Kini Kasdun berhadapan dengan keluarga Tiara.
"Hal penting apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanya ayah Tiara tidak ingin berbasa-basi.
"Yah aku sudah bertemu dengan Blu. Ternyata dia kecelakaan bertepatan dengan pernikahan kemarin." Tiara langsung berbicara dengan hati-hati berharap ayahnya mengerti. Ayah Danu menatap Tiara dengan tidak suka.
"Lantas kalau kamu sudah tahu hal itu kamu mau apa? Kembalinya Blu tidak akan merubah status kalian di mata hukum."
Tiara menunduk. Sementara Kasdun hanya diam saja. Dia memberikan kesempatan pada Tiara untuk berbicara panjang lebar dengan kedua orang tuanya.
"Yah Tiara sangat mencintai Blu. Tiara ingin menikah dengan Blu. Tiara mau pisah saja dengan Kasdun. Karena Tiara tidak mencintai Kasdun. Yah kumohon yang bisa membahagiakan Tiara hanya Blu bukan Kasdun. Kasdun tidak bisa menjamin masa depan Tiara. Sedangkan Blu, dia punya segalanya."
Deg
Nyeri rasanya Tiara mengatakan hal tersebut di hadapan orang tuanya. Kasdun menyadari hal itu, sabar adalah pilihan tepat untuk saat ini.
"Diam kamu!" Bentak Ayah Danu. Tiara tersentak lalu menunduk.
"Kamu tahu apa tentang masa depan, hah! Yang menentukan masa depan itu bukan kamu tapi Allah. Lihat kakak ipar kamu awalnya dia seorang CEO di perusahaan orang tuanya, tapi sekarang dia sebagai karyawan biasa di perusahaan orang lain. Roda kehidupan itu selalu berputar. Suatu saat nanti Kasdun akan berubah menjadi seorang yang dibanggakan oleh semua orang. Ayah yakin itu."
Tiara menggeleng. Kasdun memang sampai dengan saat ini belum menjelaskan pekerjaannya yang sekarang. Ia tidak mau memiliki seorang istri yang hanya mencintai hartanya saja. Dia rela kalau memang Tiara ingin melepasnya.
"Tapi Tiara engga yakin hal itu terjadi. Apa pun pekerjaan Kasdun yang jelas Tiara tidak mencintainya, Yah. Tiara mohon ayah mengerti perasaan Tiara. Tiara ingin bahagia. Dan Tiara lebih bahagia jika berumah tangga dengan Blu." Jelas Tiara tanpa mempedulikan perasaan Kasdun yang berada di sampingnya. Kasdun hanya menarik nafas. Entah sudah yang keberapa kali istrinya mengucapkan kata tidak bahagia menikah dengannya. Yang pasti itu sangat menyakitkan.
Hal ini membuat Ayah Danu murka begitu pun Nurmala yang selalu berusaha menyatukan Tiara dengan Kasdun. Ia begitu sangat percaya pada Kasdun untuk bisa menjadi pendamping seumur hidup buat adik kesayangannya namun ternyata adiknya tidak mensyukurinya, padahal banyak hal positip yang dimiliki Kasdun terutama kesetiaan dan tanggung jawab.
"Dun...kenapa kamu diam saja, kamu tidak marah Tiara bersikap seperti itu, tidak ada pembelaan gitu untuk mempertahankan rumah tangga kalian?" Tanya Nurmala berharap Kasdun masih mau mempertahankan rumah tangga yang sudah ia perjuangkan sejak masih dalam kesendirian. Kasdun menggeleng.
"Buat apa marah Bu? Apa yang ia katakan itu benar adanya. Saya hanya seorang sopir yang tidak pantas untuk memilikinya. Bukankah mencintai tidak harus memiliki? Kalau memang Tiara mencintai Blu saya bisa apa? Lagi pula pernikahan kami terjadi karena terpaksa hanya untuk menutupi malu keluarga. Tiara sudah memproklamirkan diri pada Blu bahwa dirinya belum menikah dan pernikahan kemarin gagal karena Blu tidak datang. Makanya Blu bersiap akan langsung menikahi Tiara pasca keluar dari rumah sakit karena yang Blu tahu Tiara masih sendiri." Jelas Kasdun tenang.
Ayah Danu dan keluarga bergeming. Mereka menatap Tiara tak percaya akan mengatakan kebohongan tentang statusnya pada Blu. Mereka tidak menduga jika endingnya akan berakhir dengan perpisahan. Bukankah di novel-novel pernikahan dadakan dengan pasangan pengganti akan berakhir dengan kebahagiaan namun mengapa pernikahan Kasdun dan Tiara justru sebaliknya?
