Surat Nikah?

"Darimana kau? Apa kau baru saja keluar dari ruang kerjaku?" Ucap Rey dingin. Risha menutup rapat kedua matanya entah alasan apa yang akan dia berikan pada lelaki itu. Rey bukan orang bodoh bisa percaya begitu saja apa yang ia katakan.

"Tatap aku apa aku sedang bicara pada bokongmu?"

Risha memutar badannya cepat dan menatap wajah dingin itu, diam-diam ia menarik nafas dalam dan menghembuskannya pelan sebelum menjawab pertanyaan Rey.

"Aku-"

"-Aku tidak menyuruhmu memakai bahasamu apa pak Hatai tidak mengajarimu dengan benar?"

Jantung Risha tidak berhenti berdetak kencang mendengar suara mengintimidasi itu.

"Maaf aku tak akan mengulanginya lagi, aku cuma kebetulan lewat depan ruangan anda," ucap Risha dengan bahasa Jepang.

"Oh, ya?"

Risha berusaha tenang dibawa tatapan tajam Rey supaya tak ketahuan dia tadi habis menguping pembicaraan Lelaki itu dengan seorang wanita.

"Itu benar, Tuan. Mana berani saya membohongi anda,"

Rey menatap mata Risha mencari kebohongan disana. Risha berdoa dalam hati semoga lelaki itu percaya padanya.

"Pergilah". Ujar Rey dan memasuki ruangannya.

Syukurlah... Batin Risha lega sambil mengelus dadanya, tanpa berlama-lama lagi dia langsung pergi dari tempat itu, untung saja saat Rey mendapati dirinya dia sudah diluar ruangan berjalan berlainan arah dari lelaki itu, kalau tidak habislah dia mungkin Rey akan murka kepadanya lagi.

*****

Tok. Tok.

Risha terbangun dari mimpi indahnya, dengan menahan ngantuk Risha melihat jam di atas nakas menunjukkan pukul 11:45 menit dia mengernyitkan dahi, orang bodoh mana yang mengetuk pintu kamarnya di jam segini? Risha turun dari ranjang dan segera membuka pintunya. ia mendapati pak Hatai sedang berdiri didepan pintu.

"Ada apa, pak?"

"Buatkan kopi untuk Tuan dan bawakan ke ruang kerjanya". Setelah berkata begitu pak Hatai langsung pergi lagi. Risha menatap heran kepergian pak Hatai kenapa dia yang di suruh dan kenapa pula lelaki itu belum tidur di jam segini? Pikirnya.

Risha segera melakukan apa yang Rey minta saat sampai didepan pintu ingin mengetuk pintu didepannya tiba-tiba Risha teringat kejadian yang lalu saat dengan kejamnya Rey sengaja menumpahkan kopi yang masih panas di kakinya sampai kulit kakinya melepuh, Risha menggigit bibir bawanya dan menatap bekas luka yang sudah sembuh di kaki kirinya.

Bagaimana kalau kejadian itu terulang lagi? Setelah mengantar pesanannya aku langsung pergi saja deh. Batin Risha cemas, walau begitu dia tetap harus masuk atau pria itu akan marah lagi jika tidak dituruti.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk".

Risha menghela nafas lalu membuka pintu dan masuk ke dalam, matanya langsung tertuju pada Rey yang masih berkutat dengan pekerjaannya sambil mengenakkan kacamata, kelihatan berbeda sekali.

Risha berjalan pelan mendekati meja Rey meletakkan secangkir kopi di atasnya, melihat Rey hanya fokus dengan leptopnya Risha berkesempatan untuk keluar dari ruangan itu tanpa menimbulkan suara.

"Aku tidak menyuruhmu keluar,"

Reflek Risha menghentikan langkah kakinya, dengan cepat dia memutar badannya menghadap Rey, memeluk erat napan di dadanya dengan gelagapan.

"Kemarilah," Rey menyuruh Risha mendekat.

Dengan ragu- ragu dia mendekati Rey, pikiran buruknya mulai traveling lagi, matanya tak henti-henti melirik secangkir kopi di atas meja.

"Tanda tangani ini," ucap Rey sambil menggeser selembar surat ke depan Risha.

Risha mengalihkan tatapannya ke selembar surat, begitu membacanya dia langsung menatap Rey kaget, "S'surat n'nikah?" Risha tergagap saat menyebut dua kata kramat itu.

"T'tidak, siapa yang anda suruh mau menanda tangani surat ini?" Tanya Risha bersungguh-sungguh.

"Apa kau bodoh? Hanya kau yang berdiri di hadapanku,"

"T'tidak mau! Aku tidak mau menikah!" Risha menggeleng keras dia sangat Syok mendengarnya.

"Aku tidak terima penolakan!" ucap Rey menahan amarah melihat reaksi gadis itu yang menolaknya secara mentah-mentah. Disaat para wanita diluar sana bahkan rela melakukan apa saja demi bisa mendapatkan perhatian darinya termasuk dengan suka rela melebarkan paha untuknya Risha malah membuang kesempatan itu, ini melukai harga diri Rey.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!