BAB 3 Mengejar Tiara

Keesokan harinya Kasdun menepati janjinya untuk menjemput Tiara namun ternyata Tiara sudah pergi. Ia pun melangkah gontai dengan segala kekecewaan tapi hal itu tidak membuat hatinya luruh, ia akan terus mengejar Tiara kemana pun ia pergi.

Kasdun dengan motor bututnya membelah jalan raya. Ia ingin sekali bertemu tambatan hatinya. Orang yang selalu menghindar jika ia dekati, namun dari sikapnya yang seperti itu Kasdun ingin memperjuangkannya, ingin meraih cintanya.

Motor yang selalu menemaninya dalam suka dan duka itu ia hentikan manakala melihat pemandangan yang membuat hatinya terluka.

"Tiara bersama laki-laki lain siapa dia? Apa dia pacar Tiara?" Monolognya dalam hati.

Kasdun tidak akan tahu jika ia hanya duduk manis di atas motor. Ia berniat untuk mendekati mereka. Ia ingin tahu kebenarannya.

Pintu pagar yang terbuka lebar membuat Kasdun dengan mudah masuk ke halaman yang cukup luas, dengan aneka bunga yang begitu indah menentramkan mata dan hati.

Entah kekuatan dari mana kaki Kasdun melangkah mendekati tiga orang yang sedang bercengkrama di teras rumah. Hanya untuk sekedar menyapa, mengenal atau mungkin mengetahui hubungan laki-laki itu dengan Tiara. Ya Kasdun ingin memastikan orang yang ia cintai bukan milik siapa-siapa.

"Assalamualaikum...!" Kasdun tersenyum dengan sedikit keberanian yang ia miliki ia menyalami ketiga orang yang ada di hadapannya.

"Waalaikumussalam..." Jawabnya serempak.

"Cari siapa ya?" Tantenya Tiara yang tidak mengenal Kasdun menanyakan perihal maksud Kasdun datang ke rumah itu.

"Saya mencari....." Matanya tertuju pada Tiara namun kalimatnya menggantung karena Tiara menyelanya.

"Kasdun, kamu ke sini? Oh ya pasti kamu ke sini mau bertemu ka Nurmala, iya kan? Tapi sayang ka Nurmalanya belum pulang. Kamu mau nagih upah karena sudah menolong ka Nurmala kan? Nanti saja deh kamu datang lagi. Kamu datang di saat yang ga tepat." Sela Tiara merasa tidak suka dengan kehadiran Kasdun.

Deg

Ada nyeri di hati Kasdun ternyata Tiara menganggapnya sama dengan orang lain yang menolong dengan pamrih. Padahal tidak ada sedikitpun dalam hatinya untuk meminta bayaran setelah menolong orang apalagi yang ia tolong adalah guru yang sangat ia kagumi.

Kasdun menelan salivanya dengan susah payah. Entalah nyalinya ciut ketika berhadapan dengan Tiara bersama lelaki itu. Lelaki yang begitu tampan, tampil mempesona. Yang diketahui bernama Blu.

"Oooh jadi mas ini yang sudah menolong keponakan tante? Mari sini gabung duduklah. Tiara buatkan minuman buat tamu kakakmu!"

"Ih tante kenapa disuruh duduk sih? Biarin aja dia pulang, kak Nurmala juga ga ada."

"Tiara sekarang! Lagi pula kakakmu bentar lagi datang." Tante tidak menghiraukan omongan Tiara yang tidak suka Kasdun merusak momentnya bersama Blu.

Tiara dengan muka cemberut masuk ke dalam rumah untuk membuatkan Kasdun minuman. Dengan tangan jahilnya Tiara menambahkan kopi dengan ladaku merica bubuk.

"Silakan diminum mas Kasdun. Kopi buatanku sangat enak." Dengan seringai licik dibibirnya. Kasdun tahu itu.

"Waduh maaf Tiara saya tidak suka kopi." Kasdun tersenyum. Ia sengaja mengerjai Tiara.

