*****
Bab 4
Udara Minggu pagi yang sejuk, tetapi pikiran Puspita terasa panas. Ingatannya masih tertuju pada Jessica yang telah merusak suasana hatinya.
Sejak Adit berboncengan dengan Jessica dan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan Adit cacat hingga sekarang, pikirannya tidak pernah tenang. Hatinya dihinggapi rasa dendam.
"Kamu makan dong, Nak! Perutmu jangan dikosongin," bujuk Nirmala.
"Dari kemarin kan kamu belum makan," lanjutnya.
Puspita yang sejak jam tujuh pagi duduk di teras sendirian hanya menggelengkan kepala.
"Coba perutnya diisi nasi sedikit biar nggak sakit," suruh Nirmala sambil mengusap lembut kepala putrinya.
"Sebentar, Bu. Pita belum laper, kok!" jawab Puspita meyakinkan ibunya.
"Ibu ambilkan bubur kacang hijau kesukaan kamu, ya? Masih anget tuh!" Nirmala menawarkan bubur kacang hijau yang baru saja dibuatnya.
"Nggak usah, Bu. Nanti Pita ambil sendiri aja!" tolak Puspita sambil bangkit dari duduknya.
Puspita masuk ke dalam disusul ibunya.
"Kamu nggak ke rumah Adit, Nak?" tanya ibunya setelah Puspita duduk di ruang keluarga.
"Nanti siang, Bu. Nunggu jemputan Jaka." Puspita menjawab sambil menyendok bubur. Lalu mulai makan walaupun kurang berselera.
"Ya udah, ibu mau nyuci pakaian dulu," ucap Nirmala sambil berlalu.
"Iya, Bu!" jawab Puspita singkat.
Setelah makan bubur Puspita kembali duduk di teras. Baru saja mau menghubungi Jaka tiba-tiba dia melihat Jaka datang.
"Maaf ya Pit, aku datang lebih awal. Soalnya aku ada rapat mendadak di kantor cabang," terang Jaka setelah turun dari mobil dan mendekati Puspita.
"Iya nggak apa-apa. Aku juga baru aja mau telepon kamu suruh ke sini sekarang," jawab Puspita sambil berdiri. Lalu masuk ke rumah pamitan sama ibunya.
"Berangkat sekarang kan, Pit?" tanya Jaka setelah Puspita keluar lagi.
"Kamu nggak minum dulu?" Puspita menawari Jaka minum sebelum berangkat.
"Nggak usah, Pit. Keburu hujan juga," tolak Jaka.
Keduanya lalu berangkat ke tempat Adit.
***
Sesampainya di tempat Adit, Puspita masuk duluan. Lalu disusul Jaka. Mereka menghampiri Adit yang sedang duduk di kursi roda sambil menonton televisi.
"Kamu lebih baik kan, Sayang?" tanya Puspita sambil mencium pipi Adit.
Melihat Puspita yang masih sayang sama Adit, rasa cemburu Jaka muncul. Dia mengalihkan pandangannya ke arah televisi. Lalu duduk dan terdiam sesaat. _Ternyata ceritaku semua tentang Jessica tidak mempengaruhi cinta Puspita sama Adit,_batinnya.
"Aku cabut dulu ya, Pit. Udah ditunggu temen-temen kantor nih!" pamit Jaka sambil bersiap-siap keluar. Tak kuat lama-lama juga dia menyaksikan kesetiaan Puspita pada Adit.
"Iya, Jak. Makasih banget ya udah nganterin aku," ucap Puspita sambil mengantar Jaka ke pintu.
"Sama-sama, Pit." Jaka pergi dengan kegalauannya.
***
Puspita kembali menghampiri Adit dan duduk di sebelahnya.
"Eh, ada Kak Pita. Udah lama, Kak?" sapa Tissy yang muncul dengan membawa mangkuk berisi bubur sum-sum. Rupanya dia habis membuatnya untuk Adit.
"Baru aja, De. Barusan sama kak Jaka loh!" jawab Puspita dengan nada menggoda.
"Kok kak Jaka nggak nunggu ketemu Tissy dulu, Kak?" tanya Tissy sambil sedikit cemberut.
"Males kali!" goda Puspita.
"Loh, kok bisa gitu!" keluh Tissy.
"Bisa aja, dong!" ledek Puspita sambil tersenyum.
..."Emangnya Tissy salah apa, Kak!" desak Tissy....
..."Nanya aja sendiri sama kak Jaka!" suruh Puspita sambil melirik raut wajah Tissy yang semakin cemberut....
...Emang salah apa aku sama kak Jaka, pikirnya....
