Bab 5. Satu Tujuan

"Mimi susunya yang banyak, ya, karena habis ini Onty mau pergi," ucap Anindya mengusap kepala bayi Ansha yang sedang menyusu padanya.

"Ini, Nin," Ranti memberikan sebuah alat pumping.

"Untuk persediaan mereka beberapa waktu," kata Ranti menambahkan.

Tidak ada alasan untuk Anindya merasa keberatan dengan semua itu karena di relung hatinya yang paling dalam pun, dia siap menyerahkan semua ASI nya untuk para keponakan tersayangnya.

Mata sayu Anindya pun menatap kedua wajah bayi-bayi yang masih kecil itu dengan sangat sendu.

"Tante, boleh tidak Anin bawa saja mereka bersamaku? Anin yang akan mencukupi kebutuhan ASI-nya, jadi tidak perlu pumping," kata Anindya.

Alih-alih mengiyakan, Ranti malah memberikan jawaban di luar dugaan. "Tapi mereka masih punya ayah, jika kamu menginginkan hidup bersama mereka, maka menikahlah dengan ayahnya."

Seperti kilat yang bergerak cepat, leher Anindya langsung berbalik menatap Ranti yang duduk di sebelahnya. "Tante?" ucap Anindya terkejut.

Sungguh, sebenarnya Anindya tidak bermaksud seperti itu. Sedikit pun tidak ada niat untuk menjurus ke pembahasan itu.

"Anin, tante tahu. Pada dasarnya kalian saling membutuhkan," ujar Ranti saat duduk di sebelah Anindya.

Diusapnya bahu Anindya dengan lembut, "Tante tahu mereka membutuhkan sosok ibu, Satya membutuhkan pendamping di hidupnya. Dan Tante tahu, Anin pun begitu. Butuh seseorang yang bisa bertanggung jawab di kehidupan Anin, sebagai sandaran Anin. Teman hidup 'kan namanya? Tante yakin, Satya bisa menjadi suami yang baik buat Anin. Satya pasti mampu melakukan itu jika bersamamu," ujar Ranti mengusap kepala Anindya.

"Anin tidak punya pikiran untuk menikah, Tan. Anin trauma dengan yang namanya laki-laki," jawab Anin, tetapi hanya terucap di dalam hati karena ini Anindya memilih untuk diam tidak menjawab apapun.

"Tante yakin kalian pasti bisa bersatu, kamulah yang saat ini Satya dan anak-anak butuhkan sebagai pengganti sosok Amelia yang telah tiada," ucap Ranti tidak segan melanjutkan untaian kalimatnya.

Anindya diam seribu bahasa. Tidak berniat memberikan komentar yang mungkin hanya akan ada penolakan atas semua usulan Tante Ranti yang membahas soal pernikahan terlebih dengan kakak iparnya sendiri.

Selesai pumping, Anindya sudah bersiap untuk pergi. Semua sudah dia bawa sejak dari rumah, hanya menunggu Arsatya pulang dan mengantarkannya ke stasiun sesuai dengan ucapannya.

Petang hampir tiba, Anindya diantar menuju stasiun oleh Arsatya. Sepanjang perjalanan itu, Anindya terus memikirkan bagaimana Ansha dan Chesa jika ditinggal dirinya karena sejak terlahir, mereka tidak pernah lepas dari campur tangan Anindya.

Jemarinya yang halus terus mengelus kedua pipi lembut kedua bayi itu yang tidur tenang di dalam boks bayinya di dalam mobil.

Kala itu di luar sedang gerimis, sisir angin dan bunyi rerintik hujan yang menerpa jalanan dan atap mobil mampu menyamarkan suara tangisan Anindya yang sedih akan melepas dua keponakan bayinya.

Sumber air dari matanya menetes dan diketahui oleh Ranti, "Anin?" kata Ranti merangkul Anindya yang menatap keponakannya dengan air mata yang mengalir deras.

