Berita adanya bayi yang diyakinkan anak Max sungguh penggeparkan keluarga Giotto, bahkan Roger sampai menelfon Geraldo, Christian, Alston, Max hingga Edrea berpuluh puluh kali.
Max juga sudah mencari keberadaan ibu Bayinya, tapi nihil tidak dapat membuahkan hasil yang dikehendaki, seperti dia harus bersabar terlebih dahulu.
Edrea jadi kesal sendiri, masalahnya Omnya itu menelfon terus mengatakan 'apakah benar? Apakah itu anak max? Edrea selalu menjawab iya.
setelah panggilan terputus, Roger malah menelfon kembali dan menanyakan hal yang sama, itu yang membuat Edrea kesal bukan main, jadinya dia tidak mengangkat telfon dari Roger lagi, dia capek.
"Om lo nih, berisik." Christian melempar Handphonenya kepada Max, terlihat jelas disana nama pemanggil yaitu Roger.
Sejak di kampus tadi, handphonenya terus berbunyi karena di telfon Roger, Christian kesal dan mematikan data handphonenya, tetapi habis itu malah Alston lagi yang diterror.
Max menatap malas telfon itu, dia juga diterror! Bahkan telfon dari Roger tidak dia angkat, karena menurutnya jika diangkat, maka ceramah tidak akan berhenti tujuh hari tujuh malam.
"Kenapa gak datang aja? Om Roger juga telfon gue bang.'' jawab Max.
"Om Roger lagi diluar kota sama Tante Karina, makanya dia telfon terus." Jelas Christian pada Max.
Pantas saja, karena tidak bisa memarahi panjang lebar secara langsung, makanya Roger menelfon puluhan kali kepada mereka semua.
"Theo mana?" Tanya Christian.
Ya, Theodore Oscar Giotto. Adalah nama dari anak tunggal Max yang sekarang berumur satu bulan.
Seminggu lalu, Max sudah melakukan tes DNA, hasilnya 99.9% cocok, tidak bisa diragukan lagi. Itu adalah memang anak Max, anak kandungnya.
Kebencian Max pada anak itu juga berkurang, seiring berjalannya waktu dan Max tidak ingin terus diamuk Edrea karena membenci anaknya.
"Sama Edrea, ambil theo deh bang. Gue mau nugas dulu, Edrea dari siang jagain dia."
Tugas yang diberikan Dosen sangat banyak, jadi dia menyelesaikan tugas itu yang sayang nya sampai sore tidak selesai-selesai.
"Ok."
Christian bergegas kekamar Edrea, benar saja. Saat pintu dibuka, terlihat lah Edrea berada dibalkon dengan baby Theo.
Theo menampilkan tawa manisnya saat Edrea mengajaknya bercanda.
"Rea." Christian mendekat, diapun duduk berhadapan dengan Edrea di balkon kamar Edrea.
Edrea mendongak, menatap kakaknya yang sudah berada didepannya "bang, kenapa?"
"Makan dulu sana, biar Theo sama abang." Tawar Christian.
Edrea terdiam sejenak.
"Makan Rea, Theo mau aja sama abang." Bujuk Christian sekali lagi.
"Iya iya, nih.'' Edrea mengerahkan Theo secara hati-hati kepada Christian.
Christian menerimanya dengan pelan.
Seketika raut wajah baby Theo yang senyum tadi menghilang digantikan dengan wajah dinginnya.
Baby Theo hanya ingin Edrea yang bersamanya, karena bersama Edrea Theodore merasa nyaman.
Christian menyadari perubahan itu dia bergumam kecil "alah lo gak usah deh kayak bapak lo itu, wujud bapak lo satu saja udah mabuk kepalang ngurusin, apalagi tambah lo yang warisin kelakuan dia." Gumam Christian panjang lebar.
Bukannya kembali ceria, baby Theo malah wajahnya semakin masam saat mendengar ucapan Christian, seperti dia tahu bahwa omnya sekarang sedang memaki ayahnya.
Christian yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, lalu dia mengantar Baby Theo untuk tidur di kasur ranjangnya sendiri.
Saat Edrea sampai di meja makan, Edrea melihat Alston yang juga sedang makan sendirian di meja makan.
Alston yang melihat Edrea segera berucap "ambil piring dan makan bersama." Ujarnya.
Edrea hanya mengangguk, lekas dia mengambil piring, lalu mengambil nasi dan meletakkannya di piringnya.
Edrea kembali kemeja makan dan dia duduk berhadapan dengan Alston kakaknya.
Edrea mengambil lauk yang ada dan mulai memakannya.
Keadaan hening, tidak ada pembicaraan.
Edrea hanya pastah saat Alston dengan tiba-tiba menaruh hampir separo sayuran di piringnya, ingin protes tapi Edrea tahu Alston tidak suka ada yang berbicara saat makan.
Selesai makan Edrea segera melasungkan protes "dikit aja bang nanti sayurnya, pegel mulut buat ngehabisin." Keluh kesah Edrea.
Sudah capek ngnyah, cape neguk pula supaya gak dimuntahin.
Alston tidak mengiyakan "Lama-lama kamu akan terbiasa, demi kesehatan kamu sekarang." Jawabnya.
