"Baca saja dengan teliti, jika sudah cepat tanda tangani!" Titahnya ketus.
Kasdun membaca lembaran kertas tersebut sambil mengunyah makan malamnya.
Kasdun tertawa setelah membaca kertas itu. Lalu menggelengkan kepala.
"Kamu kebanyakan baca novel online. Ujung-ujungnya kamu bucin lo!"
"Tidak akan seperti itu. Yang begitu hanya di novel saja. Pada kenyataannya tidak akan terjadi. Ayo cepetan tanda tangani!" Ujar Tiara yakin. Tidak peduli suaminya sedang makan.
Kasdun mengembalikan kertas itu dengan kasar.
"Kau tak perlu repot-repot menulis perjanjian segala. Simpan saja kertas tak berguna itu, jika perlu buang saja! Oiya aku juga tidak berminat untuk menyentuh tubuhmu jadi ga usah khawatir, walaupun jelas aku suamimu dan halal bagiku untuk menyentuhmu namun aku tak akan menyentuhmu jika kau tidak memintanya."
"Hah minta duluan? O G A H!"
"Baik kalau kau tidak mau minta duluan, berarti aku yang duluan. Karena ini malam pertama dan kita akan mendapat pahala jika melakukannya malam ini." Kasdun mendekati Tiara dengan mencondongkan tubuhnya pada Tiara yang masih duduk bersila di hadapannya, ia menghindar. Merasa risih dan takut.
"Eh kamu mau apa? Awas ya kalau kamu macam-macam! Aku engga ridho kalau tubuh ini kamu sentuh!" Ujarnya ketus, ia beranjak namun pergelangan tangannya ditahan Kasdun.
"Beri aku beberapa alasan mengapa kamu sangat membenciku?" Tatapan tajam Kasdun menghunus relung jiwa Tiara. Tiara menelan salivanya.
"Aku...."
"Katakan...."
"Aku...."
"Cepat katakan!"
Tiara memejamkan matanya. Tidak kuat rasanya mendapat tatapan horor dari Kasdun.
"Aku tidak suka namamu. Namamu jelek, kampungan. Pekerjaanmu juga membuat aku malu. Aku malu punya suami seorang sopir. Aku ingin punya suami pekerja kantoran. Aku ingin bahagia, aku ingin semua keinginanku terpenuhi. Ingin punya rumah mewah, mobil. Tidak motor butut dan rumah jelek seperti ini!"
Kasdun merenggangkan cengkramannya. Lalu melepaskannya. Sungguh benar adanya dan sesuai dugaannya ternyata orang yang ia cintai dengan tulus lebih mementingkan kebahagiaan dunia. Ia tidak boleh menangis di hadapan istri yang tidak mau bersyukur. Ia langsung menyambar kunci motornya lalu pergi begitu saja.
Suara deru motor membuat Tiara terhenyak, ia membuka matanya perlahan. Benar saja Kasdun sudah tidak ada di sisinya. Kasdun pergi dengan emosi yang membuncah, terluka dengan pengakuan Tiara yang begitu jujur. Tapi setidaknya Kasdun bersyukur sudah tahu sejak awal agar ia bisa bersikap ke depannya. Hilang sudah rasa cintanya pada Tiara yang begitu besar. Yang ada sekarang adalah rasa kasihan pada istrinya itu. Walau bagaimana pun Tiara adalah istrinya yang ia nikahi tadi pagi untuk menutupi rasa malu keluarganya. Ucapannya sah di mata hukum.
Ia teringat saat masih mengejar Tiara sampai ke Tangerang untuk mendapatkan cinta sejatinya. Sampai-sampai dikatakan bodoh oleh salah satu penumpang yang berpenampilan seksi saat itu. Wanita itu membelanya di depan Tiara sampai Tiara tidak berkutik. Uniknya wanita itu selalu menurut saat Kasdun memberi nasehat untuk kemaslahatan dirinya. Wanita tangguh yang rela berjuang untuk mencapai cita-citanya berjualan cilok setiap hari. Penggagas rumah singgah yang ia kelola sekarang, namun Neneng tidak menuntut jabatannya diambil alih oleh orang lain, baginya siapapun yang mengelola rumah singgah bisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk kemajuan rumah singgah di masa yang akan datang. Sejujurnya Kasdun kagum pada sosok Neneng yang kerap dipanggil Keira.
Suara ponsel menyentakkan lamunannya saat berkendara. Ia menghentikan motornya di pinggir jalan. Ada suara isak tangis di sana.
"Meira ada apa?"
"Bang tolong segera datang ke rumah sakit umum sekarang, Keira sangat membutuhkan darah. Ia kritis. Tadi pagi kecelakaan saat pulang dari Bandung...."
