Di Rumah Mertua!

Dasar tidak waras. Beraninya dia membangunkanku sepagi ini. Aku doakan, semoga kau mengalami kesialan. Lagi-lagi Maryam mengumpat di dalam hatinya, ia menatap punggung Danish penuh kebencian. Ia masih meratapi kesialannya karena menjadi istri dari pria yang paling ia benci di semesta.

Hay... bangun. Maryam yang sedang asyik tidur di sofa di bangunkan dengan kaki. Iya, pagi tadi Danish membangunkan Maryam dengan kakinya, ia menendang pelan betis Maryam dengan kakinya yang sudah di lapisi sepatu mahalnya, ia memperlakukan Maryam seolah gadis itu najis yang harus di hindari.

Mmm, di mana ini? Maryam kembali bergumam, ia menatap takjub pada halaman depan rumah megah yang ia datangi. Namun sedetik kemudian Maryam mulai menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Maklum saja, walau ia berstatus sebagai istri dari seorang Danish, ia sama sekali tidak mengenali pria itu, seolah pria itu adalah makhluk langka yang datang dari neraka dan tiba-tiba membakar dunia bahagianya.

"Selamat pagi Tuan muda." Sapa wanita paruh baya yang membukakan pintu.

Saat ini Maryam sudah berada di sebuah rumah mewah berlantai tiga dengan halaman luas, begitu Maryam memasuki rumah, matanya langsung di manjakan dengan pemandangan luar biasa, yang membuat Maryam takjub, sepasang suami-istri paruh baya yang seusia dengan Ummi dan Abbinya sedang berdiri menyambut kedatangannya, wajah itu mengukir senyuman semanis madu, dan untuk sesaat Maryam menatap wajah Danish, wajah itu tetap menyebalkan seperti biasa, dan di detik selanjutnya Maryam kembali menatap sepasang suami istri itu, sosok yang ia yakini sebagai kedua orang tua suami menyebalkannya.

Jangan bertanya kenapa Maryam tidak mengenali mertuanya, karena itu di luar kuasanya, Danish yang menyebalkan menariknya ke dalam hubungan rumit ini, mereka menikah di saat kedua orang tua Danish berada Turki untuk mengunjungi putra mereka, atau tepatnya adik satu-satunya yang Danish miliki.

"Sayang, maafkan Bunda karena tidak bisa menghadiri pernikahan kalian. Itu karena..." Tatapan wanita paruh baya itu setajam belati, ia melirik putranya seolah lirikan itu akan menembus jantung putranya.

"Ayah juga minta maaf, nak. Kami minta maaf karena tidak bisa menyaksikan pernikahan kalian, putra nakal kami tidak mengatakan apa pun. Untungnya Mbok Suji memberitahukan kami semalam, dengan begitu kami bisa memaksa Danish untuk membawamu pulang." Ujar laki-laki paruh baya yang akhirnya Maryam ketahui sebagai ayah mertuanya.

Ooo... jadi itu alasanmu membawaku di pagi buta, Itu karena kau takut pada Ayah dan Bunda. Akhirnya aku menemukan kesenangan baru, mari, aku sudah siap untuk saling menggigit denganmu. Batin Maryam sembari memamerkan senyuman termanisnya.

"Kata Mbok Suji, kau masih kuliah, apa itu benar?" Bunda memegang lengan Maryam dan mengajaknya duduk di sofa saling bersebelahan.

"Iya, Bun. Saya masih kuliah. Hanya saja, putra Bunda tidak sabaran untuk menikah." Maryam berterus terang sembari melirik Danish dengan tatapan sok genit.

"Danish melakukan hal baik karena memilihmu, dengan begitu ia akan terhindar dari si belut kerempeng itu." Celoteh Bunda sambil membayangkan sosok yang sangat mengganggunya.

"Belut? Kerempeng? Maksudnya?" Maryam bertanya dengan polos namun di sambut oleh kekehan dari Ibu mertuanya.

"Bunda, namanya..."

"Bunda tidak perduli siapa pun namanya, yang harus kau lakukan, kau harus membuat menantu Bunda bahagia, jika kau sampai menyakitinya, Bunda akan berdiri di barisan pertama untuk melindunginya, kau paham?" Bunda memperingatkan Danish sambil menunjuk dengan jari telunjuknya, jika sudah begini, Danish tidak akan bisa berkutik, ia memang sedingin salju jika menyangkut orang lain, namun jika berhadapan dengan kedua orang tuanya, sikap arogannya luruh tanpa ada bantahan.

"Ayo, sayang, kita sarapan. Setelah itu kita akan berkunjung ke rumah kedua orang tuamu. Bunda ingin tahu sosok hebat yang telah mendidik gadis manis sepertimu. Tapi sebelum itu, kalian harus berganti pakaian.

Danish, kau mencari masalah! Seharusnya kau tidak perlu datang ke tempat ini walau bunda memaksa, dengan begitu kau akan selamat dari segalanya. Berkunjung kerumah itu lagi? Cihh, aku bahkan tidak ingin melakukannya walau hanya di dalam mimpi. Danish bergumam di dalam hatinya, ia ingin berontak dan menjauh dari yang namanya keluarga, semuanya akan terasa sulit jika bundanya sampai ikut campur dalam pembalasan yang sudah ia susun sedemikian rupa.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!