Bab 15. Kesabaran Teruji

Beberapa hari setelah kepergian Ranti, kedua orang itu bertindak semakin seenaknya sendiri. Arsatya yang gila kerja bahkan tidak pernah dilihat oleh orang rumah kapan dia pulang dan kapan dia pergi ke tempat kerja karena dia akan pergi di waktu pagi buta dan kembali pada saat tengah malam tiba.

Sedangkan Anindya, wanita itu lebih banyak menghabiskan waktu di kamar bersama si kembar. Anindya sama sekali tidak keluar jika tidak ada kepentingan yang mendesak, semua aktivitas yang bisa dilakukan dengan mudah, dia bawa ke kamar si kembar.

Kali ini dia keluar karena ada kepentingan untuk meminta izin melakukan bimbingan minggu depan, harusnya itu bukan waktu yang mendadak untuk pergi. Satu minggu dari sekarang, berarti masih ada tujuh hari sebelumnya sehingga tidak ada alasan bagi seorang Arsatya melarangnya pergi.

“Bibi, Mas Satya ada di rumah?” tanya Anindya pada pembantu rumah itu.

Mungkin terdengar aneh, mereka sepasang suami istri yang berada di bawah atap yang sama tapi untuk mengetahui keberadaan satu sama lain, mereka bertanya pada orang lain.

“Nanti kabarkan jika sudah pulang ya, Bi,” pinta Anindya yang diiyakan oleh wanita yang sudah cukup tua itu.

Waktu menunjukkan pukul lewat tengah malam, tetapi Anindya belum juga mendapatkan kabar apapun dari bibi. Entah bibi yang lupa atau sudah tertidur atau memang pria itu belum pulang, pikir Anindya.

Dia memutuskan untuk mengeceknya sendiri keluar dari kamarnya. Namun, saat engsel pintu berhasil di buka dari dalam, di depan pintu sudah berdiri seorang pria yang tidak lain Arsatya yang masih berpakaian rapi dengan tas dan jas putihnya yang tersampir di pergelangan tangannya.

Keduanya sama-sama terkejut, “Mas baru pulang?” tanya Anindya mengenyahkan ekspresi kagetnya.

“Bagaimana anak-anak?” bukan jawaban yang didapat, melainkan pertanyaan balik yang Arsatya berikan.

“Mereka baik-baik saja, sudah tertidur,” jawab Anindya yang dibalas dengan anggukan sekali.

Lalu, apa yang terjadi? Pria itu tidak lantas masuk ke dalam atau melihat si kembar. Dia langsung memutar tubuhnya dan berjalan menjauh. Langkahnya sama sekali tidak bergairah.

“Mas Satya,” panggil Anindya yang mengejarnya dan meraih tangah pria itu.

Namun, Arsatya menghempaskan tangan Anindya dengan kasar dan cepat membuat wanita itu terkejut.

“Lepas, jangan sembarangan sentuh!” sentak Arsatya saat tanpa aba-aba Anindya meraih tangannya.

Tatapan wajah Anindya mengiba, heran, dan matanya mengerjap-erjap karena terkesiap dengan apa yang dilakukan Arsatya pada dirinya. Ini yang kedua kalinya dia terkejut dengan sikap Arsatya.

Tidak mau wanita di depannya berpikir buruk tentangnya, Arsatya berucap, “Maksudku, aku masih kotor,” kata Arsatya menjelaskan apa arti hempasan tangan itu.

Anindya tidak memperpanjang masalah,fakusnya hanya pada sebuah tujuan yang harus segera terselesaikan saat bertemu dengan Arsatya, “Bisa kita bicara?” tanya Anindya mengungkapkan tujuannya.

"Sebentar," imbuhnya untuk meyakinkan bahwa ini bukan perbincangan berat.

Seakan bukan menjadi tujan bersama. Tentu, ajakan Anindya mendapat penolakan, “Sudah malam, besok saja,”  ucap Arsatya dengan suara lirih karena harinya sudah membuatnya letih.

Pria itu tidak mengindahkan wanita yang tidak percaya pada penolakakan yang dia dapat, "Hanya berbicara sebentar apa tidak bisa?" tanya Anindya dalam hati melihat pemlik punggung tegap itu berlalau pergi.

“Besok kapan? Kalau Mas saja pergi pagi dan pulang malam seperti ini terus-menerus, kapan kita bisa bicara?” Anindya berbicara kenyataan. Sulit sekali bertemu dengan orang itu di waktu yang sewajarnya orang-orang bisa berbincang selain sudah melewati tengah malam.

“Mas sengaja pulang larut dan pergi pagi supaya kita tidak pernah bisa bertemu, kan?” tanya Anindya menduga.

Embusan napas terdengar dari Arsatya.

Tidak peduli ucapannya tidak digubris, tidak peduli kesekian kalinya dia merasa diabaikan, tidak peduli jika saat ini Arsatya akan masuk ke dalam kamarnya. Anindya tetap mengikuti langkahnya.