Kasdun bergeming sesaat ia langsung menutup ponselnya kemudian pergi menuju rumah sakit umum malam itu juga. Ia begitu khawatir, entahlah ia begitu sayang pada Neneng walaupun Kasdun tidak pernah mengatakan cinta pada Neneng namun Neneng sangat berarti baginya. Neneng selalu memberikan keceriaan, Neneng selalu memberikan kedamaian. Neneng yang terlihat tulus mencintai Kasdun apa adanya. Kasdun menangis ia tidak ingin terjadi apapun pada Neneng. Neneng harus kuat.
Kasdun memarkirkan motornya di parkiran. Ia berlari kecil menuju ruang UGD. Di sana sudah ada beberapa orang yang menunggu di luar. Meira juga sudah standby di sana. Sahabat Keira itu tersenyum begitu melihat Kasdun yang menghampirinya.
Terlihat orang tua Keira pun hadir di sana.
"Bang ini mamanya Keira dan ini papanya" Meira memperkenalkan Kasdun pada orang tua Keira. Melihat penampilan orang tua Keira yang seperti pejabat Kasdun merasa ciut. Sepertinya Keira bukanlah orang sembarangan. Namun pemikiran itu Kasdun abaikan. Ia lebih konsen pada kesehatan Keira.
"Golongan darah saya B Bu...izinkan saya untuk mendonorkan darah saya untuk Keira." Ujar Kasdun mantap.
"Ya Allah terima kasih Nak. Kamu orang baik. Semoga kamu selalu diberkahi hidupnya." Mama Keira sangat bersyukur Keira berada di tengah-tengah orang baik.
"Aamiin iya Bu mohon doa dari semuanya agar Keira bisa diselamatkan." Kasdun langsung memasuki ruangan yang sudah ditunjuk oleh perawat.
...****************...
Blu kini sedang berada di dalam ruang perawatan di rumah sakit yang sama dengan Keira. Kecelakaan yang dialami bersama Kiera menyebabkan tulang kakinya patah.
Hari pernikahan yang harusnya diselimuti kebahagiaan kini tidak sesuai harapan. Blu harus masuk rumah sakit karena mobilnya ditabrak mobil lain dari belakang. Beruntung ada seorang wanita yang dengan cekatan membawa keduanya ke rumah sakit.
Blu tidak ada niatan untuk mangkir dari pernikahannya. Sepulang dari Bandung bersama Keira kemarin berniat untuk langsung ke gedung yang sudah ditentukan sebagai tempat acara pernikahan. Ternyata di luar kendali walaupun mereka sudah berhati-hati dari belakang ada yang menabrak mobilnya sampai mencium pembatas jalan, sehingga kecelakaan pun tidak terelakkan lagi.
Keesokan harinya Kasdun masih sempat ke rumah sakit untuk memastikan kesehatan Kiera, setelah menjenguk Kiera, Kasdun menjenguk Blu yang saat itu sedang ditemani seorang wanita cantik yang tidak asing baginya.
"Lisa?" Lisa tersenyum. Ia keluar seakan tidak ingin mengetahui sesuatu yang akan mereka perbincangkan.
"Kamu mengenalnya?" Tanya Blu masih lemah.
"Iya. Sempat mengenalnya beberapa bulan yang lalu. Bagaimana keadaanmu?"
"Kaki sebelah kanan patah, Alhamdulillah tidak parah. Beruntung kami langsung dibawa ke rumah sakit oleh Lisa, walaupun menyalahi prosedur kepolisian saat itu. Namun Lisa sudah mengatasinya, ia mengurus sampai ke kantor polisi karena ia salah satu saksi yang melihat kejadian tersebut"
Kasdun menghela nafasnya pelan.
"Dun....."
"Iya Mas."
"Apakah kamu tahu kabar terakhir acara pernikahan kami kemarin? Apakah penikahan kami digagalkan atau....." Blu menatap Kasdun yang matanya sudah mengembun.
"Dun ada apa? Apa yang terjadi kemarin? Terus terang kejadian kemarin diluar kendaliku. Fatalnya keluargaku tidak ada satupun yang memberi tahukan kejadian kemarin. Semuanya panik tidak ada satupun yang ingat kalau kemarin hari pernikahan kami. Dun...kamu datang kan kemarin?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
cepat sembuh ya kalian berdua
2025-02-28
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini●⑅⃝ᷟ
Blu,,, di luar nurul😂😂😂
2024-05-30
2
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
aneh deh klu mmng ada hlangn saat hri H. knp pda ilng gtu aja ga da yg mmbri kabar, setdkny stu dua org ga panik psti bsa dong ksh kbar/Smug/
2024-03-24
3