Bab 11 Instalasi Gawat Darurat

Aku sudah bersiap-siap akan pergi kerumah yang memiliki kenangan buruk itu. Mudah-mudahan bang Burhan tidak disana supaya aku tidak beradu argumen lagi dengannya. Bukan kah sudah ku bilang percuma menyadarkan nya, karena otak nya tidak akan sampai.

Suara dering di ponsel ku menandakan ada panggilan masuk. Ternyata dari Nina tetangga ku di kampung. Aku memang memberikan nomor ponsel ku kepada nya supaya memudahkan aku untuk berkomunikasi dengan mak dan bapak.

"Halo Nina, ada apa?"

"Ini Mak kamu mau ngomong Mala. Kata nya penting."

"oo iya Nina."

Ku dengar suara dari seberang sana, kalau ponsel Nina telah berpindah ke tangan Mak ku.

"Mala."

"Iya Mak, ini Mala. Mak apa kabar? Mak sehat kan? Bapak gimana keadaannya Mak?"

"Apa yang sudah kau lakukan Mala? Gara-gara kelakuan kau itu tekanan darah Bapak mu naik."

"Apa yang sudah Mala lakukan Mak? Mala tidak melakukan kesalahan apapun." ucapku hampir terisak.

Aku paling takut dengan kemarahan orang tuaku. Karena selama ini mereka lah satu-satu nya keluarga ku yang tersisa.

"Beberapa hari yang lalu Burhan mencari kau kesini. Kata nya kau kabur dengan laki-laki lain. Burhan bercerita kalau kau tidak pernah bersyukur dengan uang yang selama ini ia berikan padamu. Bahkan kau juga berani melawan mertua mu itu Mala! Mertua mu menangis sambil memeluk Mak. Ia sangat tersiksa dengan kelakuan bejat mu itu."

Jantung ku berpacu tidak menentu. Fitnah apa lagi ini? Mengapa bang Burhan sekejam itu memfitnah ku di depan orang tuaku sendiri. Bahkan Ibu mertua ku juga? Aku ingin m*ti saja kalau begini.

" Mala tidak seperti itu Mak." ku tahan air mataku agar tidak keluar.

"Mau mengelak seperti apa lagi kau itu Mala. Jangan buat Mak menyesal telah melahirkan kau. Sudah baik keluarga Burhan menolong keluarga kita agar tidak malu. Tapi perangai mu itu tidak pantas kau pertahankan Mala! Apa tunggu kami tiada baru kau berubah?"

" Mala tidak seperti itu Mak! Semua yang dikatakan bang Burhan dan Ibu nya itu bohong. Mereka yang malah sering menyiksa Mala dan tidak memberikan uang. Bahkan hak Aska pun mereka rebut."

"Sudah lah salah, jangan kau cari pembelaan lagi Mala. Wajar kadang Burhan memukul mu karena perangai buruk mu itu. Kau juga jangan menambah dosa dengan mengambil hak milik anak yatim. Sekarang pulang lah kau kerumah suami mu. Minta maaf lah kepadanya. Jadi lah istri yang baik Mala."

"nggak, Mala nggak mau. Lebih baik Mala mati kalau harus balik kerumah itu lagi Mak. Mala nggak mau."

Air mata yang ku pertahankan dari tadi akhirnya lolos juga. Aku pun tidak bisa menahan nya lagi. Dada ku sangat sesak sekali rasanya. Bagaimana mungkin mak lebih mempercayai mereka daripada aku anak nya sendiri.

Gegas aku melangkah dan ingin mendatangi rumah itu. Ku yakin bang Burhan pasti ada di sana. Aku akan merekam seluruh isi rumah itu dan ku kirimkan pada Mak ku biar beliau tahu seperti apa tempat tinggal anak dan cucu nya di sini.

Keluarga ku memang tidak pernah mau jika ku ajak ke sini. Alasannya karena tidak sanggup duduk terlalu lama di dalam angkutan umum. Padahal jarak dari sini ke kampung ku hanya dua jam saja jika tidak mengalami kemacetan. Namun, tempat tinggal orang tua ku masih di pelosok desa.

"Aska, main sama kawan-kawan dulu ya. Bunda ada janji sama kawan Bunda. Nanti pulang nya Bunda belikan es krim deh."

"iya Bunda, hati-hati ya. Aska nggak perlu es krim. Yang penting Bunda pulang dengan selamat."

"Manis nya anak Bunda!"

Aku pun mencium kening anak ku. Tidak lupa ku datangi dan menceritakan kejadian ini kepada Wak Nur. Aku ingin jika terjadi apa-apa denganku nanti beliau sudah tahu harus melakukan apa. Aku akan ke kandang harimau jadi harus punya bekal dan persiapan yang matang.

Beberapa menit kemudian aku telah sampai dirumah itu. Rumah yang penuh dengan kenangan yang buruk. Yang pertama kali ku sorot adalah sumur belakang dan WC yang sudah tidak layak. Dalam video itu aku juga bercerita bagaimana awal mula aku bekerja keras dalam memperbaiki itu semua.

