MUSLIHAT PANGERAN KE EMPAT

" Benar dia. " Gumam mata mata itu dan langsung berlari dengan cepat. Dan tak memperdulikan lukanya. Yang ada pisau kecil menancap di bahunya.

Sekali ini saja. Dia memata-matai kediaman ini. Dan tak akan kembali lagi. Siapa yang mau memantau kediaman orang orang jahat itu.

"Kalau bukan perintah tuan. Saya tak kan mau melakukan ini. " Ucapnya

Sesampai di tempat junjungannya.

Break

Dia jatuh dan pingsan begitu saja.

Sreg

"Pisau buah. "

Kata pangeran ke lima yang berjalan menghampiri seorang yang pingsan setelah sampai ke dalam ruang kerja kakaknya.

"Panggil tabib. " Perintah putra mahkota kepada salah satu pengawal bayangannya di setiap sisi pojok sana.

Sedangkan wajahnya diam dan dingin. Tapi Batinnya tersenyum. Tadi dia tertangkap dan di lecehkan sekarang tangan kanannya yang di lukai dengan pisau buah. Kalau bukan seorang perempuan yang melakukan itu. Tak mungkin jendral ataupun mentri yang memakai pisau buah untuk melukai musuhnya. Kemungkinan gadis itu.

Hanya itu yang menjadi jawaban putra mahkota saat ini. Sampai orang kepercayaannya sadarkan diri.

Selang beberapa menit. Tabib datang dan mengobati luka tao dengan telaten. Karena bukan hanya pisau dapur saja yang melukai tao tetapi pisau itu sudah dilumuri racun yang akan kambuh saat yang teracuni menggunakan tenaga dalamnya.

"Bagaimana keadaannya. Tabib" Tanya pangeran kelima yang mewakili kakaknya bertanya.

" Keadaannya sungguh memperihatinkan. Dia terkena racun yang hanya pemilik racun yang mempunyai penawarnya. Lukanya tidak terlalu dalam. Dia akan istirahat total dan tak kan bisa menggunakan ilmu tenaga dalamnya. Sebelum racunnya hilang. " Jawab sang tabib dengan menjelaskan keadaan tao.

"Kalau begitu. Hamba pamit undur diri. Yang mulia putra mahkota dan yang mulia pangeran ke lima. " Ucap tabib dengan menunduk dan mengundurkan diri.

Sedangkan tao masih dibaringkan di kursi panjang yang setiap hari dipakai pangeran kelima untuk bersantai menunggu putra mahkota bekerja.

"Jangan gegabah. Tunggu sampai tao sadar. " Ucap putra mahkota yang memperingati adik kelimanya untuk hati hati dalam bertindak.

Tak berlangsung lama.

Tao sadar dan duduk menghadap junjungannya.

"Salam yang mulia putra mahkota. " Ucap tao memberi salam kepada pria tampan itu.

"Katakan" Perintah putra mahkota dengan tegas dan dingin.

Setelah mendengarkannya. Barulah tao menceritakan semua informasi yang didapat dan kerjasama yang dilakukan pangeran keempat. Untuk menjebak pangeran ketiga. Dan luka yang didapat dari siapa.

"Oh, Saya juga curiga. Kenapa wajah nona xia jie biasa saja. Dan bagaimana kaisar juga bisa berada di sana. Ternyata bukan hanya kebetulan. " Kata pangeran kelima yang mewakili apa yang dipikirkan semua orang.

"Jadi kita harus meminta obat penawar kepada nyonya yun. Istri jendral yun xie. " Tanya pangeran ke lima kepada kakaknya.

"Kita akan istirahat dan diam saja.Dan melihat." Kata putra mahkota dengan bijak memutuskan langkah yang akan dia ambil.

"Setelah pernikahan ini. Barulah bergerak. " Tambah putra mahkota kepada kedua orang itu.

Yang lainnya hanya mengangguk dan melaksanakan perintah putra mahkota.

Sedangkan di pagi harinya yang sangat cerah.

Pangeran ke empat han yung sudah pergi dari kediaman yan di saat hari masih petang. Dan mendarat di rumah cinta. Yang tak lain tempat wanita penghibur berada.

Dengan santainya dia memasuki kamar salah satu yang berada di sana. Dan memanggil pekerjanya untuk menemaninya minum didalam kamar tersebut.

Matahari sudah ditengah tengah langit. Barulah seseorang menerobos masuk dan memberitahunya. Bahwa selama ini dia dicari pangeran ke tiga.

"Yang mulia pangeran han yung. Sudah dua hari di sini. " Ucap salah satu wanita di rumah itu yang tak lain pengelola hiburan ini.

" Benarkah itu. " Tanya pangeran ketiga han seung yang berada di kamar lain.Seberang kamar pangeran ke empat.

"Benar, yang mulia. Tanya saja kepada wanita wanitaku. " Jawab wanita itu dengan nada genitnya. Wanita memang penuh dengan tipu muslihat. Karena pemilik rumah itu pun sama orang yang selalu bermuka dua.

Hanya pangeran kelima yang tahu. Siapa pemilik rumah cinta ini. Yang tak lain pangeran han yung sendiri.

