WANITA SEJUTA KEJAHATAN.

"Maafkan hamba yang mulia. " Ucap tao yang sudah mengelus kepalanya yang di memukul kepala. Setelah memukul kepala tao. Putra mahkota keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke kamar pribadinya .

Dan melihat istrinya masih tertidur dengan pulas. Hanya berganti menghadap ke jendela yang tadi ditempati duduk .

Tap bukan putra mahkota gila. Kalau sampai percaya tipu muslihat istri kecilnya itu.

Tapi semua itu tidak masalah untuknya. Asal saat dia kembali istrinya sudah lebih ko kewarasan yang tidak akan mudah percaya dengan orang lain. Apalagi Dengan para pelayan pelayan yang baru baginya. Termasuk wanita yang baru saja menjadi istrinya. Dia akan tetap mewaspadai tingkah lakunya.

"Bangunlah, kau kira. Aku tak mengetahuinya." Kata han ling yang membuat xia jie langsung tertegun dan memandang pria itu.

"Kau menyadarinya. Hebat kau orang pertama yang bisa melihatku bersandiwara. " Ucap xia jie dan bertepuk tangan atas kehebatan suami barunya.

"Apa, kau juga tahu. Tadi kemana dan sedang apa. " Tanya xia jie ingin mengetes ketrampilan pria gila nya ini.

"Aku orang gila. Tak mungkin mengerti maksudmu. " Kata han ling tiba tiba membicarakan tentang gila. Dengan akal jahat dan sejuta kelicikannya. Dia tahu bahwa mereka berdua sedang di awasi.

"Heh, Dasar pria gila. Kalau bukan karena aku memilihmu. Siapa yang akan menikahi mu. " Ucap wanita itu dengan tajamnya.

" Diam, Saya bukan orang gila. " Teriak han ling dan melempar apa saja yang ada di dekatnya ke sembarang arah.

Lalu berjalan ke depan, Istrinya dan mendorong sang istri hingga jatuh di atas ranjang.. Tanpa orang yang mengawasinya tahu. Pangeran han ling menggoreskan jarinya dengan ujung belati dan darahnya di usapkan di dahi sang istri. Setelahnya sang istri mendorong han ling dan berdiri. Terlihat jelas. Dahi xia jie berdarah. Melihat itu semua. orang tersebut pergi dan akan melaporkan semua yang dilihat kepada tuannya.

Melihat orang tadi sudah pergi.

"Kau memang wanita dengan sejuta kejahatan. " Puji han ling kepada istrinya.

"Terima kasih suamiku. Ha ha ha. " Tawa xia jie pecah dengan sendirinya.

"Pasti orang itu. Akan datang ke kediaman ayahku. Dan akan mengatakan yang tidak tidak untuk menghasut kakak serta ayah. " Kata xia jie yang sudah tahu , dengan siapa orang itu bekerja. " Kata xia jie yang sedang memandang hamparan tanah yang hanya di hiasi oleh rumput dan pohon rindang.

" Ada masalah penting. " Kata xia tiba tiba.

Mendengar itu. Han ling hanya mengerutkan keningnya. Masalah apa. Itu yang ada didalam pikirannya.

"Masalah apa. " Tanya han ling dengan terpaksa karena kalau tidak di tanya apa dia akan tahu masalah apa itu.

"Halaman, anda tidak bisa membuat saya terkesan. " Jawabnya dan lalu menghilang dibalik pembatas yang menghalangi kamar mandi dan kamar tidur.

"Halaman." Gumamnya dan melihat halamannya yang ada diluar lewat jendela. Halamannya bagus. Tapi tak seperti halaman istrinya uang berada dikediaman mentri yan.

Melihat itu. Han ling memanggil pengawal bayangannya.

" Kalian, carilah bunga apa saja. Yang indah dan cantik. Nanti kalau sudah dapat suruh para pelayan menanamnya di seluruh halaman ku. Tak ada yang terkecuali.

Dia akan menuruti apa pun yang di minta istrinya. Asal istrinya selalu siap untuk diajak sandiwara orang gila sepertinya.

Di kediaman yang berada di istana.

Tepatnya di kediaman pangeran ke tiga.

Penyusup itu masuk kedalam ruangan kerja pangeran ketiga.

