BAB 3 - BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI

Nasi nggak selamanya harus Padang

Tahu nggak selamanya Sumedang

Sate nggak selamanya Madura

Dan Coto nggak selamanya Makassar

Tapi…

Cintaku hanya untukmu

Alena duhai pujaan hatiku

Roy ngegombalin Alena di depan teman-temannya sambil membawa bunga mawar merah di hadapan Alena

“Oh so sweet!” Jawab Nuria senyum-senyum

“Eh ini bunga bukan buat lu Nuria!” Sahut Roy sambil melirik kearah Nuria yang sudah baper sendiri

“Apaan sih lu! Ayo sini Nuria.” Alena menarik tangan Nuria yang baper karena di gombalin cowok buaya itu.

“Eh.. jangan buru-buru dong, baru juga masih pagi? Dosen saja belum ada yang datang, santai sajalah disini ngobrol sama gue.” Pinta Roy ke Alena sok kegantengan

“Bodo amat, minggir sana! Gue mau masuk ke kampus!” Bentak Alena

“Sabar dong sayang, ow iya namanya siapa?” Roy mengajak kenalan Alena

“Nggak punya nama!” Jawab Alena ketus sambil melirik ke arah wajah Roy

“Serius nggak punya nama? Terus nanti kalau gue mau manggil lu gimana dong?”

“Ya bodo amat!” Jawab Alena sambil melototi wajah Roy!”

Alena dan Nuria langsung masuk ke kelasnya. Dia langsung duduk dengan wajah yang ditekuk karena malu.

Roy terlihat tersenyum melihat kecantikan paras Alena yang selalu mempesona, walaupun dia jutek ke Roy tapi dia bodo amat tetap mendekati Alena.

“Udah Alena santai saja nggak usah dipikirin tuh anak-anak emang gitu, nih minum dulu?” Nuria mengeluarkan  jus jeruk dari tasnya

“Iya, tapi gayanya itu lo menjijikan sok kegantengan banget, pagi-pagi sudah di depan gerbang kayak satpam saja?” Gumam Alena

“Hahaha ih jangan gitu dong Alena, nggak baik tau, lagian emang dia ganteng lo Alena.” Jawab Nuria senyum-senyum

“Ah… lu mah, levelnya rendah banget, cowok model kayak gitu dibilang ganteng, cuci muka sana hus hus hus pahit.” Sahut Alena sambil mengelus perut dia.

Hari ini adalah mata kuliah psikologi, Alena lupa kalau hari ini ada tugas dari dosen yang harus dikumpulkan hari ini. Sekitar setengah jam lagi kelas kuliah akan dimulai, Tetapi Alena belum juga mengerjakan tugasnya. Alena menoleh kearah tas Nuria dan dia langsung menyomot buku yang ada di dalam tasnya Nuria

“Heh heh heh! Lu mau nyari apa Alena, buku gue diacak-acak.” Teriak Nuria yang sedang asyik minum jus jeruk

“Ah… brisik lu! Mana sih, biasanya lu rajin kalau masalah tugas dari dosen.” Lirih dalam hati Alena, matanya terfokus mengacak-ngacak isi tas Nuria

“Lu mau nyari apa sih? Mau nyontek tugas dari ibu Bella ya, nih tugasnya?”  Tanya Nuria sambil menyodorkan buku tugasnya ke Alena

“Ih…lu mah, diem aja! Dari tadi gue nyariin buku tugas lu malah diem kayak patung?” Alena ngedumel

“Eh nona Alena yang terhormat, makanya kalau mau apa-apa itu nanya! Tuhan sudah menciptakan mulut itu untuk nanya.” Bukan untuk ngegosip doang

“Ah berisik lu kayak emak-emak kompleks yang lagi girang dapet arisan.” Sahut Alena dengan perasaan yang tak terkontrol karena sudah bingung waktu jam kuliah sudah mulai mepet.

Alena langsung menyambar bukunya Nuria dan menyalinnya kembali secepat kilat ke dalam bukunya Alena.

“Daripada ribet-ribet, mending lu bawa saja nih buku gue ke tukang fotocopy, lu tinggal ganti nama saja pakek nama lu! Ngapain ribet-ribet nulis lagi di buku lu, nanti tangan lu kriting.” Ejek Nuria sambil ketawa ngakak

“Udah diem saja kau anak muda! Kalau kayak gitu yang ada gue diomelin bu Bella, tau sendiri dia cerewetnya sudah 11 12 kayak elu.” Jawab Alena

Sekitar beberapa menit, akhirnya Alena sudah mulai bisa tenang dan bisa santai karena tugas dari bu Bella sudah dikerjakan walaupun dengan cara mencontek punyanya Nuria.

