BAB 5 - COWOK JEMBURIS

Alena dan Nuria akhirnya sudah sampai di alun-alun Gunung Sugih, Lampung Tengah. Seperti yang telah dijanjikan, Nuria menunggu kedatangan sang pangerannya. Tetapi, sudah ditunggu sekitar satu jam pangerannya pun belum juga nongol. Mungkin dia lelah, lelah menghadapi dunia ini.

“Ah… kampret lama banget sih cowok yang katanya mau ketemuan sama lu Nuria!” Gumam Alena sambil ngeliatin jam tangannya karena sudah bete

“Sabar Alena baru juga kita datang, lu sudah ngedumel saja!” Jawab Nuria sambil berkali-kali melihat handphonenya

“Baru kata lu! Heh markonah, kita nungguin dia disini sudah satu jam, dan lu bilang baru sebentar?” Jawab Alena ngedumel

“Iya kan baru satu jam, belum seharian kan nunggunya!” Sahut Nuria dengan entengnya menjawab ocehan Alena

“Hadeh, jadi cewek bego amat sih lu, mending tinggalin aja tuh cowok! Baru mau ketemuan saja sudah molor waktunya, apalagi kalau sudah jadi cowok lu!” 

“Ya namanya juga usaha, harus sabar. Pokoknya lu diem aja deh Alena brisik kayak emak-emak kompleks deh!” Jawab Nuria

“Terserahlah! Tuh kan, kulit gue jadi mengelupas kepanasan, kalau kayak gini lama-lama gue jadi buruk rupa nih!” Alena terus ngedumel di depan Nuria

Nuria terlihat sabar menunggu kenalannya yang dari sosmed itu datang menghampirinya. Dari kesabarannya itu akhirnya cowok yang menjanjikan ketemuan sama dia datang juga.

“Eh eh siapa itu Nuria, yang senyum-senyum kemari!” Alena menunjuk cowok itu 

“Akhirnya dia datang juga, itu cowok yang mau ketemuan sama gue Alena?” Nuria senyum-senyum melihat cowok itu

“Apa! Jadi itu cowok yang kamu tunggu?” Alena kaget melihat bentuk cowok yang sudah bikin hatinya Nuria jatuh cinta

“Iya Alena. Ganteng kan?” Tanya Nuria

“Astaga Nuria, buset dah! Kayak gitu dibilang ganteng!” Alena sudah tak bisa berkata-kata lagi melihat cowok Nuria

Alena terdiam, menepuk jidatnya dan menggelengkan kepalanya, ternyata cowok pujaan hatinya Nuria mukanya nggak tertolong.

Alena malu melihat cowok itu, sudah hitam, bulug, pendek, bau ketiak, jemburis hidup lagi.

“Astaga! Bego banget sih temen gue ini. Cowok model kayak gitu saja mau-maunya disuruh nunggu sampai satu jam lebih!” Alena menepuk jidatnya dan menggelengkan kepalanya.

Setelah Nuria dan cowok kenalannya sudah bertemu, Alena kemudian pergi meninggalkan mereka berdua. Alena nggak mau menjadi obat nyamuk bagi mereka.

Alena menuju coffee shop yang ada di depan alun-alun taman itu. 

“Sudahlah, gue mau ke coffee shop dulu ya, kalian enakin ketemuannya ya bapak dan ibu Nuria yang terhormat!” Alena kemudian meninggalkan mereka berdua

Dengan hati-hati dan pasti, Alena menyebrangi jalan lintas Sumatera ini.  Akhirnya tak perlu lama, Alena masuk ke dalam coffee shop itu dan memesan makanan dan coffee.

“Kok mau-maunya ya Nuria sama dia, apa dia sudah buta ya? Apa dia nggak bisa bedain cowok atau bukan.” Alena masih saja ngedumel di coffee shop itu.

Saat dia sedang enak-enaknya makan dan minum coffe, tiba-tiba handphonenya Alena berdering. 

