Tissy Ngambek karena Cemburu

*****

Bab 17

Selesai acara perpisahan Jaka dan Tissy menemui Puspita di bawah panggung.

"Kak Pita ngajar di sini?" tanya Tissy.

"Iya, De. Sebagai batu loncatan aja dari pada nganggur," jelas Puspita.

"Syukurlah, Kak. Sayang ya Tissy udah lulus dari sini. Kalau masih sekolah di sini kan bisa setiap hari bareng Kak Pita," sesal Tissy.

"Enakan kamu dong minta nilai bagus terus," timpal Jaka berseloroh.

"Eh, kalian udah pada makan? Kita makan bareng, yuk!" ajak Puspita sambil berjalan menuju ruang makan.

Setiap tahun memang di sekolah Tissy selalu mengadakan acara makan bersama pada saat kelulusan siswa kelas tiga.

"Ayo!" Tissy berjalan disamping Jaka mengikuti Puspita.

Setelah mengambil makanan mereka mengambil tempat duduk dalam satu meja. Tissy duduk di samping Jaka. Sementara Puspita duduk di depan mereka.

"Kamu mau lanjutin ke mana, De?" tanya Puspita sebelum menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Kayak yang pernah Tissy bilang itu, loh! Di UNY, FBS. Pengin nerusin perjuangan bapak jadi guru. Kan kayak Kak Pita juga," papar Tissy dengan semangat. Matanya berbinar-binar membayangkan sebentar lagi mau jadi mahasiswa.

"Baguslah, itu konsisten namanya. Biasanya kan cita-cita sebelumnya suka beda kalau udah lulus. Kak Pita juga ngajar di sini cuma sementara. Kalau lamaran di Jakarta diterima paling juga berhenti jadi guru," papar Puspita.

"Oh gitu ya, Kak!" Tissy mencermati kalimat Puspita.

"Kamu sendiri gimana, Jak. Udah dapet kerjaan lagi pa belum?" Puspita melihat ke arah Jaka.

Jaka yang memandang Puspita sejak tadi terlihat bengong. Dalam hatinya merasa bersalah dengan menemani Tissy mengambil ijazah.

Tiba-tiba Tissy menginjak kaki Jaka.

"Kak! Ditanya kak Pita, tuh!" Tissy memberitahu Jaka yang sedang bengong.

"Eh, kamu nanya apaan, Pit!" tanya Jaka gelagapan.

"Nggak tau, lupa." Puspita terlihat kesal. Dia tidak mengulang pertanyaannya yang kedua kali.

Sebenarnya dia merasa cemburu melihat Jaka mendampingi Tissy ke sekolahan barunya. Kesan pertama bertugas di SMA mestinya merasa senang. Tetapi perasaannya dirusak oleh suasana keakraban Jaka dan Tissy yang terlihat mesra.

"Barusan Kak Pita nanya, Kak Jaka udah dapet kerjaan lagi pa belum ... eh, malah bengong," sungut Tissy.

"Alhamdulillah udah, Pit!" Jaka menjawab sambil menatap Puspita.

Dia memperhatikan wajah Puspita yang terlihat sangat cantik dengan pakaian seragam dinas harian. Akan tetapi Jaka melihat di matanya ada rasa kecemburuan.

"Syukurlah, aku ikut senang." Puspita menuangkan air putih ke gelas Jaka yang sudah kosong.

Melihat aksi Puspita begitu, dalam hati Tissy merasa cemburu juga.

_"Kok Kak Pita begitu perhatian sama Kak Jaka?"_ pikirnya.

"Makasih, Pit." Jaka mengucapakan terima kasih pada Puspita yang telah menuangkan air ke dalam gelasnya.

Melihat Tissy langsung cemberut Puspita menawarkan pada Tissy juga untuk menuangkan air.