"Rea, besok kamu yakin ingin sekolah?" Tanya Alston dengan serius.
Walaupun si tiga serangkai bangkai tidak ada lagi, tapi rasanya Alston tidak akan percaya lagi dengan keamanan Sekolah itu.
Ingin memindah Edrea tapi kemana? Sekolah ini sudah yang paling bagus, sekolah sekolah lain jauh dibawah.
Sebenarnya ada yang sama bagusnya, cuman itu diluar kota, Alston mana mau adiknya sekolah jauh jauh meninggalkan saudaranya disini.
"Iya, udah lama juga gak masuk gak enak." Jawab Edrea pada Alston.
"Hm..ok, tapi kalo kamu pusing atau sakit langsung telfon abang atau Christian, kami akan segera datang, jangan menyembunyikan apapun dari kami." Jelas Alston panjang lebar.
Alston dikenal sebagai orang irit bicara, dia akan berbicara jika dianggap itu penting atau sangat lah penting.
"Iya gak akan." Kata Edrea.
•••
Hari yang ditunggu-tunggu Edrea akhirnya tiba, dia hari ini masuk sekolah untuk sekian lamanya mendekam didalam Mansion.
Baby Theo sudah didandani setampan rupa oleh Baby sitternya.
Menjelang Edrea sekolah, Geraldo memutuskan mempekerjakan Baby Sitter untuk cucunya itu.
Walaupun Geraldo saat tahu sangat marah, bahkan hampir hilang kendali, tapi ujung ujung ya dia akan menerima bayi itu didalam keluarganya.
Brum....
Mobil Sport memasuki pekerangan Mansion, tidak salah lagi itu adalah Javier.
Setelah Javier sampai, Edrea langsung berpamitan kepada Geraldo, Christian, Alston, Max dan baby Theo yang wajahnya sudah mewek.
Edrea melambaikan tangannya dan dia dan Javier segera pergi menuju kesekolah.
"Nanti gue bareng supir aja pulangnya.'' ucap Edrea yang masih dalam perjalanan menuju sekolah.
Javier menoleh sebentar, lalu tatapnnya kembali fokus kejalan Raya.
"Gak ada, lo sama gue." Tolak Javier, prinsipnya jika dia yang menjemput, dia juga yang mengantar pulang.
"Gue tau kali lo ada acara nanti sore sama pacar lo itu—"
"Udah putus"
"What?!" Kaget Edrea.
"Ya, gue udah tau gimana hati busuknya, ngapain gue pertahankan?" Curhat Javier.
Waktu Edrea dibawa ke rumah sakit darurat, Pacar Javier tidak perduli dan malah menyuruh Javier untuk mengantar jemputnya.
Javier yang tidak mau dibuat bodoh oleh cinta segera mengakhiri hubungan itu.
"Ouh, bisa juga lo sadar." Sinis Edrea.
"Ya bisa lah, makanya lo kalo gue bilang jangan ya jangan, putus ya putus.'' sindir Javier pada Edrea.
Edrea menahan kesal setengah mati " Apaan itu itu mulu dibahas, melenceng." Sentaknya.
Javier hanya tersenyum bangga "alasan lo itu mah" Jawabannya sambil tertawa pelan.
Keduanya kini sudah tiba di sekolah, banyak pasang mata yang melihat kearah mereka berdua.
Tak Lama kemudian, Mikael dan Gea menghampiri Edrea dan memeluknya erat.
"REA KANGEN BANGET GUE SAMA LOUH" Haru Gea saat melihat Edrea kembali bersekolah.
Mikael juga ingin Join pelukan, tapi mata Javier mengatasinya, jadinya dia tunda deh salamannya itu.
"Gue juga, jahat banget kalian gak tengoking gue."
"Yah lo mah kayak gak tau aja, mending sudah SD la sadar diri gue." Lesu Gea pada Edrea.
"Hahaha.. Eh Javier lo ke kelas aja duluan, gue bareng Gea sama Mikael.'' usul Edrea.
Javier mengangguk " Oke, dan bilangin keketua kelas lo, makasih buahnya." Ujar Javier.
Gea dan Mikael mengerut bingung, buah apaan emang???
Ekspresi wajah Mikael dan Ges sontak tertangkap dimata Javier.
Edrea segera melotot kepada keduanya, keduanya langsung paham bahwa Edrea meminta bantuan kepada mereka berdua untuk berbohong.
"Oh itu gue ingat, Sorry ga bisa datang, soalnya katanya gak boleh banyak banyak." Alasan Mikael.
Javier terdiam sebentar, melirik Edrea sebentar lalu dia mengangguk sebagai arti paham
"Ok." Hanya itu yang Javier katakan, lalu dia berlalu pergi berjalan menuju kelasnya sendiri.
Setelah kepergian Javier, Mikael dan Gea spontan mendekat kepada Edrea.
"Ngapa woi sepupu lo?" Tanya Gea penasaran.
"Udahh, ceritanya panjang, dikelas aja nanti." Ucap Edrea, dia juga harus mengklarifikasi atau mengarahkan bagaimana taktik jika diinterogasi antara Javier dan Jason.
Mereka bertiga langsung berbegas pergi kekelas mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Dyah Ayu
🤣🤣🤣
2023-12-26
0