Bab 1. Saat Takdir Berbicara

"Si dedek bayi, sehat-sehat ya. Onty gak sabar pengin ikutan rawat kamu juga," Anindya mengelus perut super besar milik kakaknya.

"Sudah siapin nama belum, Kak?"

"Hem, baru terlintas nama Ansha dan Chesa," jawab Amelia.

"Nama yang cantik, memangnya HPL kakak kapan?”

“Kalau kata dokter sih, lusa, Nin,” jawab Amelia. Seorang wanita dengan perut besarnya karena di dalam perutnya ada dua calon bayi yang akan segera terlahir dalam waktu dekat ini.

“Sudah dekat, Kak. Untuk sekarang apa belum ada tanda-tanda, Kak?”

“Ehm, sebenarnya tadi pagi Kakak merasa mulas, Nin, tapi lekas hilang. Bukan mulas kontraksi itu, kan, ya?” tanya Amelia. Dia selalu percaya dengan adiknya yang sekolah di kedokteran.

“Tapi, keluar cairan tidak, Kak? Semacam pipis tapi bukan pipis,” tanya Anindya yang saat tiu langsung bangkit dari kursinya dan mendekat pada sang kakak yang sedang mengupas buah apel.

“Eee, tadi tuh kakak juga sempat ngompol sedikit pas bangun tidur, itu apa?”

“Ah, yang benar, Kak? Dimana?” panik Anindya mengecek keadaan jabang bayi dengan meraba-raba perut kakaknya.

“Tenang, belum, kok.” Namun, tiba-tiba senyum yang cerah itu menyurut seketika saat tubuh Amelia tiba-tiba menegang dan tidak berkutik beberapa saat.

“Nin, aduh, Dik. Ini tiba-tiba perut kakak sakit, Dek, di sebelah sini, ssh, huft,” Amelia tiba-tiba merasa kesakitan di perut bagian bawahnya, wajanya memucat pasi seperti tidak ada pembuluh darah yang mengalir di wajahnya.

Tangannya mencengkeram lengan Anindya yang langsung mendekat pada kakaknya, wanita itu sudah tidak bisa bergerak. Tubuhnya sudah membeku karena menahan rasa sakitnya. Lalu, cairan merah segar mengalir merembes di sepanjang kakinya.

“Tarik napas, Kak. Ambil napas dengan teratur,” saran Anindya. Amelia sudah tidak dapat mendengar dengan jelas, dia sudah terlihat sangat lemas dengan tubuhnya yang sempoyongan, lalu bersandar pada meja makan.

“Kak, darah!” teriak Anindya yang baru menyadari rembesan darah di kaki Amelia.

“Tante, tante tolong kak Amel, Tan!”

“Ada apa, Nin? Hah? Amelia!” Ranti, mertua Amelia pun turut terkejut melihat keadaan menantunya yang sudah nyaris tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di sepanjang kakinya.

Di atas brangkar yang di dorong ke ruang persalinan. Amelia sudah tidak keruan, tindakan operasi disarankan untuk segera dilakukan, tetapi Amelia memilih untuk menunggu Arsatya, suaminya.

“Ma, dimana Mas Satya, Ma? Amel mau ketemu dia,” tanya dia yang sudah berkeringat dingin menahan rasa sakit yang seakan merambat ke sekujur tubuhnya.

“Dek, tolong bilang Mas Satya, anaknya akan lahir. Bilang dia suruh cepat datang, aku ingin melihat dia di sini sebentar saja,” pinta Amelia menggenggam tangan Anindya.

Di luar ruangan, Anindya yang cemas dengan keadaan kakaknya, dia cepat menghubungi kakak iparnya sesuai permintaan kakaknya. Namun, orang yang dicari malah sulit sekali dihubungi sejak tadi.

“Dimana Mas Satya? Kenapa susah sekali dihubungi?” omel Anindya yang kesal saat menelepon kakak ipar menggunakan ponsel milik kakaknya, tetapi tidak ada jawaban.

