Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut

*****

Bab 18

Saat Puspita sedang duduk di teras sambil membaca novel, Hardiman menghampiri lalu duduk di samping Puspita.

"Kamu nggak ada acara ke mana-mana, Pit?" Hardiman mulai mengajak ngobrol. Dalam hatinya berniat lebih dekat dengan Puspita. Sejak acara wisuda yang didampingi Jaja juga Puspita tidak pernah menceritakan hubungannya dengan Jaka. Itulah yang membuat Hardiman penasaran dan ingin mencari tahu lebih jauh tentang hubungan mereka.

"Nggak, Yah. Memangnya kenapa?" Puspita balik bertanya sambil meletakkan buku novel di meja.

"Nggak apa-apa. Ayah cuma pengin nanya aja tentang hubungan kamu sama Jaka," jelas Hardiman.

Puspita cukup terkejut. Sebelumnya dia berpikir ayahnya tidak akan lagi menyinggung soal Jaka.

"Biasa aja, Yah. Nggak ada masalah," jawab Puspita sambil berpikir mencari jawaban jika Hardiman bertanya lebih jauh.

"Maksud Ayah, apa kalian ada rencana bertunangan dalam jangka pendek?" Hardiman memiringkan tubuhnya melihat ke wajah Puspita.

"Pita nggak tau, Yah!"

"Loh kok nggak tau? Bukannya kalian udah ada obrolan serius?" desak Hardiman.

"Belum sejauh itu, Yah. Pita juga masih mikir kerja dulu," jawab Puspita.

Dirinya sudah mulai kurang nyaman kalau membahas Jaka. Apalagi dia tahu posisi sekarang Jaka terlihat dekat dengan Tissy.

"Iya, tapi kan kamu juga harus mikir buat menikah secepatnya. Sebisa mungkin dalam tahun ini kamu udah nikah sama Jaka jadi tahun depan Ayah dan ibumu udah punya cucu," harap Hardiman dengan mata berbinar-binar.

Sudah lama sekali mereka tidak pernah ngobrol santai berdua. Hardiman sibuk saat masih dinas dan Puspita sibuk kuliah. Waktu mereka jarang sekali untuk bercengkerama. Bahkan ketika sudah pensiun Hardiman hanya beberapa kali duduk berdua dengan Puspita.

Menikah dalam tahun ini? Punya anak dari Jaka? batin Puspita.

"Ayah doain aja biar keinginan Ayah segera terpenuhi, hehe." Puspita mengajak bercanda dengan Hardiman yang akhir-akhir ini bermuka suram sejak mengetahui hubungannya dengan Adit.

"Janji loh ya!" ancam Hardiman dengan senyum mengembang. Senyum seorang ayah yang mengharapkan putri tunggalnya segera menikah dan memberinya cucu pertama.

"Ya kita berdoa aja, Yah. Semoga Tuhan menjodohkan Pita sama Jaka," ungkap Puspita yang hanya menghibur ayahnya sendiri. Sedangkan dirinya masih belum terlalu berharap untuk menjadi istri Jaka.

"Aaamiiin!" Hardiman menutup obrolan tepat dengan kehadiran Jaka.

"Pagi, Om!" sapa Jaka setelah memarkir kendaraannya.

"Pagi juga. Wah panjang umur nih barusan kami ngobrol tentang kamu. Silahkan lanjut ngobrol sama Pita ya, Om mau kasih makan ikan di kolam belakang." Hardiman memberikan kesempatan pada Jaka untuk ngobrol dengan Puspita. Lalu masuk ke dalam rumah.

Jaka duduk di depan Puspita yang kelihatan kurang bersemangat.

"Kamu nggak ada acara hari ini, Pit?" tanya Jaka.

"Nggak, kok. Tumben ke sini nggak kasih tau dulu."

"Iya aku spekulasi aja ke sini. Kalau kamu nggak ada ya terpaksa ngobrol sama Om Hardiman."

"Kok nggak ngajak Tissy?"

"Nggak lah, ngapain juga ngajak dia."

"Kan cewek kamu!"

"Kata siapa dia cewek aku?"

"Kataku, kamu ngelak?"

"Loh kok pikiran kamu gitu banget, Pit. Kamu kan tau, cuma kamu yang aku cintai di dunia ini."

"Gombal!" sungut Puspita.

"Buat apa aku ngegombal. Aku serius, Pit!" tandas Jaka.

Mendengar kata-kata cinta hati Puspita luluh seketika. Semula dia merasa cemburu mengingat kejadian Jaka yang mengantar Tissy saat perpisahan SMA.

"Kalau kamu nggak percaya aku mau ngelamar kamu sekarang juga," lanjut Jaka.

