Pengakuan Jaka pada Tissy

*****

Bab 8

Tissy merasakan kangen yang luar biasa. Kangen sama Jaka yang sudah tiga minggu tidak menengok Adit.

Seharian dia hanya tiduran, memiringkan tubuhnya ke kiri, lalu membalikkan ke kanan. Entah sudah berapa kali membolak-balikkan badannya yang akhir-akhir ini semakin kurus. Bukan karena capek merawat Adit tapi karena pikirannya terforsir pada Jaka.

Biasanya dia semangat merawat Adit tapi sekarang segala urusan Adit dipasrahkan pada mbok Irah.

Rasa kangen pada Jaka membuat Tissy uring-uringan. Bawaannya selalu ingin marah. Tetapi entah marah pada siapa. Mbok Irah-lah yang akhirnya menjadi sasaran.

Seperti hari Minggu ini, dia tidak berangkat mengikuti kegiatan di sekolah karena menunggu Jaka. Tetapi yang ditunggu-tunggu sampai sore belum datang juga. Akibatnya dia kesal sendiri dan melampiaskannya pada mbok Irah.

"Mbok Irah ini gimana sih, kak Adit kan udah jadwalnya makan. Kok sampai jam segini belum disuapin?" Tissy menggerutu di depan mbok Irah yang sedang mencuci piring.

"Ini lagi dapur berantakan banget! Emangnya Mbok Irah dari pagi ngapain aja!" Tissy menunjuk sampah bekas masak mbok Irah yang belum sempat dibersihkan.

"Saya dari pagi ya bekerja, Non!" jawab mbok Irah sambil tetap mencuci piring.

"Kerja kok semuanya berantakan?" grundel Tissy.

Mbok Irah bukannya merasa bersalah malah meledek Tissy.

"Non Tissy kok lagi ngomel-ngomel terus, kangen sama mas Jaka, ya?" goda mbok Irah.

"Ah! Mbok Irah sok tau aja!" Tissy meninggalkan mbok Irah sambil mulutnya komat-kamit entah apa yang diucapkan. Lalu menghampiri Adit yang sedang tiduran.

"Kak, Tissy mau keluar dulu, ya!" pamit Tissy dan langsung keluar tanpa menunggu isyarat Adit memberikan jawaban.

***

Jaka yang sedang main gitar bernyanyi sendirian terkejut melihat kedatangan Tissy. Rupanya Tissy tidak bisa menahan kangen sehingga langsung ke rumah Jaka sampai lupa pamitan pada mbok Irah.

"Kak Jaka kok udah nggak pernah nengokin kak Adit lagi?" sungut Tissy sambil bibirnya dimanyunkan.

Dia langsung menghentakkan pantatnya duduk di sebelah Adit. Kakinya digoyang-goyangkan. Menunggu jawaban Jaka yang berhenti bernyanyi.

"Eh, kamu kok bisa nyampe ke sini Adik manis? Ada yang bisa Kak Jaka bantu?" tanya Jaka sambil bercanda.

"Nggak! Cuma mau nanya kenapa nggak nengokin kak Adit lagi!" gerutu Tissy sambil berdiri di depan Jaka yang masih memegang gitar.

"Tadi di jalan kehujanan nggak? Di sini barusan hujan, loh!" Jaka pura-pura cuek dengan pertanyaan Tissy.

"Kak Jaka denger nggak sih Tissy nanya apaan!" omel Tissy sambil menepuk paha Jaka.

"Loh emangnya Adik manis barusan nanya apaan, sih!" ledek Jaka dengan berlagak bego.

"Kenapa Kak Jaka udah lama nggak nengokin kak Adit lagi? Dari tadi Tissy nanya gitu kok nggak dijawab-jawab!" Tissy semakin kesal dan mukanya tambah cemberut.

"Oh, jadi Adik manis kangen sama Kak Jaka?" ledek Jaka kembali sambil matanya melirik ke wajah Tissy.

Wajah Tissy spontan memerah. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri mengurangi kegugupannya. Jantungnya berdetak lebih kencang. Dia kebingungan mau menjawab apa.

"Siapa juga yang kangen!" protes Tissy.

"Ah, masa sih! Bukannya Adik manis ke sini karena kangen?" Jaka semakin membuat Tissy salah tingkah. Sambil menunjuk hidung Tissy dia berkata, "Kamu ngaku aja ! Kalau jujur kan jadi plong," kelakar Jaka.

"Enggak! Tissy ke sini cuma mau nanya doang, kok! Tapi kalau nggak dijawab juga Tissy mau pulang," sungut Tissy.

"Lantas, Kak Jaka harus jawab jujur, gitu? Ya udah kamu duduk lagi dong!" suruh Jaka.

Tissy kembali duduk siap-siap mendengarkan jawaban Jaka.

