Puspita Berusaha Melupakan Adit

*****

Bab 15

Sejak mengenal Adit dan mencintainya lalu ditinggal ke luar negeri setelah lebih dulu menikahi Jessica, Puspita seperti mengalami gangguan mental. Rasa percaya dirinya seolah hilang.

Memang, urusan cintanya belum pernah dikonsultasikan pada psikolog. Buat apa? Rasanya tidak perlu bagi dia.

Sarjana Ilmu Sosiologi, S. Sos yang melekat di belakang namanya menjadi bukti sudah mempelajari teori sosiolog Emile Durkheim. Fakta-fakta bagaimana cara orang bertindak, berpikir dan merasakan sesuatu sangat dipahaminya. Tetapi kenyataannya pemahaman tersebut sulit dipraktikkan pada dirinya sendiri.

Cinta oh cinta. Membuat Puspita patut mendapat predikat *anti mainstream*. Dalam hal percintaan tidak sewajarnya yang dijalani orang pada umumnya.

Sampai saat sekarang pun Puspita masih tetap bertahan pada prinsipnya. Meskipun Adit sudah jauh dan menjadi suami perempuan lain, Puspita masih berharap suatu saat bisa bertemu Adit kembali dan melanjutkan hubungan cintanya lagi.

"Ayo Pit dimakan dulu, tuh!" suruh Jaka yang menemani makan di warung pinggir pantai. Dia menggeser piring ke arah Puspita.

Jaka memang sengaja mengajak Puspita menikmati suasana pantai agar tidak terpuruk terus-menerus dalam kesedihan.

"Aku ambilin nasinya, ya!" Jaka mengambilkan nasi ke piring Puspita. Puspita yang sedari tadi terdiam belum mau bicara sepatah kata pun. Tetapi Jaka dengan sabar menghadapi Puspita.

"Aku tu sengaja ngajak kamu ke sini supaya pikiranmu lebih tenang, Pit. Kamu mau curhat apa aja aku siap dengerin." Jaka mengawali obrolan sambil makan kepiting asam pedas tanpa nasi. Lalu minum es jeruk setegukan.

Sementara Puspita yang mengunyah nasi dan ikan bakar terlihat kurang berselera. Meskipun mulutnya mengunyah makanan namun pikirannya melayang entah ke mana.

"Kamu makan yang banyak dong biar nggak kurus. Tambahin lagi nasinya, ya!" Jaka hendak menambahkan nasi namun Puspita mencegahnya.

"Udah, Jak. Aku udah kenyang, kok!" Puspita menarik piring yang sudah kosong. Lalu diminumnya jus alpukat pesanan Jaka.

Setelah keduanya selesai makan Jaka mengajak Puspita duduk di pinggir pantai. Dengan beralaskan tikar yang disewanya mereka duduk sambil memandang gerakan riak gelombang yang berwarna putih. Angin sejuk yang berhembus menerpa tubuh membuat hati mereka lebih terasa nyaman.

"Menurut aku, sebaiknya kamu sedikit demi sedikit lupain Adit, Pit. Dia udah jadi suami Jessica. Kalaupun nanti dia sembuh dan kembali ke Indonesia pasti dia juga balik ke istrinya, Jessica. Cobalah kamu berpikir yang logis, Pit. Aku nggak mau liat kamu terpuruk dalam kesedihan yang berkepanjangan." Jaka memberi masukan sambil tangan kanannya melempar pasir ke depan mereka. Pandangan mata keduanya lurus menatap cakrawala langit yang membatasi hamparan laut luas.

"Semua butuh proses, Jak!" Puspita menjawab sambil menelungkupkan kedua kakinya.

"Okelah kalau gitu, Pit. Yang penting aku harap kamu ada niat buat lupain Adit. Nggak harus spontan sih, tapi secara bertahap," jelas Jaka.

"Iya makasih, Jak. Aku mau coba lakuin saran kamu," tandas Puspita.

Mendengar kalimat Puspita yang berniat melupakan Adit, ada harapan Jaka untuk segera memiliki Puspita. Dia akan langsung melamarnya jika Puspita sudah mampu melupakan Adit dan menerima cintanya.

_Kamu harus jadi istriku, Pit. Jangan sampai ada orang lain yang merebut hatimu,_ Jaka membatin.

Udara pantai mulai terasa dingin menembus pori-pori tubuh mereka. Graduasi lampu memancarkan keindahan di area pantai, menandakan senja mulai berlalu dan berganti malam.