Namun saat aku sedang merekam bagian dalam tiba-tiba bang Burhan muncul dari dalam. Lekas aku menyimpan ponsel itu di dekat vas bunga, dan lupa mematikan video nya.

"Pulang juga kau akhirnya wanita sund*l! Bagaimana hidup mu di luar sana? Apa sangat bahagia?"

"ya, aku sangat bahagia bisa keluar dari neraka yang kau dan keluarga mu ciptakan. Dan apa maksud mu menemui keluarga ku dan mengarang cerita yang bukan-bukan?"

"ooo ternyata mertua ku itu sudah memberitahu mu ya. Bagus lah, aku tidak perlu capek-capek untuk menasehati mu lagi."

"Apa kau sudah tidak waras Burhan? Apa kau sudah lupa dengan apa yang telah kau lakukan padaku? Setelah mencuri uangku kau juga menyiksa aku hingga babak belur."

"aku hanya mengambil uang ku yang selama ini kuberikan kepadamu!"

"uang yang mana? Uang yang kau berikan sepuluh ribu di tambah dua ribu itu? Bahkan setelah kau memberi kan aku uang itu, kau meminta nya kembali. Apa kau lupa? Atau kau sudah pikun."

"Kurang aj*r kau Kemala! Berani sekali kau berkata seperti itu terhadap anak ku."

Ibu mertua datang dan langsung menyerang ku begitu saja. Sasaran nya adalah jilbab yang kupakai. Seperti biasa ia akan menjambak rambutku beserta lainnya.

"Jangan lagi kalian menyiksa ku. Sungguh kalian keluarga yang kompak dalam menyiksa hidup orang lain."

"Wah,sudah pintar ngomong istrimu Burhan. Padahal baru beberapa hari dia tinggal di luar. Jangan - jangan bakal jual diri dia lama-kelamaan."

"Aku tidak sama dengan kalian yang suka mengambil hak orang lain. Kalian sungguh sangat pintar bersandiwara."

Plak..

Bang Burhan menampar wajah ku sampai aku tersungkur. Aku hanya bisa tertawa.

"Sudah puas bang? Bukan kah selama ini hampir setiap hari abang memukul ku? Mengapa Abang mengarang cerita yang bukan-bukan di depan orang tua ku!"

"Ini belum seberapa Mala! Suatu saat nanti aku juga akan menghilangkan kedua orang tua mu jika kau tidak mau menurut."

"Harus menurut seperti apa lagi aku bang? Kau beri aku nafkah dua belas ribu aku terima. Tinggal dirumah yang seperti kandang kambing aku terima. Bahkan aku mencari berondolan setiap hari demi sesuap nasi. Lihat rumah ini, Apakah layak di bilang rumah? Lihat juga baju yang ku pakai ini? Coba Abang ingat-ingat lagi kapan terakhir kali Abang membelikan ku Baju baru?"

" Dasar perempuan tidak tahu di untung kau Kemala! Sudah cukup mulut mu itu berbicara."

Ibu mertua yang langsung tersulut emosi langsung melibas ku dengan gantungan pintu yang terbuat dari keong. Rasa sakit karena terkena ujung runcing cangkang itu membuat ku meringis. Bukan itu saja, bahkan mereka berdua berlomba-lomba menend*ng tubuh ku.

Tidak ada lagi air mata, aku sudah biasa dengan perlakuan ini. Karena melihat ku tidak memohon seperti biasanya, Bang Burhan lalu mengambil Periuk bekas dan menghant*m nya ke waj*hku.

Seketika dar*h segar langsung keluar dari hidung dan mulut ku. Tubuhku langsung sempoyongan.

"Hanya karena hal yang tidak masuk akal Abang dan Ibu selalu menyiksa ku hingga babak belur seperti ini? Apa kesalahan ku pada mu bang?"

"Kau itu sudah berani membangkang Kemala!"

"Aku penurut saja kau siksa Bang! Belum puas kah hati mu? Bun*h saja aku jika itu membuat hati mu senang." ucapku sambil tersenyum dengan dar*h yang terus menetes.

"Lihat itu Burhan, istrimu sudah gil*. Habisi saja dia biar tidak menyusahkan mu lagi."

"Tapi bu, Kemala masih istriku."

"Kau bisa menikah dengan wanita yang lebih baik lagi dari nya Burhan!"

Aku tertawa terbahak-bahak mendengarkan ocehan mereka berdua.

"Sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang mau dengan lelaki pelit seperti anak lelakimu itu Ibu Mertua ku tersayang. Kalian memang keluarga yang konyol."

"Kurang aj*r kau Kemala!"

Bang Burhan langsung membuat ku babak belur kembali. Tubuh ku kali ini seperti sudah tiba pada masa nya. Aku sudah tidak kuat lagi membuka mata. Jika memang hari ini ajal ku mudah-mudahan Mak dan Bapak di kampung mau mengurus anak ku Aska.