"De Tissy tambah manis loh kalau lagi cemberut gitu," seloroh Puspita membuyarkan lamunan Tissy.
"Iiih! Kak Pita ngeledek terus deh sama Tissy," gerutu Tissy. Lalu mendekati Adit yang menunggu disuapi bubur.
"Sini Kak Pita aja yang nyuapin," pinta Puspita sambil meraih mangkuk dari tangan Tissy.
"Kebetulan nih, Kak. Tissy mau garap tugas sekolah. Tissy masuk kamar dulu ya, Kak!" pamit Tissy lalu berjalan ke kamarnya. Sementara Puspita mulai menyuapi Adit.
***
Puspita terkejut ketika melihat ke halaman ada mobil berhenti.
Dia memperhatikan orang yang turun dari mobil.
Jessica? Ngapain dia datang ke sini lagi, gerutunya dalam hati begitu melihat Jessica turun dari mobil. Rupanya Jessica belum puas membuat keributan kemarin.
Dengan langkah gontai Jessica menuju pintu.
"Assalamu'alaikum!" ucap Jessica.
Puspita buru-buru menemui Tissy di kamarnya.
"De, tolong kamu temuin tamu yang datang itu. Cepetan!" suruh Puspita sambil masuk kamar.
"Siapa sih, Kak?" tanya Tissy keheranan melihat gelagat Puspita.
"Perempuan yang kemarin dateng waktu kamu mandiin kak Adit," jelas Puspita.
"Emangnya dia mau ngapain sih, Kak!" Tissy penasaran dengan perempuan yang datang.
"Udah kamu temuin aja sekarang. Nggak usah bilang kalau Kak Pita ada di sini," perintah Puspita
Tissy langsung keluar kamar menuju ruang tamu.
Sementara Puspita tetap berada di dalam kamar Tissy. Dia penasaran mau _nguping_ apa yang akan dibicarakan dengan Adit meskipun hatinya berontak ingin mendamprat Jessica.
"Mau cari siapa, Kak?" tanya Tissy begitu melihat tamu yang belum dikenalnya.
"Mau ketemu mas Adit, De. Kemarin saya ke sini tapi nggak boleh masuk sama Puspita," ungkap Jessica yang berdiri di depan pintu.
"Ada keperluan apa sama kak Adit?" tanya Tissy menyelidik.
"Saya ada kepentingan mendesak sama mas Adit," jawab Jessica sambil matanya mencari-cari sosok Adit di dalam rumah.
"Oh. Tapi Kak Adit lagi sakit," jawab Tissy sambil mengernyitkan dahi.
"Iya, saya juga tau itu." Jessica lalu masuk setelah disuruh Tissy.
Adit yang telinganya mendengar suara Jessica langsung menggoyang-goyangkan tangan kursi rodanya. Entah isyarat apa. Mungkinkah dirinya merasa senang dengan kedatangan Jessica? Atau justru marah? Tidak ada yang tahu apa yang ada dalam pikiran Adit.
"Kondisi kamu gimana, Dit? Aku bingung ngadepin semua ini sendiri," Jessica meneteskan air mata sambil menatap wajah Adit. Sementara tatapan mata Adit yang kosong membuat pikiran Jessica semakin kacau.
Dia teringat kembali keributan malam itu sebelum akhirnya mengalami kecelakaan dengan Adit.
Saat menikmati *dinner* untuk merayakan ulang tahunnya, Adit kaget setengah mati begitu mendengar Jessica mengatakan bahwa dirinya hamil.
Jessica masih membayangkan reaksi Adit yang marah-marah pada dirinya. Hampir saja dia kena tamparan Adit. Saat itu Adit langsung menarik tangannya. Dia hanya meremas-remas rambutnya sendiri.
Rasa kecewanya membuat dia menambah minuman beralkohol hingga habis dua botol.
Adit mengajak Jessica pulang dalam kondisi sempoyongan. Sebelum sampai ke rumah Jessica motor Adit menabrak pohon besar di pinggir jalan.
Sekarang, Adit yang sudah cacat tidak berdaya untuk diajak bicara mencari solusi. Jessica kebingungan mau menyelesaikan masalahnya dengan siapa. Sementara orang tua Adit yang belum tentu mau menerima sebagai menantunya berada di Kalimantan.
"Silahkan minum, Kak!" Jessica terkejut ditawari minum oleh Tissy.
"Iya, De. Makasih!" ucap Jessica lalu meminumnya seteguk. Dia mengajak Tissy duduk di teras.