"Udah mau malem, Jak. Kita pulang aja, yuk!" ajak Puspita mengagetkan lamunan Jaka.

"Ayo!" Jaka berdiri lalu meraih tangan Puspita membantu bangkit dari duduk.

Keduanya berjalan meninggalkan pantai dengan pikiran yang lebih tenang dari sebelumnya.

***

Sesampainya di rumah Puspita langsung masuk kamar setelah Jaka berpamitan pulang. Dia merenungi nasihat-nasihat Jaka. Ada benarnya juga apa yang disampaikan oleh Jaka.

Puspita yang sebelumnya merasa seperti kehilangan tujuan hidupnya, perasaan yang tidak wajar seolah membuat rasa percaya dirinya hilang, kini berniat untuk mengubah jalan pikirannya yang lebih logis.

Dalam kesusahan dan penderitaan batinnya masih ada harapan untuk menemukan kembali rasa percaya diri tersebut. Dia bertekad menjalani hidup tanpa memikirkan Adit lagi.

"Puspita ... keluar sebentar, Nak. Ayahmu mau bicara." Tiba-tiba Nirmala memanggilnya sambil mengetuk pintu kamar.

"Sebentar, Bu!" sahut Puspita sambil melirik jam dinding.

_Jam delapan lewat,_gumamnya.

Dia keluar kamar menuju ruang keluarga. Hardiman sudah menunggunya sambil mengisap rokok dalam-dalam lalu mengepulkan asapnya dari mulut dan hidungnya.

"Kamu belum ngantuk, Pit?" tanya Hardiman setelah Puspita duduk di hadapannya.

"Belum, Yah!" jawab Puspita sambil menuangkan air teh hangat ke dalam gelas yang disediakan oleh Nirmala.

"Kamu dengerin baik-baik, Ayah mau bicara tentang Jaka," ucap Hardiman pelan.

"Ada apa dengan Jaka, Yah?" Puspita sedikit terkejut. Dia menatap Hardiman penuh selidik.

"Ayah tau Jaka sangat mencintai kamu. Bahkan Ayah udah tau cukup lama," papar Hardiman.

Puspita mengernyitkan dahi. Dia berpikir pasti ayahnya mau menjodohkannya dengan Jaka.

"Terus gimana tanggapan kamu," lanjut Hardiman. Dia menatap Puspita yang tertunduk.

"Maaf, Yah. Pita belum mikir ke situ." Puspita menjawab dengan rasa was-was.

Kekhawatiran ayahnya yang langsung marah-marah ternyata tidak terbukti.

"Kamu masih mikirin si Adit itu, Pit?" tanya Hardiman yang membuat Puspita terkejut.

"Apa yang diharapkan dari si Adit pengkhianat itu. Kamu harusnya berpikir lebih dewasa, Pit. Ayah udah tau semuanya tentang si Adit."

Hardiman kembali menghisap rokok dalam-dalam. Lalu dikeluarkan asapnya melalui hidung.

"Kamu nggak perlu jelasin lagi tentang si Adit. Ayah udah denger semuanya dari Jaka," sambung Hardiman.

Puspita terperanjat.

_Jaka?_ gumamnya dalam hati.

_Kenapa kamu ceritain semua tentang Adit sama ayahku, Jak._ batin Puspita protes. Tetapi dia berusaha tenang menghadapi ayahnya.

"Kalau memang Ayah udah tau dari Jaka, Pita nggak akan cerita tentang Adit, Yah. Tapi Pita juga belum bisa menjawab pertanyaan Ayah barusan," tegas Puspita. Dia melihat ayahnya yang terdiam.

Nirmala yang semula nonton televisi menghampiri mereka lalu duduk di sebelah Hardiman.

"Mungkin Pita butuh waktu buat mikir dulu, Mas!" timpal Nirmala sambil melihat wajah Hardiman.

"Ibu juga kasih saran sebaiknya kamu lupain Adit, Nak!" Nirmala melihat ke arah Puspita.

"Pita juga barusan di kamar udah niat mulai lupain Adit, Bu!" tandas Puspita.

"Syukurlah, Nak. Ibu juga nggak pengin kamu menderita batin. Sejak Jaka cerita tentang Adit sama ayah, dan ayahmu cerita sama Ibu, pikiran Ibu nggak pernah tenang. Apalagi kamu sering mengurung diri di kamar," beber Nirmala.