"Gelasmu mau ditambahin air juga, De?" tanya Puspita meskipun dalam hatinya ada rasa malas tapi dia berusaha bersikap lebih dewasa.

"Ng ... nggak usah, Kak. Biar Tissy nuangin sendiri aja," tolak Tissy.

Setelah dirasakan tidak ada lagi yang perlu diceritakan akhirnya Jaka menutup obrolan.

"Ya udah, Pit. Aku sama Tissy pulang dulu ya!"

Jaka berpamitan pada Puspita sambil beranjak. Disusul Tissy yang lebih dulu menyalami Puspita.

"Kak Pita, Tissy pamit dulu, ya?" Tissy menyalami Puspita dengan ogah-ogahan.

***

Setelah kepergian mereka Puspita masih duduk sendiri. Dia menenangkan hatinya yang dipenuhi rasa cemburu.

_Kenapa aku jadi cemburu sama Tissy? Sedangkan aku tau Jaka nggak mencintai Tissy. Dia hanya menganggap adik sama Tissy walaupun tau Tissy cinta banget sama dia,_ gumamnya.

"Halo, Pit. Kira-kira kamu betah nggak nih ngajar di sini?"

Tiba-tiba Renata, teman baru Puspita mengagetkannya.

"Mudah-mudahan aja betah, Ren!" jawab Puspita sambil menumpuk piring bekas makan.

"Eh, di sini ada guru yang masih bujangan, loh!" celetuk Renata.

"Emang kenapa kalau ada. Mau dijodohin sama aku?" Puspita menyeringai.

"Ya enggak sih ... cuma nyuruh kenalan aja. Dia orangnya baik. Pinter lagi." Renata menceritakan teman gurunya.

"Promosi, nih? Kenapa nggak sama kamu aja?" ledek Puspita.

"Dia nggak suka sama aku, kok!" Renata menjawab dengan nada serius.

"Kok kamu tau? Emang dia pernah ngomong sama kamu kalau dia nggak suka, gitu?" kejar Puspita.

"Nggak juga sih, cuma dari sikapnya aja sama aku keliatan jutek," jelas Renata.

..."Loh, katanya baik?" tukas Puspita....

..."Ya kali aja kalau sama kamu beda, Pit. Pasti dia suka sama kamu," yakin Renata. ...

..."Au ah! Lagi nggak mikirin cowok!" tegas Puspita....

..."Kita masuk ruangan guru, yuk! Kali aja bisa kenalan sama bujangan yang recommended," lanjut Puspita....

"Katanya nggak mikirin cowok?" sindir Renata.

"Hahaha." Puspita tertawa lepas.

***

Di perjalanan Tissy cemberut sejak meninggalkan halaman sekolah yang tidak akan ditempatinya lagi.

"Kamu kok dari tadi cemberut terus, Adik manis?" tanya Jaka sambil melirik Tissy.

"Emangnya ada apa?" lanjut Jaka.

"Nggak ada apa-apa, kok!" jawab Tissy ketus.

"Kalau nggak ada apa-apa kenapa dari tadi diem terus?" desak Jaka.

"Mau tau ajah!" Tissy menjawab sambil tangan kanannya memegang dagunya sendiri.

"Tuh, kan? Berarti ada apa-apa, kan?" desak Jaka.

"Nggak!" Tissy semakin cemberut dengan bibir manyun.

"Ya udah kalau nggak ada apa-apa. Kamu pikir sendiri aja, deh!" ledek Jaka.

Tissy melirik Jaka yang tersenyum sambil menyetir.

_Ah, senyum itu yang meluluhkan hatiku. Aku pengin marah pun nggak bisa. Tapi kenapa aku cemburu sama kak Pita yang masih berharap sama kak Adit?_ batinnya.

"Ayo turun!" Tiba-tiba Jaka menyuruh turun begitu sampai di depan rumah Tissy.

