Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil

*****

Bab 5

Dua jam lebih Puspita tiduran di kamar. Mau menjenguk Adit tapi ada perasaan malas. Padahal hari ini jadwal kontrol Adit. Biasanya dia ikut mengantarkan ke rumah sakit.

Sejak mengetahui Jessica mengandung janin akibat perbuatan Adit, Puspita semakin bingung. Entah apa yang harus dilakukan. Haruskah memutuskan Adit? Atau meneruskan rencana pernikahannya? Pertanyaan-pertanyaan itu semakin membuat kacau pikirannya.

"Ibu mau bicara sama kamu, Nak!" Nirmala masuk ke kamar dan mengagetkan Puspita yang sedang melamun.

"Iya, Bu. Ada apa ya, Bu?" tanya Puspita sambil duduk.

"Semalam ibu dan ayah membicarakan tentang pernikahanmu," ujar ibu Puspita mengawali obrolan.

"Terus gimana menurut ayah, Bu?" Puspita bertanya sambil membetulkan posisi duduknya lebih dekat dengan Nirmala.

"Yah ... menurut ayahmu sih suruh dipikir matang dulu sebelum terlanjur," tutur Nirmala.

"Tapi Bu, Pita nggak mungkin bisa ninggalin Adit. Pita sayang banget sama Adit, Bu!" Puspita mengungkapan isi hatinya dengan mata berkaca-kaca. Sama sekali tidak menyangka sebelumnya kalau dirinya harus dihadapkan pada dua pilihan.

"Tapi Nak, Adit kan sudah cacat begitu, gimana kelanjutan hidup rumah tanggamu nanti," bujuk Nirmala dengan pelan. Dia sangat takut menyakiti perasaan putrinya. Tapi mau tidak mau memang harus menyampaikan semua yang sudah dibicarakan dengan Hardiman.

"Pita bingung, Bu. Pita sangat tau nggak mungkin ada orang tua yang ingin anaknya menderita. Begitu kan kesimpulan ayah?" Puspita menebak yang sudah dibahas orang tuanya sambil menyipitkan mata.

"Kalau ibu sih gimana baiknya menurut kamu. Tapi ayahmu kan orangnya keras. Ayah juga nggak mau punya menantu cacat yang nantinya nggak bisa bekerja untuk menghidupi keluarga." Nirmala menyampaikan isi hati suaminya dan berharap Puspita menyadari.

Mendengar kalimat ibunya, Puspita tersentak.

"Ibu hanya menyampaikan kalimat ayahmu, Nak!" lanjut Nirmala meskipun dalam hatinya tidak tega mengatakan itu semua.

Sesaat keduanya saling diam. Puspita mencerna kalimat ibunya yang sangat menohok.

"Pita hanya ingin menikah sama Adit, Bu! Pita nggak mungkin ninggalin Adit dalam kondisi sakit seperti itu," ungkap Puspita sambil menidurkan kepalanya di pangkuan Nirmala. Hanya ibunya lah yang mengerti perasaannya.

Puspita menangis meluapkan kesedihannya. Kesedihan yang entah sampai kapan dirasakannya.

Dia tidak bisa membayangkan perasaan orang tuanya jika mengetahui Adit telah menghamili Jessica. Pasti Hardiman akan melarang keras putri tunggalnya dinikahi seorang laki-laki yang sudah menghamili perempuan lain. Akan tetapi Adit adalah sosok laki-laki yang sangat dicintai Puspita. Dia tidak sanggup berpisah dengan Adit.

"Ya sudah, kamu istirahat aja dulu, Nak. Semoga nanti ada solusi terbaik buat kita." Nirmala mencoba menenangkan sambil mengusap kepala putrinya.

"Nanti ibu bicarakan lagi sama ayah," pungkas Nirmala.

***

Jaka datang ketika Puspita dan Nirmala berada di dalam kamar. Hardiman yang sedang memberi makan burung-burung piaraannya menyambut kedatangan Jaka dengan sumringah.

"Siang, Om!" sapa Jaka sambil mendekati Hardiman.

"Siang juga, Jak! Kamu mau jemput Pita, ya? Kelihatannya dia lagi kurang sehat tuh!" Hardiman menjawab sambil mendongakkan kepalanya ke arah rumah. Kandang burungnya memang berjarak tiga meter dari teras rumah.

"Nggak sih Om, saya nggak ada janji sama Pita. Dia juga nggak nyuruh saya jemput, kok!" papar Jaka mencoba strategi agar Hardiman memberikan kesempatan untuk mengobrol.