Puspita mencerna kalimat ibunya dari hati yang paling dalam. Dia heran sendiri begitu cepat perubahan pada dirinya. Hanya karena tidak ingin membuat hati seorang ibu tidak nyaman, dia bertekad untuk melupakan Adit.

"Pita yakin mulai sekarang Pita lebih baik, Bu. Pita udah nggak mau inget-inget Adit lagi!" tandas Puspita.

Nirmala dan Hardiman saling berpandangan.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

buktikan !! jangan ngomong aja ..
jangan sakiti hati dan perasaan ayah dan ibu mu !!

2024-02-25

1

Aiur Skies

Aiur Skies

b O d O h

2024-01-30

0

deepey

deepey

Adit sembuh terus ngejar ngejar puspita kira2 puspita goyah ga ya???

2024-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Tragedi
2 Dilema Puspita
3 Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4 Pengakuan Kehamilan Jessica
5 Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6 Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7 Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8 Pengakuan Jaka pada Tissy
9 Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10 Kebimbangan Puspita
11 Tissy Keluar Rumah Sakit
12 Jessica Minta Dinikahi Adit
13 Jaka Lebih Memilih Puspita
14 Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15 Puspita Berusaha Melupakan Adit
16 Kecemburuan Puspita pada Tissy
17 Tissy Ngambek karena Cemburu
18 Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19 Teka-teki Puspita
20 Jaka Melamar Puspita
21 Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22 Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23 Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24 Tissy masih Cemburu
25 Malam Terakhir
26 Kekhawatiran Puspita
27 Jessica Melahirkan
28 Resiko LDR
29 Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30 Pertemuan Jaka dan Tissy
31 Pertemuan Dramatis
32 Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33 Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34 Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35 Persiapan Camping
36 Risma Cemburu pada Tissy
37 Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38 Risma Melabrak Tissy
39 Kepanikan Jaka
40 Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41 Investigasi Puspita
42 Risma Bongkar Keburukan Tissy
43 Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44 Arti Persahabatan
45 Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46 Gunjingan terhadap Tissy
47 Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48 Teror Dina
49 Pertemuan Puspita dan Adit
50 Kematian Nirmala
51 Pertemuan Jessica dengan Adit
52 Keakraban Puspita dan jessica
53 Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54 Pertemuan Tak Disengaja
55 Dina Membongkar Rahasia Jaka
56 Jaka ke Pengobatan Alternatif
57 Kegundahan dan Emosi Jaka
58 Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59 Pertemuan Puspita dengan Tissy
60 Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61 Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62 Jaka Menemui Puspita
63 Jaka Tidur Bersama Puspita
64 Pertemuan Hardiman dengan Siska
65 Perasan Jaka dan Hardiman Mencair
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Awal Tragedi
2
Dilema Puspita
3
Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4
Pengakuan Kehamilan Jessica
5
Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6
Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7
Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8
Pengakuan Jaka pada Tissy
9
Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10
Kebimbangan Puspita
11
Tissy Keluar Rumah Sakit
12
Jessica Minta Dinikahi Adit
13
Jaka Lebih Memilih Puspita
14
Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15
Puspita Berusaha Melupakan Adit
16
Kecemburuan Puspita pada Tissy
17
Tissy Ngambek karena Cemburu
18
Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19
Teka-teki Puspita
20
Jaka Melamar Puspita
21
Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22
Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23
Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24
Tissy masih Cemburu
25
Malam Terakhir
26
Kekhawatiran Puspita
27
Jessica Melahirkan
28
Resiko LDR
29
Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30
Pertemuan Jaka dan Tissy
31
Pertemuan Dramatis
32
Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33
Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34
Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35
Persiapan Camping
36
Risma Cemburu pada Tissy
37
Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38
Risma Melabrak Tissy
39
Kepanikan Jaka
40
Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41
Investigasi Puspita
42
Risma Bongkar Keburukan Tissy
43
Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44
Arti Persahabatan
45
Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46
Gunjingan terhadap Tissy
47
Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48
Teror Dina
49
Pertemuan Puspita dan Adit
50
Kematian Nirmala
51
Pertemuan Jessica dengan Adit
52
Keakraban Puspita dan jessica
53
Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54
Pertemuan Tak Disengaja
55
Dina Membongkar Rahasia Jaka
56
Jaka ke Pengobatan Alternatif
57
Kegundahan dan Emosi Jaka
58
Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59
Pertemuan Puspita dengan Tissy
60
Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61
Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62
Jaka Menemui Puspita
63
Jaka Tidur Bersama Puspita
64
Pertemuan Hardiman dengan Siska
65
Perasan Jaka dan Hardiman Mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!