BUKAN AKU YANG KAU CINTA
Tiara berjalan cepat menuju ruang bersalin. Ia ingin segera menemui kakaknya yang sedang melahirkan. Sesampainya di sana ia hanya berdiri di depan pintu ruang bersalin yang tertutup rapat. Perasaannya resah, ia ingin bertanya namun tak ada perawat yang lewat. Ia melirik laki-laki yang duduk di ruang tunggu tidak jauh dari pintu ruang bersalin. Lalu ia menghampiri laki-laki itu.
"Mas sedang menunggu istri melahirkan?" Tanya Tiara. Kasdun melihat ke kiri dan ke kanan ternyata hanya ada dia yang duduk di sana.
"Aku?" Kasdun menunjuk dirinya sendiri.
"Iya siapa lagi mas, kan hanya mas yang duduk di sini?" Kata Tiara kesal. Kasdun nyengir kuda. Ia merasa masih muda dan belum pernah menikah dibilang sedang menunggu istri yang melahirkan.
"Maaf ya bu kupikir ada orang lain di sini karena aku merasa belum menikah. Jadi ya belum punya istri. Aku masih perjaka lihat dong bu wajah tampanku yang mempesona ini." Kasdun mengedipkan matanya, nakal.
"Ih apaan sih malah promosi. Lagian aku tuh bukan ibu-ibu jadi jangan panggil bu....bu....segala!" Ujar Tiara kesal.
"Wow berarti kita sama - sama masih jomblo dong?" Kasdun malah menggoda Tiara.
"Boleh dong kita kenalan....." Kasdun menyodorkan tangan kanannya dengan wajah ceria dengan senyum khasnya.
"Namaku Kasdun. Aku masih jomblo. Aku sebagai sopir angkot yamg punya masa depan cerah. Jadi jangan ragu untuk berhubungan denganku ke jenjang yang lebih tinggi." Tiara hanya memandang tangan itu. Ia memalingkan wajahnya enggan untuk berjabat tangan.
"Tapi maaf aku engga berminat berkenalan denganmu. Aku menegurmu hanya ingin tahu, yang di ruang bersalin sudah ada yang melahirkan belum?"
Kasdun menurunkan tangannya dengan sedikit kecewa karena uluran tangannya tidak berbalas.
"Kalau di ruang bersalin memang tempatnya ibu-ibu melahirkan bayi, notik. Sejak tadi aku mendengar suara bayi."
"Notik? Siapa notik?"
"Notik itu nona cantik. Itu panggilan khusus karena kamu tidak mau menyebutkan namamu tadi." Jawab Kasdun santai sambil tertawa
" Iiiih.....Kamu dasar laki-laki aneh." Tiara bergidik ngeri, ia pergi meninggalkan Kasdun yang masih tertawa senang.
Dreet
Dreet
Kasdun langsung menerima telepon dari pemilik angkot yang ia bawa untuk mencari penghasilan.
"Hey Kasdun kemana aja lu jam segini belum pulang? Itu angkot mau dibawa sekarang juga, engkong mau bawa tetangga ke kampung sebelah karena saudaranya ada yang meninggal. Lu cepetan ke sini. Sekarang !"
"Tapi Kong.....?" Sargah Kasdun namun telepon ditutup sepihak.
"Aarrgh kenapa ditutup duluan sih?" Ujar Kasdun bermonolog. Telepon dari Engkong membuatnya galau tingkat tinggi. Tidak mungkin ia membiarkan angkot Engkong tetap di sini sementara tetangga Engkong lebih membutuhkannya, tapi bagaimana dengan bu Nurmala?
Bu Nurmala adalah guru favorit Kasdun waktu SMA. Ia menolong Nurmala ketika tergeletak di pinggir jalan raya saat hujan deras. Saat itu Nurmala dalam keadaan pingsan dengan kondisi tengah hamil besar.
"Ah sudahlah yang penting anak bu Nurmala sudah lahir, itu artinya masih bisa ditinggal sebentar saja, ya hanya sebentar saja." Gumamnya dalam hati. Kasdun setengah berlari keluar menuju parkiran.
Tiara keluar dari toilet klinik dengan tergesa, terlihat di depan pintu ruang bersalin begitu sepi. Ia tidak melihat laki-laki aneh yang sempat membuatnya kesal. Ia bernafas lega. Ia melihat waktu di pergelangan tangannya, tidak terasa sudah pukul 04.00 WIB. Malam begitu cepat berlalu. Perjalanannya yang cukup melelahkan membuat ia sedikit mengantuk. Inginnya tidur namun sebentar lagi juga subuh. Lagi pula mau tidur dimana? Beruntung ada seorang perawat yang keluar dengan membawa brankar yang di atasnya seorang wanita yang sangat ia kenal.
"Kak Nurmala? Oh syukurlah. Mau dibawa kemana kakak saya Sus?"
"Ke ruang perawatan." Jawab suster singkat. Tiara mengikuti langkah suster tersebut.
Setelah memindahkan Nurmala, suster tersebut keluar ruangan untuk mengecek pasien yang lainnya.
Tiara tersenyum bahagia melihat kakaknya baik-baik saja.
"Maaf ya kak, aku ga bisa menemani kak Nurmala dari awal."
"Kau dari mana saja, Ra?" Untungnya ada orang baik yang menolong kakak saat hujan deras. Kakak pingsan di jalan. Alhamdulillah kakak sampai di klinik ini dengan selamat. Tapi sayang kakak belum bertemu dengan orang itu."
Penjelasan Nurmala membuat Tiara tertegun. Ia tidak menyangka masih ada orang baik yang tulus menolong kakaknya yang dalam keadaan mau melahirkan.
"Syukurlah kakak selamat. Maafkan Tiara ya kak. Urusan kampus kelar sampai malam. Begitu tahu kakak enggak ada di rumah dan membaca pesan yang di atas meja, aku langsung ke sini." Tiara merasa bersalah.
Tepat pukul 07.00 WIB terdengar pintu kamar diketuk, seorang laki-laki masuk dengan santainya sambil tersenyum.
"Assalamualaikum.....!"
"Waalaikumussalam." Keduanya menoleh ke arah sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●🧡⃟ʀᴀͫᴋᷰʜͫᴀᷰ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
hadir kaka
cerita menarik
2024-08-04
2
🫡Ran_•‿•off✈︎
Ya malah galak lagi gimana mau kenalan
/Facepalm/
2024-08-02
3
🫡Ran_•‿•off✈︎
ayo harus kenalan
/Facepalm/
2024-08-02
2