Senyuman yang mengerikan.

"Kau sangat wangi. " Ucap xia jie dengan wajah entah kenapa terlihat mesum dimata penyerang itu . Seperti menggoda seseorang.

Dengan terpaksa dan cepat dia melepaskan xia jie dan berlari pergi secepat kilat.

Setelah kepergian orang itu. Membuat xia jie tersenyum penuh arti karena baru saja membuat pria muda itu kabur dengan sendirinya.Rencananya menggoda pria itu berhasil.

Ditempat lain.

Seorang pria muda meloncat masuk kedalam ruangan kerja . Pemilik ruangan itu hanya melihat dan mengamati pria berbaju hitam yang membawa pedang yang sudah berada di sarungnya dibelakang punggung.

Tanpa permisi pria itu membuka cadar hitamnya dan meneguk air yang berada di samping meja kerja. Surai hitam yang di kuncir kuda dengan anak rambut yang jatuh diantara sisi wajahnya karena tersangkut diantara para dahan pohon hingga acak acakan.

"Kakak, Saya menyerah mendatangi wanita itu. " Ucap pria tersebut dengan nafas yang tersengal-sengal karena lelah kabur.

"Haha, Maaf yang mulia pangeran ke lima. Apa hamba tidak salah mendengar. Baru kali ini anda tidak bisa menyelesaikan tugas dari yang mulia putra mahkota. " Kata orang kepercayaan putra mahkota.

" Lebih baik, anda saja yang melakukannya. Saya tidak ingin pergi ke sana kembali. " Ucap pangeran ke lima dengan wajah yang merah padam. Dia bergidik ngeri saat mendengar dan mendapat belaian genit ditangan wanita jahat itu. Memang dia tak ingin menceritakan kejadian yang membuat dia malu. Biar yang lain yang merasakan kelicikan wanita jahat milik mentri pertanian.

"Han sang. " Panggil putra mahkota kepada pangeran kelima. Yang dari awal masih diam melihat adik satu ibu nya yang memiliki mimik wajah tampan tapi sedikit cantik itu. Dengan wajah merona yang ditutupin dengan garang garang imutnya. Membuat sang kakak hanya memandang saja.

"Biarkan Tao yang akan melakukannya. " Tambah putra mahkota menyuruh orang kepercayaannya dikirim ke kediaman mentri yan tepatnya di paviliun gadis yang akan kaisar nikahkan dengannya.

Sebelum dia menikah dengan gadis yang jahat itu. Dia harus tahu kelemahan dan niat terselubung nona muda yan tersebut. Memang itu berkah untuknya. Karena dengan dia menikahi nona muda yan, Dia akan mendapat dukungan dari jendral kejam yan dan juga mentri kaya raya itu yang penuh dengan sumber daya alam dan manusia nya. Membuat kedudukannya kokoh ditangannya meskipun dia pura pura gila.

Pagi hari mulai tiba.

Di paviliun yang penuh dengan bunga berbagai macam jenis terdapat rumah sederhana yang dimana itu sebuah kamar tidur seorang nona muda kediaman yan. Ditengah tengah taman bunga yang bermekaran. pohon buah buahan dan pohon rindang yang terdapat sebuah ayunan di samping bangunan rumah itu. Paviliun itu dikelilingi Dinding pembatas dan juga pintu paviliun.

tok tok tok

Suara ketukan pintu membangunkan. gadis cantik, Berambut hitam kelam panjang yang menjuntai jatuh ke lantai karena dia berbaring dengan posisi tengkurap di pinggir ranjang. Dengan Selimut yang menutupi baju dalamnya yang sangat tipis. Karena dia akan merasa gerah dan kepanasan kalau memakai baju dalam yang terlalu tebal.Karena di kehidupan yang dulu. Dia biasa tidur dengan pakaian dalam saja.

Netra yang tadinya tertutup. Terbuka dan memperlihatkan iris mata yang berwarna amber bercahaya karena terkena sedikit pantulan cahaya matahari yang baru terbit.

Dengan sekali ayunan. Dia sudah memakai baju dalamnya yang sedikit tebal dan duduk dipinggir ranjang kamarnya.

"Masuk." Ucap gadis itu yang sudah duduk dengan tenang, meskipun rambutnya masih menjuntai kebawah dengan indah tanpa disisir sudah rapi berjatuhan.

Seorang pelayan masuk membawahkan satu baskom air hangat untuk membasuh muka majikannya. Dan juga sebuah handuk kecil untuk menyeka setelah membasuh muka.

Setelah selesai membasuh muka. Barulah Salah satu pelayan berbicara.

