Merasa Khawatir.

Risma berjalan lesu keluar gerbang sekolah, sudah waktunya pulang. Dia masih terus kepikiran sama kakaknya Risha.

"Risma!" Seru seorang gadis remaja merangkul bahu Risma dari belakang, juga memakai seragam yang sama seperti Risma.

Risma hanya tersenyum singkat membalas senyuman temannya Gisel.

"Beberapa hari ini aku lihat kamu kok lesu gitu sih, ada apa?" Tanya Gisel.

"Aku gak kenapa-napa kok, cuma lagi capek aja,"

"Beneran nih?"

Risma hanya mengangguk pelan sambil tersenyum dipaksakan.

"Kalau begitu... Kita ke cafe, yuk? Aku yang traktir,"

"Ngak deh,"

"Please..."

Risma menghela nafas tak sanggup menolak melihat Gisel memohon seperti itu.

"Baiklah".

"Yeay!" Girang Gisel dan langsung merangkul lengan Risma berjalan beriringan.

Mereka singgah di cafe yang tak jauh dari sekolah. Gisel menariknya duduk di salah satu meja.

"Pesanlah sesukamu, aku kan sudah janji mau traktir,"

"Tumben, ada apa ini?" Tentu saja Risma merasa heran, jarang sekali Gisel mau traktir dia seperti ini ada apa dengan gadis itu? Apa dia salah makan? Pikirnya.

"Aku mau jus oren saja deh,"

"Kamu gak makan? Pesan saja jangan malu-malu donk,"

Dia memang agak lapar sih, pada akhirnya Risma pun memesan spaghetti.

Pelayan sudah menulis pesanan mereka dan menyuruh mereka menunggu 15 menit lagi.

"Risma, sebenarnya teman aku mau datang kesini, gak apa-apakan dia makan bareng kita?" Kata Gisel.

Risma menautkan alisnya penasaran, teman? Teman siapa maksud Gisel? "Teman siapa ya?" Tanya Risma.

"Halo". Sapa seorang pria, Gisel pun membalas sapaan itu dengan riang.

Risma menoleh dan terlihatlah seorang lelaki tersenyum tipis padanya cukup tampan dan juga tinggi, tapi mengenakkan seragam sekolah lain sambil merangkul tas ranselnya.

"Duduklah. Perkenalkan, dia Risma," ucap Gisel senang.

Risma jadi merasa canggung, melihat bukan hanya ada mereka berdua yang duduk dimeja itu, melainkan juga lelaki yang sedang menarik kursi disampingnya.

"H'halo, namaku Risma. Salam kenal". Risma hanya mengganguk pelan dan tak ingin menatap mata pria itu lebih lama, entah kenapa dia kurang nyaman.

"Aku Rendy. Salam kenal". Rendy merasa heran melihat sikap Risma, kenapa dia seperti menghindari kantok mata darinya, ah sudahlah mungkin gadis itu cuma malu. Pikirnya.

Gisel hanya tersenyum jenaka menatap reaksi Risma dan Rendy saat berkenalan sepertinya mereka masih malu-malu. Gisel memaklumi mereka kan baru bertemu.

Rendy memesan makanan dan minuman, tak disangkah pesanan Risma dan Rendy sama, Gisel menggoda mereka berdua sampai Risma merasa kesal dalam hati, berharap ini segera berakhir. Dia agak menyesal mengiyakan ajakan Gisel rupanya ada udang di balik batu. Gisel sengaja memperkenalkannya kepada lelaki itu.

Risma sangat lega akhirnya dia sudah sampai di rumah. Tadi dia sempat protes kepada Gisel karena merasa diperdaya, sedangkan Gisel hanya nyengir dan berjanji kalau ini yang pertama dan terakhir kalinya dia melakukannya.

"Risma, kemarilah". Panggil bibi Milda saat melihat Risma baru pulang sekolah dan sekarang sudah pukul enam petang.

Risma mendekati bibi Milda yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil meneguk secangkir teh.

"Ada apa, bibi?"

"Ada apa katamu? Lihatlah sudah jam berapa ini dan kau baru pulang?" Ucap Milda sinis. "Habis darimana?"

"Aku dari tugas kelompok, bibi," Risma merasa bersalah sudah berbohong, mau bagaimana lagi jika dia berkata jujur bibi Milda pasti marah padanya.

"Ya sudah sana! Bantu pelayan menyiapkan makan malam jangan hanya bersantai dan keluyuran saja!"

Risma langsung masuk ke kamarnya dan menghempas tasnya ke kasur dengan kesal. Dia menatap sedih lantai dimana tempat kakaknya tidur. Risma sangat rindu akan sosok kakaknya yang lembut dan perhatian, kenapa belum ada kabar dari kakaknya apakah kak Risha sudah tak peduli padanya lagi? Risma menitiskan airmata, setelah merasa agak lama berada dalam kamar Risma menukar bajunya dan melakukan apa yang bibi Milda suruh, takut wanita itu marah lagi, nanti dia akan mencari cara supaya dia bisa tahu bagaimana kabar kakaknya sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!