"Tante, Anin sedih mau ninggalin mereka. Harusnya Anin ada buat mereka, anak-anak Kak Amelia. Pasti kak Amelia pun akan menitipkan mereka pada Anin kalau perlu. Bahkan, mereka gak pernah tahu seperti apa ibunya. Anin sedih, Tan," kata Anindya yang menangis di pelukan Ranti.

Cukup lama Anindya menumpahkan air matanya, hingga tanpa sadar mobil telah sampai di area parkir stasiun. "Onty pergi dulu, ya, sayang-sayangku. Nanti kita ketemu lagi," ucap Anindya memberikan kecupan dalam di pipi dua keponakannya itu.

Hanya Anindya dan Satya yang keluar dari mobil, cuaca yang buruk tidak memungkinkan dua bayi itu dibiarkan kedinginan sedang di luar sedang hujan.

Sebuah payung menjadi alat pelindung untuk mereka berdua menerobos rintik hujan yang kian deras. Suasananya begitu teduh, makin mengantarkan ingatan untuk mengulik kenangan kelam di tempat itu yang menyibukkan pikiran Anindya mengingat semua tentang kakaknya –Amelia.

Melihat suasana stasiun yang sering dia sambangi saat pulang dan pergi ke kota rantauan, semua masih sama. Hanya saja yang berbeda adalah tidak ada Amelia yang biasanya mengantar jemput saat dia datang atau akan pergi.

Air matanya mengalir deras mengingat sosok kakaknya yang sangat dia sayangi. Amelia akan menunggu persis di kursi tunggu yang saat itu dia duduki, setidaknya sampai kereta tiba hingga kereta kian melaju jauh.

Anindya tidak bisa melupakan wajah Amelia setiap kali akan berpisah, Amelia akan melambai padanya. Menurut Anindya, tidak pernah sekali pun Amelia mengabaikannya, selalu ada peran Amelia di setiap langkah dan fase hidupnya.

Anindya tergugu sendiri pada takdir kehidupan yang menimpa dirinya. Beberapa minggu lalu, dia pulang dengan hati senang gembira karena akan menyambut dan merayakan kelahiran keponakannya. Tanpa pernah dia tahu jika di balik kegembiraan itu, ada kesedihan yang membersamainya.

"Kak, aku merindukanmu. Kalau seperti ini, aku akan berteduh pada siapa lagi? Ayah dan ibu tidak peduli padaku, aku sendirian jika tanpamu. "

Anindya menatap liontin yang menggantung di lehernya. Liontin pemberian Amelia dulu saat Anindya pergi pertama kali ke luar kota untuk berkuliah, dia mengajak benda itu berbicara seakan-akan sedang berbicara dengan kakaknya yang telah tiada.

"Kenapa kamu pergi secepat ini?" Air matanya mengalir tidak terkendali, tidak peduli tatapan orang-orang sekitar pada dirinya yang sudah basah karena air mata.

"Aku belum pernah membuatmu bahagia, tapi kakak sudah pergi dulu," kata Anindya yang tersedu-sedu. Memang suasana sekitar stasiun adalah vibes yang cocok untuk mengingat kenangan bersama seseorang.

Namun ternyata, bukan hanya Anindya yang menangis di kursi tunggu yang masih sepi itu, tetapi Arsatya yang berdiri tidak jauh pun ikut mendengarkan apa yang Anindya katakan. Pria itu ikut terbawa suasana dan menangis walau tidak sebanjir air mata Anindya.

Anindya menyadari hal itu saat dia mendongakan kepalanya, terlihat kakak ipar yang melepas kacamatanya untuk menghapus jejak air matanya.

Tutttt.......

Kereta telah tiba.

Sebelum berpisah, Arsatya sebagai kakak ipar yang tahu bagaimana kesedihan yang dirasakan oleh Anindya–seseorang yang paling dekat dan paling disayang oleh Amelia–dia membuka lebar tangannya memberikan ruang untuk Anindya bisa melepaskan emosinya.

