The Lisa's Soul
Satu kata yang Mona fikirkan saat ini, dia merasa berada di tempat asing yang teramat tabu bagi nya.
Hamparan rumput luas, dengan awan putih yang menggulung terlihat dekat.
Mona tidak pernah tau ada tempat seperti ini di belahan bumi manapun.
Suara nya terdengar lepas, dan satu kenyataan membuat tenggorokan nya tercekat.
Itu suara nya, benar benar suara Mona yang asli.
Apa mungkin Mona sudah kembali kedalam raga nya yang asli?
Namun jika iya, dimana ia sekarang? Mona terlalu bingung dengan keadaan yang ada.
Atau dia kembali menuju raga nya yang mungkin sudah meninggal--
Suara yang teramat familiar terdengar itu membuat Mona menoleh sekitar, mengedarkan pandangan mencari sosok yang tidak dapat dia temui di sekitar nya.
Mona Ivander
Lissa, lo Lissa kan?
Suara lembut dari arah belakang nya dengan segera membuat Mona berbalik.
Lissa Orlando
Akhirnya aku bisa ketemu sama kamu.
Mona hanya mampu meneguk seliva nya susah, dia bahkan bingung harus bertanya dan menjawab apa, pertanyaan pertanyaan yang sudah lama bercokol di kepala nya kini hilang entah kemana.
Lissa Orlando
Bingung kan sama apa yang terjadi sekarang?
Lissa Orlando
Anggap saja karna Tuhan mau berbaik hati sama kita, maka nya kita ngalamin transmigrasi.
Lissa Orlando
Beberapa hari sebelum kejadian aku jatuh dari Rooftop,
Lissa Orlando
Aku juga sempet mimpiin seseorang yang mengalami kecelakaan motor.
Mona Ivander
{Mengerutkan kening}
Lissa Orlando
Itu kamu Mona, entah itu pertanda atau apa, tapi mimpi itu bahkan berulang berkali kali.
Mona Ivander
{Mendesah resah lalu duduk di hamparan rerumputan}
Di ikuti oleh Lissa yang terlihat juga melakukan hal yang sama disamping nya.
Mona Ivander
Menurut gue, ini terlalu drama.
Lissa Orlando
{Terkekeh kecil}
Lissa Orlando
Di dunia ini gak ada yang mustahil, Mona.
Lissa Orlando
Hal yang sebelum nya gak pernah kamu percaya sedikit pun bisa aja terjadi tiba-tiba sama kita.
Lissa Orlando
Anggap Tuhan mau memberikan kamu kesempatan hidup kedua dengan tubuh aku,
Lissa Orlando
Aku udah lelah, aku mau istirahat aja sekarang di tempat yang tenang.
Mona Ivander
{Menoleh cepat menatap Lissa}
Mona Ivander
Tunggu, jangan bilang,-
Lissa Orlando
No, aku cuman mau istirahat aja, sebentar.
Lissa Orlando
Sampai nanti nya aku bisa berjuang lagi ngadepin hidup yang rasa nya gak pernah mudah, Right?
Lissa Orlando
Raga asli kamu sedang koma, begitupun aku yang memilih ikut istirahat, anggap aja aku yang lagi nempatin tubuh kamu disana.
Setidak nya Mona bisa menghembuskan nafas lega mendengar ucapan gadis yang masih mempertahan kan senyum di samping nya itu.
Mona Ivander
Sebener nya, gue mau tau apa alasan lo bunuh diri hari itu? murni karna masalah abang sama tunangan lo?
Senyum Lissa masih bertahan, namun Mona sadar jika senyum itu kini berbeda, lebih terkesan miris dan menunjuk kan kesedihan nya.
Lissa Orlando
Kamu percaya aku bunuh diri hari itu?
Lissa Orlando
{Menoleh menatap Mona}
Mona terpekur di tempat, satu kenyataan yang benar benar tidak pernah Mona sangka sebelum nya, lalu jika tidak bunuh diri berarti...
Mona Ivander
Ada yang dorong lo dari sana?
Lissa menggeleng lemah, tatapan nya lurus kedepan dengan hembusan nafas nya yang terdengar berat.
Lissa Orlando
Gak juga, aku cuma lagi menghindari sesuatu hari itu.
Mona tidak mengerti apa yang Lissa katakan, gadis itu seakan tidak mampu mengungkap kebenaran nya.
