18

Edrea, Christian, Alston dan Max sudah berkumpul kembali di ruang tamu.

Berhubung Baby Boy nya sudah tertidur pulas, jadi Edrea menaruhnya di kamar dia sementara dulu, kalau di kamar Max takut di buang tiba-tiba. Kan bahaya.

Alston berdiri, rasanya dia tidak bisa untuk sekedar duduk tenang di sofa, pikirannya menolak untuk bersabar.

Christian dari tadi menatap Max serasa ingin mencekiknya sekarang juga.

Sepuluh menit lalu, Max sudah menceritakan semuanya dan memohon maaf kepada Christian dan Alston, tapi sampai sekarang Max belum mendengar ucapan sepatah pun dari kedua kakaknya itu.

Max sungguh gugup, takut bercampur menjadi satu didalam pikirannya, bagaimana nanti dia menjalani hidup?

"Gue minta lo cari ibunya, bawa kesini." Tekan Alston pada Max yang sedari tadi menundukkan wajahnya.

Max mendongakkan wajahnya menatap Alston "iya kalo mau."

"Harus mau!" Geram Christian menatap Max nyalang.

"Iya." Jawab Max lagi, dia tidak ingin menambah kemarahan Christian padanya sekarang.

Edrea hanya menyaksikan mereka yang saling menekan.

"Bang, kalo papa tau gimana? " Tanya Edrea pada abangnya Christian dan Alston.

Christian menoleh "gak tau, suruh aja urus sendiri sana." Lirik Christian sekilas pada Max.

"Sekarang lo harus rawat anak lo sendiri." Tekan Alston.

"Dan Rea, bantu sedikit saja. Sisanya suruh Max buat belajar." Peringat Alston pada Edrea.

Karena se penglihatan Alston, yang dari tadi mengurusi anak Max adalah Edrea, mulai dari dikasih susu formula, Edrea juga yang menggendong, menenangkan saat menangis dan membuat anak Max tertidur, semua Edrea yang melakukan.

Max dari tadi hanya diam, Alston tidak ingin Max menjadi acuh pada anaknya sendiri, karena disini bukan salah anaknya lah.

"Oke, nanti aku bakal ajarin bang Max." Jawab Edrea.

Brum.. Brum... 

Suara mobil terdengar memasuki pekarangan Mansion dengan kecepatan sedang.

Tidak salah lagi kalau itu adalah mobil yang ditumpangi Geraldo untuk ke perusahaan.

Christian segera melirik kearah Edrea "Rea, kamu temani dulu bayinya dikamar, biar kami yang disini bicara sama Papa."

Edrea mengangguk paham "Oke" Dia segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya untuk menemani Baby boy tidur.

Menutup pintu kamar dengan perlahan, agar tidur bayinya tidak terusik, Edrea perlahan mendekat dan duduk ditepi kasur melihat kearah Bayi yang sedang tertidur pulas.

Senyum di bibirnya tidak bisa dia tahan, "aku jadi Aunty? Siapa sangka.'' ucapnya pada dirinya sendiri.

Edrea mengelus pelan wajah bayi itu yang masih saja tertidur walaupun Edrea sentuh kulitnya.

Bayi ini sangat atau benar-benar mirip dengan Max, dari segi manapun dia akan seperti wajah Max seratus persen no debat.

"Ayo kita tidur dengan benar." Edrea mengangkat perlahan tubuh bayi mungil itu menuju ranjang tidur bayi yang sudah dia pesan.

Sementara ranjang tidur itu sangat senderhana, karena ini kepepet. Kalo ada waktu luang pasti Edrea akan belanja sepuas-puasnya.

Setelah selesai memindahkan bayi mungil tersebut, Edrea juga merebahkan dirinya di kasur miliknya.

Drt... Drt.. 

Telfon berbunyi di handphonenya yang berada di meja tepat samping tempat tidur.

Segera Edrea merongah handphone tersebut.

Ternyata yang menelfon adalah Javier, langsung saja Edrea mengangkat panggilan itu.

"Apa Jav?" Tanya Edrea ramah.

Suasanya hatinya saat tahu sudah menjadi Aunty sangat membuatnya senang dan sedang mood meladeni orang.