Kini dia mengetikkan nomor Arsatya di ponselnya. Saat didial, tidak lama kemudian ada jawaban dari seberang panggilan.

“Mas Satya, kamu dimana? Cepat ke rumah sakit Bersalin Ananda, Kak Amelia mau melahirkan. Dia menunggumu,” ujar Anindya langsung.

“Hah, melahirkan? Tadi pagi belum ada keluhan apapun. Maaf, Nin. Mas ada pasien gawat darurat yang harus segera operasi.”

“Kak Amel menunggumu atau dia tidak mau dioperasi. Tolonglah segera datang, kondisinya gawat!” ucap Anindya memohon.

“Aku tidak bisa, sampaikan padanya untuk tidak menungguku. Dimana dokternya? Biar aku bicara dengan dokter yang menangani,” ucap Arsatya.

Anindya bergegas mencari dokter yang akan melakukan tindakan operasi caesar pada kakaknya, melalui telepon itu, Anindya hanya dapat melihat sang Dokter mengangguk-angguk.

“Apa kata kakak ipar saya, Dok?” tanya Anindya.

“Katanya, segera ambil tindakan operasi,” ujar dokter pria itu.

“Dik, nanti tolong jaga anak-anakku baik-baik, ya,” ucap Amelia sebelum dia masuk ke dalam ruang operasi.

“Pasti, Kak. Kita akan menjaga mereka bersama-sama, kuat-kuat kakak di dalam, ya,” Anindya mengecup dahi kakaknya sebelum pintu itu ditutup dan mereka dipisahkan oleh ruang.

Di sela-sela menunggu opersasi berjalan, Anindya terus mengirimkan Satya pesan supaya pria itu dapat segera datang menyusul istrinya. Semua sudah berkumpul di depan ruangan operasi, hanya Arsatya yang tidak ada.

Dokter keluar, “Dimana suami pasien?”

Semua mata hanya bisa saling memandang tanpa bisa memberikan jawaban, “Masih di tempat kerja, Dok,” jawab Anindya.

“Bayinya kembar dan semua terlahir sehat dan selamat, tetapi kondisi ibunya lemah, dia kehabisan banyak darah sehingga harus dipindahkan ke ICU,” ucap Sang Dokter.

Sang kakak keluar dibantu dengan para perawat, di tubuh Amelia sudah terpasang berbagai alat medis yang membantunya bertahan hidup. Semua orang yang berada di luar ruangan itu menangis melihat Amelia yang terkapar tidak berdaya dengan alat medis yang menancap di tubuhnya seakan alat-alat itu yang menopang hidupnya.

Anindya berlari ke tempat yang jauh, dadanya terasa sesak melihat sang kakak sekarat. Di dalam dadanya hanya ada rasa kesal, marah, dan ingin meledak saat itu juga pada pria yang menjadi suami dari kakaknya itu. Berjam-jam telah berlalu, tetapi Arsatya belum juga memunculkan batang hidungnya.

Ia kembali mencoba menghubungi kakak iparnya, telepon tersambung.

“Mas Satya, kamu dimana?! Kak Amelia membutuhkanmu! Dia masuk ICU, kamu dimana?! Kakakku sekarat, tapi kamu belum juga datang!” kesal Anindya yang marah karena kakak ipar belum juga muncul.

“Baru selesai, Nin. Ini bikin catatan pasien dulu, baru aku ke sana,” jawab Arsatya, meski dia sana dia cukup gugup melakukan pekerjaannya, tapi suaranya masih bisa terdengar tenang.

“Nggak usah ke sini saja, Mas! Urus saja pasien dan pekerjaanmu itu!” bentak Anindya, lalu dia mematikan teleponnya.

Begitu Arsatya tiba di rumah sakit, dia berlari menuju ruang ICU dimana istrinya berada.

“Ma, dimana Amelia?”

Ranti, wanita paruh baya itu terdiam seribu bahasa hanya air mata yang terus mengalir di pipinya.

