PERTENGKARAN KETIGA PEREMPUAN.

" Hem, Sebentar lagi. aku akan membantu kakak kedua memiliki seorang istri. " Kata han yung dan mendapat gelengan ringan istrinya.

" Ay kita makan bersama. " Ajak han yung kepada wanita cantik yang tak lain nona hao Lan.

"Baiklah, " Jawab wanita tersebut dengan menerima uluran tangan suaminya yang sudah sampai disampingnya.

Kaisar juga tahu. Bahwa putra ke empatnya sudah mengambil seorang selir pertama. Dan karena belum bisa mengambil istri sebelum putra mahkota. Jadi terpaksa cintanya harus menjadi selir terlebih dahulu.

Cinta membuat semua akan dilakukan orang yang sudah buta karena cinta. Makanya jangan terlalu mencintai orang yang tak mencintai kita. Karena bagaimanapun pengorbanan mu tak kan ada dimata mereka. Berbeda dengan kedua anak manusia itu. Yang saling mencintai dan menghormati satu sama lain.

"Bagaimana kalau. Di restoran dekat sini. " Usul pangeran han yung kepada wanita yang sedang mengandeng tangannya dengan mesra. Keluar dari rumah cinta dengan tersenyum cerah.

"Saya hanya ikut saja. Apa keputusanmu. " Jawab wanita itu dengan tersenyum indah dimata pria nya.

Dengan tak ada angin dan tak ada hujan tiba-tiba rambut panjang berwarna coklat milik nona hao Lan ditarik kebelakang oleh seseorang.

Merasakan tarikan yang sangat kasar dan membuat rambutnya sakit. membuat dia berbalik dan melihat siapa yang menariknya.

Pangeran han yung juga merasa istrinya berbalik ikut juga membalikan badannya dan melihat seng mio yang sedang menarik ujung rambut istrinya menjadi marah dan geram. Apalagi melihat wajah istrinya yang kesakitan.

Plak

Suara tamparan menggema yang membuat para penonton berkumpul hingga bertambah banyak.

Yang menampar nona seng mio bukan nona hao lan apalagi pangeran han yung.

Melainkan wanita yang tiba tiba muncul dan menampar wanita yang menarik rambut nona hao.

"Kau.... " Geram seng mio yang mendapat tamparan dari wanita yang tak lain nyonya yun itu sendiri.

" Apa....Saya tak suka dengan wanita jalang yang mengganggu keluarga kebahagian orang lain. Apalagi melakukan kekerasan fisik kepada wanita selemah nona hao. " Ucap wanita itu yang tak lain istri jendral muda yan yun xi.

Sedangkan wanita yang sudah terlepas rambutnya dari tarikan keras tadi hanya diam diam tersenyum licik. Apalagi dia musuh orang yang akan merusak kebahagiannya.

"Tapi yang harus disalahkan itu dia. " Tunjuk seng mio membela dirinya sendiri.

" Kenapa harus saya. Apa salah saya.? " Tanya hao lan dengan mimik wajah kesakitan nya.

"Iya kenapa harus dia. " Jawab nyonya yun dengan keras.

" Karena dia telah berjalan dengan calon suamiku. " Teriak seng mio dengan lantang agar pangeran ke empat tidak bisa menolaknya seperti pangeran ketiga. Kalau dia menolak. Dia akan memberi tahu semua bahwa kesuciannya direnggut pangeran ke empat.

"Saya tak pernah melayangkan surat lamaran kekediaman seng. Siapa calon suamimu. " Jawab pangeran ke empat dengan nada dinginnya.

" Pangeran keempat. anda tahu malam itu. Hamba kehilangan kesucian hamba karena mu. " Ucap seng mio dengan suara lirih yang masih didengar oleh semua orang yang berada di sana.

Hanya senyuman dan tatapan menjijikan yang diperlihatkan di wajah pangeran ke empat.

" Oh iya. Kalau bukan saya. Lalu bagaimana? " Tanya pangeran ke empat yang ingin tahu. Jawaban apa yang akan dikatakan seng mio.

"Lalu kalau bukan pangeran ketiga siapa.? " Tanya seng mio kembali.