Javier ditelfon terdiam sebentar, mungkin dia cukup heran dengan nada suara Edrea yang tidak seperti biasanya.

"Untuk hari ini tadi di kelas lo cuma ada tugas ngerangkum, dan buat materi hari ini gue kirim lewat chat." Ujar Javier.

Ya, setelah pulang dari rumah sakit dan diistirahatkan, Javier menjadi orang pengingfo tentang kegiatan dan tugas tugas yang ada dikelas Edrea.

Mudah saja dia dapatkan, karena Daniel satu kelas jadi dia tinggal menunggu penjelasan Daniel.

"Oh Oke deh, makasih ya Javier, nanti gue buatin pancake khusus." Jawab Edrea dengan senang hati.

Lagi lagi Javier dibuat terdiam di dalam telfon genggam itu.

"Rea, kenapa? Ada sesuatu?" Akhirnya Javier memutuskan untuk bertanya, dia juga penasaran ada hal apa yang membuat Edrea senang Malam malam begini, biasanya kalo sudah malam dia akan berubah jadi galak. Tapi ini?

"Ada deh, kepo aja lo." Ledek Edrea di telfon.

"Alah, cepetan apaan, ada yang datang emang?" Bujuk Javier pada Edrea. Dia jadi tidak sabaran mendengar jawaban dari Edrea.

Edrea tersenyum lebar "iya ada." Jawabnya.

"Hah siapa? Ngapain? Cowok?" Tanya Javier beruntung pada Edrea, bahkan nadanya seperti orang ngerap.

"Iya cowok hahahhaa..." Di akhir kalimat, Edrea tertawa puas.

Lalu dia spontan menutup mulutnya segera, dia lupa kalo ada bayi di ruangannya.

"Heh! Yang bener lo Rea! " Javier menjadi seperti ibu ibu rempong.

"Udah paling bener, nanti besok juga lo bakal tau."

"Paling gak direstui sama abang lo. " Ledek balik Javier.

"Mimpi Jav, orang semuanya sayang kok sama dia. Lo juga nanti bakal sayang." Rayu Edrea sambil tertawa cengengesan.

"Ngaco, ngapain gue suka. Gue masih lurus. " Protes Javier tidak Terima.

"Iye dah, bahy gue mau tidur!"

Tutt...

Telfon dimatikan oleh Edrea secara sepihak.

Dia meletakkan handphonenya kembali di meja laku berbaring di kasurnya dengan nyaman.

Dan dia segera masuk kealam mimpinya

•••

Keesokan paginya, Javier datang kekediaman Edrea dengan baju seragam sekolahnya.

Sebelum benar-benar berangkat ke sekolah dia harus menemui Edrea terlebih dahulu, dia sangat penasaran laki-laki seperti apa yang sampai sampai Christian, Alston dan Max tidak mengamuk? Dia malam tadi penasaran luar biasa.

"Loh Javier, ngapain?" Tanya Christian yang sedang meminum teh diruang keluarga, tentunya sambil menonton TV.

"Bang, kata Edrea ada tamu cowok. Itu siapa? Abang gak marah?" Tanya Javier beruntun sambil dia mendudukkan bokongnya di sofa yang bersebelahan dengan Christian.

Christian hampir menyemburkan tehnya kewajah Javier, untung saja dapat dia tahan dengan cepat.

Pasti Edrea sedang mengerjai Javier, batin si Christian.

Lalu Christian menatap Javier "iya ada, ngapain juga gue marah?" Tanya Christian lagi. Toh buat apa dia marah marah sama bayi? Gak manusiawi banget.

Muka Javier seketika mengerut, memikirkan sesuatu hal "beneran bang? Gak bohong kan lo bang?" Tanyanya lagi memastikan, memastikan kupingnya tidak salah dengar.

"Iyelah, tuh tamunya ada di taman belakang, lagi berjemur sama Edrea dan Max."

"What?!" Javier langsung berdiri dari duduknya.

"Liat aja sana lo.'' suruh Christian.

Tanpa menunggu lama, Javier bergegas pergi ke taman belakang dengan kekuatan supernya, hanya membutuhkan waktu satu menit dia sudah sampai di taman belakang dengan kondisi nafas ngos ngosan.