Benar saja, Hardiman mengajak Jaka duduk di teras. Dalam hati Jaka merasa kegirangan.

"Oh ya sudah. Kita ngobrol di teras aja, yuk!" ajak Hardiman yang juga matanya berbinar.

Jaka mengikuti langkah Hardiman. Keduanya lalu duduk di teras saling berhadapan.

"Gimana kerjaan kamu, Jak. Lancar, kan?" tanya Hardiman mengawali bincang-bincang.

"Sejauh ini lancar-lancar aja, Om. Kebetulan hari ini _free_ jadi saya sengaja main ke sini," tandas Jaka sambil tersenyum.

"Oh ya, syukurlah. Itu gimana kondisi si Adit perkembangannya. Apa masih belum bisa jalan?" Hardiman menanyakan kondisi Adit dengan muka masam.

"Kelihatannya belum, Om. Masih harus kontrol-kontrol terus," jelas Jaka penuh semangat.

"Nah, itu dia! Om tu mikir banget si Pita, masa dia mau menikah sama orang cacat gitu?" Hardiman bertanya dengan membusungkan dada.

Jaka tidak kuasa menjawab pertanyaan itu. Dia hanya terdiam sambil mencerna kalimat seorang ayah dari anak gadis yang dikhawatirkannya.

Dia berpikir Hardiman tidak menghendaki anaknya dinikahi Adit, sahabatnya yang sudah seperti saudara sendiri. Dalam hatinya Jaka merasa ada lampu hijau untuk menggantikan posisi Adit.

"Menurut saya juga begitu, Om. Pita kan cewek baik, cantik, cerdas, dan pinter. Dari keluarga baik-baik juga," papar Jaka berapi-api.

Jaka mulai melancarkan aksinya. Dia berusaha mempengaruhi Hardiman dengan harapan menggagalkan pernikahan yang dia sendiri tidak menyetujuinya.

Hardiman terlihat diam. Dia membenarkan ucapan Jaka. Putrinya memang cantik dan cerdas. Sejak SD hingga SMA selalu juara kelas. Banyak prestasi dalam kegiatan di luar sekolah. Terbukti dengan banyaknya piala yang berjejer di lemari kaca. Selama menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Jakarta selalu mendapat IPK tertinggi.

Hardiman tiba-tiba bertanya pada Jaka yang membuatnya gelagapan, "Memangnya kamu selama bersahabat sama Pita nggak ada perasaan sama dia, Jak?" Hardiman menatap penasaran wajah Jaka.

"Ng ... nggak kok, Om!" jawab Jaka tergagap.

"Oh!" Hardiman terlihat sedikit kecewa mendengar jawaban Jaka.

Gila! Pertanyaan si Om ini bener-bener bikin jantungku mau copot. Tapi kenapa aku nggak jujur aja ya sama ayah pita? Kenapa aku jadi manusia goblok gini? Aduh!, pikir Jaka. Ada penyesalan pada dirinya yang menutup-nutupi perasaan sendiri.

"Jadi kamu setuju aja kalau Pita nikah sama si Adit itu, Jak?" Tiba-tiba pertanyaan Hardiman mengagetkan Jaka kembali yang sedang menyesali diri dalam hati.

"Iya itu terserah Pita aja, Om. Dia yang mau menjalani semuanya." Jaka berusaha menjawab dengan obyektif. Dia ingin terlihat bijaksana di hadapan Hardiman.

"Tapi Om minta bantuan kamu bisa, kan?" pinta Hardiman penuh harap.

"Minta bantuan gimana maksudnya, Om?" Jaka balik bertanya seolah-olah merasa bingung.

"Kalau kamu lagi bareng sama Pita, tolong nasehatin dia supaya pikir-pikir dulu untuk menikah sama Adit. Bisa, kan?" desak Hardiman.

Tanpa berpikir panjang Jaka langsung menjawab dengan tegas.

"Baik, Om! Kapan-kapan saya obrolin sama Pita." Jaka memberikan jawaban yang meyakinkan.

"Terima kasih sebelumnya, Jak. Siapa lagi yang mau kasih masukan sama Pita kalau bukan kamu sahabatnya." Hardiman merayu Jaka secara halus.

Mendengar kata-kata itu Jaka pun merasa tersanjung. Dia semakin bersemangat untuk memiliki Puspita.

"Sepertinya saya sudah lama duduk di sini, Om. Nggak enak juga barangkali Om mau istirahat. Saya pulang dulu, Om!" pamit Jaka.

"Nggak apa-apa, kok! Om juga senang ngobrol sama kamu. Hati-hati di jalan, ya!" pesan Hardiman. Hatinya cukup puas ada harapan Jaka bisa merampungkan masalah Puspita.

