BAB 9 - PAKET

Pagi ini Fatimah masih terlihat tidur pulas di kamarnya. Suara ayam pun sudah berbunyi tetapi si Fatimah masih saja terjaga dalam tidurnya. Sepertinya ia mimpi indah yang membuatnya malas untuk segera bangun dari tidurnya yang indah itu.

Saat ia bermimpi yang indah, tiba-tiba suara jam alarm pun berbunyi keras berkali-kali di pinggir telinganya membuat Fatimah kaget dan terbangun dari tidurnya.

“Ah… sialan nih jam alarm berisik banget sih lu ya!” Ucap Fatimah sambil mematikan jam alarmnya.

Fatimah kemudian bangun dari tidurnya lalu duduk di atas kasurnya sambil membuka handphonenya.

“Sekarang hari apa ya?” Fatimah membuka handphonenya.

“Anjir! Sekarang kan hari minggu kenapa gue aktifkan jam alarm jam 05.00  pagi, bego banget sih luh Fatimah! Hari ini kan kampus libur.” Ucap Fatimah ke diri sendiri.

Fatimah lupa mengubah setting jam alarmnya sehingga dia harus bangun pagi-pagi walaupun sekarang sudah hari minggu.

Setelah dia bangun dari tidurnya, Fatimah kemudian duduk di meja makan. Dia masih bengong seperti nyawanya belum ngumpul 100%.

“Selamat pagi non! Mau sarapan non tumben jam segini sudah bangun?” Ucap mbok Mila pembantu Fatimah

“Ehm…belum dulu mbok, masih kenyang nih.” Balas Fatimah

“Hemm… bete amat ya gue pagi ini, nelpon Alena ah! Eh jangan deh, nanti kalau gue nelpon Alena jam segini pasti dia ngomel-ngomel kayak emak-emak kompleks, ehm…nelpon Nuria saja deh kayaknya lebih enak. Eh tapi kalau nelpon Nuria tambah parah, pasti jam segini dia masih molor belum bangun dia, dasar jadi cewek pemalas ya Nuria itu!” Lirih ucap Fatimah.

Fatimah mencoba duduk dan mengambil air putih di dapur. Sambil melihat handphonenya, dia mencoba membuka Youtube. 

Jam sudah menunjukan pukul 06.00 WIB, Fatimah rasanya ingin berolahraga pagi hari ini. Karena dia sudah beberapa bulan nggak berolahraga di pagi hari.

“Ah, bosen nih di rumah mulu, di kandang mulu sudah kayak ayam saja gue lama-lama kalau di kandang kayak gini terus?” Ucap Fatimah

“Mbok, mbok Mila!” Teriak Fatimah.

Mbok Mila lagi memasak di dapur seketika dia menuju Fatimah karena dipanggil Fatimah. Dengan badan yang masih bau bawang, dan minyak goreng dia mendekati Fatimah.

“Iya non, ada apa nona memanggil saya?” Ucap mbok Mila

“Ih, lu bau banget sih mbok!” Jawab Fatimah sambil menutup hidungnya

“Iya maaf nona, tadi mbok masih masak di dapur untuk Nyonya, dan papa.” Sahut Mbok Mila

“Ehm.. iya juga ya, yasudah mbok nggak jadi lanjutin saja sana masak, bisa-bisa nanti gue mati kelaparan kalau lu gue ajak olahraga keluar rumah dan lu nggak masak buat gue!” Ucap Fatimah.

Mbok Mila kemudian meninggalkan Fatimah dan dia melanjutkan kegiatannya masak di dapur untuk Fatimah dan keluarganya.

“Hah, apa boleh buat terpaksa gue olahraga pagi sendirian!” Ucap Fatimah.

Fatimah kemudian membuka gerbang rumahnya, terlihat di jalan sudah banyak emak-emak berolahraga joging di jalan dengan emak-emak yang lainnya.

Fatimah mencoba jalan menyusuri area kompleks perumahannya yang masih pagi ini. Walaupun masih pagi tetapi dijalan sudah dipenuhi dengan orang-orang berolahraga baik dari anak-anak, remaja, dan lanjut usia pada keluar rumah.

“Enak juga ya udara pagi ini sejuk dan banyak yang berolahraga.” Ucap Fatimah dengan wajah sambil senyum kecil

“Eh Fatimah, tumben lu keluar kandang pagi-pagi?” Ucap temannya Fatimah sambil menggodanya

“Iya nih Tri, gue kira hari ini tuh hari Jumat makanya tadi malam gue pasang jam alarm, eh pas diliat lagi di handphone sekarang sudah hari Minggu, tau begini mending gue merem saja ya!” Ucap Fatimah

“Hahahaha lu bisa aja, yasudah ayo ikut olahraga bareng gue aja!” Balas Tri

“Oke deh let's go!” Sahut Fatimah.

Fatimah dan Tri kemudian berolahraga bersama menyusuri kompleks perumahannya. Setelah mereka sudah berkeringat dan lelah, Fatimah pamit mau pulang duluan karena jam saat ini sudah menunjukan pukul 07.45 WIB.

“Tri, gue pulang dulu ya capek nih muter-muter kompleks sudah kayak obat nyamuk saja muter-muter sejam lebih dari tadi.” Pinta Fatimah

“Iya Fatimah, gue juga mau pulang juga nih mau masak buat suami gue.” Balas Tri.

Fatimah dan Tri kemudian pulang ke rumahnya masing-masing. Saat di jalan menuju rumahnya, Fatimah melihat ibu-ibu jualan kue dan nasi kuning, seketika hasrat dirinya akan makanan memuncak. Mulut, perut dan otak Fatimah langsung memerintahkan dia untuk berhenti menuju ibu-ibu yang jualan itu.