“Akhirnya kelar juga tugas gue? Thanks ya Nuria yang baik hati.” Alena senyum sambil mencubit hidung pesek Nuria

“Giliran ada maunya langsung baik! Dasar teman laknat.” Nuria ngedumel

Materi kuliah sudah selesai, Nuria langsung mengajak Alena pulang karena dia sore ini akan ada acara sama keluarganya.

“Eh Nuria, nama cowok tadi pagi yang sok kegantengan itu namanya siapa ya?” Tanya Alena sambil mengendarai mobilnya

“Oh kata anak-anak sih namanya Roy, dia pindahan dari salah satu Universitas yang ada di Lampung ini lo Alena?” Jawab Nuria

“Oh pasti dia pindah karena kena masalah ya?” Jawab Alena sambil menganggukan kepalanya

“Hem.... kata anak-anak sih begitu?” Sahut Nuria sambil makan cemilan di dalam mobil alena

“Udah Alena, lu tenangin saja pikiran lu, cobalah berdamai dengan keadaan. Jangan terlalu membencinya nanti malah jatuh cinta lagi sama dia?” Ejek Nuria ke Alena

“Halah nggak mungkinlah seorang Alena yang cantik ini bisa jatuh cinta sama cowok tengil, apalagi playboy cap gayung itu.” Jawab Alena 

“Hahaha bisa aja lu!” Sahut Nuria ketawa ngakak.

                                *****

Setelah Alena mengantarkan Nuria kerumahnya, Alena langsung pulang menuju rumahnya juga. Rumah Alena dan rumah Nuria jaraknya nggak terlalu jauh jadi tak perlu menunggu lama, Alena sudah sampai dirumah.

Saat Alena akan masuk ke dalam rumah, terdengar suara klakson motor di depan gerbang rumahnya. Terlihat ada cowok di luar gerbang yang teriak-teriak.

“Paket, Paket!” Teriak seperti tukang paket memanggil Alena dari luar gerbang

“Lu! Lu ngapain kesini?” Tanya Alena

“Gue kesini diutus sama Ibu Bella untuk menjemput lu!” Sambil menunjukan chatingannya Ibu Bella dengan Roy.

Akhirnya Alena mengangguk dan menuruti perintah Roy menuju rumah Ibu Bella. Lalu Alena dibonceng menggunakan motornya Roy menuju rumahnya Ibu Bella.

Sesampainya di rumah Ibu Bella, Roy menggandeng tangan Alena dan mereka masuk ke dalam rumah Ibu Bella bersama.

“Ih… apaan sih, lepasin tangan gue nggak!” Teriak Alena risih digandeng Roy

“Ya enggak apa-apa kali, biar kita terlihat romantis Alena.” Jawab Roy sambil senyum menoleh ke wajah Alena

“Awas ya jangan macem-macem sama gue!” Alena melotot ke wajah Roy

“Eh kalian sudah datang, sini nak masuk?” Teriak Ibu Bella dari dalam rumahnya

“Ibu Bella hari ini lagi ada acara ulang tahun anaknya, nah ini ada kueh buat kalian. Ow iya kalian sudah makan belum, yuk makan dulu?”  Ibu bella mengajak Alena dan Roy untuk makan bersama.

Alena dan Roy diajak ibu Bella kedalam untuk makan bersama. Suasana yang awalnya tegang kini menjadi mencair karena Ibu Bella sudah memberikan wejangan ke Alena dan Roy.

“Oh iya bu, selamat ulang tahun ya buat anak ibu, semoga tambah pintar dan panjang umur?” Alena dan Roy memberi selamat untuk Ibu Bella

“Iya Alena makasih ya doanya? Oh iya kalian ini pacaran ya, tadi Ibu lihat dari jauh kok romantis banget pegangan tangan gitu?” Sahut Ibu Bella.

Alena hanya senyum dan menundukan kepalanya, sedangkan Roy juga hanya tersenyum kecil melihat wajah Alena.

“Udah, nggak usah malu-malu, kalian itu cocok kok kalau pacaran? Dulu ibu pas masih muda juga begitu masih malu-malu kucing, padahal dalam hati pada suka!” Ibu Bella menggoda mereka berdua.

Mereka berdua hanya terlihat senyum-senyum malu.

“Sudah kalian santai saja nggak usah tegang gitu? Ow iya nih habisin kuehnya? Kalau ditanam nggak bakal tumbuh makanya harus dimakan.” Pinta Ibu Bella.

                                   *****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!