BAB 19 - MAIN KE RUMAH ALENA

Malam ini terlihat sangat sepi. Terlihat di luar rumahnya Nuria masih hujan rintik-rintik. Suasana jalan terlihat sepi karena imbas dari hujan. 

Malam ini Nuria sudah ada janji akan main ke rumahnya Alena, karena dia ada perlu sesuatu dengan Alena.

“Hih, malah hujan lagi diluar! Bikin BT aja deh. Dirumah mana sepi banget lagi?” Ucap lirih Nuria sambil melihat ke arah luar rumah.

Nuria hanya bengong saja di dalam rumah sambil menonton kartun spongebob dan ditemani dengan secangkir kopi di mejanya.

“Oh iya, telepon Alena dulu ah. Biar dia nggak kelamaan nungguin gue dirumahnya, takutnya dia ngereog kalau gue nggak ngasih kabar ke dia!” Ucap Nuria.

Nuria kemudian mengambil handphonenya yang berada di atas meja televisinya.

Kring….kring…kring…!

Suara handphonenya Alena berdering kencang. Saat Nuria mencoba menghubungi Alena, Alena terlihat masih sibuk makan di ruang makan, sehingga telepon dari Nuria pun tidak terjawab oleh Alena.

“Ih, kemana sih nih anak di telfon dari tadi sok-sokan nggak mau ngangkat lagi, sudah kayak artis saja nggak ngangkat telfon sok jual mahal!” Ucap Nuria jengkel.

Nuria kemudian terdiam sesaat dan melamun ke arah pintu rumah.

“Hemm…apa gue langsung ke rumahnya Alena sekarang saja ya! Tapi di luar masih gerimis sih, nanti kalau gue langsung ke rumahnya Alena terus gue kena air hujan bisa-bisa badan gue karatan dong kan nggak biasa kena air hujan.” Tambah Nuria.

Nuria kemudian ke depan rumah dan mencoba memperhatikan lebih dekat ternyata saat ini hujan mulai reda.

“Wah, alhamdulillah sudah mulai reda nih hujannya?” Ucap Nuria.

Nuria kemudian bergegas ke dalam rumahnya sambil mengambil motornya yang terparkir di dalam rumahnya. 

Tak lupa dia menyiapkan perlengkapan jas hujan juga agar waktu dia pulang dari tempat Alena tidak terjebak hujan lebih lebat kembali dari saat ini.

Setelah dikira sudah lengkap, Nuria kemudian melajukan motornya dengan melaju pelan-pelan karena jalan menuju rumahnya Alena sangat licin.

Terlihat di depan ada jembatan kali yang penerangannya cukup minim dan jalan sangat jelek membuat Nuria harus berhati-hati mengendarai motornya dan berjalan dengan pelan-pelan saat melintasi jalan tersebut.

Gubrak…!

Tiba-tiba Nuria terjatuh dari motornya dan badannya masuk ke dalam kubangan air hujan. Seketika baju Nuria langsung basah dan kotor.

“Ah, anjir badan gue kotor semua! Pake acara jatuh lagi nih di kubangan!” Teriak Nuria jengkel.

“Untung nggak ada orang lewat disini, yang ada gue malu kalau sampai ada yang lihat!” Ucap lirih Nuria.

Nuria kemudian segera bergegas membersihkan bajunya dari kotoran tanah yang bercampur air di badannya.

Saat dia sibuk membersihkan bajunya, terlihat di belakang Nuria ada seikat pocong mendekatinya. Nuria menolehkan wajahnya kebelakang dan melihat pocong tersebut dengan raut wajah yang kaget.

“Hoi, ngapain lu di belakang gue. Mau ngerampok lu ya!” Teriak Nuria sambil melotot ke wajah pocong tersebut

“Anjir nih betina, baru dateng sudah diomelin gue. Heh, betina lu jangan suudzon dulu ya sama gue! Gue ini anak baik-baik, nggak bakal ngerampok lu!” Jawab pocong tersebut

“Terus kalau nggak ngerampok, lu mau ngapain ke sini! Mau lomba berenang sama gue ya.” Tanya Nuria

“Lah, sejak kapan pocong bisa berenang! Tangan gue saja diiket kayak gini mau berenang, yang ada tenggelam kayak batu gue nanti.” Balas si pocong tersebut

“Halah bulsit, nggak percaya gue!” Jawab Nuria

“Lah, emang lu nggak liat tangan gue diiket nih, badan gue juga dibungkus dah kayak lontong sayur nih.” Sahut si pocong

“Eh, sebenernya lu siapa sih sok-sok an kesini?” Tanya Nuria heran

“Lah, lu nggak tau gue siapa! Gue artis.” Ucap pocong tersebut ke Nuria

“Artis? Artis apaan! Artis bok*p ya lu.” Jawab Nuria asal jeplak mulutnya

“Astagfirullahal adzim, pocong sampai istighfar melihat tingkah laku manusia nggak ada akhlak kayak lu!” Ucap pocong