Dahi Tiara berkerut tak percaya laki-laki yang menyebalkan menurutnya tidak menyukai kopi, sudah susah payah mencari ide untuk mengerjainya namun hasilnya nihil.

"Saya lebih suka air biasa saja." Tambah Kasdun.

"Oooh air biasa nanti aku ambilkan air dari toilet." Ujar Tiara ngasal.

"Tiara yang sopan sama tamu. Tamu adalah raja, gih ambilkan!"

"Duh tante....kapan Tiara ngobrol sama Blunya kalau Tiara masih disuruh ambil minuman? Blu maaf ya, ini ada iklan lewat dulu. Sebentar lagi." Tiara jelas tidak enak hati pada sahabatnya yang lama tak bersua.

"Iya Tiara santai saja." Ujar Blu terlihat santai.

Tantenya Tiara ikut masuk karena bayi Nurmala menangis.

Kini hanya tinggal mereka berdua yang duduk saling berhadapan.

"Dengan...."

"Oh ya saya Blu sahabat sekaligus bakal calon suaminya Tiara." Blu memperkenalkan dirinya tanpa basa - basi dengan menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan Kasdun.

Deg

"Oh ya saya Kasdun. Teman baru Tiara. Sebentar tadi mas Blu bilang kalau mas Blu bakal calon suami Tiara?" Tanya Kasdun dengan hati-hati. Sepertinya ia akan kehilangan semua pengorbanannya selama ini. Kasdun tersenyum hambar.

"Berarti saya keduluan dong ya?" Kasdun tampak kecewa. Ia mengusap tengkuknya. Blu tertawa renyah.

"Jangan dianggap serius mas."

"Maksud mas?" Jelas Kasdun kaget dengan pernyataan Blu.

"Maksudku Tiara itu bakal calon istriku tapi belum tentu Tiara bersedia." Papar Blu seolah memberi ruang untuk Kasdun bertarung memperebutkan hati Tiara. Kasdun memicingkan matanya. Lantas senyumnya mengembang.

"Jadi itu artinya mas Blu memberikan kesempatan untuk saya bisa memenangkan hatinya Tiara?"

"Kenapa tidak? Kalau Tiara itu jodoh saya maka saya tidak akan melepasnya. Namun sebaliknya kalau ternyata dia jodoh mas Kasdun saya ikhlas memberikannya padamu. Yang penting Tiara bahagia, itu saja."

"Baik saya setuju." Kasdun menyodorkan tangan kanannya untuk bersalaman. Walaupun ia menyadari kemungkinannya tipis mengingat Tiara begitu membencinya.

Blu dari awal memperhatikan interaksi Tiara dan Kasdun terjalin komunikasi yang tidak sehat. Terlihat sekali Tiara membenci Kasdun, entah penyebabnya apa sehingga Tiara begitu membencinya.

Tiara kembali ke teras sambil membawa nampan yang berisi minuman dan cemilan. Tiara memicingkan matanya ketika melihat dua pria tampan tertawa renyah. Sungguh cepat sekali mereka berbaur dan tampak akrab.

"Mas mau main ke rumahku? Rumahku tidak jauh dari sini." Tawar Blu pada Kasdun.

"Ooooh jadi kalian tetanggaan?" Simpul Kasdun. Berarti ada kemungkinan mereka bisa sering bertemu.

"Enggalah kan Tiara rumahnya bukan di sini. Dia hanya terdampar di rumah ini." Sambung Blu tertawa

"Blu....!" Tiara melotot.

"Ra saya pulang ya!"

"Ih kamu kok pulang sih, kan kita belum ngobrol banyak."

"Lain kali saja. Kapan-kapan kita ngobrol lagi. Oiya saya minta nomor hapemu nih tulis!" Blu menyerahkan ponselnya ke Tiara.

Tiara menyerahkan ponsel milik Blu setelah mengetik nomor hapenya dengan nama "Tiara Cantik Loh". Blu tertawa melihat nama itu.