Nyatanya, pelukan erat yang singkat itu bisa meluapkan semua isi hati mereka karena keduanya bisa saling memeluk untuk sama-sama menumpahkan air mata di saat mencoba mengikhlaskan seseorang yang ternyata sangat berharga di hidup mereka.

"Belajar yang rajin, segeralah lulus dan menjadi dokter. Wujudkan impianmu sekaligus kakakmu dengan menjadi dokter yang hebat," pesan Arsatya menepuk puncak kepala Anindya.

"Sejauh apapun kamu pergi, jangan lupa untuk kembali. Sering-seringlah juga mengunjungi ponakanmu," lanjut Arsatya.

"Iya, Mas," ucap Anindya melepas pelukannya.

Semesta tahu jika sebelum ini Anindya dan kakak iparnya tidak pernah akur dan hubungan mereka tidak berjalan mulus karena sikap dingin dan kejudesan sang kakak ipar kepada kakaknya dan seluruh keluarga Anindya yang membuatnya sangsi bersikap baik pada pria itu.

Namun, setelah sama-sama merasa kehilangan pada orang yang sama, kini seakan mereka malah disatukan oleh harapan yang sama yakni tentang kehidupan dan masa depan bayi Ansha dan Chesa kelak yang merupakan harta paling berharga peninggalan Amelia.