Puspita terperanjat mendengar pernyataan Jaka.

"Apa-apaan, sih. Gila!"

"Lah kamu nggak percaya sama aku?"

Puspita terdiam. Dalam hatinya masih bimbang antara menerima Jaka atau menyuruhnya untuk menerima cinta Tissy.

"Eh, pagi-pagi kok cintaku udah ngelamun?" Jaka menepuk bahu Puspita.

"Ah, sapa juga yang ngelamun!" Puspita menjawab dengan ketus.

"Lah itu barusan?"

"Nggak, kok!" bantah Puspita.

"Ya udah kalau nggak mau ngaku. Kita jalan aja, yuk!" ajak Jaka.

"Ke mana?" tanya Puspita.

"Terserah kamu maunya ke mana," jawab Jaka.

"Ke mall aja, yuk! Kebetulan banyak keperluan yang harus aku beli."

"Ayo!"

"Ya udah aku pamitan sama ortu dulu." Puspita berdiri lalu masuk ke dalam rumah.

Dua menit kemudian keduanya berangkat ke mall terdekat.

***

Setelah memilih barang-barang yang diperlukan Puspita membawa keranjang belanjaan ke kasir. Jaka sudah lebih dulu di dekat kasir.

"Berapa, mbak?" tanya Puspita pada kasir.

"Sembilan ratus dua puluh lima ribu," jawab kasir sambil memberikan struk belanjaan.

"Ini aja, Pit!" Jaka langsung menyodorkan sepuluh lembar uang seratusan pada kasir.

"Nggak usah, Jak. Aku ada, kok!" tolak Puspita sambil mengambil uang di dompetnya.

"Udah itu aja, mbak!" kata Jaka sambil melihat kasir yang terbengong memegang uang Jaka.

"Aku belanja banyak banget, kok. Emang kamu udah gajian?" tanya Puspita.

"Ya itu sebagian gaji pertama aku kerja buat kamu," jawab Jaka sambil tersenyum puas.

Dia merasa senang hasil kerjanya bisa untuk membeli keperluan Puspita.

"Ya udah makasih banget, Jak." Puspita mengucapkan terima kasih sambil menerima belanjaan dari kasir.

"Sama-sama. Kita makan dulu, yuk!" Jaka mengajak makan Puspita. Tetapi dia menolak karena dirinya sudah sarapan tadi pagi.

"Nggak usah, Jak. Aku masih kenyang, kok. Pulang aja, yuk!"

"Mumpung kita di sini, Pit. Yuk ke cafe samping."

Jaka mengajak makan di cafe sebelah mall. Mereka berjalan kaki. Jaka sendiri membawakan belanjaan Puspita.

Keduanya memasuki cafe lalu mengambil tempat duduk di pojok dekat pintu keluar.

"Kamu mau makan apa, Pit. Pilih menu sendiri nih!" Jaka menyodorkan daftar menu makanan.

"Sebenarnya aku masih kenyang, Jak. Kamu makan sendiri nggak apa-apa, kan?"

"Masa aku makan sendiri, sih. Kamu makan dikit-dikit lah buat nemenin aku," suruh Jaka.

Lalu Puspita memesan ayam goreng Palasan.

"Kamu mau pesen apa, Jak!"

"Aku ngikut kamu aja, deh!"

Sambil menunggu pesanan Jaka membuka obrolan terkait perasaannya.

"Maaf ya, Pit. Aku jadi bolak-balik nanyain ini. Kamu udah bisa nerima aku, kan?" tanya Jaka tanpa ragu.

"Gini, Jak. Jujur aku tu kepikiran Tissy yang cinta banget sama kamu. Aku tau dia, Jak."

"Tapi aku nggak punya perasaan sama Tissy, Pit. Aku cuma anggap dia sebagai adik aja."

"Tapi kan dia udah lama cinta banget sama kamu. Gimana jadinya kalau tau-tau kamu sama aku."

"Ya itu urusanku sama dia, Pit. Nanti aku yang jelasin semuanya.

Jadi kamu sekarang nerima aku, kan?" desak Jaka.

Puspita berpikir sejenak. Lalu dia menjawab dengan penuh pertimbangan.

"Ya udah kita jalanin ngalir aja dulu, Jak."

"Makasih banget ya, Pit. Hari ini hari paling bahagia bagi aku," ungkap Jaka dengan hati berbunga-bunga.

"Kita makan dulu, yuk!" Puspita menarik piring nasi yang sudah disuguhkan pelayan cafe.

"Aku langsung kenyang nih, Pit!"

"Ah, kamu lebay banget sih, Jak. Yuk makan, bukannya tadi kamu yang laper?"