"Kamu boleh miscall sekarang!"

"Dun, saya duluan ya....Ra jangan lupa ngobrol!" Blu tertawa yang membuat Tiara gondok, Blu....blu engga peka banget sih jadi orang. Ini malah menyarankan buat ngobrol berdua sama Kasdun.

Kasdun memperbaiki posisi duduknya.

"Tiara ku mohon kalau bertemu dengan saya jangan jutek terus."

"Ih sebagai apa? Yang ada aku tuh mual kalau ngobrol sama kamu."

"Mual? Kamu hamil?"

"Iiish sembarangan kamu ya! Kasdun yang terhormat sebaiknya kamu pulang juga deh...Kak Nurmala sepertinya terjebak macet, Jadi kemungkinan rada telat datang. Jadi lebih baik kamu pulang saja."

"Loh siapa yang mau bertemu bu Nurmala sih yang ada aku kena semprot suaminya kalau aku datang untuk menemui bu Nurmala. Aku ke sini buat kamu Tiara. Aku ....aku mencintaimu makanya aku sampai datang ke sini." Jelas Kasdun yang mengalir begitu saja.

"Kamu jangan aneh-aneh deh. Tolong jangan ganggu aku. Aku tuh sudah punya calon suami jadi berhenti untuk berharap!" Ujar Tiara sengit. Ia buru-buru beranjak pergi. Sebelum masuk ke dalam rumah Tiara menoleh dan mengatakan sesuatu pada Kasdun.

"Lebih baik kamu pulang saja. Percuma kamu ada di sini! Dan ingat aku sudah punya calon suami sebentar lagi kami akan menikah jadi tolong jangan pernah menggangguku lagi, mengerti!"

Kasdun menatap nanar wanita yang ia cintai. Dilihatnya Tiara menutup pintu rumah, sangat tidak sopan. Tiara benar-benar tidak mau menemani Kasdun mengobrol. Kasdun hanya menghela nafas pelan, sungguh sulit sekali menaklukkan hati seorang Tiara. Bagi Kasdun Tiara adalah cinta pertama dan berharap menjadi cinta yang terakhir. Entahlah diantara wanita yang sering ia jumpai hanya Tiara lah yang bisa mencuri hatinya. Padahal di luar sana banyak wanita yang sangat ingin menjadi wanitanya. Namun Kasdun hanya menganggap mereka sebagai teman tidak bisa lebih dari itu.

Kasdun beranjak dari tempat duduknya dengan hati yang sakit. Baru kali ini hatinya terluka karena cinta. Mungkin memang benar lebih baik dicintai dari pada mencintai, apa yang dirasakan Kasdun saat ini begitu menyakitkan. Sabar....sabar....sabar Kasdun masih banyak orang yang mendukung kegigihanmu mendapatkan cintanya Tiara. Ia menoleh sebelum akhirnya memutuskan untuk pergi.

Terpopuler

Comments

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

Tiara kenapa sifatnya tak sama dengan namanya ini

2025-02-28

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

sabar dun...