Tissy yang sedang melamun tidak menyadari kalau mobil Jaka sudah sampai di depan rumahnya.Dia bergegas turun setelah mengajak Jaka masuk ke rumahnya.

Jaka membuntuti Tissy setelah memarkir mobilnya.

Mereka disambut oleh mbok Irah yang sedari tadi duduk di teras menunggu Tissy datang.

"Selamat ya, Non!" ucap mbok Irah sambil mencium pipi Tissy.

"Makasih ya, Mbok. Tolong bikinin minum dong buat kak Jaka," suruh Tissy sambil masuk ke dalam rumah.

"Baik, Non. Buat Non Tissy juga?"

"Nggak usah. Bikin buat kak Jaka aja."

Setelah berganti pakaian santai Tissy menemui Jaka yang duduk di teras. Dia membawa segelas kopi pahit yang sudah dibuatkan mbok Irah.

"Diminum kopinya, Kak!" suruh Tissy sambil meletakkan gelas di meja.

"Ntar dong Adik manis, kan masih panas." Jaka menjawab sambil memegang gelas kopi yang masih panas.

"Kak, boleh Tissy nanya sama Kak Jaka?" tanya Tissy yang duduk di sebelah Jaka.

"Boleh aja, mau nanya apaan?" Jaka bertanya balik sambil memperhatikan raut wajah Tissy.

"Tissy ucapin makasih banget ya Kak Jaka udah luangin waktu buat acara Tissy hari ini," ucap Tissy sambil membetulkan posisi duduknya.

"Iya sama-sama Adik manis," jawab Jaka sambil tersenyum.

"Katanya mau nanya apaan?" lanjut Jaka mengingatkan.

"Gini, Kak. Sampai hari ini Kak Jaka masih mencintai Kak Pita nggak?"

Pertanyaan Tissy membuat Jaka kesulitan untuk menjawab. Sebenarnya bukan kesulitan, Jaka hanya menjaga perasaan Tissy jika dia harus berterus terang mengatakan kalau dirinya masih mencintai Puspita.

"Nggak usah bahas itu, deh!" tampik Jaka.

"Nggak, Kak. Pokoknya Kak Jaka harus jujur sama Tissy," desak Tissy.

"Aduh, gimana nih. Kak Jaka kan nggak mau kamu jadi mikir. Apalagi hari ini hari bahagia kamu setelah lulus SMA dengan nilai paralel tertinggi. Pokoknya kamu hebat banget! Kak Jaka bangga banget sama Adik manis yang ada di hadapan Kak Jaka sekarang ini," beber Jaka untuk mengalihkan pembicaraan tentang Puspita.

"Ah, Kak Jaka sengaja mengelak nih dari pertanyaan Tissy."

Ada rasa tersanjung dipuji Jaka. Tetapi Tissy masih belum puas lantaran Jaka belum menjawab pertanyaannya.

"Trus, Kak Jaka mau jawab pertanyaan Tissy kapan? Pasti Kak Jaka masih mencintai kak Pita, kan?" desak Tissy.

"*OMG ...* Adik manis satu ini kok kayak polisi banget ya!"

"Terserah mau ngatain kayak polisi atau kayak detektif, yang jelas Tissy cuma butuh jawaban Kak Jaka. Titik!" tandas Tissy.

"Wah wah wah ... kok jadi sewot gitu, sih!"

Tissy terdiam. Ngambeknya seperti anak kecil yang minta es krim atau permen. Jaka pun kehabisan akal untuk menghibur Tissy.

"Ya udah, kalau ngambek gitu Kak Jaka pulang aja ya? Kamu istirahat dulu. Kak Jaka juga pengin tiduran di rumah nih. Kan capek juga." Jaka mengulurkan tangan pada Tissy.

Tissy hanya tertegun.

