"Jawab Ra! Aku butuh kepastian darimu. Jika status kamu istri orang maka aku mundur. Aku tidak ingin merusak rumah tangga kalian walaupun kalian belum ada cinta namun cinta itu akan tumbuh seiring dengan perjalanan waktu. Sebaliknya kalau kemarin ternyata tidak ada pernikahan maka aku akan kembali melamarmu untuk jadi istriku. Jawab dengan jujur Ra!"
Deg
Deg
"Jawab Ra kenapa kamu diam?"
Tiara menggeleng terus menggeleng akhirnya satu kata itu terucap.
"Tidak."
"Aku tidak jadi nikah kemarin. Aku tetap menunggumu Blu. Aku mencintaimu." Ia memejamkan matanya karena sudah berhasil membuat keputusan sendiri dengan memberi pengakuan yang salah.
"Benarkah?" Senyum sumringah terpancar di aura tampannya. Ia bersyukur ternyata kekasih hatinya masih mempertahankan kesucian dan ketulusan cintanya. Blu sangat percaya pada Tiara.
Orang yang sejak tadi berdiri di belakang pintu mendengar dengan jelas pernyataan dari istrinya yang menganggap pernikahan itu tidak pernah ada. Nyeri itu yang ia rasakan. Sebagai suami pengganti tentu tidak pernah ia impikan. Ia ingin pernikahan yang hanya sekali seumur hidup tetapi istrinya sudah mematahkan hatinya, dadanya bergemuruh ingin rasanya ia masuk dan menceritakan kebenarannya namun langkah kakinya kaku, entah seperti tidak ada kekuatan, ia hanya berdiri di tengah pintu sambil memandang kemesraan yang terjalin oleh keduanya. Walau pun mereka hanya duduk saling berhadapan.
"Kalau kamu belum menikah mengapa harus menangis, sayang?" pertanyaan Blu membuat Tiara membeku sungguh manis ucapan Blu malam ini.
Tidak ada jawaban dari Tiara.
"Pulanglah sayang, aku tidak ingin terjadi fitnah. Sampaikan pada keluargamu sepulang dari sini kita akan langsung ke KUA saja. Kamu pulang ya diantar Kasdun ya!" Tanpa penolakan Tiara bangkit.
"Dun tolong antar calon istriku pulang ya!" Blu mendapati Kasdun yang sedang berdiri di tengah pintu.
Kasdun hanya mengangguk. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya apalagi suasana hatinya sedang porak poranda.
Kasdun membawa Tiara dengan menaiki angkot, dia tidak ingin istrinya kedinginan seperti yang Lisa rasakan. Motornya ia tinggalkan di area parkir. Dalam keadaan sakit hati pun Kasdun masih memikirkan kesehatan istrinya. Walau bagaimana pun Tiara masih berstatus istrinya, masih tanggung jawabnya. Kasdun benar-bemar mengantar Tiara ke rumah orang tuanya. Setelah membayar angkot Kasdun turun dengan penuh emosi. Disusul Tiara di belakangnya.
"Tunggu...tunggu dulu kenapa kamu mengantarku pulang ke sini?"
Tiara berhasil mencekal lengan kanan Kasdun. Ia heran mengapa tidak pulang ke rumah Kasdun saja. Kenapa harus ke rumah orang tuanya sih. Kalau orang tuanya tahu kejadian ini mereka pasti sangat kecewa. Tiara butuh mental yang baik dan pembendaharaan kata untuk berbicara dengan kedua orang tuanya. Kasdun melirik lengannya yang masih dipegang Tiara.
"Lepaskan tanganku Ra! Bukankah kamu tidak mau menyentuhku?"
"Oh ya maaf." Tiara gugup. Ia merutuki kebodohannya sudah menyentuh lengan suaminya walaupun itu halal baginya.
"Bukankah ini yang kamu harapkan Ra. Pulang ke rumah orang tuamu untuk memberitahukan kalau kalian akan segera menikah begitu Blu keluar dari rumah sakit. Aku hanya sekedar suami pengganti yang tidak berarti apa-apa buatmu jadi buat apa aku antar kamu ke rumahku?Bahkan kamu dengan tidak merasa bersalah sudah membohongi Blu demi ambisimu menikah dengannya. Dan malam ini aku antar kamu pulang sekaligus menyerahkan dirimu kepada orang tuamu. Aku merasa tidak sanggup lagi hidup bersama dengan orang yang tidak pernah menganggap pernikahan kita ini ada." Kasdun terus melangkah, beruntung suasana di gang menuju rumah Tiara begitu sepi, karena memang sudah larut malam.
...****************...
Kasdun terlalu lelah untuk balik lagi ke rumah sakit. Untuk pertama dan mungkin terakhir kalinya ia menginap di rumah istrinya.
Nurmala yang masih menginap di sana merasa terkejut dengan keberadaan Kasdun yang baru tiga hari menikahi adiknya.
"Kasdun kapan datang?"
"Semalam Bu. Kebetulan kalian sudah pada tidur. Saya juga merasa tidak enak sebenarnya datang larut malam tapi Tiara mendesak ingin sekali bertemu orang tuanya kangen katanya." Kasdun berkilah agar tidak langsung memberitahukan kemelut rumah tangganya.
"Hayu sarapan dulu! Istrimu mana Dun pasti masih tidur. Kebiasaan masa gadis dibawa-bawa sampai sekarang. Kamu yang sabar ya, Dun! Harusnya pagi-pagi menyiapkan kebutuhan kamu sebagai suaminya."
"Engga apa-apa kok Bu, nyantai saja." Kasdun tersenyum, ia membuka chat WA dari grup rumah singgah. Ia meminta izin untuk tidak datang hari ini. Ia ingin permasalahannya dengan Tiara bisa selesai hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Kenapa Tiara suka banget berbohong ini
2025-02-28
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●Maldini●⑅⃝ᷟ
blu punya perasaan gk🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2024-06-05
2
🍒⃞⃟🦅🥑⃟uyulᵂᴬᴸᴵᴰ𝐕⃝⃟🏴☠️
aneh jga si Blu, Tiara clon istriny di sruh plng tnpa khawatir udh mlm. glirn ke si Lisa khawatir /Sweat/
2024-03-24
3