“Jika ia dibiarkan berkembang lima atau sepuluh tahun lagi, maka sudah pasti ia akan menjadi ancaman serius bagi Sekte Gerhana Bulan” ujar salah seorang Tetua, menurutnya perkembangan Shen Yuan yang kini menjadi lawannya memang sangat luar biasa bahkan jika hanya seorang ia jelas bukan tandingan dari Pendekar tersebut.
“Sekarang giliranku” Shen Yuan berkata sambil melentingkan tubuhnya, dia berniat menghabisi sebagian dari Tetua untuk mengurangi tekanan yang ia rasakan sejak awal pertarungan.
Setelah selesai berkata, tubuh Shen Yuan menghilang dan seketika sudah berdiri di depan dua orang Tetua yang sejak awal begitu antusias untuk menghabisinya. Tanpa merasakan belas kasihan, detik berikutnya Shen Yuan melakukan tebasan dengan tegas dan tanpa ragu.
Bahkan Shen Xianji yang kini berkhianat dalam pandangan Shen Yuan adalah seonggok sampah yang harus ia binasakan, kekecewaan dalam dirinya kini membuncah dalam cahaya pedang yang menakutkan.
“Zlazh”
“Zlazh”
Dua tebasan horizontal menebas leher dua orang Tetua Sekte Pedang Perak hampir bersamaan, menyayat tenggorokannya sehingga darah segar pun menyembur keluar. Dua orang Tetua itu segera menutupi lehernya yang sudah terasa dingin, tangannya dengan spontan bergerak menutupi kedutan yang tidak bisa dicegah. Hanya dalam beberapa hitungan detik tubuh keduanya ambruk di genangan darahnya sendiri, mereka pun tewas.
Melihat kedua sekutunya tewas, membuat tiga orang Tetua Gerhana Bulan yang tersisa mengerutkan dahi dengan dalam. Kejadian yang begitu cepat, lolos begitu saja di depan pandangan mereka semua.
“Kita harus lebih hati-hati” seru seorang Tetua yang tidak sadar melangkah mundur.
Shen Yuan terus mencoba berdiri, ia menahan dirinya untuk tidak terlihat lemah. Energi internalnya terus ia maksimalkan demi bisa bertahan hidup. Menghadapi tiga orang musuh yang tersisa membuat tatapan Shen Yuan kian tajam, di dalam benaknya ia terus memikirkan cara agar bisa membawa ketiganya untuk ikut mati bersamanya.
Tidak ada jalan untuk bisa hidup bagi Shen Yuan, peluang yang miliki adalah kematian. Hanya saja ia tidak mau mati dengan percuma, orang-orang yang mengepungnya pun harus ikut menemaninya ke alam baka. Tatapannya penuh kebencian, sambil terus membakar semangat juangnya Shen Yuan menargetkan ketiganya sebagai penutup pencapaian di dalam hidupnya.
“Segera gabungkan tenaga dalam kita, aku yakin ia sudah kehilangan tenaga dalam yang cukup besar” seru salah seorang dari mereka menyusun rencana penyerangan.
Mereka jelas melihat peluang di depan mata, oleh karena itu membuat pilihan untuk menyerang Shen Yuan pada saat ini adalah pilihan yang tepat.
Detik berikutnya mereka menghimpunkan kekuatan dengan kompak, tanpa ragu mereka mengeluarkan kekuatan puncaknya untuk menghabisi Shen Yuan. Dari gabungan kekuatan ketiganya sebuah bola energi yang sangat besar tercipta dengan wujud yang sangat mengerikan, kekuatan daya hancurnya akan sangat merusak jika terkena tubuh meski sudah dilapisi oleh lapisan Qi.
"Jurus terlarang Sekte Gerhana Bulan" batin Shen Yuan dengan senyuman pahit.
"Rasakan kekuatan kami" seru salah seorang dengan wajah bengis.
Seberkas cahaya terang yang mengandung energi dahsyat berpadu menjadi satu, kekuatan tiga orang pendekar ahli bukanlah sesuatu yang bisa dihadapi dengan mudah.
Menghadapi situasi seperti itu Shen Yuan menelan ludah, pemandangan di depannya sudah tidak mungkin bisa ia hindari dan juga teknik yang ada saat ini akan menjadi penutup atas pertarungan yang melelahkan. Tanpa membuang waktu lagi, Shen Yuan pun mengedarkan energi dahsyatnya dan mengumpulkannya di telapak tangan kanannya.