"Saya nona seng, Apa anda ingin meminta pertanggung jawaban saya. Saya akan menjadikan anda istri ke enam saya. " Kata seseorang yang memang telah tidur dengannya untuk yang pertama kali.

"Kenapa anda melakukan itu. kepada hamba yang mulia. " Ucap nona seng dengan air matanya.

"Karena kau sudah sering menyakiti. istriku. " Jawab pangeran han yung dengan lirih.

"Siapa istrimu. Hamba tak kenal dengan dia. " Tanya seng mio dengan masih meneteskan air mata.

"Kau ingin tau jalang. Wanita yang kau tarik rambutnya. Dia istri pangeran han yung. " Jawab pria gendut tersebut.

Sedangkan nyonya yun hanya mengelus surai coklat nona hao lan. Agar tak terasa sakit.

"Bibi cantik. Jangan pura pura menangis, rambut bibi masih banyak kok. " Kata bocah laki laki yang berada di samping sang ibu. Dan berada didepan nona hao.

"Terima kasih. Pria kecil. " Ucap nona hao lan sambil tersenyum simpul.

"Jangan berkata seperti itu. Siapa yang mengajarimu kata kata pedas itu. " Tegur sang ibu dan bertanya siapa yang mengajari kata kata tajam seperti ini kepada seorang bocah.

"Kata bibi xia itu kata kata bijak. " Jawab bocah itu dengan menyunggingkan senyuman lebar yang memperlihatkan gigi kelincinya.

"Oh adik xia" Batin nya dengan mengelus dada.

"Maafkan perkataan putra saya. nona" Ucap nyonya yun meminta maaf dengan tulus kepada nona hao lan atas ucapan putranya.

"Tidak apa apa. nyonya yun" Jawab nona hao lan dengan tersenyum. Meskipun hatinya pedih dikatain bocah kecil itu.

Sedangkan nona seng mio sudah diam diam pergi meninggalkan kerumunan tersebut. Dengan mengendap-endap. Sedangkan pangeran hao yung yang melihat itu diam saja. Tapi melirik pria gendut tersebut. Untuk mengurus wanita yang dulu diberikan kepadanya oleh pangeran han yung. Membuat dia hanya tersenyum dan mengangguk.

Semua orang kembali bubar. Setelah prajurit yang dibawa nyonya yun membubarkan kerumunan itu.

"Kalian akan kemana?. " Tanya tiba tiba gadis yang ada dibelakang nyonya yun.

Mendengar biang masalah yang mengajarkan putranya kata kata jahat datang dengan sendirinya tanpa mencarinya. Dengan berat hati menoleh dan menatap tajam adik iparnya. Gadis yang ditatap diam diam bergidik nyeri.

"Apa salahku. " Ucapnya dalam hati. Memang gadis jahat jadi tak merasa melakukan kesalahan mengajarkan keponakannya kata kata kasar.

"Kita akan pergi ke restoran. Apa nyonya dan adik ipar nyonya ingin bergabung dengan kami. " Tanya nona hao mengudang mereka untuk bergabung.

sedangkan nyonya yun hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Kami akan langsung kembali kekediaman saja. " Jawab nyonya yun dengan tersenyum lembut. Dan dapat anggukan dari adik iparnya.

"Baiklah.Kami akan jalan terlebih dahulu . Karena acara makan siang kami tertunda. " Kata nona hao dan langsung bergegas melangkah menghampiri pangeran han yung dan mengandeng kembali legan sang suami. Lalu berjalan ke depan dan pergi.

Sedangkan nyonya yun menarik tangan adik iparnya agar mengikutinya pulang kekediaman..

"Ada apa kakak ipar.? " Tanya gadis itu yang tak lain xia jie.

"Jangan ajari keponakanmu. Kata kata kasar seperti itu. " Tegur nyonya yun kepada adik iparnya.

"Siapa yang mengajarinya. Mungkin kakak. " Jawab xia jie yang tak ingin disalahkan.

Mendengar itu. Nyonya yun juga memikirkan sesuatu. Karena bagaimanapun suaminya juga pemilik mulut yang tajam saat berkata dengan orang yang dia tidak sukai.

Dan nyonya yun tak jadi menegur adik iparnya karena memikirkan perkataan adik iparnya tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!