Javier memandang sekeliling taman belakang dengan penuh ketelitian, sampai dimana dia menemukan Edrea dan Max yang membelakangi didinya.

Dilihat lihat, tidak ada orang lain lagi selain Max dan Edrea, lalu dimana cowok itu berada?

Dari pada Javier mati penasaran lebih baik dia susul Edrea yang sedang bersama dengan Max.

"Rea, kata lo ada tamu cow—HEH BAYI SIAPA INI?" Belum sempat Javier menyelesaikan kata katanya, di dibuat jantungan dengan Max yang sedang menggendong bayi ditangannya.

Edrea segera menutup mulut Javier dengan tangannya secara rapat rapat, takut membangunkan bayinya nanti repot lagi membuat dia berhenti menangis.

Max berdecak kesal, dia antara malu, pasrah dan kesal di waktu bersamaan, kenapa harus ada Javier ? Max bisa dihujat kalo begini caranya.

"Diem! Mulut lo kayak terompet." Edrea menarik pergelangan tangan Javier untuk menjaga jarak dengan Max yang sedang menggendong bayi, takut bayinya akan bangun.

"Rea gue.. Gue... " Javier jadi linglung, entah apa yang ada dipikirkanya.

"Bilang gue! Siapa yang hamilin lo dan kenapa lo bisa hamil padahal gak buncit?  Kapan lo lahiran kok gak ada? Lewat mana? Atau pas lo sekaligus operasi tangan lo Operasi melahir—"

"Apasih?! Itu bukan bayi gue, ya kali gue hamil sama siapa hah? Angin?" Kesal Edrea tiba-tiba.

Javier kembali terdiam, "terus? Lo pungut tuh anak?" Tanya Javier.

"Gak dong, gue jadi aunty karena ulah bang Max." Jawab Edrea senang dan hatinya berbunga bunga.

Javier menganga tidak percaya tentang apa yang dia dengar barusan, Aunty? Dari bang Max?

1 detik...

2 detik...

3 detik...

"Demi apa? Itu anak bang Max?" Tanya Javier tidak percaya, mulutnya bahkan masih terbuka lebar.

"Iyalah, jangn bilang dulu ke siapa siapa! Biar papa gue yang ngomong, kasian tuh bang Max mukanya kayak zombie dipukulin papa." Prihatin Edrea, dia melirik sebentar kearah Max yang diwajahnya terdapat banyak luka.

"Oke oke kalo itu gue bisa tapi... Kok bang Max?" Tanya Javier masih tidak percaya.

Edrea mengerut kesal "ya gimana gimana? Mang kenapa kalo  Bang Max? Gak cocok?"

"Bukan.. Gak nyangka aja sih gue, kali misal bang Jonathan ya gue gak kaget kaget amat, kaget dikit lah gak ngaruh." Jawab Javier pada Edrea.

"Terus gimana sesi pukulnya?" Tanya Javier lagi pada Edrea.

Dia juga penasaran dengan yang satu itu, apakah pukulan Geraldo dapat membuat Max K.O atau hanya sekedar pingsan.

"Gue nggak lihat, disuruh jaga bayi. Tapi pas lagi gue liat tuh muka bang Max bonyok parah, malah Ekspresi Papa jadi lebih cuek.'' jawab Edrea yang lumayan panjang, agar Javier dapat paham semua nya.

" Kena pukul lagi satu sabi lah.'' ucap Javier main-main.

"Heh! Gitu ya lo sekarang  sama abang gue, huss huss! Pergi sana." Kesal Edrea pada Javier.

"Eh.. Eh.. Gak gak, gue bercanda doang tadi, supaya kehidupan bang Max semakin berwarna." Sengaja Javier membuat suara lumayan nyaring agar didengar oleh Max.

Tentu saja Max mendengar semua itu telinganya menjadi panas "lo omongin gue hah? Kesal Max pada Javier yang hanya cengengesan.

" Gak tuh, yang ngerasa aja." Jawab Javier.

"Dahlah gue mau sekolah dulu, semangat sugar daddy.'' ledek Javier pada Max yang masih senantiasa menggendong bayi.

Awalnya dia menolak karena tidak bisa menggendong bayi, tapi karena dipaksa oleh Geraldo, Christian dan Alston, jadi Max terpaksa menuruti permintaan tuan rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!