15

Diruangan khusus tempat Jacob, ada Geraldo dan Roger juga disana.

Mereka membahas tentang tragedi yang terjadi pada Edrea.

Bukti-bukti sudah dikirimkan Javier pada Jacob, bahkan semua data diri keempat murid itu juga sudah dipegang oleh Jacob.

"Gue mau sekarang juga, tapi lo duluan sana yang kesekolah." Pintar Jacob pada Geraldo.

Pasalnya, ada lumayan banyak pekerjaan yang dia harus urus terlebih dahulu, jadi Jacob meminta agar Geraldo berdahulu datang kesekolah untuk membahas ini dengan kepala sekolah beserta orang tua murid yang lainnya.

Geraldo mengangguk "ya, habis ini langsung kesana."

"Ikut!" Semangat Roger, dia juga ingin melihat secara langsung bagaimana rupa-rupa orang tua yang tidak bisa mendidik anak-anak mereka dengan benar.

Jacob menyetujui saja, toh tidak merugikan juga membawa Roger bersama Geraldo.

"Sana udah, gue mau kekantor dulu.'' Jacob berdiri dari duduknya dan memakai jas yang bergantung di lemari.

Keduanya mengangguk paham dan segera bergegas pergi ke rumah sakit.

"Nih lo aja yang nyetir" Roger menyerahkan kunci mobilnya pada Geraldo.

Geraldo melirik sebentar kearah Roger, malas berdebat jadi dia langsung ambil saja kunci itu dari tangan Roger.

Mobil mewah itu melaju dengan cepat membelah jalan raya.

••

Di ruang rawat inap Edrea masih penasaran, kenapa papanya dan om yang lain tidak kunjung muncul lagi?

Yang lain sedang berbincang Masing-masing, sedangkan Edrea ditemani oleh Christian, sementara Alston dia harus kekampus dulu karena ada yang harus dia urus.

"Bang, kok mereka gak muncul muncul?" Tanya Edrea pada Christian.

Christian menoleh kearah Edrea ''kan orang dewasa dek, biasalah." Jawab Christian seadanya.

Tapi Edrea merasa bukan pekerjaan yang sedang papanya urus.

"Gak yakin." Ucap Edrea pelan tapi masih bisa didengar oleh Christian.

Christian hanya tersenyum tipis "udah deh, mau jalan-jalan sekitar sini gak?" Tawarnya agar mengalihkan pikiran Edrea.

Edrea mengangguk "boleh, yang ke taman baru tapi."

Christian menyetujui "siap."

Christian ingin mengambil kursi roda tapi ditahan oleh Edrea "gak usah, jalan aja." Pintanya.

"Gak, Rea."

"Bang, aku pengen jalan.'' ucapnya lagi.

Christian menghela nafasnya dalam, " Baiklah."

Christian membantu Edrea turun dari brankar "gak usah dipegangin kali bang, yang luka kan tangan bukan kaki.'' protes Edrea.

"Gak, kalo kamu gak nurut gak jadi Jalan-jalannya."

Mau tak mau Edrea menyetujui.

"Woi kemana nih?" Timpal Jonathan menghampiri mereka berdua.

"Gak ada, balik sana!" Usir Christian.

Jonathan mendelik tak suka pada Christian "gue ikut!"

Christian menatap kesal kearah Jonathan, tanpa kata lagi dia dan Edrea keluar dari ruangan.

"Wuuu kemana tuh kalian.'' serbu Max dan Javier.

Wajah Christian sudah terlihat masam " Gak usah banyak komen!"

Jangan tanyakan Jason dimana, karena dia sedang tidur disofa dengan nyenyak.

"Ikut boleh, tapi harus jaga jarak 15 meter!" Sela Jonathan.

Max menatap Jonathan penuh dengan permusuhan "ogah." Jawabnya.

"yee lo dibilangin, gak boleh banyak banyak yang ikut tau.'' protes Jonathan.

"Berarti abang tinggal juga disini" Jawab Javier.

Jonathan menggeleng kuat "gue termasuk kandidat yang boleh ikut.'' percaya dirinya.

"Alah-alah bohong! Huu."

"Napa sih? Gak percaya? Tanya aja sama—"

Jonathan ingin minta pendapat pada Christian, tapi sayangnya Christian tidak ada lagi bersama Edrea.

Menelisik jauh kedepan, ternyata Christian dan Edrea berjalan duluan meninggalkan mereka semua.

Jonathan berdecak kesal dia berbalik berniat ingin memarahi Max dan Javier "semua gara gara kalian—"

Ternyata Max dan Javier juga tidak ada lagi.

Mencoba mencari.

Ternyata Max dan Javier mencari jalan pintas dan berlari mengejar Christian dan Edrea.

"Sialan kalian, awas saja.'' geram Jonathan yang merasa ditinggalkan oleh sendirian.

Dia segera berlari juga ingin menyusul Christian bersama Edrea, dia berlari sangat kencang agar tidak kalah start dengan Max dan Javier.

Sayangnya walau dia berlari secepat mungkin, ternyata Javier yang duluan sampai dan bisa duduk bersebelahan dengan Edrea.