"Terima kasih, Om!" ucap Jaka sambil mengulurkan tangan bersalaman.

Jaka meninggalkan Hardiman dengan perasaan melambung. Dalam hatinya yakin sekali kalau dirinya lebih diterima sebagai calon menantu Hardiman dibanding Adit yang sudah tidak berdaya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

putusin aja lah .. ngapain juga msh mengharap Adit yg udh terang2 an punya hubungan dngn wanita lain parah nya lagi wanita itu sedang hamil anak Adit ..

2024-02-24

0

Aiur Skies

Aiur Skies

bego aja, klo dah tahu benih kecebong di perut wanita lain, masa masih ragu,,, be pake go

2024-01-30

0

deepey

deepey

ayo bang jaka... calon mantu idaman

2024-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Tragedi
2 Dilema Puspita
3 Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4 Pengakuan Kehamilan Jessica
5 Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6 Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7 Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8 Pengakuan Jaka pada Tissy
9 Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10 Kebimbangan Puspita
11 Tissy Keluar Rumah Sakit
12 Jessica Minta Dinikahi Adit
13 Jaka Lebih Memilih Puspita
14 Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15 Puspita Berusaha Melupakan Adit
16 Kecemburuan Puspita pada Tissy
17 Tissy Ngambek karena Cemburu
18 Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19 Teka-teki Puspita
20 Jaka Melamar Puspita
21 Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22 Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23 Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24 Tissy masih Cemburu
25 Malam Terakhir
26 Kekhawatiran Puspita
27 Jessica Melahirkan
28 Resiko LDR
29 Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30 Pertemuan Jaka dan Tissy
31 Pertemuan Dramatis
32 Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33 Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34 Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35 Persiapan Camping
36 Risma Cemburu pada Tissy
37 Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38 Risma Melabrak Tissy
39 Kepanikan Jaka
40 Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41 Investigasi Puspita
42 Risma Bongkar Keburukan Tissy
43 Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44 Arti Persahabatan
45 Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46 Gunjingan terhadap Tissy
47 Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48 Teror Dina
49 Pertemuan Puspita dan Adit
50 Kematian Nirmala
51 Pertemuan Jessica dengan Adit
52 Keakraban Puspita dan jessica
53 Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54 Pertemuan Tak Disengaja
55 Dina Membongkar Rahasia Jaka
56 Jaka ke Pengobatan Alternatif
57 Kegundahan dan Emosi Jaka
58 Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59 Pertemuan Puspita dengan Tissy
60 Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61 Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62 Jaka Menemui Puspita
63 Jaka Tidur Bersama Puspita
64 Pertemuan Hardiman dengan Siska
65 Perasan Jaka dan Hardiman Mencair
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Awal Tragedi
2
Dilema Puspita
3
Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4
Pengakuan Kehamilan Jessica
5
Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6
Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7
Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8
Pengakuan Jaka pada Tissy
9
Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10
Kebimbangan Puspita
11
Tissy Keluar Rumah Sakit
12
Jessica Minta Dinikahi Adit
13
Jaka Lebih Memilih Puspita
14
Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15
Puspita Berusaha Melupakan Adit
16
Kecemburuan Puspita pada Tissy
17
Tissy Ngambek karena Cemburu
18
Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19
Teka-teki Puspita
20
Jaka Melamar Puspita
21
Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22
Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23
Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24
Tissy masih Cemburu
25
Malam Terakhir
26
Kekhawatiran Puspita
27
Jessica Melahirkan
28
Resiko LDR
29
Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30
Pertemuan Jaka dan Tissy
31
Pertemuan Dramatis
32
Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33
Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34
Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35
Persiapan Camping
36
Risma Cemburu pada Tissy
37
Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38
Risma Melabrak Tissy
39
Kepanikan Jaka
40
Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41
Investigasi Puspita
42
Risma Bongkar Keburukan Tissy
43
Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44
Arti Persahabatan
45
Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46
Gunjingan terhadap Tissy
47
Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48
Teror Dina
49
Pertemuan Puspita dan Adit
50
Kematian Nirmala
51
Pertemuan Jessica dengan Adit
52
Keakraban Puspita dan jessica
53
Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54
Pertemuan Tak Disengaja
55
Dina Membongkar Rahasia Jaka
56
Jaka ke Pengobatan Alternatif
57
Kegundahan dan Emosi Jaka
58
Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59
Pertemuan Puspita dengan Tissy
60
Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61
Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62
Jaka Menemui Puspita
63
Jaka Tidur Bersama Puspita
64
Pertemuan Hardiman dengan Siska
65
Perasan Jaka dan Hardiman Mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!