" Nona ingin mandi terlebih dahulu. Atau sarapan. " Tanya pelayan satu.

"Sarapan." Ucapan dingin nona nya terdengar ditelinga para pelayan.Tak biasanya nona mereka sedingin ini.

" Baik, hamba akan mempersiapkannya. " Kata pelayan yang bertanya tadi dan mereka bertiga bersama sama pergi dari sana. Dan hanya tersisa satu pelayan. Yang sedang meracik bunga bunga dari halaman untuk mandi nona nya.

"Jangan terlalu banyak mawar. Perbanyak melati. " Kata gadis itu yang berbicara tanpa melihat pelayan yang menumbuk bunga untuk diambil sarinya agar mendapatkan wangi yang pekat karena akan dijadikan parfum yang akan dipakai sang nona.

"Baik nona. Kalau untuk berendam lebih banyak melati atau mawar nya. " Jawab pelayan itu dan bertanya kembali.

"Mawar." Jawab sang nona yang sudah berpindah duduk di kursi yang di sana sudah ada meja dan secangkir teh. Dan membaca buku untuk menghilangkan kebosanan hingga menu sarapannya datang.

Ketiga pelayan itu. Datang kembali dengan membawa berbagai mangkuk porselen yang didalamnya ada berbagai hidangan sarapan.

Semua hidangan sudah diletakan di atas meja. Gadis itu meletakan bukunya di pojok meja, Lalu menggulung lengan bajunya dan mulai sesuap demi sesuap memasukan makanan kedalam mulutnya. Mengunyah nya dengan perlahan.

Tek

Suara sumpit yang diletakan dengan kasar saat baru saja hanya sesuap. Sarapannya tak jadi dilanjutkan karena entah kenapa.

"Makan." Ucap gadis itu kepada para pelayannya dan berdiri dengan kasarnya.

Kalau sang nona sudah tak selera memakan makanannya. Dan menyuruh mereka untuk makan berarti mereka mau tak mau harus makan semua itu. Karena mereka bukan sehari mendapat perlakuan seperti itu. Tapi sudah 15 tahun memahami watak nona mereka.

" Apa airnya sudah siap. Untuk mandi. " Tanya gadis itu kepada satu pelayan yang bertugas membuat parfum dan juga aktifitasnya sebelum mandi.

"Sudah nona. " Jawab pelayan itu yang sudah keluar dari pembatas tempat nona nya mandi.

Setelah sang nona nya. Sudah masuk ke tempat mandi dan sudah tak terlihat. Para pelayan sedang duduk melingkar di kursi yang ada menu makanannya bersamaan dengan yang tadi menyiapkan air mandi. Mereka sarapan dengan menghabiskan sarapan sang nona. Dengan cepat mereka memakan sarapannya dan membereskan bekas makanan mereka bersama dan ditumpuk hanya satu pelayan yang akan menaruhnya di dapur dan yang lain masih didalam menunggu sang nona. Karena akan membantu sang nona untuk berganti pakaian serta merias diri. Mengatur rambut sang nona untuk mereka bentuk.

Tak berlangsung lama, Nona nya keluar dengan memakai baju bagian dalamnya berwarna merah muda dan langsung disambut pelayan dengan membawa baju bagian luar berwarna Biru tua. Salah satunya membantu sang nona memakai baju luarnya dan yang lain sudah mempersiapkan sisir dan yang lain mengeringkan rambut bagian ujung sang nona.

Setelah memakai baju luarnya , Barulah gadis itu Duduk didepan cermin untuk merias diri sendiri. Sedangkan yang lain mengatur rambut nona nya.

Tap tap Seseorang mendarat di atas atap paviliun gadis itu melihat dan kembali pergi begitu saja. Karena takut ketahuan oleh para pengawal. Karena pohon rimbun berada 10 meter dari bangunan itu. Membuat para penyusup tidak bisa berlama lama nangkring di sana.

Sedangkan sang pemilik paviliun itu sudah siap dan selesai. Karena pagi ini kediaman mentri yan akan menerima dekrit pernikahan untuknya dengan putra mahkota han ling.

Dengan langkah yang begitu gontai dengan dagu yang terangkat dan wajah angkuhnya mengiringi langkah menuju halaman utama. Dimana keluarganya sudah menunggu.

Karena bentar lagi. Orang dari kaisar akan sampai di kediamannya.

Di tempat lain.

Seseorang menghancurkan semua. Karena laporan dari orang suruhannya. Yang melaporkan apa saja yang dia dengar di paviliun nona yan xia jie.

PRANG

PYAR

Semua barang barang guci dan lainnya jatuh pecah berceceran.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!