Brak...

Tiba-tiba pintu terbuka, Wak nur datang dengan warga desa yang lain beserta Pak RT. Aku bahkan melihat seseorang yang sudah lama hilang.

Entah karena kepala ku sudah setengah luka aku jadi berhalusinasi seperti ini. Sebelum mata ku benar benar terpejam, tertatih kakiku berjalan dan langsung aku mengambil ponsel milikku itu.

Dadaku sangat sesak sekali, kaki ku tangan ku apalagi kepalaku. Entah sudah seperti apa rupaku sekarang. Setelah menyerahkan ponsel ku kepada Wak Nur aku pun pingsan dan tidak mengingat apapun lagi.

"Mala, kau sudah bangun nak?"

Sayup ku mendengar suara Ibu ku. Apa setelah di pukul telinga ku juga sudah mulai bermasalah?

"Aku di mana?" Tanya ku dengan suara yang serak.

"Kau sempat masuk IGD mala, dan pingsan selama tiga hari. Akhirnya kau sadar juga nak."

"Aska...

Terpopuler

Comments

evvylamora

evvylamora

makanya apa2 tuh jujur ke ortu, nah skrg emaknya mo mati yo wes mak, ma tu aja

2024-11-04

0

Neulis Saja

Neulis Saja

kenapa tdk di penjarakan itu namanya kdrt ko selama ini masyarakat yg melihatnya diam saja?

2024-10-01

0

Ratnasihite

Ratnasihite

suami ga guna knp ga pisah aja sih

2024-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Gara-gara Ayam
2 Bab 2 Uang Jajan ku dua ribu
3 Bab 3 Jamur Sawit
4 Bab 4. Anak Yatim
5 Bab 5 Istriku Pelit
6 Bab 6 Usaha Sampingan
7 Bab 7 Selalu Salah
8 Bab 8 Mencoba Hal Baru
9 Bab 9 Rezeki Aska
10 Bab 10 Fitnah
11 Bab 11 Instalasi Gawat Darurat
12 Bab 12 Menjadi Tersangka
13 Bab 13 Isi Pikiran Burhan
14 Bab 14 Kecurigaan Burhan
15 Bab 15 Tidak Rela
16 Bab 16 Bangkit Atau Jatuh
17 Bab 17 Di Buang
18 Bab 18 Bang Heru
19 Bab 19 Cerai
20 Bab 20 Apa Mau mu!
21 Bab 21 Viral
22 Bab 22 Pratiwi
23 Bab 23 Lagi dan lagi
24 Bab 24 Aku Bukan Pelakor
25 Bab 25 Apa lagi ini?
26 Bab 26 Cerai atau Tidak?
27 Bab 27 Kebenaran di Masa lalu
28 Bab 28 Hidup baru
29 Bab 29 Itu Tiwi?
30 Bab 30 Di Permalukan
31 Bab 31 Sejarah Kampung Kemala
32 Bab 32 Selamat Tinggal
33 Bab 33 Cinta
34 Bab 34 Akhirnya Malu
35 Bab 35 Pesta Pernikahan
36 Bab 36 Nina dan Burhan
37 Bab 37 Tiwi berulah
38 Bab 38 Enak kan, Tiwi!
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Bab 1 Gara-gara Ayam
2
Bab 2 Uang Jajan ku dua ribu
3
Bab 3 Jamur Sawit
4
Bab 4. Anak Yatim
5
Bab 5 Istriku Pelit
6
Bab 6 Usaha Sampingan
7
Bab 7 Selalu Salah
8
Bab 8 Mencoba Hal Baru
9
Bab 9 Rezeki Aska
10
Bab 10 Fitnah
11
Bab 11 Instalasi Gawat Darurat
12
Bab 12 Menjadi Tersangka
13
Bab 13 Isi Pikiran Burhan
14
Bab 14 Kecurigaan Burhan
15
Bab 15 Tidak Rela
16
Bab 16 Bangkit Atau Jatuh
17
Bab 17 Di Buang
18
Bab 18 Bang Heru
19
Bab 19 Cerai
20
Bab 20 Apa Mau mu!
21
Bab 21 Viral
22
Bab 22 Pratiwi
23
Bab 23 Lagi dan lagi
24
Bab 24 Aku Bukan Pelakor
25
Bab 25 Apa lagi ini?
26
Bab 26 Cerai atau Tidak?
27
Bab 27 Kebenaran di Masa lalu
28
Bab 28 Hidup baru
29
Bab 29 Itu Tiwi?
30
Bab 30 Di Permalukan
31
Bab 31 Sejarah Kampung Kemala
32
Bab 32 Selamat Tinggal
33
Bab 33 Cinta
34
Bab 34 Akhirnya Malu
35
Bab 35 Pesta Pernikahan
36
Bab 36 Nina dan Burhan
37
Bab 37 Tiwi berulah
38
Bab 38 Enak kan, Tiwi!
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!