' BAB 4'

Mata ku terasa berat, dengan malas aku bangkit dari tempat tidurku karna suara alarm yang ku pasang sudah bernyanyi berkali-kali. Setelah membereskan tempat tidur ala kadarnya aku mulai memasuki kamar mandi. Tak butuh waktu lama aku sudah selesai membersihkan badanku sekaligus ganti baju untuk kerja, ku gunakan celana panjang warna pink dan atasan tengtop warna putih, ku siapkan blezer setelan dengan celana pinkku, aku mulai menuju dapur setelahya dan kubuka kulkas tak ada makanan selain buah faforit ku pisang. Ku ambil satu dan kumakan sambil keluar dari appartement ku.

Aku menuju kantor dengan menggunakan taxi karena aku tak punya mobil pribadi dan aku gak mau naik anggkot yang akan merusak penampilan sempurnaku. Sesampainya di depan gedung kantorku aku ingin sekali menghirup udara segar seperti dipilem-pilem korea yang sering aku tonton, namun sayangnya itu cuman tinggal keinginan semata karna nyatanya di Indonesia apalagi kota metropolitan pasti banyak polusi yang tersebar dan yang pasti macet.

Aku langsung berlari menuju lift setelah turun dari taxi on-line, disana aku sudah melihat Ana yang berdiri menunggu lift, ada sosok pria di dekatnya, mereka sudah akan masuki lift yang terbuka, dan aku berlari dengan sedikit berteriak aku memanggilnya.

“A. . . ANA ,“Panggilku agar dia tau keberadaannku. Ana memang mendengar panggilanku dia menahan pintu lift untuk menunggu ku. Aku tersenyum padanya saat sudah bearada dalam lift.

“ Makasih ya Na,” kataku, setelahnya aku melirik cowok yang sedari tadi berada didekat Ana, aku memincingkan matanku sebelah dan menganggat guratan bibirku.

WHAT!!! , siapa dia ? apa dia karyawan baru? Bukankah cowok ini yang semalam aku liat lagi mesum disamping toilet,

Aku diam-diam memperhatikannya,cowok itu juga sedikit melirik ke arah ku dan melihat menampilanku. Matanya seakan menjelajahi seluruh tubuhku.

“ Ayo ,RA,” kata Ana membuyarkan semua pikirannku, karna ya kita udah berada di lantai 5 maka dari itu kita harus segera keluar dari lift, tapi... tunggu deh,tu cowok turun dimana ? lantai berapa ? ini lantai terakhir untuk karyawan lho! Apa dia dia lantai 6? Pikirku semakin penasaran.

Setelah pintu lift tertutup kembali aku mulai bertanya Ana sahabatku.

“Na, cowok tadi siapa?”

“ Loe tu gila! Ngliatin dia sampek segitunya, dia tu anak pak Saga, dan dia Bos baru kita. Makanya jangan suka ngumpet di kolong meja, loe jadi gak up date kalo bos kita yang baru ini ganteng nya. . .ampun dah ngalahin artis aja, “ Cerocosnya tanpa henti hingga sudah berada di meja kita masing-masing.

“pagi,RA....”

“pagi Kira.“

“pagi Kira.”

Bertubi-tubi sapaan selamat pagi menghantamku.

“ Selamat pagi semuanya, “ Akhirnya aku melantangkan suaraku untuk menyapa mereka.

“eh Na !”

“hmm.”

“ gue gosipin mau?”

“mutu gak? Kalo gak mutu gak usah, kerjaan gue banyak.”

“ loe tau gak? semalem gue liat orang mesum pas di toilet club semalem.”

“udah sering kali,Ra,” Ana berasa malas mendengarkan aku, tapi aku tak peduli aku bakal tetep cerita.

“ Dan orang yang semalem gue liat itu adalah orang yang satu lift dengan kita tadi.”

Yes ! aku berhasil, kini mata Ana melebar dan menoleh ke arahku.

“jangan ngaco deh loe.“

“ ya elah nie anak gak percaya, loe pikir kenapa sampek segitunya ngeliatin dia.”

“karna loe suka!”

“Gue gak liat tampang kale, Na.”

“iya iya, loe cari cowok yang gak mesum alias empotant.”

“ngawur loe”

“udah kerja ! deadline nie.“ Ana seakan gak percaya dengan yang aku katakan.

“ok deh.”

Aku masih gak bisa fokus sama kerjaanku, gak habis pikir aja ternyata aku mendapati bos ku sendiri mesum di tempat umum, gak bisa sewa hotel apa? Lebih parah nie dari pada pak Saga,bapaknya. Bapaknya palingan suka ngeliatin cewek cewek muda kayak aku, tapi gak langsung bertindak seperti itu.

***

Team pemasaran memang di bagi menjadi dua, tapi kita selalu kompak dan saling membantu, gimana enggak petemuan kita di kantor jauh lebih banyak di bandingkan dengan keluarga di rumah,makanya kita sudah seperti saudara atau keluaraga.seperti siang ini kita ber sepuluh lho gak tanggung-tanggung makan bersama di kantin dengan ramai dan penuh candaan.

“ Hay ,Ra ,“ sapa Ardy anak salah satu dari team produksi. Yang telah menganggu ketentraman dari team ku.

“Hay juga, Ardy ,“ balasku sambil tersenyum

“Nanti malam jalan yuk,Ra. Aku pingin ngajak kamu nonton.”

“hmm... Boleh. “

“ ok aku tunggu di lobby ya Ra nanti sepulang kerja. “ setelahnya Ardy berlalu begitu saja, dan aku mulai fokus lagi sama teamku.

“ yakin mau jalan sama Ardi?” tanya kak bima dingin. Aku hanya menjawab dengan anggukan kepala. Dan Kak Bima hanya menghela nafasnya....

Mungkin kak Bima sedikit kecewa,karna setiap dia ngajak aku keluar aku selalu menolaknya, ya aku aku memang punya alasan sendiri yaitu menjaga perasaan Ana. Mana mungkin aku menyakiti sahabatku yang sudah seperti saudra bagiku.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Bersambung dulu ya readers...

Jangan lupa terus memberi dukungan kalian semua terhadap karya ku, like and coment ya...

Terimakasih.

Episodes
Episodes

Updated 88 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!