“Iya kan gur nggak tau, mana ada bentukan kayak kue rengginang kayak gini artis.” Balas Nuria

“Kue rengginang. Enak banget lu ngomong, kostum gue dari dulu memang seperti ini kayak kue lemper!” Ucap pocong

“Bodo amat lah, mau kue lemper kek, mau kue rengginang kek, gue nggak kenal lu!” Jawab Nuria judes

“Lah, ini anak beneran nggak tau gue siapa, apa memang dia ini buta ya!” Ucap pocong sampai terheran-heran

“Iya mana gue tau, orang kita saja baru ketemu disini kan!” Jawab Nuria

“Iya juga sih, heh betina gue ini pocong! Lu tau kan pocong itu kerjanya ngapain!” Ucap pocong tersebut sambil menakuti Nuria

“Emang pocong kerjanya ngapain!” Jawab Nuria polos

“Kerjanya pocong itu nakutin orang, lihat nih muka gue serem kan!” Ucap pocong 

“Hahaha, serem dari mana. Muka culun kayak gitu yang terbalut dengan kain sudah kayak permen dibilang serem, aneh lu cong!” Jawab Nuria dengan polosnya

“Kampret, beneran lu nggak takut sama gue. Anjir gue disini nggak ditakuti sama betina satu ini!” Jawab pocong

“Iya siapa yang takut coba, orang bentuknya kayak gini yang ada orang pada ketawa. Jadi hantu itu yang serem, masak bentuknya kayak gini, udah kayak bayi dibedong tau nggak!” Jawab Nuria

“Au ah gelap. Lu sebenarnya buta apa bego sih. Masak kerjaan pocong saja nggak tau!” Ucap pocong sampai terheran-heran

“Lah malah ngatain gue buta, gue beneran nggak tau kerjaan lu apaan badrun!” Jawab Nuria

“Hadeh, cuma disini pocong nggak ada harganya, betina ini nggak takut sama gue malah gue diajak ngobrol dari tadi sudah kayak orang curhat saja!” Ucap pocong tersebut

“Bodo amat, udah sana mending lu menyingkir dari muka gue. Kalau nggak menyingkir gue lempar pake tanah nih biar kostum lu kotor kayak gue!” Ucap Nuria

“Eh, jangan dong nanti kalau kotor bagaimana gue nyucinya kan tangan gue diikat. Masak harus di laundry?” Jawab pocong

“Lah, sejak kapan pocong ngelaundry bajunya!” Jawab Nuria

“Terserahlah bodo amat! Dasar cewek nggak jelas lu!” Ucap pocong.

“Eh, malah ngatain gue cewek nggak jelas! Sini lu ayo kita adu jotos. Adu mekanik kita.” Teriak Nuria.

“Waduh, ada emak-emak ngamuk. Kabur ah!” Ucap pocong tersebut kabur dengan meloncat seperti kodok

“Halah, nyali lu cuma segitu doang, cemen! Lari saja nggak bisa, masak lari loncat-loncat kayak kodok!” Jawab Nuria ngedumel.

Pocong tersebut kemudian menyerah tak kuat mendengar ocehan Nuria.

Setelah diomelin oleh Nuria, akhirnya pocong tersebut kabur terbirit-birit meninggalkan Nuria sendirian di dekat jembatan.

Nuria kemudian mencoba mengendarai motornya kembali dan segera menuju ke rumah Alena.

Setelah beberapa menit, akhirnya Nuria sampai juga di rumahnya Alena.

“Huft…akhirnya sampai juga di rumah Alena, semoga dia nggak ngereog nungguin gue lama!” Lirih ucap Nuria

Tok…tok…tok…

Nuria mengetuk pintu rumah Alena, dan Alena pun segera membuka pintu rumahnya.

“Heh, lu ngapain pakai baju kayak gembel gini!” Ucal Alena ketawa melihat temannya belepotan dengan tanah

“Brengsek lu Alena. Gue tadi nyungsep di jalan tau. Jalan yang di dekat jembatan itu licin banget sudah kayak mulutnya mantan!” Ucap Nuria jengkel

“Hahaha makanya lu kalau naik motor itu lihat kedepan jangan tolah-toleh ke kanan dan ke kiri!” Jawab Alena

“Bodo amat, nih gue nggak disuruh masuk apa! Pegal kaki gue.” Ucap Nuria

“Oh, iya sampai lupa, iya sudah lu mending mandi sana dulu terus nanti baru kita ngobrol.” Ucap Alena

“Oke deh, gue pinjam baju lu juga ya Alena, masak mau bugil gue disini kan baju gue kotor nih!” Pinta Nuria

“Hahaha oke deh, ambil saja tuh di lemari gue tinggal pilih.” Jawab Alena

“Oke deh, thanks ya Alena!” Jawab Nuria.

Nuria kemudian segera membersihkan badannya yang sudah kayak gembel tersebut di kamar mandinya Alena.

Setelah Nuria selesai mandi, dia memilih baju dan celananya Alena yang ada di dalam lemarinya.

                                     *****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!