“Ma, dimana Amelia? Dimana istriku, anak-anakku?” tanya Arsatya sekali lagi mengguncang tubuh ibunya.

Ranti menggeleng. Di sela-sela isak tangis dia menjawab, “Amelia sudah tidak ada, Sat,”

“Apa?!”

Lantas, pria itu berlari ke arah Anindya, “Dimana kakakmu, Nin?”

Bug, bug, bug!

Anindya memukuli tubuh kakak iparnya, dia menarik tangan Arsatya untuk melihat seseorang yang berada di dalam kamar jenazah.

“Itu istrimu! Dia sudah meninggal, bisa lihat sendiri, kan?” bentak Anindya menuding jasad yang sudah tertutup kain putih.

“Nggak, nggak mungkin! Amelia!”

“Bangun, sayang. Bangunlah, maafkan aku. Ayo bangunlah!” teriak Arsatya menepuk pelan pipi istrinya yang sudah membiru.

“Bangunlah, Sayang. Buka matamu, ayo buka matamu. Maafkan aku,” Arsatya meratap di atas tubuh istrinya yang sudah membujur tidak bernyawa.

Sekuat apapun ia mengguncang tubuh itu, sebanyak apapun kata maaf yang terucap, itu hanyalah sia-sia karena sampai kapan pun Amelia tidak akan pernah membuka matanya lagi.

...🦋🦋🦋...