Karena Fatimah tidak bisa terkontrol mengenai makanan, akhirnya dia membeli beberapa kue dan makanan untuk di makan di jalan menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah, Fatimah langsung beristirahat dan menikmati sisa kue yang ia beli saat dijalan menuju rumahnya.

Setelah dirasa sudah kenyang, akhirnya dia memutuskan untuk mandi karena sekarang jam sudah menunjukan pukul 09.00 WIB.

“Akhirnya kenyang juga perut gue, kalau sudah kenyang gini kan enak!” Ucap Fatimah.

“Hem sudah siang ternyata, mandi dulu ah gue.” Tambah Fatimah.

Selesai dia mandi dan ganti baju dia duduk di depan rumah sambil mainan handphonenya. Dia sibuk melihat video-video terbaru di Youtube dan Tiktok.

“Paket-paket, apakah ada orang di dalam!” Teriak tukang antar paket dari luar gerbang rumahnya Fatimah sambil memencet bel

“Nggak ada orang bang, orangnya pada keluar!” Balas Fatimah

“Oh, nggak ada orang ya di dalam.” Jawab tukang paket dari luar gerbang

“Iya bang, nggak ada orang, di dalam rumah lagi kosong, masuk saja bang kalau mau nyolong!” Jawab Fatimah

“Nggak ada orang tapi lu jawab mulu, dasar betina, bukain gerbangnya ngapa!” Teriak tukang paket.

“Iya-iya berisik banget sih lu bang, sudah kayak emak-emak kompleks juga, lagi lomba jadi emak-emak kompleks ya.” Ucap Fatimah

“Mana ada, mana ada gue lomba jadi emak-emak kompleks! Buruan bukain gerbang ini.” Jawab tukang paket jengkel.

Fatimah kemudian memanjat  dari pintu gerbangnya dan turun ke luar gerbang rumahnya menemui tukang paketnya.

“Loh loh loh, lu ngapain manjat-manjat gerbang sudah kayak monyet saja!” Ucap tukang paket

“Iya biarin lah, rumah-rumah gue kenapa lu yang ngatur.” Balas Fatimah

“Hemm iya juga ya, yasudah lah terserah deh lu mau ngomong apa bodo amat, nih paket buat lu Fatimah.” Tukang paket sambil menyodorkan paketnya ke Fatimah

“Apa ini bang isinya?” Tanya Fatimah

“Ya mana gue tau, kan lu yang beli masak gue harus bukain satu-satu sih, iya kalau isi paketnya bener, kalau yang dibeli cangcut power ranger kan jadi berabe gue.” Jawab tukang paket

“Oh bisa gitu ya bang, emang ada power ranger beli paket!” Tambah Fatimah

“Au ah gelap, ini buruan tanda tangan paket!” Teriak tukang paket karena sudah jengkel diajak ngomong terus sama Fatimah

“Tanda tangan dimana bang gue?” Tanya Fatimah dengan polosnya

“Nih, tanda tangan di jidat gue.” Ucap tukang paket mengejeknya

“Oh di jidat lu ya bang!” Jawab Fatimah sambil nulis tanda tangan di jidat tukang paket beneran

“Lu ngapain, lu ngapain beneran tanda tangan di jidat gue!” Sahut tukang paket

“Lah tadi katanya disuruh tanda tangan di jidat lu bang!” Jawab Fatimah

“Ah, masak kayak gitu harus dijelasin sih markonah, disini disini tandatangannya di kertas!” Jawab tukang paket sambil menunjuk ke kertas paket Fatimah

“Oh di kertas, ngomong dong dari tadi!” Jawab Fatimah mengambil koran untuk di tanda tangani

“Ini betina kalau nggak cantik sudah gue makan nih, jadi cewek kok bego amat ya!” Ucap lirih dalam hati

“Ini bang sudah gue tanda tangani di kertas.” Fatimah memberikan koran yang sudah di tanda tangani Fatimah

“Ya Tuhan bener-bener lu ya! Dah lah terserah.” Jawab tukang paket.

Saat tukang paket sudah memberikan paketnya ke Fatimah, tukang paket tersebut kemudian pamit pergi ke tempat lain untuk mengantar paket.

Saat dia sudah di jalan, dia kembali lagi ke rumah Fatimah.

“Loh kenapa balik lagi bang, tanda tangannya kurang banyak ya bang, sini gue tanda tangan lagi di jidat lu!” Pinta Fatimah sambil ngeluarin pena

“Apaan sih lu, tambah nggak jelas! Nih ada paket lagi buat lu?” Ucap tukang paket sambil menyodorkan paketnya kembali untuk Fatimah

“Oh paket lagi ya?” Jawab Fatimah

“Ini juga paket atas nama lu, ini, ini, busyet lu pesan paket banyak amat anjir ini di motor gue ternyata isinya paket lu semua markonah!” Ucap tukang paket jengkel

“Iya habis lu nggak nanya sih!” Jawab Fatimah dengan santainya

“Ahhhh….bodo amat! Nih ambil semua sekalian sama motor gue AMBIL!” Jawab tukang paket sudah jengkel

“Terimakasih ya bang, abang baik deh, motornya buat gue ya bang?” Pinta Fatimah

“Eh, eh jangan, lu kira motornya beli gratis apa!” Sahut tukang paket

“Lah tadi katanya suruh buat gue motornya.” Balas Fatimah

“Au ah! Jadi cewek kok nggak peka ya payah banget sih lu!” Jawab tukang paket.

“Hehehe ya maaf bang, ini kan authornya yang bikin narasinya kayak gini biar dikira lucu kali ya bang.” Ucap Fatimah

“Iya juga kali!” Balas tukang paket.

Tukang paket kemudian pulang saat sudah mengantarkan semua paketnya ke Fatimah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!