“Aku mau tidur, lelah.”

“Aku juga lelah menghadapi sikap Mas Satya yang selalu seperti ini. Kamu pikir, aku tidak lelah hanya sorang diri mengurus kedua bayi? Terlebih saat Mas mengusir Tante Ranti dari sini, aku semakin kesepian!” ujar Anindya di depan pintu kamar suaminya.

“Tidurlah, Nin,” ujarnay dnegan suara lemah dan berusaha tidak terbawa emosi dnegan kalimat bernada tinggi yang Aninyda ucapnya di hadapan.

“Nggak, aku ingin bicara dulu sama kamu!” tegas wanita itu menatap tanpa takut pria yang selama ini jarang sekali ditatap wajahnya sedekat itu.

“Apa katakan sekarang saja,” ucap Arsatya mengalah.

Merasa diberi kesempatan waktu untuk mulai berbincang, Anindya melemahkan tubuhnya yang semuala membusung siap melawan, “Aku akan pergi bimbingan,” cicit Anindya merendahkan nada bicaranya.

“Kapan?”

“Minggu depan,” jawab Anindya. Lagi-lagi tidak ada respons apapun selain dirinya yang yang kemudian meninggalkan Anindya begitu saja di depan pintu kamarnya, sedangkan dia masuk dan mengunci pintu itu dari dalam.

Merasa ada yang aneh, lantas Anidnya berdiri kebingungan setelah ditinggalkan tanpa kata. “Jadi, kesimpulannya, aku ini diizinkan pergi atau tidak?” monolognya mencari jawaban dari sikap Arsatya yang tidak memberikan kepastian. Sikapnya yang terlalu rumit ditebak, dan tidak mudah dipahami.

Ingin dia menggedor pintu itu dan bertanya sekali lagi apa inti dari perbincangan tadi, bolah pergi atau tidak? Tetapi, tubuhnya sudah sangat lelah untuk kemudian bersikap sabar pada pria yang selalu menguji kesabarannya.

Terpopuler

Comments

Misaza Sumiati

Misaza Sumiati

Satya itu mah bukan cinta ke Amelia, tapi merasa berdosa ke Amelia semasa hidupnya

2024-10-19

1

Kak Yuniah

Kak Yuniah

terlalu menyesali kematian Amelia jga ngk klu menyesal ya lihatlah ank2mu curahkan kasih sayang ke mereka,jgn kerja2 pergi pgi pulang mlm ngk ada gunanya jga menyesal,,udah nin bawa aja ank2nya pergi biar kapok,,laki2 terlalu egois

2024-01-20

2

Putri rahmaniah

Putri rahmaniah

pergi terus gapain minta izin SMA suami yang ga anggap sebagai istri nya.

