*****
Bab 12
Jessica shock lantaran usaha menggugurkan kandungannya tidak berhasil. Dukun beranak yang ditemuinya bersama Jaka ternyata sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu.
Akhirnya dia hanya mengandalkan obat terlambat datang bulan yang dibelinya di apotik. Tetapi obat-obatan itu pun tidak bisa diharapkan. Kandungan Jessica terlalu kuat sehingga tidak ada satu pun jenis obat yang mampu menghancurkan janinnya.
Terpaksa Jessica harus menemui Adit kembali untuk mencari solusi terbaik. Dia tidak sanggup untuk menanggung beban pikiran sendiri meskipun dia tahu cerita dengan Adit pun susah untuk mendapatkan solusi. Tetapi setidaknya beban yang dia tanggung sedikit berkurang dengan mencurahkan ya pada Adit.
Pagi ini, Jessica meluncur ke tempat Adit sendirian. Semula dia ingin menghubungi Jaka untuk menemaninya. Tapi pikirannya berubah, akhirnya dia datang sendiri tanpa ditemani Jaka.
Sesampainya di tempat Adit, Jessica disambut oleh Tissy. Lalu mereka duduk di ruang tamu.
"Kita ngobrol di teras aja, yuk!" ajak Tissy setelah beberapa saat mereka mengawali pembahasan tentang Adit.
"Apa nggak lebih baik di hadapan kak Adit aja, De?" tanya Jessica sambil bangkit dari duduk.
"Sekiranya itu lebih baik menurut Kak Jessica nggak apa-apa, Kak!" ucap Tissy sambil membuka kedua telapak tangannya dengan maksud menyuruh Jessica ngobrol di depan Adit.
"Iya kan Kak Jessica niatnya ke sini juga mau obrolin sama kak Adit," jelas Jessica.
"Ya udah yuk kita nemuin kak Adit!" ajak Tissy sambil berjalan ke arah Adit yang sedang duduk di kursi roda.
"Maafin aku, Dit. Mau nggak mau aku harus ngomong jujur sama kamu." Jessica mulai membuka cerita tentang rencana menikahnya.
Dia duduk di depan Adit lalu meletakkan kedua tangannya pada kedua paha Adit. Sambil memandang wajah Adit yang terlihat kebingungan Jessica melanjutkan bicaranya.
"Kamu harus nikahin aku Dit, walaupun nggak harus dengan pesta pernikahan yang meriah. Aku cuma ingin anak yang aku kandung kelak diketahui siapa bapaknya," harap Puspita. Dia menatap mata Adit dengan hati memohon kesediaan Adit untuk menikahinya. Adit pun memandang wajah Jessica.
Dari sorot mata Adit terlihat jelas ada penyesalan pada dirinya yang telah menyusahkan Jessica. Tetapi pikiran Adit pun bercabang. Dia ingat nama Puspita yang sangat mencintai dirinya. Bagaimana mungkin dia menikahi Jessica sedangkan Puspita juga sangat berharap menikah dengannya.
Dalam pikiran yang berkecamuk Adit memberi isyarat meminta HP. Lalu Jessica memberikan HP dengan meletakkan di telapak tangan kiri Adit yang terbuka. Jari-jari tangan kanannya mencoba mengetik dengan dibantu Jessica.
"Pussitaas?" Adit mengetik kata yang tidak bisa terbaca oleh Jessica. Dia mengerutkan dahi sambil melihat tulisan yang baru saja diketik Adit.
Setelah operasi otak yang mengakibatkan Adit tidak bisa bicara lagi, memang sangat merepotkan orang yang merawatnya. Sama sekali Adit tidak bisa diajak komunikasi meskipun dengan bahasa isyarat.
Beruntung bertambah hari kondisi Adit semakin banyak perkembangan membaik, dengan terapi rutin dan konsumsi obat-obatan serta vitamin otak.
Tissy yang merawat di rumah pun mulai menemukan cara. Awalnya Tissy mencoba memberikan HP dan Adit dilatih mengetik meskipun jarinya tidak bisa berhenti pada satu huruf ketika menekan abjad yang dimaksud. Selalu saja telunjuknya menekan dengan cepat sehingga muncul huruf-huruf yang sulit dibaca.
Seperti saat sekarang, Jessica sama sekali tidak bisa memahami sehingga menunjukkan hasil ketikan Adit pada Tissy.
"De, kamu bisa baca tulisan kak Adit yang ini nggak?" Jessica bertanya sambil menunjukkan HP-nya pada Tissy.
Sesaat Tissy berpikir sambil menempelkan jari telunjuk di keningnya. Dia mencermati kata yang diketik Adit.
"Kayaknya kak Adit mengetik kata 'Puspita' ya, Kak!" ujar Tissy sambil memandang Jessica.