2024-06-29

3

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

tiarap mulut nya kek seblak level 7 ya, pedes banget

2024-06-29

3

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pertemuan Pertama
2 BAB 2 Pertemuan Kedua
3 BAB 3 Mengejar Tiara
4 BAB 4 Kesempatan untuk Berubah
5 BAB 5 Pembelaan Neneng
6 BAB 6 Bertemu Blu
7 BAB 7 Sekilas tentang Neneng
8 BAB 8 Neneng memilih Blu
9 BAB 9 Bertemu di Rumah Singgah
10 BAB 10 Blu Melamar Tiara
11 BAB 11 Terpaksa Menikah
12 BAB 12 Awal Hidup Bersama
13 BAB 13 Kekhawatiran Kasdun
14 BAB 14 Menjenguk Blu
15 BAB 15 Pengakuan Tiara
16 BAB 16 Akhirnya berpisah
17 BAB 17 Rindu
18 BAB 18 Kejujuran Kasdun
19 BAB 19 Reward buat Kasdun
20 BAB 20 Kerinduan Keira
21 BAB 21 Blu Keluar Rumah Sakit
22 BAB 22 Kebersamaan Meira
23 BAB 23 Keira Terluka
24 BAB 24 Mulai melupakan
25 BAB 25 Istri Pertama Kasdun
26 BAB 26 Mulai Ada Ttik Terang
27 BAB 27 Momen Bersama
28 BAB 28 Awal Bekerja
29 BAB 29 Meira Tumbang
30 BAB 30 Kisruh Pagi Hari
31 BAB 31 Sopir Pembawa Cinta
32 BAB 32 Keputusan Kasdun
33 BAB 33 Emak Jadi Tahu
34 BAB 34 Mengejar Keira
35 BAB 35 Kejutan Emak
36 BAB 36 Tidak percaya
37 BAB 37 Nasehat Keira
38 BAB 38 Kejutan buat Tiara
39 BAB 39 Keputusan Bunda
40 BAB 40 Sebuah Harapan
41 BAB 41 Tiara Cemburu
42 BAB 42 Boom siap meledak
43 BAB 43 Keputusan Blu
44 BAB 44 Penyesalan Tiara
45 BAB 45 Tidak Ada Harapan
46 BAB 46 Akhirnya Nikah
47 BAB 47 Sebuah Amplop
48 BAB 48 Permainan Hati
49 BAB 49 Malam Kelabu
50 BAB 50 Neneng Kena Tipu
51 BAB 51 Tuduhan Keira
52 BAB 52 Mulai Ada Titik Terang
53 BAB 53 Keyakinan Keira
54 BAB 54 Sebuah Harapan
55 BAB 55 Siapa Loli?
56 BAB 56 Masa lalu Loli
57 BAB 57 Nasihat Kasdun
58 BAB 58 Drama di Rumah Singgah
59 BAB 59 Strategi Uqie
60 BAB 60 Drama Uqie
61 BAB 61 Mengantar Loli
62 BAB 62 Jenguk Meira
63 BAB 63 Kekesalan Meira
64 BAB 64 Blu Tak Ingkar Janji
65 BAB 65 Obat Virus Cinta
66 BAB 66 Melamar
67 BAB 67 Hasil USG
68 BAB 68 Fakta Baru
69 BAB 69 Bertemu Sahabat
70 BAB 70 Kecurigaan Nurmala
71 BAB 71 Pertemuan Tak Terduga
72 BAB 72 Saran Genta
73 BAB 73 Mulai Menguak Masalah
74 BAB 74 Kejujuran Kasdun
75 BAB 75 Kasdun kesal
76 Bab 76 Bertemu Tiara
77 BAB 77 Khilaf
78 BAB 78 Mengakui Kesalahan
79 BAB 79 Respon Ayah Danu
80 BAB 80 Saran Ayah
81 BAB 81 Tamu Masa Depan
82 BAB 82 Sebuah Pengakuan
83 Info Penting
84 BAB 84 Akhirnya Terlepas Juga
85 BAB 85 Meminta Maaf
86 BAB 86 Bertemu Genta
87 BAB 87 Melamar Kerja
88 BAB 88 Blu Jadi Tahu
89 BAB 89 Ketahuan
90 BAB 90 Lamaran
91 BAB 91 Saling Terbuka
92 BAB 92 Makan Malam Bersama