2023-12-23

6

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3 Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4 Bab 3. Si Paling Repot
5 Bab 4. Sang Pawang
6 Bab 5. Satu Tujuan
7 Bab 6. Yang Dibutuhkan
8 Bab 7. Menikah
9 Bab 8. Pasca Menikah
10 Bab 9. Kehilangan
11 Bab 10. Pria Merana
12 Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13 Bab 12. Memulai
14 Bab 13. Mengusir Ranti
15 Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16 Bab 15. Kesabaran Teruji
17 Bab 16. Sosok yang Berbeda
18 Bab 17. Win Win Solution
19 Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20 Bab 19. Tiada Yang Salah
21 Bab 20. Tamu Pria
22 Bab 21. Masih Ada Urusan
23 Bab 22. Merawat Luka
24 Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25 Bab 24. Buku Harian Amelia
26 Bab 25. Tergantikan
27 Bab 26. Salah Nama
28 Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29 Bab 28. Lancang
30 Bab 29. Mengadu
31 Bab 30. Pergi
32 Bab 31. Biar Merasakan
33 Bab 32. Bukan Pengasuh
34 Bab 33. Nyaman
35 Bab 34. Pesona Anindya
36 Bab 35. ACC
37 Bab 36. Circle
38 Bab 37. Viral
39 Bab 38. Ada Apa Dengannya
40 Bab 39. Menyerah
41 Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42 Bab 41. Merakit Ulang
43 Bab 42. Hari Baru
44 Bab 43. Karina
45 Bab 44. Memulai
46 Bab 45. Bukan Sekarang
47 Bab 46. Melepas Pergi
48 Bab 47. Tamu Tak Diundang
49 Bab 48. Ansha yang Malang
50 Bab 49. Jangan Pergi
51 Bab 50. Mereka Lebih Penting
52 Bab 51. Ujian
53 Bab 52. Tidak Marah
54 Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55 Bab 54. Dia Pelakunya
56 Bab 55. Ganjaran
57 Bab 56. Dibatasi
58 Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59 Bab 58. Menantang
60 Pengumuman
61 Bab 59. Sebuah Janji
62 Bab 60. Pinjam Seratus
63 Bab 61. Tidak Usah Peduli
64 Bab 62. Hari Wisuda
65 Bab 63. Hari Wisuda 2
66 Bab 64. Tidak Bisa
67 Bab 65. Galau
68 Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69 Bab 66. Buat Aku Percaya
70 Bab 67. No (Child) More
71 Bab 68. Menemui Ansha
72 Bab 69. Dua Jenazah
73 Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74 Pengumuman
75 Bab 71. Ikhlas
76 Bab 72. Nyaris Sempurna
77 Bab 73. Co-Assistant
78 Bab 74. Hamil
79 Bab 75. Kejutan
80 Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81 Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82 Bab 78. Pilih Satu
83 Bab 79. Sagita
84 Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85 Bab 81. Pagi yang Indah
86 Bab 82. Pelaku Tertangkap
87 Bab 83. Insecure
88 Bab 84. Baby Boy
89 Bab 85. Aqiqah
90 Dari Author
91 Epilog
92 GIMME YOUR LOVE
93 Promosi : Sebatas Rumah Singgah
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1. Saat Takdir Berbicara
3
Bab 2. Menyusui Pertama Kali
4
Bab 3. Si Paling Repot
5
Bab 4. Sang Pawang
6
Bab 5. Satu Tujuan
7
Bab 6. Yang Dibutuhkan
8
Bab 7. Menikah
9
Bab 8. Pasca Menikah
10
Bab 9. Kehilangan
11
Bab 10. Pria Merana
12
Bab 11. Tak Sengaja Diingatkan
13
Bab 12. Memulai
14
Bab 13. Mengusir Ranti
15
Bab 14. Keadaan Telah Mengubahnya
16
Bab 15. Kesabaran Teruji
17
Bab 16. Sosok yang Berbeda
18
Bab 17. Win Win Solution
19
Bab 18. Tak Semenakutkan Itu
20
Bab 19. Tiada Yang Salah
21
Bab 20. Tamu Pria
22
Bab 21. Masih Ada Urusan
23
Bab 22. Merawat Luka
24
Bab 23. Misteri Sup Sus Anti
25
Bab 24. Buku Harian Amelia
26
Bab 25. Tergantikan
27
Bab 26. Salah Nama
28
Bab 27. [Flash Back] Suara Hati Arsatya
29
Bab 28. Lancang
30
Bab 29. Mengadu
31
Bab 30. Pergi
32
Bab 31. Biar Merasakan
33
Bab 32. Bukan Pengasuh
34
Bab 33. Nyaman
35
Bab 34. Pesona Anindya
36
Bab 35. ACC
37
Bab 36. Circle
38
Bab 37. Viral
39
Bab 38. Ada Apa Dengannya
40
Bab 39. Menyerah
41
Bab 40. Siapa Aku Di Hidupmu
42
Bab 41. Merakit Ulang
43
Bab 42. Hari Baru
44
Bab 43. Karina
45
Bab 44. Memulai
46
Bab 45. Bukan Sekarang
47
Bab 46. Melepas Pergi
48
Bab 47. Tamu Tak Diundang
49
Bab 48. Ansha yang Malang
50
Bab 49. Jangan Pergi
51
Bab 50. Mereka Lebih Penting
52
Bab 51. Ujian
53
Bab 52. Tidak Marah
54
Bab 53. Dunia (Belum) Hancur
55
Bab 54. Dia Pelakunya
56
Bab 55. Ganjaran
57
Bab 56. Dibatasi
58
Bab 57. Tidak Perlu Tahu
59
Bab 58. Menantang
60
Pengumuman
61
Bab 59. Sebuah Janji
62
Bab 60. Pinjam Seratus
63
Bab 61. Tidak Usah Peduli
64
Bab 62. Hari Wisuda
65
Bab 63. Hari Wisuda 2
66
Bab 64. Tidak Bisa
67
Bab 65. Galau
68
Promosi : Jadikan Aku Satu-Satunya
69
Bab 66. Buat Aku Percaya
70
Bab 67. No (Child) More
71
Bab 68. Menemui Ansha
72
Bab 69. Dua Jenazah
73
Bab 70. Apalagi Lagi yang Akan Diambil
74
Pengumuman
75
Bab 71. Ikhlas
76
Bab 72. Nyaris Sempurna
77
Bab 73. Co-Assistant
78
Bab 74. Hamil
79
Bab 75. Kejutan
80
Bab 76. Ingatkah Janji Itu
81
Bab 77. Biarkan Kami Hidup
82
Bab 78. Pilih Satu
83
Bab 79. Sagita
84
Bab 80. Beri Satu Kesempatan
85
Bab 81. Pagi yang Indah
86
Bab 82. Pelaku Tertangkap
87
Bab 83. Insecure
88
Bab 84. Baby Boy
89
Bab 85. Aqiqah
90
Dari Author
91
Epilog
92
GIMME YOUR LOVE
93
Promosi : Sebatas Rumah Singgah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!