Terpopuler

Comments

deepey

deepey

tissy tissy masih sma, perjalananmu msh panjang /Facepalm/

2024-01-18

2

Bellani

Bellani

Sekeren apa si Jaka jadi rebutan?🤔

2024-01-14

3

lihat semua
Episodes
1 Awal Tragedi
2 Dilema Puspita
3 Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4 Pengakuan Kehamilan Jessica
5 Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6 Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7 Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8 Pengakuan Jaka pada Tissy
9 Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10 Kebimbangan Puspita
11 Tissy Keluar Rumah Sakit
12 Jessica Minta Dinikahi Adit
13 Jaka Lebih Memilih Puspita
14 Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15 Puspita Berusaha Melupakan Adit
16 Kecemburuan Puspita pada Tissy
17 Tissy Ngambek karena Cemburu
18 Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19 Teka-teki Puspita
20 Jaka Melamar Puspita
21 Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22 Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23 Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24 Tissy masih Cemburu
25 Malam Terakhir
26 Kekhawatiran Puspita
27 Jessica Melahirkan
28 Resiko LDR
29 Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30 Pertemuan Jaka dan Tissy
31 Pertemuan Dramatis
32 Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33 Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34 Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35 Persiapan Camping
36 Risma Cemburu pada Tissy
37 Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38 Risma Melabrak Tissy
39 Kepanikan Jaka
40 Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41 Investigasi Puspita
42 Risma Bongkar Keburukan Tissy
43 Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44 Arti Persahabatan
45 Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46 Gunjingan terhadap Tissy
47 Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48 Teror Dina
49 Pertemuan Puspita dan Adit
50 Kematian Nirmala
51 Pertemuan Jessica dengan Adit
52 Keakraban Puspita dan jessica
53 Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54 Pertemuan Tak Disengaja
55 Dina Membongkar Rahasia Jaka
56 Jaka ke Pengobatan Alternatif
57 Kegundahan dan Emosi Jaka
58 Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59 Pertemuan Puspita dengan Tissy
60 Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61 Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62 Jaka Menemui Puspita
63 Jaka Tidur Bersama Puspita
64 Pertemuan Hardiman dengan Siska
65 Perasan Jaka dan Hardiman Mencair
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Awal Tragedi
2
Dilema Puspita
3
Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4
Pengakuan Kehamilan Jessica
5
Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6
Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7
Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8
Pengakuan Jaka pada Tissy
9
Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10
Kebimbangan Puspita
11
Tissy Keluar Rumah Sakit
12
Jessica Minta Dinikahi Adit
13
Jaka Lebih Memilih Puspita
14
Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15
Puspita Berusaha Melupakan Adit
16
Kecemburuan Puspita pada Tissy
17
Tissy Ngambek karena Cemburu
18
Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19
Teka-teki Puspita
20
Jaka Melamar Puspita
21
Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22
Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23
Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24
Tissy masih Cemburu
25
Malam Terakhir
26
Kekhawatiran Puspita
27
Jessica Melahirkan
28
Resiko LDR
29
Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30
Pertemuan Jaka dan Tissy
31
Pertemuan Dramatis
32
Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33
Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34
Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35
Persiapan Camping
36
Risma Cemburu pada Tissy
37
Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38
Risma Melabrak Tissy
39
Kepanikan Jaka
40
Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41
Investigasi Puspita
42
Risma Bongkar Keburukan Tissy
43
Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44
Arti Persahabatan
45
Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46
Gunjingan terhadap Tissy
47
Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48
Teror Dina
49
Pertemuan Puspita dan Adit
50
Kematian Nirmala
51
Pertemuan Jessica dengan Adit
52
Keakraban Puspita dan jessica
53
Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54
Pertemuan Tak Disengaja
55
Dina Membongkar Rahasia Jaka
56
Jaka ke Pengobatan Alternatif
57
Kegundahan dan Emosi Jaka
58
Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59
Pertemuan Puspita dengan Tissy
60
Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61
Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62
Jaka Menemui Puspita
63
Jaka Tidur Bersama Puspita
64
Pertemuan Hardiman dengan Siska
65
Perasan Jaka dan Hardiman Mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!