Terpopuler

Comments

bhunshin

bhunshin

ya Allah 😭😭😭😭😭😭😭

2024-06-24

1

Wiek Soen

Wiek Soen

😭😭😭😭😭😭

2024-02-01

1

Sakura

Sakura

/Sob/ sedih banget

2024-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3 Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4 Bab 3. Si Paling Repot
5 Bab 4. Sang Pawang
6 Bab 5. Satu Tujuan
7 Bab 6. Yang Dibutuhkan
8 Bab 7. Menikah
9 Bab 8. Pasca Menikah
10 Bab 9. Kehilangan
11 Bab 10. Pria Merana
12 Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13 Bab 12. Memulai
14 Bab 13. Mengusir Ranti
15 Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16 Bab 15. Kesabaran Teruji
17 Bab 16. Sosok yang Berbeda
18 Bab 17. Win Win Solution
19 Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20 Bab 19. Tiada Yang Salah
21 Bab 20. Tamu Pria
22 Bab 21. Masih Ada Urusan
23 Bab 22. Merawat Luka
24 Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25 Bab 24. Buku Harian Amelia
26 Bab 25. Tergantikan
27 Bab 26. Salah Nama
28 Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29 Bab 28. Lancang
30 Bab 29. Mengadu
31 Bab 30. Pergi
32 Bab 31. Biar Merasakan
33 Bab 32. Bukan Pengasuh
34 Bab 33. Nyaman
35 Bab 34. Pesona Anindya
36 Bab 35. ACC
37 Bab 36. Circle
38 Bab 37. Viral
39 Bab 38. Ada Apa Dengannya
40 Bab 39. Menyerah
41 Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42 Bab 41. Merakit Ulang
43 Bab 42. Hari Baru
44 Bab 43. Karina
45 Bab 44. Memulai
46 Bab 45. Bukan Sekarang
47 Bab 46. Melepas Pergi
48 Bab 47. Tamu Tak Diundang
49 Bab 48. Ansha yang Malang
50 Bab 49. Jangan Pergi
51 Bab 50. Mereka Lebih Penting
52 Bab 51. Ujian
53 Bab 52. Tidak Marah
54 Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55 Bab 54. Dia Pelakunya
56 Bab 55. Ganjaran
57 Bab 56. Dibatasi
58 Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59 Bab 58. Menantang
60 Pengumuman
61 Bab 59. Sebuah Janji
62 Bab 60. Pinjam Seratus
63 Bab 61. Tidak Usah Peduli
64 Bab 62. Hari Wisuda
65 Bab 63. Hari Wisuda 2
66 Bab 64. Tidak Bisa
67 Bab 65. Galau
68 Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69 Bab 66. Buat Aku Percaya
70 Bab 67. No (Child) More
71 Bab 68. Menemui Ansha
72 Bab 69. Dua Jenazah
73 Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74 Pengumuman
75 Bab 71. Ikhlas
76 Bab 72. Nyaris Sempurna
77 Bab 73. Co-Assistant
78 Bab 74. Hamil
79 Bab 75. Kejutan
80 Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81 Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82 Bab 78. Pilih Satu
83 Bab 79. Sagita
84 Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85 Bab 81. Pagi yang Indah
86 Bab 82. Pelaku Tertangkap
87 Bab 83. Insecure
88 Bab 84. Baby Boy
89 Bab 85. Aqiqah
90 Dari Author
91 Epilog
92 GIMME YOUR LOVE
93 Promosi : Sebatas Rumah Singgah
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3
Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4
Bab 3. Si Paling Repot
5
Bab 4. Sang Pawang
6
Bab 5. Satu Tujuan
7
Bab 6. Yang Dibutuhkan
8
Bab 7. Menikah
9
Bab 8. Pasca Menikah
10
Bab 9. Kehilangan
11
Bab 10. Pria Merana
12
Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13
Bab 12. Memulai
14
Bab 13. Mengusir Ranti
15
Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16
Bab 15. Kesabaran Teruji
17
Bab 16. Sosok yang Berbeda
18
Bab 17. Win Win Solution
19
Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20
Bab 19. Tiada Yang Salah
21
Bab 20. Tamu Pria
22
Bab 21. Masih Ada Urusan
23
Bab 22. Merawat Luka
24
Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25
Bab 24. Buku Harian Amelia
26
Bab 25. Tergantikan
27
Bab 26. Salah Nama
28
Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29
Bab 28. Lancang
30
Bab 29. Mengadu
31
Bab 30. Pergi
32
Bab 31. Biar Merasakan
33
Bab 32. Bukan Pengasuh
34
Bab 33. Nyaman
35
Bab 34. Pesona Anindya
36
Bab 35. ACC
37
Bab 36. Circle
38
Bab 37. Viral
39
Bab 38. Ada Apa Dengannya
40
Bab 39. Menyerah
41
Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42
Bab 41. Merakit Ulang
43
Bab 42. Hari Baru
44
Bab 43. Karina
45
Bab 44. Memulai
46
Bab 45. Bukan Sekarang
47
Bab 46. Melepas Pergi
48
Bab 47. Tamu Tak Diundang
49
Bab 48. Ansha yang Malang
50
Bab 49. Jangan Pergi
51
Bab 50. Mereka Lebih Penting
52
Bab 51. Ujian
53
Bab 52. Tidak Marah
54
Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55
Bab 54. Dia Pelakunya
56
Bab 55. Ganjaran
57
Bab 56. Dibatasi
58
Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59
Bab 58. Menantang
60
Pengumuman
61
Bab 59. Sebuah Janji
62
Bab 60. Pinjam Seratus
63
Bab 61. Tidak Usah Peduli
64
Bab 62. Hari Wisuda
65
Bab 63. Hari Wisuda 2
66
Bab 64. Tidak Bisa
67
Bab 65. Galau
68
Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69
Bab 66. Buat Aku Percaya
70
Bab 67. No (Child) More
71
Bab 68. Menemui Ansha
72
Bab 69. Dua Jenazah
73
Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74
Pengumuman
75
Bab 71. Ikhlas
76
Bab 72. Nyaris Sempurna
77
Bab 73. Co-Assistant
78
Bab 74. Hamil
79
Bab 75. Kejutan
80
Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81
Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82
Bab 78. Pilih Satu
83
Bab 79. Sagita
84
Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85
Bab 81. Pagi yang Indah
86
Bab 82. Pelaku Tertangkap
87
Bab 83. Insecure
88
Bab 84. Baby Boy
89
Bab 85. Aqiqah
90
Dari Author
91
Epilog
92
GIMME YOUR LOVE
93
Promosi : Sebatas Rumah Singgah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!