"Maaf ya De, tadi saya belum memperkenalkan diri. Saya Jessica, pacarnya mas Adit," ungkap Jessica setelah keduanya duduk.
"Pacar kak Adit?" Tissy bertanya keheranan.
"Iya, betul. Memangnya kenapa?" Jessica balik bertanya.
"Nggak ... nggak! Kak Jessica pasti berbohong!" tuduh Tissy.
"Beneran. Saya sudah lama pacaran sama mas Adit." Jessica meyakinkan Tissy.
"Kalau begitu, Kak Pita harus tau semua ini."
Tissy berlari ke kamar menemui Puspita.
"Kak, Kak Pita! Pokoknya Kakak harus keluar sekarang nemuin Kak Jessica. Dia mengaku pacar Kak Adit!" Tissy menarik tangan Puspita keluar kamar.
"Ngapain kamu dateng ke sini lagi!' bentak Puspita begitu sampai di teras.
"Maaf, Pit. Sebenarnya saya tau kamu pacar Adit dari Jaka. Tapi saya baru tau sebulan yang lalu setelah saya ceritakan kehamilan saya pada Jaka," beber Jessica.
"Hamil?" Puspita hampir pingsan. Tubuhnya langsung lemas tak berdaya. Tetapi seperti ada kekuatan yang mendorongnya untuk tetap tegar.
Sementara Jessica sudah punya tekad bulat untuk menjelaskan semuanya pada Puspita.
"Iya betul, Pit. Saya mengandung janin Adit," akunya. Pernyataan Jessica yang meyakinkan tidak serta me membuat Puspita percaya.
"Nggak mungkin! Kamu pasti hamil sama laki-laki lain!" tuduh Puspita sambil membentak Jessica.
"Kamu tega ya mau jebak Adit dalam kondisi sakit? Dasar perempuan jalang!" umpat Puspita meradang. Kemarahannya tidak bisa dibendung lagi.
"Sumpah, Pit! Saya hamil oleh Adit. Kalau kamu menganggap saya perempuan nggak bener, saya ikhlas. Tapi saya berhubungan badan cuma sama Adit. Bukan dengan laki-laki lain." tandas Jessica.
"Cukup! Cukup!" potong Puspita.
"Kamu harus tau semuanya, Pit. Kamu harus merelakan Adit menikahi aku. Lagian Adit lebih pantas jadi suamiku dibanding kamu!" cibir Jessica.
"Saya harap, kamu pergi dari sini sekarang juga!" usir Puspita sambil menuding Jessica.
"Tapi saya harus menyelesaikan masalah ini sama Adit," tukas Jessica.
"Menyelesaikan masalah sama Adit? Dalam kondisi dia lagi sakit? Otak kamu di mana hah!" bentak Puspita.
"Tapi Adit harus nikahin saya secepatnya, Pit! Saya mengandung anak Adit!"
Kali ini Jessica balik membentak.
"Heh! Asal tau aja ya? Tahun ini Adit mau nikahin saya! Terserah kamu cari aja bapaknya bayi itu!" berang Puspita sambil menunjuk ke perut Jessica.
_Plak! Plak!_
Dua tamparan Jessica mendarat ke pipi kiri Puspita.
Tak mau kalah, Puspita pun menjambak rambut panjang Jessica hingga menjerit kesakitan.
Tissy yang semula menjaga Adit langsung keluar begitu mendengar keributan di teras.
"Ya ampun! Ini apa-apaan!" Tissy melepaskan tangan Puspita yang masih menarik-narik rambut Jessica.
"Udah, Kak! Kak Pita masuk ke dalam aja. Tolong Kak Jessica pulang sekarang juga. Kasihan Kak Adit yang lagi sakit," Tissy melerai sambil merangkul Puspita masuk ke dalam rumah.
Tanpa pamit Jessica pun langsung masuk ke dalam mobilnya. Lalu tancap gas meninggalkan halaman rumah Tissy.
Sementara Tissy mengambil air putih dan menyuruh Puspita meminumnya. Lalu bertanya penyebab keributan yang baru saja terjadi.
"Kak Pita ada masalah apa sih sama kak Jessica?" Sambil memegang pundaknya Tissy menunggu jawaban Puspita.
Tetapi tiba-tiba Puspita menjerit histeris.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
deepey
duh, jess, puss,,, kenapa rebutan cowok cacat sih? disaat banyak cowok lain di dunia ini... seganteng dan sekaya apa sih si Adit itu? hmm
2024-01-18
2
kym pkc
semakin penasaran lanjutanyq
2024-01-15
2
Bellani
Tissy masih SMA tapi lebih dewasa ya!
2024-01-14
2