Lamaran Yang Tak Diinginkan!

"Bagaimana perasaanmu?"

"Tidak, jangan. Kau tidak boleh bangun, kata dokter kau pingsan karena shock." Alkea mencoba menahan Maryam agar tidak bangun dari ranjang.

Hiks.Hiks.Hiks.

"Kakak, dosa apa yang telah ku lakukan sampai musibah sebesar ini menimpaku?"

"Kakak tahukan? Aku tidak pernah berpegangan tangan, berpelukan, apa lagi berciuman dengan laki-laki yang tidak halal bagiku. Jangankan melakukan dosa itu, aku bahkan tidak pernah berpacaran agar aku terhindar dari perbuatan maksiat yang bernama Zina." Maryam memeluk Alkea, ia terisak dalam pelukan Kakak sepupu yang sekaligus istri dari kakak lelakinya.

"Demi Allah, kak. Aku tidak tahu bagaimana peristiwa itu bermula. Tiba-tiba aku terbangun di kamar asing dengan pria asing yang menatapku dengan tatapan jijik." Maryam kembali terisak. Ia tidak perduli pada dirinya sendiri, ia hanya khawatir orang-orang akan menatap Ummi dan Abbinya dengan tatapan meremehkan.

"Kau tahu? Kakak tidak bisa memberimu saran apa pun, semua ini terlalu mengejutkan bagi Kakak.

Bagi kita yang mengerti agama, menghabiskan malam dengan pria asing merupakan bukti betapa buruknya kita sebagai manusia karena telah menghalalkan perbuatan zina.

Kakak, minta maaf Dek. Sebenarnya Kakak juga marah padamu, namun kemarahan Kakak tidak sebesar kemarahan Ummi. Jadi, Kakak memohon agar kau tidak putus asa pada sikap Ummi. Kau harus bekerja keras untuk mendapatkan maafnya." Alkea menangkup wajah pucat Maryam, ia berusaha menenangkan adik perempuannya.

"Aku merasa tenang, Kak. Terima kasih sudah mendengar keluhanku. Aku janji tidak akan berputus asa dari rahmat Allah walau cobaan ini terasa sangat menyesakkan." Maryam kembali memeluk Alkea, ia merasa lega setelah menumpahkan segala resahnya.

"Begitu dong, ini baru adiknya Kakak." Alkea mencubit hidung bangir Maryam, mata besar gadis itu terlihat berkaca-kaca. Ketenangan sekaligus kesedihan memenuhi relung jiwanya namun hal itu tidak membiarkannya menjadi gadis lemah. Inilah fungsinya keluarga, selalu menguatkan di kala dunia tak lagi seindah surga.

"Apa kau sudah sarapan?"

Maryam merespon dengan cara menggelengkan kepala. Bagaimana ia bisa makan saat dunia mengutuknya dan saat Umminya sendiri tidak ingin menatap wajahnya.

"Dek, apa kau mendengar suara keributan?" Alkea kembali bertanya, sekilas ia mendengar suara teriakan Ummi Raina.

Lagi-lagi Maryam merespon hanya dengan menggelengkan kepala. Karena terlalu sedih, ia bahkan tidak bisa mengalihkan fokusnya.

"Kakak rasa, di bawah memang ada keributan. Ayo, kita harus turun." Alkea menarik lengan Maryam, teriakan Ummi Raina semakin menggema di indra pendengarannya.

Satu menit kemudian Alkea dan Maryam sudah berada di lantai bawah, dan hal yang di takuti Alkea benar-benar terjadi. Amarah Ummi Raina meledak, wajah beliau memancarkan aura kebencian. Maryam yang berdiri di samping Alkea mematung dengan tubuh bergetar.

Kenapa Iblis itu ada di sini? Apa dia datang untuk meledekku karena seluruh keluarga mengutukku? Dasar berengsek! Batin Maryam sembari mengepalkan tangannya. Langkah kakinya terhenti sesaat setelah melihat sikap agresif Umminya.

"Beraninya kau menginjakkan kaki di rumahku? Apa kau tahu kalau saat ini aku ingin membunuhmu?" Sentak Ummi Raina sambil menarik kerah baju pria itu, sosok Danish Eliyas Basyir terlihat santai dan tak perduli.

"Percuma anda mengutukku, toh seluruh dunia sudah tahu kalau putri kalian sudah ternoda. Masih untung aku mau bertanggung jawab. Jika tidak, putri berharga kalian hanya akan menjadi barang langka tidak berguna." Ucapan ketus Danish membuat Abbi Shawn murka, tanpa berpikir panjang beliau langsung melayangkan pukulan di pipi kiri Danish.

Cihh!

Danish meludah kesembarang arah, gusinya berdarah namun ia sangat puas melihat semua orang menderita, termasuk Maryam yang berdiri mematung dengan wajah pucat.

"Beraninya kau mengatakan putri kami barang tidak berguna?" Abbi Shawn berteriak. Kali ini beliau melayangkan tendangannya tepat di perut Danish.

"Untuk kali ini aku memaafkan ketidak sopanan kalian, lain kali aku tidak akan melakukannya.

Dan satu lagi, aku tidak tertarik mendengar kutukan atau kemarahan kalian. Tujuan kedatanganku sangat baik, jika kalian berubah pikiran, kalian bisa menghubungiku di nomor ini." Dengan santainya Danish meletakkan kartu namanya di atas meja. Pria kurang ajar itu langsung pergi tanpa berbaik sedikitpun.

Melihat ketidak sopanan pria itu pada Ummi dan Abbinya membuat Maryam hilang akal, ia bersimpuh di lantai dengan amarah membuncah.

Aku tidak menginginkan lamaran dari pria brengsek sepertimu. Sikap kurang ajarmu pada Ummi dan Abbi membuatku muak. Kau menginginkan pernikahan ini, kan? Ayo, kita akan pergi keneraka bersama-sama. Batin Maryam sembari menghapus matanya yang berair. Ia meraih kartu nama yang di tinggalkan Danish, kemudian pergi meninggalkan Mansion Dinata bersama kesedihan Ummi dan Abbinya.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!