Shen Yuan tersenyum menyeringai sebelum mengepalkan tinjunya dan meraung dengan keras. Di dalam tubuhnya Qi yang sangat besar segera membentuk untaian benang-benang darah, aliran darahnya meletup-letup dan bergerak dengan cepat.
Shen Yuan juga memaksimalkan tenaga dalamnya hingga ke titik yang sangat mengerikan, tubuh istimewanya mengeluarkan bunyi dengung dan mengumpulkan seluruh energi Qi yang dimilikinya. Di tangan kanannya kini terkumpul energi yang sangat besar dari akumulasi seluruh kekuatan yang ia miliki.
"Pukulan Badai Penghancur" raung Shen Yuan dengan keras.
Dua gelombang energi yang sangat menakutkan menghiasi pemandangan pagi yang seharusnya indah, dua kekuatan yang saling berhadapan ini pun akhirnya meletus memecah keheningan pagi.
“Dhuuaaaarrr”
Dua pihak yang berlawanan saling mengeluarkan jurus pamungkasnya, ledakan energi tersebut telah menghancurkan lokasi pertarungan mereka hingga beberapa ratus meter. Kerusakannya sangat mengerikan, meninggalkan bekas yang tidak mungkin bisa dipulihkan begitu saja.
Tiga tubuh Tetua itu pun tampak melayang mengayun di udara dan jatuh ke tanah dengan kondisi yang sangat mengenaskan, tubuh mereka hangus dengan luka bakar yang merusak hingga ke pembuluh darah mereka. Kematian mereka yang begitu tragis tidak dapat mereka rasakan di detik terakhir.
Setelah ledakan besar tersebut kondisi Shen Yuan sangat buruk, selain mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya ia juga kehilangan lengan tangan kanannya. Dengan napas berat ia mencoba untuk tetap berdiri dengan darah yang terus bercucuran. Pedang spiritual kebanggaannya kini menjadi penopang tubuhnya yang sudah terlihat sangat lemah, sudah tidak banyak tenaga dalam yang ia miliki untuk membuatnya tetap bertahan hidup. Dari bawah kaki hingga ke bagian pinggang ia sudah tidak merasakan apapun, rasa kebas berkepanjangan membuat bagian tubuhnya tersebut menjadi kaku.
Namun tanpa Shen Yuan ketahui, pecahan Liontin Giok Ungu yang sebelumnya berceceran kini menyatu kembali seiring melemahnya kekuatan Shen Yuan. Sebagai benda pusaka Liontin Giok Ungu seperti bermetamorfosis, bahkan memiliki bentuk yang lebih indah dengan pancaran cahaya keunguan yang mulai berpendar menuju ke arah Shen Yuan yang mulai kehilangan kesadaran.
Pada saat ini dengan tatapannya mulai kabur, Shen Yuan merasa hidupnya terlalu singkat dan bahkan di usianya yang sudah empat puluh lima tahun ia belum sempat merasakan jatuh cinta kepada seorang wanita.
Selama ini ia hanya fokus meningkatkan tenaga dalam, sebagai seorang kultivator yang mendambakan keabadian ia menghabiskan waktunya untuk berburu benda-benda spiritual serta ramuan ajaib penambah kekuatan.
"Semuanya sudah berakhir" pikir Shen Yuan untuk terakhir kalinya, ia sudah rela melepaskan segalanya.
Sebagai kultivator yang selalu mengandalkan kekuatan untuk bertarung, ia masih belum puas menjalani hidup. Kekuatannya memang kuat tetapi ia masih ada beberapa hal yang belum ia capai, terutama cita-citanya untuk mendirikan sebuah Sekte di masa depan.
"Jika aku memiliki kesempatan untuk hidup di masa depan, maka aku berjanji tidak akan mengungkapkan rahasiaku dengan percuma" batin Shen Yuan dengan lirih sambil merasakan napasnya yang sudah di ujung tenggorokan.
Energi di tubuhnya sudah semakin tipis, Shen Yuan yang perkasa dan dijuluki sebagai pendekar Giok Ungu pun akhirnya meninggal dalam kondisi berdiri dibawah topangan pedang spiritual yang selama ini setia menemaninya. Sisa-sisa darahnya terus menetes membentuk genangan, memancarkan energi aneh yang kini menarik Liontin Giok Ungu ke arahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
▄︻デLord══━一
akhirnya tokoh utama mati, tapi mati untuk hidup di kehidupanan selanjutnya.
2025-01-22
0
▄︻デLord══━一
kirain orang manggil zlashh rupanya 🤣🤣🤣 jangan pake tanda petik woy
2025-01-22
0
Djeli Tulandi
apakah masih ada kehidupan Berikutnya
2024-09-12
0