“Hallo, siapa ini!” Teriak Alena

“Buset dah! Lu itu kalau ngomong nggak bisa pelan dikit apa ya Alena!” Jawab Roy di telfon

“Ya lu siapa, nomor lu baru di handphone gue!” Sahut Alena sambil pakai nada tinggi

“Ya makanya, nomor gue di simpen.” Jawab Roy kembali

“Hemm lu Roy ya, ngapain nelpon-nelpon gue, gue lagi sibuk jangan ganggu gue.” Alena lagi malas ngobrol sama Roy

“Idih jutek amat sih jadi cewek, gue cuma mau bilang besok minggu lu ada acara nggak?” Tanya Roy ke Alena

“Minggu, minggu besok ini ya? Hemm…gue free minggu besok, kenapa emang?” Sahut Alena

“Oke, besok minggu gue main ya ke rumah lu.” Jawab Roy

“Nggak perlu! Hari minggu gue sibuk.” Jawab Alena males ketemu Roy

“Lah tadi katanya nggak sibuk gimana sih.” Tanya roy bingung

Alena tak menggubris ocehan yang dilontarkan Roy ke Alena. Karena Alena masih bete masalah kejadian tadi siang di motor sama Roy. Alena tiba-tiba langsung mematikan handphonenya.

“Ih, Alena kemana sih anak itu sering banget deh ngilang sudah kayak mbak kunti deh!” Gumam Nuria

Nuria mencoba mencari Alena di Coffee Shop depan alun-alun. Akhirnya dari kejauhan terlihat wajah Alena yang jutek itu dari kaca. Nuria kemudian langsung menuju ke tempat duduk Alena.

                                    *****

“Ih Alena, akhirnya gue seneng banget hari ini?”  Nuria tiba-tiba datang mengagetkan Alena yang sedang santai menikmati makanan dan coffee di meja

“Biasa aja geh mukanya, girang banget sih muka lu kayak lagi nemuin duit satu kardus saja!” Jawab Alena sambil minum coffee

“Ya biarkanlah. Ow iya Alena, tadi gue ditembak loh dan sekarang gue sudah resmi pacaran sama cowok tadi.” Nuria senyum-senyum kegirangan karena sudah punya cowok dan nggak jomblo lagi kayak Alena

“Apa!” Alena kaget dan tersendat coffee yang ada di mulutnya.

“Lu pacaran sama cowok tadi, buset dah. Cowok kayak jemburis gitu lu terima jadi pacar. Selera lu parah Nuria!” Jawab Alena kaget

“Lah dia kan ganteng Alena, ow iya apa jangan-jangan lu naksir juga ya sama cowok gue, ngaku lu!” Nuria menunjuk muka Alena dengan tatapan tajam kayak orang yang sedang cemburu

“Cemburu lu bilang! Nggak level gue mah cowok model kayak gitu.” Alena ketawa ngakak mendengar Nuria pacaran sama cowok jemburis itu.

“Ya terus kenapa, kok lu kayaknya nggak seneng gue pacaran sama dia.” Tanya Nuria penasaran

“Yah, kalau menurut gue sih mending lu cari cowok lain saja deh. Kayak cowok tinggal dia saja di bumi ini, sampai-sampai lu rela jadi pacarnya.” Timpali Alena

“Bodo amat! Yang penting gue sudah punya cowok nggak kayak lu masih jomblo terus!” Nuria mengejek Alena.

“Pusing deh jelasin ke orang yang sudah buta hatinya.”

“Hehehe.” Nuria ngechat pacarnya sambil senyum-senyum sendiri

“Nuria pulang yuk, males gue disini liatin lu senyum-senyum sendiri, takut kesambet!” Ajak Alena

“Oke yuk pulang?” Jawab Nuria.

"Lu tunggu saja disini dulu ya, gue mau ambil motor gue tadi masih di parkirin di alun-alun." Pinta Nuria

"Oh iya, oke deh." Jawab Alena

Akhirnya Nuria dan Alena pulang bersama mengendarai motornya. Sesampainya dirumah, Alena langsung mandi dan beristirahat karena dia hari ini sibuk dengan kegiatan yang nggak jelas.

"Alena, makan dulu jangan langsung tidur sudah mama buatkan makanan kesukaanmu tuh di meja!" Teriak mamanya Alena dari ruang dapur

"Oke mama, sebentar lagi Alena ke situ." Jawab Alena dan langsung menuju meja makan.

\*\*\*\*\*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!