Ketika prima melihat kondisi mamahnya yang sudah mulai stabil, ia pun langsung memberanikan diri, untuk menanyakan Maslah yang sedang terjadi di keluarganya tersebut.
Berbeda dengan Jojo, ia cukup melihat mamahnya senyum saja, kalau mamah nya sudah senyum, semua masalah pun hilang seketika.
"Mah, ucap prima abang boleh nanya ngak mah? Tapi mamah janji jangan sedih, kalau abang tanya nanti."
"Hahahha Abang gimana sih, blm di tanya aja udah bilang jangan sedih, gimana kalau abang nyakitin hati mamah? Masa mamah ngak sedih, hahahha."
(ucap mamah Meri sambil tertawa)
"Ehhh hehehe, iya juga sih mah, tapi kali ini abang serius ma.
(ucap prima dengan serius)
Mamahnya yang paham dengan sikap prima, pun langsung bersikap serius.
"Iya bang, abang boleh tanya kok emang abang mau tanya apa bang?
"Hemmm maaf mah, sebelumnya mah abang hanya mau minta penjelasan dari mamah aja, emang keluarga kita lagi ada masalah apa ya mah? kalau abang boleh tau mah?
Soalnya tadi pagi ayah pergi bawa koper besar kata Jojo mah.
Jadi abang penasaran, emang lagi ada masalah apa mamah sama ayah ucap prima.
Mamah nya pun berdiam diri sebentar sambil memikirkan harus memulai menjelaskan dari mana.
"Sebenarnya mamah, sama ayah kalian sebentar lagi mau pisah bang.
Maaf sebelumnya, tapi sebelum mamah selesai bicara, kalian ngak boleh motong omongan mamah ya.
Kalian janji?
(ucap mamah)
"Mereka pun dengan kompak menjawab **Janji**, bersamaan."
"Oke mamah jelasin dari awal ya, kemarin mamah pergi sama ayah kalian, ke kantor ayah, mamah pun masuk ke ruangan ayah.
Tapi mamah, melihat satu Poto yang terpajang di ruangan tersebut, bukan lah Poto mamah.
Melain kan Poto ayah, sama wanita lain, dan mamah pun emosi.
Mamah, mengambil Poto tersebut dan mamah langsung melihat, siapa yang ada di Poto itu, ketika mamah perhatikan, ternyata yang ada di Poto tersebut adalah calon mantan tunangan ayah kalian."
Dan mamah pun langsung meminta penjelasan dari ayah kalian, belum sempat mamah minta penjelasan, malah mamah yang langsung di tampar.
Sama ayah kalian, mama sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, dan akhirnya mamah memutuskan keluar dari kantor dan pulang ke rumah.
"Setelah pukul 10 lewat, ayah kalian pulang, dan langsung menemuin mamah ke dalam kamar.
Ayah langsung, membuat keputusan kalau ia sebentar lagi ingin menceraikan mamah.
Mamah, yang belum mendengar penjelasan dari ayah kalian.
Berharap ayah pulang ke rumah untuk meminta maaf, yang ada ayah malah memberi keputusan yang mamah tidak pernah sangka itu ia ucapkan. "
(Ucap mamah Meri, menceritakan sambil menangis).
Dan yang lebih parah lagi, kini untuk hak asu kalian itu di jatuhkan ke pada mamah semua.
Dan aset-aset, yang ada di keluarga ini, akan di pulang kan semua kepada ayah kalian.
Bisa di katakan, kita tidak memiliki apa-apa lagi nakk.
(Ucap mamah Meri sambil menangis).
Prima yang sudah diam sejak tadi ia mendengar penjelasan dari mamanya.
Ia langsung emosi, dan membanting gelas yang ada di depan nya tersebut.
Dan berkata, laki-laki berengsek, laki-laki banci, kurang ajar, dan kata-kata kasar.
Yang di lontarkan prima untuk ayah nya sekarang ia sangat emosi, atas apa yang di lakukan ayahnya, kepada keluarganya.
"Huaaaaaaaaaaa".
"Pekik prima anj\*\*\*, Bangsa\*.
Sekarang prima sudah tidak terkendali lagi, emosinya seperti bensin yang dilahap api..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments