*****
Bab 17
Selesai acara perpisahan Jaka dan Tissy menemui Puspita di bawah panggung.
"Kak Pita ngajar di sini?" tanya Tissy.
"Iya, De. Sebagai batu loncatan aja dari pada nganggur," jelas Puspita.
"Syukurlah, Kak. Sayang ya Tissy udah lulus dari sini. Kalau masih sekolah di sini kan bisa setiap hari bareng Kak Pita," sesal Tissy.
"Enakan kamu dong minta nilai bagus terus," timpal Jaka berseloroh.
"Eh, kalian udah pada makan? Kita makan bareng, yuk!" ajak Puspita sambil berjalan menuju ruang makan.
Setiap tahun memang di sekolah Tissy selalu mengadakan acara makan bersama pada saat kelulusan siswa kelas tiga.
"Ayo!" Tissy berjalan disamping Jaka mengikuti Puspita.
Setelah mengambil makanan mereka mengambil tempat duduk dalam satu meja. Tissy duduk di samping Jaka. Sementara Puspita duduk di depan mereka.
"Kamu mau lanjutin ke mana, De?" tanya Puspita sebelum menyuapkan nasi ke mulutnya.
"Kayak yang pernah Tissy bilang itu, loh! Di UNY, FBS. Pengin nerusin perjuangan bapak jadi guru. Kan kayak Kak Pita juga," papar Tissy dengan semangat. Matanya berbinar-binar membayangkan sebentar lagi mau jadi mahasiswa.
"Baguslah, itu konsisten namanya. Biasanya kan cita-cita sebelumnya suka beda kalau udah lulus. Kak Pita juga ngajar di sini cuma sementara. Kalau lamaran di Jakarta diterima paling juga berhenti jadi guru," papar Puspita.
"Oh gitu ya, Kak!" Tissy mencermati kalimat Puspita.
"Kamu sendiri gimana, Jak. Udah dapet kerjaan lagi pa belum?" Puspita melihat ke arah Jaka.
Jaka yang memandang Puspita sejak tadi terlihat bengong. Dalam hatinya merasa bersalah dengan menemani Tissy mengambil ijazah.
Tiba-tiba Tissy menginjak kaki Jaka.
"Kak! Ditanya kak Pita, tuh!" Tissy memberitahu Jaka yang sedang bengong.
"Eh, kamu nanya apaan, Pit!" tanya Jaka gelagapan.
"Nggak tau, lupa." Puspita terlihat kesal. Dia tidak mengulang pertanyaannya yang kedua kali.
Sebenarnya dia merasa cemburu melihat Jaka mendampingi Tissy ke sekolahan barunya. Kesan pertama bertugas di SMA mestinya merasa senang. Tetapi perasaannya dirusak oleh suasana keakraban Jaka dan Tissy yang terlihat mesra.
"Barusan Kak Pita nanya, Kak Jaka udah dapet kerjaan lagi pa belum ... eh, malah bengong," sungut Tissy.
"Alhamdulillah udah, Pit!" Jaka menjawab sambil menatap Puspita.
Dia memperhatikan wajah Puspita yang terlihat sangat cantik dengan pakaian seragam dinas harian. Akan tetapi Jaka melihat di matanya ada rasa kecemburuan.
"Syukurlah, aku ikut senang." Puspita menuangkan air putih ke gelas Jaka yang sudah kosong.
Melihat aksi Puspita begitu, dalam hati Tissy merasa cemburu juga.
_"Kok Kak Pita begitu perhatian sama Kak Jaka?"_ pikirnya.
"Makasih, Pit." Jaka mengucapakan terima kasih pada Puspita yang telah menuangkan air ke dalam gelasnya.
Melihat Tissy langsung cemberut Puspita menawarkan pada Tissy juga untuk menuangkan air.
"Gelasmu mau ditambahin air juga, De?" tanya Puspita meskipun dalam hatinya ada rasa malas tapi dia berusaha bersikap lebih dewasa.
"Ng ... nggak usah, Kak. Biar Tissy nuangin sendiri aja," tolak Tissy.
Setelah dirasakan tidak ada lagi yang perlu diceritakan akhirnya Jaka menutup obrolan.
"Ya udah, Pit. Aku sama Tissy pulang dulu ya!"
Jaka berpamitan pada Puspita sambil beranjak. Disusul Tissy yang lebih dulu menyalami Puspita.
"Kak Pita, Tissy pamit dulu, ya?" Tissy menyalami Puspita dengan ogah-ogahan.
***
Setelah kepergian mereka Puspita masih duduk sendiri. Dia menenangkan hatinya yang dipenuhi rasa cemburu.
_Kenapa aku jadi cemburu sama Tissy? Sedangkan aku tau Jaka nggak mencintai Tissy. Dia hanya menganggap adik sama Tissy walaupun tau Tissy cinta banget sama dia,_ gumamnya.
"Halo, Pit. Kira-kira kamu betah nggak nih ngajar di sini?"
Tiba-tiba Renata, teman baru Puspita mengagetkannya.
"Mudah-mudahan aja betah, Ren!" jawab Puspita sambil menumpuk piring bekas makan.
"Eh, di sini ada guru yang masih bujangan, loh!" celetuk Renata.
"Emang kenapa kalau ada. Mau dijodohin sama aku?" Puspita menyeringai.
"Ya enggak sih ... cuma nyuruh kenalan aja. Dia orangnya baik. Pinter lagi." Renata menceritakan teman gurunya.
"Promosi, nih? Kenapa nggak sama kamu aja?" ledek Puspita.
"Dia nggak suka sama aku, kok!" Renata menjawab dengan nada serius.
"Kok kamu tau? Emang dia pernah ngomong sama kamu kalau dia nggak suka, gitu?" kejar Puspita.
"Nggak juga sih, cuma dari sikapnya aja sama aku keliatan jutek," jelas Renata.
..."Loh, katanya baik?" tukas Puspita....
..."Ya kali aja kalau sama kamu beda, Pit. Pasti dia suka sama kamu," yakin Renata. ...
..."Au ah! Lagi nggak mikirin cowok!" tegas Puspita....
..."Kita masuk ruangan guru, yuk! Kali aja bisa kenalan sama bujangan yang recommended," lanjut Puspita....
"Katanya nggak mikirin cowok?" sindir Renata.
"Hahaha." Puspita tertawa lepas.
***
Di perjalanan Tissy cemberut sejak meninggalkan halaman sekolah yang tidak akan ditempatinya lagi.
"Kamu kok dari tadi cemberut terus, Adik manis?" tanya Jaka sambil melirik Tissy.
"Emangnya ada apa?" lanjut Jaka.
"Nggak ada apa-apa, kok!" jawab Tissy ketus.
"Kalau nggak ada apa-apa kenapa dari tadi diem terus?" desak Jaka.
"Mau tau ajah!" Tissy menjawab sambil tangan kanannya memegang dagunya sendiri.
"Tuh, kan? Berarti ada apa-apa, kan?" desak Jaka.
"Nggak!" Tissy semakin cemberut dengan bibir manyun.
"Ya udah kalau nggak ada apa-apa. Kamu pikir sendiri aja, deh!" ledek Jaka.
Tissy melirik Jaka yang tersenyum sambil menyetir.
_Ah, senyum itu yang meluluhkan hatiku. Aku pengin marah pun nggak bisa. Tapi kenapa aku cemburu sama kak Pita yang masih berharap sama kak Adit?_ batinnya.
"Ayo turun!" Tiba-tiba Jaka menyuruh turun begitu sampai di depan rumah Tissy.
Tissy yang sedang melamun tidak menyadari kalau mobil Jaka sudah sampai di depan rumahnya.Dia bergegas turun setelah mengajak Jaka masuk ke rumahnya.