Sambil berpikir untuk menyusun kata-kata Jaka berusaha tenang. Dia memperhatikan raut muka Tissy. Ada perasaan tidak tega untuk berkata jujur. Tapi kali ini memang harus diungkapkan.

"Kak Jaka boleh kan berkata terus terang?" tanya Jaka pelan.

Kali ini mukanya menunjukkan keseriusan.

"Iya boleh dong, Kak!" jawab Tissy semangat.

Dia mendekatkan badannya lebih dekat ke arah Jaka. Dalam hatinya sudah menyangka Jaka akan mengungkapkan perasaan cintanya pada dirinya.

"Sebenarnya Kak Jaka jarang nengok kak Adit karena males ketemu kak Pita," ungkap Jaka. Dia terdiam sesaat.

"Kamu tau kan Kak Jaka sering antar-jemput kak Pita? Itu karena ..." Jaka sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya menunggu reaksi Tissy.

"Karena apa, Kak!' potong Tissy.

"Kak Jaka boleh jujur?" Jaka mengulang pertanyaan yang membuat Tissy semakin penasaran.

"Dari tadi kan Tissy juga udah ngomong boleh Kak, silahkan!" suruh Tissy.

"Kak Jaka kan menaruh hati sama kak Pita sejak SMA. Tapi Kak Jaka nggak berani nembak sampai sekarang. Akhirnya keduluan kak Adit. Mereka pacaran udah lama," ungkap Jaka.

Dia berhenti sejenak. Melihat ke wajah Tissy yang tertunduk. Lalu Jaka melanjutkan bicaranya.

"Tapi kak Jaka masih berharap bisa memiliki kak Pita setelah tau kak Adit sakit yang mungkin nggak bisa normal kembali," harap Jaka tanpa merasa berdosa.

Mendengar semua itu tubuh Tissy langsung lemas. Pandangan matanya kabur. Apa yang dilihatnya seperti berputar-putar. Dia merasakan mau pingsan.

"Kamu kok pucat?" tanya Jaka saat melihat wajah Tissy yang seketika menjadi pucat.

"Kamu sakit?" lanjut Jaka sambil memegang bahu Tissy yang dijawab hanya dengan menggelengkan kepala

"Maafin Kak Jaka ya atas kejujuran ini," pinta Jaka.

Dia memang harus berterus terang karena cepat atau lambat dirinya harus menjauhi Tissy dan lebih mendekati Puspita. Dia merasa plong kalau sudah menceritakan semuanya pada Tissy.

Sementara Tissy begitu kecewa hatinya. Ternyata kalimat Jaka yang ditunggu-tunggu meleset jauh dari perkiraan sebelumnya.

Sama sekali tidak menyangka kalau Jaka akan menceritakan tentang perasaannya pada Puspita, bukan mengungkapkan pada dirinya.

Jaka sendiri punya tujuan lain agar Tissy tidak mengharapkannya lagi. Dia tahu persis perasaan Tissy yang mencintai dirinya. Akan tetapi Jaka sudah menganggap Tissy sebagai adik.

"Tapi Tissy cinta Kak Jaka, sayang banget sama Kak Jaka," ucap Tissy lirih persis seperti bergumam sendiri.

Matanya berkaca-kaca. Dia nekat mengungkapkan perasaannya. Gejolak cinta pertamanya tidak mampu ditahan dalam hati.

Perlahan Jaka menjawabnya,

"Kak Jaka menghargai perasaan kamu, Dik. Tapi inget, usia kita terpaut jauh. Kak Jaka kan masuk kuliah udah telat. Dan lagi, perasaan cinta Kak Jaka sama kak Pita udah sangat dalem. Mungkin kamu sakit hati denger semua ini karena kak Adit itu sepupu kamu. Tapi mau nggak mau kamu harus tau semua ini," beber Jaka lagi

Jantung Tissy serasa ditusuk-tusuk. Dadanya sesak. Air matanya sudah tidak mampu dibendung lagi.

"Kak Jaka jahaaat!" teriak Tissy sambil bangkit lalu berlari meninggalkan Jaka.

"Tissy! Tunggu dulu!" cegah Jaka sambil berlari mengejar Tissy.

"Tissy awas!" Jaka berteriak ketika melihat kendaraan yang akan melintas dari arah kanan pagar rumah Jaka.

Brakkk !

Tissy tertabrak. Tubuhnya terpental ke seberang jalan. Dalam hitungan detik terjadi kemacetan. Disusul kerumunan orang yang kebingungan mencari tahu si penabrak gadis remaja berkulit putih itu.

Terpopuler

Comments

Bellani

Bellani

aduh. si tissy segitunya ya

2024-01-15

2

lihat semua
Episodes
1 Awal Tragedi
2 Dilema Puspita
3 Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4 Pengakuan Kehamilan Jessica
5 Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6 Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7 Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8 Pengakuan Jaka pada Tissy
9 Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10 Kebimbangan Puspita
11 Tissy Keluar Rumah Sakit
12 Jessica Minta Dinikahi Adit
13 Jaka Lebih Memilih Puspita
14 Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15 Puspita Berusaha Melupakan Adit
16 Kecemburuan Puspita pada Tissy
17 Tissy Ngambek karena Cemburu
18 Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19 Teka-teki Puspita
20 Jaka Melamar Puspita
21 Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22 Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23 Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24 Tissy masih Cemburu
25 Malam Terakhir
26 Kekhawatiran Puspita
27 Jessica Melahirkan
28 Resiko LDR
29 Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30 Pertemuan Jaka dan Tissy
31 Pertemuan Dramatis
32 Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33 Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34 Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35 Persiapan Camping
36 Risma Cemburu pada Tissy
37 Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38 Risma Melabrak Tissy
39 Kepanikan Jaka
40 Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41 Investigasi Puspita
42 Risma Bongkar Keburukan Tissy
43 Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44 Arti Persahabatan
45 Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46 Gunjingan terhadap Tissy
47 Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48 Teror Dina
49 Pertemuan Puspita dan Adit
50 Kematian Nirmala
51 Pertemuan Jessica dengan Adit
52 Keakraban Puspita dan jessica
53 Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54 Pertemuan Tak Disengaja
55 Dina Membongkar Rahasia Jaka
56 Jaka ke Pengobatan Alternatif
57 Kegundahan dan Emosi Jaka
58 Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59 Pertemuan Puspita dengan Tissy
60 Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61 Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62 Jaka Menemui Puspita
63 Jaka Tidur Bersama Puspita
64 Pertemuan Hardiman dengan Siska
65 Perasan Jaka dan Hardiman Mencair
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Awal Tragedi
2
Dilema Puspita
3
Adit Cacat Total Akibat Kecelakaan
4
Pengakuan Kehamilan Jessica
5
Puspita Syok Mengetahui Jessica Hamil
6
Jaka Mengungkapkan Perasaannya pada Puspita
7
Jessica Mencoba Menggugurkan Kandungannya
8
Pengakuan Jaka pada Tissy
9
Kegalauan Puspita tanpa Komunikasi dengan Jaka
10
Kebimbangan Puspita
11
Tissy Keluar Rumah Sakit
12
Jessica Minta Dinikahi Adit
13
Jaka Lebih Memilih Puspita
14
Jaka Mendampingi Wisuda Puspita
15
Puspita Berusaha Melupakan Adit
16
Kecemburuan Puspita pada Tissy
17
Tissy Ngambek karena Cemburu
18
Hardiman Senang Hubungan Puspita dengan Jaka Berlanjut
19
Teka-teki Puspita
20
Jaka Melamar Puspita
21
Setelah Menikah Puspita harus Berpisah
22
Insiden Saat Pernikahan Jaka dan Puspita
23
Jaka dan Puspita Merencanakan Bulan Madu ke Bali
24
Tissy masih Cemburu
25
Malam Terakhir
26
Kekhawatiran Puspita
27
Jessica Melahirkan
28
Resiko LDR
29
Ulang Tahun Jaka tanpa Puspita
30
Pertemuan Jaka dan Tissy
31
Pertemuan Dramatis
32
Perubahan Sikap Puspita pada Jaka
33
Kehamilan Puspita Dipertanyakan
34
Hasil Pemeriksaan Kandungan Puspita
35
Persiapan Camping
36
Risma Cemburu pada Tissy
37
Persahabatan Tissy dan Risma Renggang
38
Risma Melabrak Tissy
39
Kepanikan Jaka
40
Kebahagiaan yang Kurang Sempurna
41
Investigasi Puspita
42
Risma Bongkar Keburukan Tissy
43
Ternyata Adit Anak Kandung Hardiman
44
Arti Persahabatan
45
Jaka Senang, Adit Kakak Kandung Puspita
46
Gunjingan terhadap Tissy
47
Jaka Gagal Curhat pada Tissy
48
Teror Dina
49
Pertemuan Puspita dan Adit
50
Kematian Nirmala
51
Pertemuan Jessica dengan Adit
52
Keakraban Puspita dan jessica
53
Kebersamaan yang Hanya Sekejap
54
Pertemuan Tak Disengaja
55
Dina Membongkar Rahasia Jaka
56
Jaka ke Pengobatan Alternatif
57
Kegundahan dan Emosi Jaka
58
Pertemuan Adit dan Puspita di Kantin
59
Pertemuan Puspita dengan Tissy
60
Pertengkaran Puspita dengan Jaka
61
Risma Kecewa pada Jaka dan Tissy
62
Jaka Menemui Puspita
63
Jaka Tidur Bersama Puspita
64
Pertemuan Hardiman dengan Siska
65
Perasan Jaka dan Hardiman Mencair

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!