93 BAB 93 Bertemu di Resepsi Blu
94 INFO PENTING
95 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB 1 Pertemuan Pertama
2
BAB 2 Pertemuan Kedua
3
BAB 3 Mengejar Tiara
4
BAB 4 Kesempatan untuk Berubah
5
BAB 5 Pembelaan Neneng
6
BAB 6 Bertemu Blu
7
BAB 7 Sekilas tentang Neneng
8
BAB 8 Neneng memilih Blu
9
BAB 9 Bertemu di Rumah Singgah
10
BAB 10 Blu Melamar Tiara
11
BAB 11 Terpaksa Menikah
12
BAB 12 Awal Hidup Bersama
13
BAB 13 Kekhawatiran Kasdun
14
BAB 14 Menjenguk Blu
15
BAB 15 Pengakuan Tiara
16
BAB 16 Akhirnya berpisah
17
BAB 17 Rindu
18
BAB 18 Kejujuran Kasdun
19
BAB 19 Reward buat Kasdun
20
BAB 20 Kerinduan Keira
21
BAB 21 Blu Keluar Rumah Sakit
22
BAB 22 Kebersamaan Meira
23
BAB 23 Keira Terluka
24
BAB 24 Mulai melupakan
25
BAB 25 Istri Pertama Kasdun
26
BAB 26 Mulai Ada Ttik Terang
27
BAB 27 Momen Bersama
28
BAB 28 Awal Bekerja
29
BAB 29 Meira Tumbang
30
BAB 30 Kisruh Pagi Hari
31
BAB 31 Sopir Pembawa Cinta
32
BAB 32 Keputusan Kasdun
33
BAB 33 Emak Jadi Tahu
34
BAB 34 Mengejar Keira
35
BAB 35 Kejutan Emak
36
BAB 36 Tidak percaya
37
BAB 37 Nasehat Keira
38
BAB 38 Kejutan buat Tiara
39
BAB 39 Keputusan Bunda
40
BAB 40 Sebuah Harapan
41
BAB 41 Tiara Cemburu
42
BAB 42 Boom siap meledak
43
BAB 43 Keputusan Blu
44
BAB 44 Penyesalan Tiara
45
BAB 45 Tidak Ada Harapan
46
BAB 46 Akhirnya Nikah
47
BAB 47 Sebuah Amplop
48
BAB 48 Permainan Hati
49
BAB 49 Malam Kelabu
50
BAB 50 Neneng Kena Tipu
51
BAB 51 Tuduhan Keira
52
BAB 52 Mulai Ada Titik Terang
53
BAB 53 Keyakinan Keira
54
BAB 54 Sebuah Harapan
55
BAB 55 Siapa Loli?
56
BAB 56 Masa lalu Loli
57
BAB 57 Nasihat Kasdun
58
BAB 58 Drama di Rumah Singgah
59
BAB 59 Strategi Uqie
60
BAB 60 Drama Uqie
61
BAB 61 Mengantar Loli
62
BAB 62 Jenguk Meira
63
BAB 63 Kekesalan Meira
64
BAB 64 Blu Tak Ingkar Janji
65
BAB 65 Obat Virus Cinta
66
BAB 66 Melamar
67
BAB 67 Hasil USG
68
BAB 68 Fakta Baru
69
BAB 69 Bertemu Sahabat
70
BAB 70 Kecurigaan Nurmala
71
BAB 71 Pertemuan Tak Terduga
72
BAB 72 Saran Genta
73
BAB 73 Mulai Menguak Masalah
74
BAB 74 Kejujuran Kasdun
75
BAB 75 Kasdun kesal
76
Bab 76 Bertemu Tiara
77
BAB 77 Khilaf
78
BAB 78 Mengakui Kesalahan
79
BAB 79 Respon Ayah Danu
80
BAB 80 Saran Ayah
81
BAB 81 Tamu Masa Depan
82
BAB 82 Sebuah Pengakuan
83
Info Penting
84
BAB 84 Akhirnya Terlepas Juga
85
BAB 85 Meminta Maaf
86
BAB 86 Bertemu Genta
87
BAB 87 Melamar Kerja
88
BAB 88 Blu Jadi Tahu
89
BAB 89 Ketahuan
90
BAB 90 Lamaran
91
BAB 91 Saling Terbuka
92
BAB 92 Makan Malam Bersama
93
BAB 93 Bertemu di Resepsi Blu
94
INFO PENTING
95
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!