Jaka membuntuti Tissy setelah memarkir mobilnya.
Mereka disambut oleh mbok Irah yang sedari tadi duduk di teras menunggu Tissy datang.
"Selamat ya, Non!" ucap mbok Irah sambil mencium pipi Tissy.
"Makasih ya, Mbok. Tolong bikinin minum dong buat kak Jaka," suruh Tissy sambil masuk ke dalam rumah.
"Baik, Non. Buat Non Tissy juga?"
"Nggak usah. Bikin buat kak Jaka aja."
Setelah berganti pakaian santai Tissy menemui Jaka yang duduk di teras. Dia membawa segelas kopi pahit yang sudah dibuatkan mbok Irah.
"Diminum kopinya, Kak!" suruh Tissy sambil meletakkan gelas di meja.
"Ntar dong Adik manis, kan masih panas." Jaka menjawab sambil memegang gelas kopi yang masih panas.
"Kak, boleh Tissy nanya sama Kak Jaka?" tanya Tissy yang duduk di sebelah Jaka.
"Boleh aja, mau nanya apaan?" Jaka bertanya balik sambil memperhatikan raut wajah Tissy.
"Tissy ucapin makasih banget ya Kak Jaka udah luangin waktu buat acara Tissy hari ini," ucap Tissy sambil membetulkan posisi duduknya.
"Iya sama-sama Adik manis," jawab Jaka sambil tersenyum.
"Katanya mau nanya apaan?" lanjut Jaka mengingatkan.
"Gini, Kak. Sampai hari ini Kak Jaka masih mencintai Kak Pita nggak?"
Pertanyaan Tissy membuat Jaka kesulitan untuk menjawab. Sebenarnya bukan kesulitan, Jaka hanya menjaga perasaan Tissy jika dia harus berterus terang mengatakan kalau dirinya masih mencintai Puspita.
"Nggak usah bahas itu, deh!" tampik Jaka.
"Nggak, Kak. Pokoknya Kak Jaka harus jujur sama Tissy," desak Tissy.
"Aduh, gimana nih. Kak Jaka kan nggak mau kamu jadi mikir. Apalagi hari ini hari bahagia kamu setelah lulus SMA dengan nilai paralel tertinggi. Pokoknya kamu hebat banget! Kak Jaka bangga banget sama Adik manis yang ada di hadapan Kak Jaka sekarang ini," beber Jaka untuk mengalihkan pembicaraan tentang Puspita.
"Ah, Kak Jaka sengaja mengelak nih dari pertanyaan Tissy."
Ada rasa tersanjung dipuji Jaka. Tetapi Tissy masih belum puas lantaran Jaka belum menjawab pertanyaannya.
"Trus, Kak Jaka mau jawab pertanyaan Tissy kapan? Pasti Kak Jaka masih mencintai kak Pita, kan?" desak Tissy.
"*OMG ...* Adik manis satu ini kok kayak polisi banget ya!"
"Terserah mau ngatain kayak polisi atau kayak detektif, yang jelas Tissy cuma butuh jawaban Kak Jaka. Titik!" tandas Tissy.
"Wah wah wah ... kok jadi sewot gitu, sih!"
Tissy terdiam. Ngambeknya seperti anak kecil yang minta es krim atau permen. Jaka pun kehabisan akal untuk menghibur Tissy.
"Ya udah, kalau ngambek gitu Kak Jaka pulang aja ya? Kamu istirahat dulu. Kak Jaka juga pengin tiduran di rumah nih. Kan capek juga." Jaka mengulurkan tangan pada Tissy.
Tissy hanya tertegun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
deepey
tissy tissy masih sma, perjalananmu msh panjang /Facepalm/
2024-01-18
2
Bellani
Sekeren apa si Jaka jadi rebutan?🤔
2024-01-14
3