Terpopuler

Comments

Shuhajar24

Shuhajar24

terbaik thor..terus semangat

2024-03-17

1

Indah Moertianingsih

Indah Moertianingsih

/Sob//Sob//Sob//Sob/

2024-02-01

1

Wiek Soen

Wiek Soen

🥺🥺🥺🥺

2024-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3 Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4 Bab 3. Si Paling Repot
5 Bab 4. Sang Pawang
6 Bab 5. Satu Tujuan
7 Bab 6. Yang Dibutuhkan
8 Bab 7. Menikah
9 Bab 8. Pasca Menikah
10 Bab 9. Kehilangan
11 Bab 10. Pria Merana
12 Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13 Bab 12. Memulai
14 Bab 13. Mengusir Ranti
15 Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16 Bab 15. Kesabaran Teruji
17 Bab 16. Sosok yang Berbeda
18 Bab 17. Win Win Solution
19 Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20 Bab 19. Tiada Yang Salah
21 Bab 20. Tamu Pria
22 Bab 21. Masih Ada Urusan
23 Bab 22. Merawat Luka
24 Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25 Bab 24. Buku Harian Amelia
26 Bab 25. Tergantikan
27 Bab 26. Salah Nama
28 Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29 Bab 28. Lancang
30 Bab 29. Mengadu
31 Bab 30. Pergi
32 Bab 31. Biar Merasakan
33 Bab 32. Bukan Pengasuh
34 Bab 33. Nyaman
35 Bab 34. Pesona Anindya
36 Bab 35. ACC
37 Bab 36. Circle
38 Bab 37. Viral
39 Bab 38. Ada Apa Dengannya
40 Bab 39. Menyerah
41 Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42 Bab 41. Merakit Ulang
43 Bab 42. Hari Baru
44 Bab 43. Karina
45 Bab 44. Memulai
46 Bab 45. Bukan Sekarang
47 Bab 46. Melepas Pergi
48 Bab 47. Tamu Tak Diundang
49 Bab 48. Ansha yang Malang
50 Bab 49. Jangan Pergi
51 Bab 50. Mereka Lebih Penting
52 Bab 51. Ujian
53 Bab 52. Tidak Marah
54 Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55 Bab 54. Dia Pelakunya
56 Bab 55. Ganjaran
57 Bab 56. Dibatasi
58 Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59 Bab 58. Menantang
60 Pengumuman
61 Bab 59. Sebuah Janji
62 Bab 60. Pinjam Seratus
63 Bab 61. Tidak Usah Peduli
64 Bab 62. Hari Wisuda
65 Bab 63. Hari Wisuda 2
66 Bab 64. Tidak Bisa
67 Bab 65. Galau
68 Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69 Bab 66. Buat Aku Percaya
70 Bab 67. No (Child) More
71 Bab 68. Menemui Ansha
72 Bab 69. Dua Jenazah
73 Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74 Pengumuman
75 Bab 71. Ikhlas
76 Bab 72. Nyaris Sempurna
77 Bab 73. Co-Assistant
78 Bab 74. Hamil
79 Bab 75. Kejutan
80 Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81 Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82 Bab 78. Pilih Satu
83 Bab 79. Sagita
84 Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85 Bab 81. Pagi yang Indah
86 Bab 82. Pelaku Tertangkap
87 Bab 83. Insecure
88 Bab 84. Baby Boy
89 Bab 85. Aqiqah
90 Dari Author
91 Epilog
92 GIMME YOUR LOVE
93 Promosi : Sebatas Rumah Singgah
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3
Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4
Bab 3. Si Paling Repot
5
Bab 4. Sang Pawang
6
Bab 5. Satu Tujuan
7
Bab 6. Yang Dibutuhkan
8
Bab 7. Menikah
9
Bab 8. Pasca Menikah
10
Bab 9. Kehilangan
11
Bab 10. Pria Merana
12
Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13
Bab 12. Memulai
14
Bab 13. Mengusir Ranti
15
Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16
Bab 15. Kesabaran Teruji
17
Bab 16. Sosok yang Berbeda
18
Bab 17. Win Win Solution
19
Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20
Bab 19. Tiada Yang Salah
21
Bab 20. Tamu Pria
22
Bab 21. Masih Ada Urusan
23
Bab 22. Merawat Luka
24
Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25
Bab 24. Buku Harian Amelia
26
Bab 25. Tergantikan
27
Bab 26. Salah Nama
28
Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29
Bab 28. Lancang
30
Bab 29. Mengadu
31
Bab 30. Pergi
32
Bab 31. Biar Merasakan
33
Bab 32. Bukan Pengasuh
34
Bab 33. Nyaman
35
Bab 34. Pesona Anindya
36
Bab 35. ACC
37
Bab 36. Circle
38
Bab 37. Viral
39
Bab 38. Ada Apa Dengannya
40
Bab 39. Menyerah
41
Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42
Bab 41. Merakit Ulang
43
Bab 42. Hari Baru
44
Bab 43. Karina
45
Bab 44. Memulai
46
Bab 45. Bukan Sekarang
47
Bab 46. Melepas Pergi
48
Bab 47. Tamu Tak Diundang
49
Bab 48. Ansha yang Malang
50
Bab 49. Jangan Pergi
51
Bab 50. Mereka Lebih Penting
52
Bab 51. Ujian
53
Bab 52. Tidak Marah
54
Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55
Bab 54. Dia Pelakunya
56
Bab 55. Ganjaran
57
Bab 56. Dibatasi
58
Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59
Bab 58. Menantang
60
Pengumuman
61
Bab 59. Sebuah Janji
62
Bab 60. Pinjam Seratus
63
Bab 61. Tidak Usah Peduli
64
Bab 62. Hari Wisuda
65
Bab 63. Hari Wisuda 2
66
Bab 64. Tidak Bisa
67
Bab 65. Galau
68
Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69
Bab 66. Buat Aku Percaya
70
Bab 67. No (Child) More
71
Bab 68. Menemui Ansha
72
Bab 69. Dua Jenazah
73
Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74
Pengumuman
75
Bab 71. Ikhlas
76
Bab 72. Nyaris Sempurna
77
Bab 73. Co-Assistant
78
Bab 74. Hamil
79
Bab 75. Kejutan
80
Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81
Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82
Bab 78. Pilih Satu
83
Bab 79. Sagita
84
Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85
Bab 81. Pagi yang Indah
86
Bab 82. Pelaku Tertangkap
87
Bab 83. Insecure
88
Bab 84. Baby Boy
89
Bab 85. Aqiqah
90
Dari Author
91
Epilog
92
GIMME YOUR LOVE
93
Promosi : Sebatas Rumah Singgah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!