Dimalam hari dirumah Nuria yang sepi dan hening. Tiba-tiba ada suara aneh dari luar rumah, suara desis dari jendela rumah Nuria membuat Alena menjadi merinding tidur di kamarnya Nuria.
Alena melirik dan menoleh kearah jendela kamar, ternyata suara itu berasal dari luar jendela kamarnya Nuria.
“Eh Nuria, kamar lu ngeri amat ya kalau malam!” Teriak Alena di dalam kamar
“Emang kenapa Alena, lebay amat deh lu. Dimana-mana kamar ya kayak gini!” Jawab Nuria yang sedang sibuk menghapus make up nya di depan kaca
“Emang lu nggak denger barusan suara desis-desisan itu?” Tanya Alena penasaran
“Hahaha itu mah suara burung beo gue, tuh liat saja di luar jendela, dia mah suka gitu reseh. Waktu itu saja pernah nakut-nakutin gue. Langsung gue siram pake air deh biar diem dia!” Jawab Nuria
“Oh, nggak binatang, nggak majikan sama saja gilanya ternyata kalian itu.” Balas Alena sambil melempar bantal ke muka Nuria.
“Hahaha ternyata seorang Alena penakut juga ya sama burung beo!” Ejek Nuria
“Bodo amat, udah sana lu tidur diluar kamar saja!” Pinta Alena
“Loh, loh mana bisa ini kan rumah gue, kamar gue masak gue yang harus tidur diluar sih.” Ucap Nuria
“Iya biarin, gue pingin tidur di kamar sendiri!” Balas Alena.
Alena dengan bodo amatnya melemparkan bantal dan guling keluar dari kamarnya.
“Kampret nih betina, tau gini tadi nggak gue tawari tidur dirumah gue.” Gumam hati Nuria.
Nuria kemudian mengambil bantal dan gulingnya yang dilempar oleh Alena. Nuria kemudian keluar dan tidur diluar kamar.
Malam ini terlihat cuaca tidak bersahabat. Hujan pun turun disertai petir yang kencang. Alena terlihat ketakutan tidur sendirian di kamarnya. Kemudian dia keluar kamar bertujuan mengajak Nuria masuk ke kamar untuk tidur bersama.
“Heh, Nuria bangun. Ayo tidur sama gue di dalam, gue takut petir!” Pinta Alena
“Hem…hem… ada apa Alena, gue udah ngantuk berat nih.” Jawab Nuria
“Ih bangke, ayo bangun tidur dikamar sama gue, gue hitung sampai tiga kalau nggak bangun juga, nggak gue ajak shopping dan makan gratis lagi nih!” Pinta Alena.
Seketika Nuria bangun dan lari menuju kamarnya karena takut nggak dapat makan dan shopping gratis lagi dari Alena.
“Anjir, belum juga dihitung langsung masuk kamar saja tuh anak. Giliran yang gratisan saja dia cepet banget!” Ucap Alena.
Alena kemudian masuk ke dalam kamar Nuria, mereka berdua tidur bersama. Saat mereka tertidur ternyata ada suara yang aneh dari luar jendela.
“Alenaaaa…. Alenaaaaa?” Terdengar ada bisikan perempuan yang memanggil Alena dari luar jendela kamarnya Nuria.
Alena kemudian membangunkan Nuria, karena dia sangat takut dengan suara-suara yang astral seperti itu.
“Nuria, heh Nuria bangke bangun! Ada suara aneh lagi tuh dari luar kamar lu!” Bisik Alena sudah mati kutu
“Apa lagi sih Alena, porno banget sih lu malam ini!” Ucap Nuria
“Ih, gue beneran buruan bangun dulu geh!” Balas Alena.
Nuria kemudian bangun dan mendengarkan suara tersebut. Seketika Nuria kaget karena suaranya beda dari yang sudah-sudah. Biasanya yang suka nakut-nakutin dia itu burung beonya, tapi kali ini suaranya bukan dari burung beonya.
Nuria mencoba memberanikan diri membuka jendela kamarnya dan melihat ke arah burung beonya. Terlihat burung beonya sudah tertidur bagaikan mayat yang sudah tak bergerak.
“Loh, burung beo gue sudah tertidur. Terus tadi suara siapa ya Alena?” Ucap Nuria sambil menoleh ke Alena
“Makanya itu, gue aja takut nih, bulu kuduk gue merinding!” Jawab Alena
“Nuriaaaa…..Nuriaaaa……hihihihi” Suara wanita yang memanggil ke Nuria dari atas pohon.
Nuria mencoba memberanikan diri menatap ke atas pohon di depan jendela kamar. Seketika Nuria kaget ternyata yang dia lihat adalah pocong yang sedang bergelantungan diatas pohon.
