Allahu Akbar......Allahu Akbar
Suara azan mengalun merdu di penjuru kota. Kasdun memarkirkan angkotnya di depan Masjid Al-Abraar. Ia masih bersama Neneng sekaligus ingin mengantarnya pulang.
"Kita sholat dulu. Oiya sebaiknya kamu ganti bajumu agar tidak risih lagi lihatnya!" Saran Kasdun sekaligus mengingatkan ucapan Neneng yang merasa malu berpakaian kurang bahan tersebut.
Neneng melihat ke belakang, terdapat dua kantong plastik merah yang berisi pakaian muslim. Kebetulan tadi ada orang baik yang mendonasikan pakaian muslim pada Kasdun. Sangat tepat di saat Neneng membutuhkan pakaian itu.
"Ambillah baju yang kamu kehendaki. Lantas ganti bajumu di kamar mandi masjid ini. Kita mau menghadap Allah!" Titah Kasdun pada Neneng yang tidak pernah menolak saran yang ia berikan.
"Siap bos!" Ujar Neneng mengangkat tangannya memberi hormat. Ia langsung ke belakang angkot dan memilih baju yang anggap pas di badannya.
Neneng melangkahkan kakinya menuju toilet perempuan. Ia jalan menunduk sambil mendekap pakaian gantinya. Ia merasa banyak sorot mata yang tertuju padanya. Ia merasakan seolah-olah menjadi pusat perhatian masyarakat yang hendak mengambil air wudhu. Ia tidak berani untuk mengangkat kepalanya. Sehingga tak terelakkan ia menubruk seorang lelaki yang selesai berwudhu.
"Keira...!" Seru lelaki yang suaranya familiar di telinga Neneng. Neneng meringis mengusap lengannya. Hanya bagian dari keluarga dan orang terdekatnya saja yang memanggil namanya dengan nama Keira.
"Kak Blu, kok di sini?" Tanya Neneng tanpa berdosa.
"Harusnya aku yang nanya kamu ngapain ke sini?"
"Kei mau sholat lah masa mau ngobrol. Lagi pula ini tempat umum kak."
"Iya kakak tahu ke masjid pasti mau sholat tapi lihat dong kamu masuk ke tempat wudhu laki-laki." Blu menunjuk tulisan yang terpampang di dinding depan tempat wudhu laki-laki.
"Adduuuh kenapa jadi salah masuk. Perasaan tadi beloknya sudah benar." Gumam Neneng malu. Untung saja situasinya sedang sepi. Ia cengengesan.
"Makanya kalau jalan matanya menatap lurus ke depan bukan nunduk lihat ke bawah. Kamu berharap nemu uang ya?" Tanya Blu ngasal.
"Idiiih kakak apaan sih....aku cuma malu aja karena aku pake baju kurang bahan begini, makanya tadi jalanku nunduk" Neneng kesal dengan kakak sepupu yang satu ini, suka rese kalau bertemu apalagi kalau melihat Neneng berpenampilan mirip artis pasti Blu paling cerewet seperti emak-emak yang tidak mau anaknya salah jalan. Karena dalam keluarga besarnya hanya Neneng cucu perempuan satu-satunya di keluarga mamanya.
"Iya ini Keira mau ganti kostum. Udah Kak Blu wudhu lagi aja sana!"
"Kamu yang kesana. Tuh toilet perempuan di sebelah kanan jangan salah masuk lagi. Bisa-bisa kamu masuk gudang yang ada kerandanya." Blu tertawa. Neneng bergidik ngeri. Ia cepat berjalan menuju tempat wudhu perempuan kali ini ia masuk dengan benar.
Beberapa saat kemudian,
"Nah gitu dong kalau berpakaian yang benar. Begini kan rapih terlihat lebih cantik lagi." Puji Blu pada adik sepupu perempuan satu-satunya itu. Blu sengaja menunggu Neneng selesai sholat.
"Beneran kak? Tapi kalau cantik emang udah dari sononya." Neneng tertawa. Wajahnya berseri. Adem rasanya memakai baju gamis. Ditambah lagi ada yang muji seolah disiram air terjun curug cigumawang. Andai saja yang memuji itu Kasdun pasti tidak hanya adem tapi hatinya berbunga-bunga.
"Ayo kakak antar pulang. Anak cewek ga boleh pulang sendirian!" Mulai lagi nih Blu merasa khawatir pada adiknya.
"Tapi kak Keira mau naik angkot saja." Tolak Neneng ia teringat datang ke masjid ini tidak sendiri. Apalagi setelah sholat, ia janji mau makan bareng Kasdun. Jarang terjadi bukan, perempuan cantik anak pejabat bisa makan bersama sopir angkot? Minder? Tentu tidak. Bagi Neneng berteman dengan siapa pun pasti akan diterima. Selagi orang tersebut tidak rese, tidak memandang kasta dan tahta.
"Tidak bisa kamu harus pulang sama kakak dengan selamat!" Tegasnya.
"Iiih kak Blu menyebalkan." Neneng menurut juga titah dari kakaknya yang perhatian itu. Dari pada ketahuan ia sedang jalan sama Kasdun bisa panjang urusannya. Pasti serentetan nasehat dari kakaknya itu mendarat di telinganya dan Neneng hanya bisa jawab "Iya kak Blu." Dengan patuh. Selagi nasehat itu baik untuk masa depannya Neneng selalu menurut.
Selepas sholat Kasdun menunggu Neneng di serambi masjid. Namun Neneng tidak keluar juga sehingga membuatnya khawatir. Ia menyesal tidak memiliki nomor hp yang bisa ia hubungi. Tanpa Neneng Kasdun melanjutkan perjalanannya menuju terminal kota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
kurang gercep sih Kasdun
2025-02-28
0
§¢Chipitz🤎⏤͟ᴳ𝐑᭄💋👻ᴸᴷ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
Ternyata si Neneng anak orang kaya tapi dia gak menganggap rendah si Kasdun
2024-06-18
2
🔵❤️⃟Wᵃf🇸🇦🇷🇦🇸①
seenggaknya jika pulang pamit dulu biar orang lain tak khawatir
2024-06-13
2