Jaka mulai makan sambil memperhatikan wajah Puspita. Dalam hatinya dia merasa sangat bahagia bisa mendapatkan Puspita. Perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

Selesai makan Jaka langsung membayar ke kasir. Keduanya lalu menuju pintu keluar.

Saat mereka hendak melawati pintu tidak sengaja Puspita menabrak seorang wanita cantik yang pernah dilihatnya.

Dina gumamnya dalam hati.

"Oh kalian habis borong-borong buat acara pernikahan? Emang udah dapet kerjaan lagi, ya!"

Jaka dan Puspita terperangah.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

abaikan aja lah tuh si Dina

2024-02-25

1

deepey

deepey

biasanya setelah adem adem gini bakal ada konflik baru. moment sweetnya dibantakin dulu lah thor.

2024-01-18

3

Bellani

Bellani

Jaka dan Puspita cucok...

2024-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Tragedi
2 Dilema Puspita
3 Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4 Pengakuan Kehamilan Jessica
5 Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6 Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7 Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8 Pengakuan Jaka pada Tissy
9 Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10 Kebimbangan Puspita
11 Tissy Keluar Rumah Sakit
12 Jessica Minta Dinikahi Adit
13 Jaka Lebih Memilih Puspita
14 Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15 Puspita Berusaha Melupakan Adit
16 Kecemburuan Puspita pada Tissy
17 Tissy Ngambek karena Cemburu
18 Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19 Teka-teki Puspita
20 Jaka Melamar Puspita
21 Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22 Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23 Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24 Tissy masih Cemburu
25 Malam Terakhir
26 Kekhawatiran Puspita
27 Jessica Melahirkan
28 Resiko LDR
29 Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30 Pertemuan Jaka dan Tissy
31 Pertemuan Dramatis
32 Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33 Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34 Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35 Persiapan Camping
36 Risma Cemburu pada Tissy
37 Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38 Risma Melabrak Tissy
39 Kepanikan Jaka
40 Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41 Investigasi Puspita
42 Risma Bongkar Keburukan Tissy
43 Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44 Arti Persahabatan
45 Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46 Gunjingan terhadap Tissy
47 Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48 Teror Dina
49 Pertemuan Puspita dan Adit
50 Kematian Nirmala
51 Pertemuan Jessica dengan Adit
52 Keakraban Puspita dan jessica
53 Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54 Pertemuan Tak Disengaja
55 Dina Membongkar Rahasia Jaka
56 Jaka ke Pengobatan Alternatif
57 Kegundahan dan Emosi Jaka
58 Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59 Pertemuan Puspita dengan Tissy
60 Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61 Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62 Jaka Menemui Puspita
63 Jaka Tidur Bersama Puspita
64 Pertemuan Hardiman dengan Siska
65 Perasan Jaka dan Hardiman Mencair
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Awal Tragedi
2
Dilema Puspita
3
Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4
Pengakuan Kehamilan Jessica
5
Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6
Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7
Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8
Pengakuan Jaka pada Tissy
9
Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10
Kebimbangan Puspita
11
Tissy Keluar Rumah Sakit
12
Jessica Minta Dinikahi Adit
13
Jaka Lebih Memilih Puspita
14
Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15
Puspita Berusaha Melupakan Adit
16
Kecemburuan Puspita pada Tissy
17
Tissy Ngambek karena Cemburu
18
Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19
Teka-teki Puspita
20
Jaka Melamar Puspita
21
Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22
Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23
Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24
Tissy masih Cemburu
25
Malam Terakhir
26
Kekhawatiran Puspita
27
Jessica Melahirkan
28
Resiko LDR
29
Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30
Pertemuan Jaka dan Tissy
31
Pertemuan Dramatis
32
Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33
Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34
Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35
Persiapan Camping
36
Risma Cemburu pada Tissy
37
Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38
Risma Melabrak Tissy
39
Kepanikan Jaka
40
Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41
Investigasi Puspita
42
Risma Bongkar Keburukan Tissy
43
Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44
Arti Persahabatan
45
Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46
Gunjingan terhadap Tissy
47
Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48
Teror Dina
49
Pertemuan Puspita dan Adit
50
Kematian Nirmala
51
Pertemuan Jessica dengan Adit
52
Keakraban Puspita dan jessica
53
Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54
Pertemuan Tak Disengaja
55
Dina Membongkar Rahasia Jaka
56
Jaka ke Pengobatan Alternatif
57
Kegundahan dan Emosi Jaka
58
Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59
Pertemuan Puspita dengan Tissy
60
Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61
Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62
Jaka Menemui Puspita
63
Jaka Tidur Bersama Puspita
64
Pertemuan Hardiman dengan Siska
65
Perasan Jaka dan Hardiman Mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!