"Dun pernikahan kalian itu resmi di mata hukum. Jadi tolong kalian lebih bersabar dalam menghadapi ujian dalam rumah tangga. Tetaplah bersama!" Harap Nurmala.
Sementara ayah dan ibu Danu hanya diam saja. Mereka menekan amarah. Dulu putri keduanya selalu menuruti apa yang diperintahkan mereka sebagai orang tua namun sekarang menyangkut masa depannya justru Tiara memberontak nasihat orang tuanya.
"Apaan sih kak, aku sudah ingin berpisah sama Kasdun tapi kakak masih saja membujuk kami untuk hidup bersama lagi. Rumah tangga kami sudah tidak bisa dipertahankan lagi kak, beberapa hari lagi aku akan dijemput oleh orang yang begitu mencintaiku dan aku mencintainya, titik. Dun ayo cepat talak aku!"
"Tiara tidak baik memutuskan sesuatu dengan terburu-buru. Pikirkan lagi, Nak! Keputusan yang kamu ambil hari ini akan menentukan masa depanmu, ingat itu!"
"Bu keputusan ini sudah aku pikirkan sebelumnya. Aku yakin keputusanku benar."
"Maaf Ibu Bapak saya sangat berterima kasih sudah dipercaya mendampingi Tiara walaupun belum genap satu minggu rumah tangga kami harus hancur karena perasaan yang tidak bisa bersatu. Saya tidak berhasil mendidik Tiara dengan baik untuk itulah saya kembalikan Tiara dalam keadaan utuh tanpa cacat sedikitpun karena memang dari awal pernikahan kami belum bersentuhan. "
"Tiara jadi kamu....?"
"Ya sudahlah kak ini malah bagus, bercerainya aku sama Kasdun tidak meninggalkan bekas sedikit pun aku masih perawan dan Kasdun masih perjaka jadi ga ada yang merasa dirugikan. Ayo cepat katakan Dun, kenapa lama sekali kamu mengucapkan kata talak!"
Kasdun memejamkan matanya sungguh sebenarnya tidak sanggup mengatakan kata keramat yang bisa merubah statusnya tidak lagi sebagai seorang suami melainkan menjadi seorang duda yang perjaka.
"Baiklah dengan disaksikan oleh Ayah, Ibu dan Bu Nurmala kau Tiara bukan lagi sebagai istriku lagi, saya talak kamu sekarang. Semoga kamu bahagia bersama pilihanmu."
Tepuk tangan disertai senyuman bahagia jelas tergambar dari wajah Tiara.
"Bagus! Sudah tunggu apalagi, pergi kamu dari sini! Saya tidak ingin melihat drama di sini!"
Kasdun tidak menghiraukan perkataan Tiara, ia menghampiri mantan mertuanya ia mencium kedua tangan Bapak mertuanya. Ayah Danu memeluk Kasdun, tubuhnya bergetar hebat.
"Maafkan putri Bapak yang bodoh itu, maafkan Tiara Dun. Tiara bodoh sudah melapaskan kamu."
Cukup lama Kasdun dipeluk ayah Danu, hal ini berhasil membuat matanya mengembun. Keluarga Tiara memang baik, sangat baik. Namun Kasdun tidak bisa hidup bersama Tiara lagi karena Tiara tidak menghendakinya sebagai suami.
"Sudah dong Yah, dia bukan menantu ayah lagi. Biarkan dia pergi!' Ujar Tiara ketus.
Kasdun menguraikan pelukannya.
"Maafkan Kasdun Pak, Bu, Bu Nurmala. Kasdun pergi." Kasdun tersenyum. Ia beranjak melewati Tiara yang masih berdiri angkuh. Ia keluar dari rumah itu dengan tangan kosong. Menuju jalan raya mencari angkot yang lewat menuju rumah sakit karena motornya masih ada di sana.
Hatinya sudah plong sekarang. Dia sudah tidak lagi terbebani oleh drama rumah tangga yang sempat ia impikan sebelumnya. Kasdun seolah bangun dari mimpi buruknya. Pikirannya fresh. Ia mencoba menata hati kembali untuk tidak terlalu mengenang kenyataan pahit yang baru saja ia alami. Dia yakin suatu hari nanti ada wanita terbaik yang lebih menghargai dirinya sebagai seorang suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
karena adikmu sudah buta cinta Nurmala. tapi itu lebih baik berpisah dari pada Kasdun menderita. untuk apa memperjuangkan orang yang kita sayangi, tapi kalau orang yang kita perjuangkan tidak sama sekali menganggap kita ada
2025-03-01
0
🔵❤️⃟Wᵃf🇸🇦🇷🇦🇸①
tenang dun masih ada kaira
2024-06-13
2
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini●⑅⃝ᷟ
gpp dun,, semangat,, masa dpn lebih cerah
2024-06-12
2