Lalu melaporkan apa saja yang dilihat dan di dengar di kamar putra mahkota. Apalagi putra mahkota sampai melukai istrinya yang tak lain anak mentri yan dan juga adik jendral perang itu. Membuat dia akan memanfaatkan situasi itu. Agar kedua pria yang bermarga yan. Tak akan mendukung putra mahkota sama sekali. Kalau mendengar xia jie sampai terluka. Biar semua itu. Di bawa hingga ke pengadilan lusa itu. Dan akan membuat rumor tentang putra mahkota kembali bertambah.

"Aku akan kekediaman mentri yan. Dan memberitahu mereka bahwa nona kesayangan mereka telah di aniaya kakakku yang gila. " Kata han seung dengan semangat ingin membuat itu cukup memanas. Jangan sampai terlewatkan.

Setelah menempuh perjalanan selama kurang dari 17 menit. Barulah pangeran ketiga sampai kekediaman mentri yan.

Sedangkan pemilik kediaman sedang berkumpul. Saat selesai mengantungi sebuah surat. Mereka mendapatkan kabar dari pelayan bahwa pangeran han Seung. Sedang berkunjung.

"Tuan Yan, Diruang utama pangeran ketiga menunggu. Dan berkunjung.

" Tidak ada kapoknya dia. " Geram jendral muda yan dengan sudah terpancing emosi.

"Yang penting kita sudah tahu. Apa yang akan dia lakukan. Saat datang kesini. " Kata tuan yan yang sedang menenangkan emosi anak laki lakinya.

Setelah mendengar itu. Mereka berdua melangkah menuju ruang utama. Dan bertemu pangeran ketiga uang sudah meminum secangkir teh.

"Maaf, Yang mulia pangeran ketiga. Hamba berdua datang terlambat. " Kata menti pertanian dengan sedikit tersenyum

Jujur dia sangat muak. Dengan keberadaan pangeran ketiga yang sedang berada di kediamannya. Apalagi dengan masuknya dia. Mereka sudah tahu bahwa akan melakukan halnya merugikan hubungan mereka kelak.

"Ada apa yang mulia, datang ke kediaman kami yang jelek ini. " Ucap tuan yan dengan merendah.

Lalu pangeran ketiga memberitahukan semua yang diberitahu mata matanya kepada keluarga yan

Dengan alibi dia tak sengaja melihatnya saat akan berkunjung kekediaman putra mahkota untuk mengucapkan selamat atas pernikahan.

Lalu siapa dia. Di dalam keluarga ini. Dia hanya mantan calon anaknya. Bukan siapa siapa bagi mereka.

"Oh, Astaga. Apa itu benar. " Tanya nyonya yan yang pura pura sedih saat mendengar apa yang dikatakan pangeran ketiga kepada mereka.

"Hu hu hu, Putriku yang malang. Oh anakku. " rancu sedih dengan kata kat yang memilukan. Dan jangan lupa ingus dan air mata yang tiba tiba ada. Entah kapan datangnya.

" Suamiku, Selamatkan putriku. " Teriak nyonya yan dengan nada yang lirih karena sedih.

"Besok, Saat kami pergi ke istana. Kami akan melihat keadaannya. " Jawab tuan yan yang sudah memeluk sayang istrinya.

"Mereka ibarat lebih cocok sebagai pemain opera. Bukan sebagai tuan mentri dan nyonya yan. " Batin jendral yan anaknya sendiri yang mengomentari pekerjaan kedua orang tua nya.

Sedangkan wanita yang sedang mereka bicarakan. Sedang dengan santainya menghukum pelayan dikediaman putra mahkota dengan kejam. Hanya kesalahan sedikit saja. Seperti tak sengaja memberikan bubuk obat tidur. Yang ditaburkan ke makanannya. Jadi semua pelayan dia hukum. Tak ada yang tidak dihukum sama sekali. Mereka disuruh memakan sendiri makanan yang sudah diracuni obat tidur itu sendiri.

Sedangkan sang suami hanya diam melihat. Karena orang gila hanya diam melihat kalau tidak dia akan tertawa melihat kemalangan orang lain. Itulah fungsi pura pura gila nya.

Memang dia pasangan yang sangat serasi. Satu penghibur yang gila. satunya lagi orang gila nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!