"Yang mulia. Pangeran ke empat. Sudah datang. " Ucap tangan kanan pangeran ke tiga.

"Salam kakak ketiga. Ada apa mencari ku" Tanya pangeran han yung dengan wajah tanpa bersalahnya dan tak tahunya menanyakan hal itu.

"Duduklah." Kata han seung kepadanya.

Dengan elegan han yung duduk di sebrang tempat pangeran ketiga duduk. Dan mereka berhadapan.

" Ini tentang Insiden yang memalukan itu. Kita bertiga didalam kamar itu. Tapi dimana saat itu. " Tanya han seung kepada adik ke empatnya.

" Oh, Saat itu. Saya sedang sakit perut tiba tiba. Dan membuat tak bernafsu kembali. Setelah itu pergi, Saat akan kembali orang begitu banyak. Jadi saya tak kembali ke kamar itu. dan datang ke sini. " Kata han yung dengan penuh akting merasa bersalah dan tak enak hati meninggalkan kakak ketiganya.

"Apa ada sesuatu yang terjadi. " Tanya han yung yang pura pura tak mendengar rumor itu.

"Tak ada yang terjadi. " Jawab han seung menutupi kejadian yang sangat memalukan itu.

"Dasar naif dan bodoh. " Batin han yung dengan tersenyum jahat yang hanya diperlihatkan sekilas saja.Mereka memang tidak akur dari dulu tapi dalam diam.

"Tapi, orang gila itu mencuri tunangan ku. " Kata han sung yang ingin mengeluh tentang pertunangannya yang kandas.

"Kenapa bisa. " Tanya han yung yang pura pura tidak tahu.Padahal dalam hati sangat mengejek han seung.

"Dia memang gila. Dan akan melakukan apa pun yang akan membuat dia mempertahankan posisi nya. " Jelas han seung kepada pria cantik itu.

Yang diajak memfitnah putra mahkota hanya. diam dan tersenyum dan tak mendengar ocehan lawan bicaranya.

"Baiklah, Aku tak kan menganggu kesenanganmu. wajahmu sangat jelek saat merasa sebal. " Kata han Seung yan tidak tahu bahwa pria cantik itu bukan sebal karena kesenangannya terganggu. Tetapi karena kedatangannya yang selalu basa basi membuat dia muak. kebaikan yang tak tulus itu terlihat di wajah pangeran ketiga yang membuat pria cantik itu melakukan tipu muslihat yang dia lakukan selama masih kecil.

" Sampai bertemu besok di kediamanku. Adik keempat. " Kata pangeran ketiga yang menepuk bahu pangeran ke empat dengan pelan. Di belakang pangeran ke empat. Telapak tangannya di seka dengan sapu tangan yang diminta dari pengawalnya. Lalu tersenyum jahat. Kalau dia berhasil menduduki posisi yang diinginkannya. barulah dia membereskan adik ke empatnya.

Setelah pangeran ketiga menghilang dari kamar itu. Pangeran ke empat langsung membuka baju bagian luarnya dan membuangnya di lantai.

"Bakar pakaian itu. Dan bawakan pakaian yang baru. " Perintah pangeran han yung kepada para wanita itu. Yang tak lain pekerjanya.

"Baik yang mulia. " Jawab mereka serentak dan melaksanakan perintah majikannya.

"Yang mulia, Tadi nona seng mio mencari anda. " Kata seorang wanita yang sedang membantu memasangkan jubah luar pangeran han yung.

"Untuk apa jalang itu kemari" Tanya han yung dengan nada dinginnya.

"Hamba tidak tahu. Yang mulia. " Jawab wanita itu yang tak lain wanita pengelola rumah cinta dan dia juga seorang selir pertama. Yang melayani suaminya saat disini. Jadi dia hanya khusus melayani suaminya. Dan mengelola usaha suami nya sendiri.

" Mungkinkah. Dia ingin menjadi selir atau istri anda yang mulia. " Jawab wanita cantik itu yang sudah duduk didepan pangeran han yung.

"Istriku hanya nona kediaman hao. Dia bukan siapa siapa bagiku. " Kata han yung dengan tegas.

"Benarkah itu. " Kata wanita cantik tersebut dengan tersenyum cerah.

"Maafkan aku yang hanya bisa menjadikan kau selir saat ini. Kalau kakak kedua sudah mengambil istri sah. Kau akan secepatnya menjadi putri ke empat secepatnya. " Kata pria itu dan tersenyum memandang wajah cantik orang yang berada didepannya.

"Apa tadi kau kesusahan. Datang ke sini.? " Tanya han yung kembali.

"Ayah yang mengantarkan ku. " Jawab wanita itu dengan tersenyum .

Wajah han yung seperti ingin kejelasan tentang jawabannya.

" Tuan yan yang memberitahu ayah. " Jawab nona ha dengan masih tersenyum memandang wajah cantik suaminya.

" Hem, Sebentar lagi. aku akan membantu kakak kedua memiliki seorang istri. " Kata han yung dan mendapat gelengan ringan istrinya.

" Ay kita makan bersama. " Ajak han yung kepada wanita cantik yang tak lain nona hao Lan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!