"Oh iya mungkin, De!" jawab Jessica sambil mengerutkan dahi. Lalu dia kembali mendekati Adit.
"Kamu ngetik nama Puspita, Dit?" tanya Jessica penasaran. Dilihatnya Adit menjawab dengan mengedipkan kedua matanya satu kali.
"Nanti Puspita urusanku, Dit. Yang penting nanti Tissy suruh telepon orang tua kamu supaya kasih tau rencana menikah kita," jelas Jessica.
Tissy yang berada di samping Jessica mendengar rencana itu dengan pikiran kacau. Dia tidak bisa membayangkan reaksi Puspita jika mengetahui Adit mau menikahi Jessica. Tetapi dengan sangat terpaksa dia akhirnya menghubungi orang tua Adit lewat telepon.
Pada saat bersamaan Puspita datang yang sama sekali tidak diduga sebelumnya.
"Ngapain kamu datang ke sini lagi!" bentak Puspita begitu melihat Jessica.
"Saya mohon kamu realistis dan berjiwa besar menerima kenyataan ini, Pit!" pinta Jessica.
"Urusan saya sama Adit, bukan sama kamu!" berang Puspita sambil menyingkirkan tubuh Jessica dengan lengan kanannya.
"Lebih baik kamu pulang sekarang juga!" sambung Puspita dengan nada geram.
"Tapi urusan saya lebih penting, Pit!" tandas Jessica.
"Urusan apa, hah! Urusan kamu adalah bayi yang ada di perut kamu itu!" serang Puspita sambil menunjuk perut Jessica.
"Justru itu saya ke sini buat cari solusi sama Adit. Dia harus nikahin saya, Pit! Dan kamu harus menerima kenyataan ini," tuntut Jessica.
"Nikahin kamu? Heh! Kamu tu jadi perempuan nggak tau malu ya! Nggak punya kesadaran!" berang Puspita. Emosinya sudah mencapai ubun-ubun.
"Maksud kamu? Saya ini sadar kalau saya lagi hamil anak Adit!" tampik Jessica.
"Kamu udah bikin Adit cacat dan kamu hamil sama laki-laki yang nggak jelas. Tapi sekarang mau minta dinikahin Adit? *Imposible* !" serang Puspita.
"Kamu masih fitnah-fitnah saya, Pit? Oke kita buktikan!" tantang Jessica sambil menunjuk wajah Puspita. Lalu dia pergi tanpa pamit.
***
Setelah Jessica pergi, Tissy mendekati Puspita yang masih menahan emosi. Nafasnya memburu seperti baru dikejar anjing. Tetapi dia berusaha menenangkan diri di hadapan Adit.
"Kak Pita sabar, ya!" suruh Tissy dengan suara pelan.
"Mungkin semua ini jalan Tuhan yang harus dilalui Kak Pita," lanjut Tissy.
"Maksud kamu, De?" tanya Puspita heran. Dalam hati dia bertanya kenapa Tissy seolah-olah membela Jessica.
"Bukannya Tissy belain kak Jessica, tapi karena ini udah sangat darurat, Kak!" tandas Tissy.
"Maksudnya?" Puspita semakin heran dengan ucapan Tissy.
"Kak Jessica hamil anak kak Adit, mau nggak mau mereka memang harus menikah, Kak. Tissy harap Kak Pita harus berusaha ikhlas untuk menerima kenyataan ini kalau dalam waktu dekat kak Adit nikahin kak Jessica," tandas Tissy.
"Tapi Kak Pita juga harus nikah sama kak Adit, De. Itu yang harus kamu tau juga," ungkap Puspita penuh harap.
"Betul, Kak. Tissy ngertiin, tapi posisi kak Jessica lagi hamil. Itu yang bikin kita bingung, Kak!" tandas Tissy.
"Tapi kak Adit juga mau berobat ke Singapura dalam minggu ini, kan?" Puspita terlihat sangat kacau pikirannya. Dia hampir tidak bisa berpikir lagi.
"Itulah, Kak. Barusan Tissy hubungin orang tua kak Adit. Mereka mau jemput kak Adit sekalian acara nikahan di sini," papar Tissy tanpa canggung.
Puspita terperanjat. Lidahnya kelu tidak bisa berkata-kata lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
neng ade
kamu tuh Pitt keras kepala banget .. yg ga tau malu tuh kamu .. coba deh kamu pikirkan andai posisi nya di balik pasti kamu juga akan berbuat hal yg sm seperti Jessica .. jngn main fitnah.. si Adit tuh kecelakaan karena dia nya juga syok pas tau Jessica hamil ..
2024-02-25
1
Zhu Yun💫
Langsung nikahi dua2nya Dit. 😀
2024-02-18
0
Zhu Yun💫
Nikah dong Jess, masa enggak. 🤭🤣
2024-02-18
0