Lissa Orlando
Inti nya jaga diri kamu baik baik dari dia, wanita itu benar benar licik, dan Mona,-
Lissa Orlando
Jangan pernah benci sama kedua Kakak aku ya, sekarang mereka juga Kakak kamu,
Lissa Orlando
Mereka hanya di manipulasi oleh wanita ular itu, ungkap kebenaran nya yah..
Lissa Orlando
Aku.. memang terlalu lemah untuk ngadepin semua nya, maaf karna sudah melibatkan kamu.
Mona menatap gadis di sebelahnya itu miris, dia benci dengan orang lemah sebenar nya, namun melihat Lissa, dia tidak merasakan kebencian itu, dia malah melihat Lissa dengan membekukan iba, gadis itu sudah mengalami hal buruk selama belasan tahun kehidupannya.
Mona Ivander
Lo tenang aja, lo bisa andelin gue sekarang, hidup lo memang terlalu rumit buat gue Lissa.
Mona Ivander
Tapi so far gue suka sama tantangan, gue fikir ini bakal jadi misi terhebat sepanjang sejarah hidup gue,
Mona Ivander
Gue janji.. bakal ungkap semua kebusukan ular itu.
Lissa Orlando
Thank's Mona, aku harap.. kamu bisa tepatin janji kamu.
Mona terbangun dengan nafas tersengal dan keringat yang menderai.
Mona Ivander
{Menatap sekeliling kamar Lissa}
Mimpi tadi, Mona ragu jika itu adalah sebuah mimpi, tidak mungkin rasa nya dia bisa bercakap dengan jelas bersama dengan Lissa jika itu benar benar sekedar mimpi.
Kejadian tadi lebih seperti pesan yang jiwa Lissa sampaikan pada nya, Mona tersenyum tipis mengingatnya, yah.. Dia akan menyelesai kan ini sebaik mungkin.
Mona Ivander
{Mengalihkan pandangan kearah jam}
Sesuai dugaan, Mona datang 20 menit setelah gerbang tertutup, benar benar pagi yang mengesalkan. Beruntung satpam yang kemarin sempat bertegur sapa dengan nya itu mengingatnya.
Meskipun tetap dengan menyelipkan selembar uang biru--yang nominal nya lumayan bagi anak sekolahan seperti nya pada saku seragam lelaki paruh baya itu, Mercy putihnya akhir nya bisa memasuki parkiran SMA GANESHA.
Sungguh contoh yang tidak patut di tiru 🙃
Mona Ivander
{Keluar dari mobil lalu berjalan menuju kelas}
Mona mengetuk dua kali pada pintu yang tertutup, selang beberapa detik pintu terbuka menampilkan seorang guru perempuan dengan kaca mata tebal dan muka judesnya.
Bu Rini
Sudah jam berapa ini, Lissa?
Mona Ivander
{Menatap jam tangan}
Bu Rini
Kalau tau jam segitu kenapa kamu baru datang?
Mona Ivander
Ketiduran Bu, semalem saya belajar sampe jam 1 dini hari biar makin pinter.
Ucapan Mona yang terdengar di buat itu membuat seisi kelas menahan tawa, pasalnya sebelum Mona, tidak pernah ada yang berani membuka mulut jika berhadapan dengan guru satu itu.
Bu Rini
Kamu fikir saya percaya?
Bu Rini
Kalau memang iya kamu semalem belajar selama itu, jawab pertanyaan di papan tulis, kalau bener Ibu bolehin kamu masuk.
Mona Ivander
{Mengintip papan tulis dibalik tubuh Bu Rini}
Bu Rini
{Menyerahkan spidol}
Mona Ivander
{Melangkah masuk lalu mengerjakan soal dipapan tulis}
Hanya butuh lima menit, dan lima soal tersrlelesaikan dengan mudah. Bu Rini yang sedari tadi mengawasi bahkan turut menghitung nya sendiri.
Terlalu tidak percaya pada murid bodohnya, yang kini dalam beberapa menit bisa menyelesaikan soal yang tidak bisa di bilang mudah itu dengan jawaban sempurna.
Mona Ivander
Saya boleh duduk Bu?
Mona masih bertanya kalem, tanpa menyadari jika Wali kelas nya itu masih tercekat dengan kemampuan nya yang terlalu tiba tiba.
Sadar semuanya menunggu jawaban, Bu Rini berdehem menetralkan suara, sebelum akhirnya kembali membuka suara dengan nada ketus seperti biasanya.
Bu Rini
Oke, lain kali kamu tidak boleh telat lagi, ini kesempatan terakhir kamu.
Mona Ivander
Ini guru kalau bukan orang tua udah gue tampol dari awal {Membatin}
Comments