan setelah kubulatkan niatku untuk tetap kuiah jurusan kesehatan

"ya wis.. Belajarlah yang sungguh-sungguh.. Agar cita-citamu tercapai dan bapak akan berusaha untuk mencukupi biaya kuliahmu, sebenarnya bapak pengen kamu jadi guru agama seperti bapak, tapi yasudah gak papa" akhirnya ayahku setuju dengan pilhanku

Episodes
Episodes

Updated 45 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!