“Astaga, Alena ada po…pooo..poo…?” Ucap Nuria gagap
“Pokemon maksud lu!” Balas Alena becanda
“Ih, lu sempet-sempetnya bercanda!” Jawab Nuria
“Ya emang diatas pohon ada apa Nuria?” Ucap Alena penasaran
“Ah, noh liat sendiri sana di pohon tuh!” Nuria menyodorkan kepalanya Alena keluar jendelanya agar bisa melihat pocong dengan jelas.
“Anjir bego luh ada pocong gede kayak gitu kagak bilang lagi!” Teriak Alena
“Lah lu kagak takut Alena sama pocong?” Tanya Nuria
“Kagak lah, gue lebih takut kalau suara burung beo lu, apalagi suara buaya darat!” Balas Alena.
Alena kemudian melempar pocong tersebut dengan sandalnya Nuria yang ada di dalam kamarnya. Kemudian pocong tersebut kabur dan menghilang.
“Loh sialan luh sandal gue dijadiin umpan!” Ucap Nuria
“Tapi kan sekarang hilang tuh pocong, dahlah yuk bobok sudah ngantuk gue!” Pinta Alena langsung tidur di kamar Nuria
“Heh, Alena gue masih takut beneran nih!” Ucap Nuria
“Udah ah, berisik lu! Buruan sana tidur sudah malam nih.” Pinta Alena.
Alena tak memperdulikan Nuria yang masih ketakutan akan adanya pocong itu kembali lagi mengganggu mereka.
Sedangkan Nuria belum bisa tidur sampai dengan pukul 03.00 WIB. Dia masih kepikiran dengan wajah dan bentuk pocong tersebut.
“Kampret lu Alena, enak banget lu sudah bisa molor jam segini? Lah gue kagak bisa molor sampai jam segini!” Ucap Nuria.
Nuria mencoba memejamkan matanya dengan menutup tubuhnya menggunakan selimut. Tetapi usahanya tetap sia-sia, dia masih saja belum bisa tertidur karena masih ketakutan.
Selang satu jam akhirnya Nuria kecapekan dan bisa tertidur pulas dengan sendirinya.
*****
Keesokan harinya….
“Heh, Nuria bangun sudah siang nih!” Teriak Alena di telinganya Nuria.
Seketika Nuria kaget dan bangun melihat Alena si reseh itu sudah bangun duluan.
“Ih, lu ya berisik banget sih kayak jam alarm saja!” Ucap Nuria
“Bodo amat, dah lapar nih gue, lu nggak mau masak apa untuk gue?” Pinta Alena
“Hemm, malas gue masak. Lu aja sana masak sendiri!” Sahut Nuria
“Kampret, gue ini tamu. Dimana-mana tamu itu adalah raja, masak raja disuruh masak sendiri sih.” Jawab Alena
“Mana ada raja tidur ketakutan sama bunyi burung beo!” Sahut Nuria
“Halah, dibahas terus! Entar nggak gue traktir makan gratis lo!” Ancam Alena
“Ampun bos, yaudah gue masakin deh buat lu!” Ucap Nuria dengan terpaksa
“Nah gitu dong, sana menyingkir dari muka gue!” Ucap Alena.
Nuria kemudian menuju dapur dan masak untuk Alena. Sedangkan Alena sibuk dengan handphonenya melihat online shop dan melihat video tiktok.
“Alena, makanan sudah siap nih, sini makan!” Teriak Nuria di meja makan
“Iya oke siap.” Jawab Alena langsung menuju meja makan.
Mereka berdua kemudian sarapan bersama, terlihat Alena sangat lahap menyantap makanan yang disediakan oleh Nuria.
“Wah, enak juga ya masakan lu, cocok nih lu jadi pembantu gue di rumah!” Ejek Alena sambil ketawa terbahak-bahak
“Ogah gue jadi pembantu lu, yang ada makan ati terus tiap hari kalau jadi pembantu lu.” Jawab Nuria
“Ya siapa tau lu mau, kan lumayan gajinya gede!” Balas Alena
“Malas!” Sahut Nuria singkat
“Ow iya, hari ini kita enaknya kemana ya Alena, lu nggak pingin main gitu?” Ucap Nuria
“Ehm, kemana ya? Kuliah masih libur ya? Bagaimana kalau kita jalan-jalan saja ke tempatnya Fatimah.” Ajak Alena
“Yah ke rumahnya Fatimah, kenapa nggak shopping saja Alena atau nonton!” Balas Nuria
“Iya itu mah gampang, masalahnya gue lagi ada perlu sama dia, temenin gue yuk ke sana?” Ajak Alena
“Hemmm oke deh, gue siap-siap dulu ya?” Jawab Nuria
“Oke deh!”
Nuria kemudian mandi dan dandan agar penampilannya lebih menarik dan Alena juga mandi di tempatnya Nuria. Setelah selesai mandi, mereka kemudian bergegas menuju rumahnya Fatimah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments