*****
Bab 13
Di cafe tempat biasa Jaka nongkrong, Puspita sudah setengah jam menunggunya. Hari ini, hari pernikahan Adit dan Jessica. Meskipun hanya dilangsungkan akad nikah dengan penghulu dan disaksikan kedua belah pihak keluarga pasangan namun membuat remuk hati Puspita. Bagaimana tidak! Adit yang diharapkan menjadi suaminya ternyata harus menikahi perempuan lain. Perempuan yang menurutnya tidak pantas menjadi istri Adit.
Entah apa yang merasuki perasaan Puspita hingga dia sangat mendambakan Adit dan di matanya Adit tetap sebagai sosok laki-laki yang baik. Padahal kenyataannya Adit telah menyakiti hatinya dan banyak juga yang sudah mengingatkan dirinya untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Adit.
Pada akhirnya Adit pun tetap menikahi Jessica hari ini.
Puspita sengaja mengajak Jaka menemaninya duduk di cafe Srikandi. Tujuannya hanya untuk menghibur diri yang sedang merasakan kekecewaan yang luar biasa.
Jaka datang setelah Puspita menunggu lebih dari tiga puluh menit.
"Maaf ya, Pit. Aku banyak banget kerjaan jadi dateng terlambat," ucap Jaka sambil duduk di samping Puspita.
"Iya nggak apa-apa, Jak. Kamu ke sini juga aku udah seneng dan makasih banget," jawab Puspita datar.
"Kamu udah pesen minuman?" tanya Jaka.
Puspita hanya menggelengkan kepalanya lemah.
Lalu Jaka memesan minuman pada pelayan yang menghampiri meja mereka.
"Kamu ada masalah apa, Pit. Kok mukanya sedih gitu?" tanya Jaka menyelidik. Dia memperhatikan Puspita yang terlihat diam membisu.
"Ayo cerita, Pit. Katanya kamu mau curhat sama aku," suruh Jaka.
"Kamu nggak tau hari ini Adit menikah?" Tissy bertanya sambil menundukkan kepala.
"Menikah?" Jaka balik bertanya. Dia kaget mendengar pertanyaan Puspita.
"Iya, Jak. Sama Jessica," jawab Puspita sambil memalingkan wajahnya ke arah Jaka.
"Kamu tau dari siapa, Pit. Bukannya ayahmu udah nemuin Adit? Kenapa malah nikahan sama Jessica?" Jaka pura-pura menyesalkan Adit yang menikah dengan Jessica.
Dalam hatinya justru merasa senang pada akhirnya Adit menikah juga dengan Jessica. Dengan begitu dia merasa sudah tidak ada halangan lagi untuk mendekati Puspita dan berniat melamar pada Hardiman secepatnya
_Om Hardiman pasti langsung menerima lamaranku,_ batinnya.
"Kamu nggak tau apa yang diomongin ayahku sama Adit?" tanya Puspita mengagetkan Jaka yang sedang melamun.
"Ng ... nggak lah, Pit. Mana mungkin aku tau kalau kamu nggak cerita. Kamu kan waktu itu cuma ngomong ayahmu mau nemuin Adit. Tapi sampai sekarang nggak tau hasilnya," beber Jaka.
"Ayahku mutusin sepihak sama Adit tanpa sepengetahuanku. Itu aja aku tau dari cerita ibuku," jelas Puspita.
"Ya udahlah, Pit. Kamu harus sabar dan tabah nerima kenyataan ini. Udah sepantasnya Adit bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri," urai Jaka.
Puspita hanya terdiam. Pandangannya kosong. Kedua telapak tangannya menopang dagu dengan siku di atas meja.
Sementara Jaka mendengarkan sebuah lagu "Miracle of Love" yang diputar operator cafe. Sambil matanya melihat video klip lagu tersebut di layar monitor yang ada di depan mereka, Jaka merasa sedang duduk bersama kekasihnya. Hampir saja tangannya merangkul bahu Puspita.
Sedang asik-asiknya menikmati lagu tiba-tiba Jaka melihat perempuan seksi yang melintas di depan mereka. Perempuan itu terlihat memesan sesuatu lalu menuju meja yang ada di dekat Jaka dan Puspita.
Jaka terkejut ketika beradu mata dengan Dina. Lalu memalingkan wajahnya dan pura-pura mengajak ngobrol Puspita.
Puspita yang sedari tadi terdiam dan bolak-balik hanya meminum jus alpukat menolak ketika Jaka menawari makan.
"Kamu mau pesen makan apa, Pit?" tanya Jaka sambil matanya melirik ke arah Dina.
_Sialan! Perempuan itu malah dateng ke cafe ini,_gerutunya dalam hati
Sementara Puspita hanya menggelengkan kepala dan tangannya memberi isyarat penolakan saat Jaka menawarinya makan.
Tidak disangka oleh Jaka, tiba-tiba Dina menghampiri mereka.
"Oh ... jadi ini tunanganmu!" Dina menghardik Jaka sambil menggebrak meja.
Puspita terkejut menyaksikan seorang perempuan yang mendadak memarahi Jaka.
"Siapa dia, Jak?" tanya Puspita kebingungan. Selama ini Jaka tidak pernah cerita pada dirinya tentang seorang perempuan.
"Dina. Dia sekretarisku, anaknya direktur perusahaan tempatku bekerja," bisik Jaka di telinga Puspita.
Dina yang menatap tajam Jaka berkacak pinggang setelah menggebrak meja. Lalu Jaka menjawabnya, "Iya ini Puspitasari tunanganku, kenapa!" bentak Jaka pada Dina sambil memeluk tubuh Puspita.
Dipeluk Jaka erat Puspita merasa risih. Dia berusaha melepas pelukan Jaka tetapi Jaka memberi kode supaya diam dengan menggoyangkan tubuh Puspita.
"Jadi kamu menolak aku cuma karena perempuan kampungan itu, hah!" berang Dina sambil menunjuk ke arah Puspita.
"Apa kamu bilang? Saya memang kampungan tapi gaya dan bicaramu lebih kampungan!" serang Puspita sambil berdiri melepas pelukan Jaka. Tetapi Jaka tidak melepaskan tangannya dan semakin erat memeluk Puspita.
"Udah, Pit. Kamu nggak usah urusin orang kayak gitu," pinta Jaka sambil mendudukkan Puspita kembali. Lalu Jaka menatap tajam Dina.
"Heh! Kamu jangan kurang ajar ya sama tunanganku!" bentak Jaka sambil menunjuk muka Dina.
"Oke. Tapi inget! Besok kamu akan dipecat oleh papaku!" ancam Dina.
"Terserah! Aku lebih baik berhenti dari pekerjaanku dari pada harus menjual harga diriku!" berang Jaka. Lalu Jaka mengusir Dina.
"Pergi kamu dari sini!" Jaka kalap di depan Puspita, orang yang dicintainya. Menyadari sedang bersama Puspita, Jaka segera mengendalikan emosinya.
Dina meninggalkan Jaka dan Puspita dengan perasaan kecewa dan marah besar. Minuman yang sudah dipesannya ditinggalkan begitu saja.
Setelah Dina pergi Jaka meminta maaf pada Puspita.
"Maafin aku ya, Pit. Harusnya aku menghiburmu tapi malah aku nambah masalah," ucap Jaka.
"Nggak apa-apa, Jak. Emangnya dia cinta sama kamu?" tanya Puspita penasaran.
"Iya, Pit. Dina udah lama deketin aku terus. Tepatnya semenjak aku masuk kerja di perusahaan papa-nya, dia selalu berusaha deket aku dalam situasi apa pun. Bener-bener orang nggak punya rasa malu," beber Jaka.
"Kok kamu nggak pernah cerita sama aku, Jak. Bukannya kamu sahabatku, dan aku sendiri ada apa-apa juga selalu ngomong sama kamu?" protes Puspita.
"Rasanya nggak penting juga Pit diceritain ke kamu. Lagian aku juga nggak nanggepin dia," jelas Jaka.
"Tapi kan dia cinta kamu!" ujar Puspita.
"Emangnya kalau dia cinta sama aku terus aku harus nanggepin, gitu? Nggak lah!" tampik Jaka.
Lalu dia menceritakan keinginan Danuarta, papa-nya Dina yang memaksa dirinya menjadi pacar putri kesayangannya.
"Aku bahkan diminta jadi manajer kalau bersedia jadi calon menantunya dan mau digaji lima kali lipat. Tapi aku posisi sekarang tetap memilih bekerja dengan gaji sewajarnya," pungkas Jaka di akhir ceritanya.
"Terus tadi si Dina ngancem-ngancem papa-nya mau pecat kamu besok gimana, Jak!" tanya Puspita khawatir.
"Biarin aja! Aku lebih memilih dipecat dari pada harus kehilangan kamu," ungkap jaka.
Puspita terperanjat mendengar kalimat Jaka terakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
neng ade
rumit..
2024-02-25
1
Bellani
manis sekali Jaka memilih Puspita daripada pekerjaannya
2024-01-14
3