"Curang! Gue duluan yang nyamperin diruangan tadi" Protes Jonathan tidak Terima.

Edrea menoleh "abang kenapa juga harus adu argumen sama bang Max dan Javier, buang-buang waktu padahal."

Javier menjulurkan lidahnya mengejek Jonathan, karena baru kali ini dia menang dari Jonathan "udah Rea bang Nathan emang gitu.'"

Jonathan menatap Javier, mata Jonathan mengartikan bahwa nanti akan ada hari pembalasan.

Memang susah tom and Jerry jika disatukan.

••

Sesampainya disekolah, tanpa basa-basi mereka segera masuk kekantor guru.

"Dimana kepala sekolah?" Tanya Geraldo.

Guru-guru sontak berdiri dari duduk mereka masing-masing.

Mereka sudah menebak bahwa didepan mereka ini adalah ayah dari Edrea.

Kejadian Edrea tentu tidak lepas dari gosip-gosip diruang guru, banyak yang takut dan mereka mencoba mencek CCTV sekolah.

Sayangnga entah kenapa rekaman Edrea tidak ada, jadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Mari saya antar.'' salah satu guru menghampiri Geraldo dan Roger lalu dia menunjukkan jalan dimana ruangan kepala sekolah berada.

Sesampainya, guru itu juga membukakan pintu masuk ruang kepala sekolah untuk Geraldo dn Roger.

"Permisi pak, ada tamu." Ucap guru itu kepada Kepala sekolah.

Kepala sekolah mendongak, dia juga segera berdiri dan menyambut tamunya.

"Silahkan masuk.'' ucapnya dengan sopan.

Geraldo dan Roger memasuki ruangan kepala sekolah.

" Saya langsung saja, panggilkan murid dan kedua orang tua mereka." Geraldo menyerahkan semua berkas kepada kepala sekolah.

"Ingat, saya meminta tindakan anda terhadap murid yang anda didik disekolah ini." Tekan Geraldo pada kepala sekolah.

Kepala sekolah mengangguk kaku, dia segera menerima berkas berkas itu dan membacanya satu persatu.

Dia kagum melihat sebagaimana detailnya Geraldo memberikan informasi, padahal kepala sekolah sudah mencek CCTV disekitar sekolah saja dia tidak menemukan satupun bukti.

Rekaman CCTV ada yang sengaja menghapus, jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menunggu orang tua Edrea datang.

"Baiklah, saya akan memanggilkan mereka semua, beri waktu saya 5 menit.''

Kepala sekolah mulai menelfon satu persatu orang tua yang tertara di dalam kertas biodata.

Dan kepala sekolah juga memanggil keempat murid didiknya untuk berhadapan langsung dengan Geraldo.

Tidak lama kemudian, Farissa, Rea dan Dely memasuki ruangan kepala sekolah.

"Kenapa pak?" Tanya Farissa.

"Saya memanggil kalian untuk. Meminta penjelasan, mengapa kalian mengurung Edrea digudang?"

Seketika Rea dan Dely serempak menatap Farissa.

Pasalnya, setelah mengurung Edrea digudang, mereka bertiga bolos dan nongkrong di cafe. Tidak tahu bahwa kejadian ini akan tercium juga.

Rea dan Dely sempat bertanya pada Farissa, apakah aman? dijawab Farissa dengan seyakin yakinnya aman, jadi mereka bertiga santai saja.

"Kami gak ngurung si Edrea." Bela Farissa menolak jujur.

"Kamu jangan berbohong." Ucap kepala sekolah.

"Ngapain saya bohong?"

Roger geram sendiri melihat kelakuan Farissa.

"Kamu kira kami orang udik jadi gatau apa-apa? Kami punya bukti dan cepat singkirkan muka songongmu itu" Sela Roger.

"Om gak usah ikut campur deh! Main cerocos aja." Jawab Rea pada Roger.

Roger membulatkan matanya "bocah ingusan! Dengar, kalian bertiga yang mengurung Edrea, dan kau! Yang mengunci dengan tiga kayu besar." Tunjuk Roger pada Farissa.

Farissa menjadi diam tak berkutik, semua ucapan Roger membuatnya dapat menyimpulkan bahwa kedua orang itu benar-benar mempunyai bukti.

Tapi bagaimana bisa? Dia sudah memerintahkan bawahan papanya untuk menghapus semua bukti rekaman CCTV pas bagian Edrea

Geraldo tidak ingin ikut adu mulut, karena memaksa Anak-anak itu membongkar kejahatan mereka percuma, pasti saja selalu berbohong. Lebih baik langsung kepada orang tua mereka.

Tok! Tok!

"Silahkan masuk." Ucap Kepala sekolah.

Ada tiga wanita memasuki ruang kepala sekolah.

"Ma." Ucap Farissa, Rea dan Dely secara bersamaan.

Ya, ketiga masing-masing wanita itu adalah orang tua Farissa, Rea dan Dely.

Ibunya Farissa adalah Angelina, ibunya Rea adalah Celine dan ibunya Dely adalah Vanessa.

Angelina mendelik kearah Farissa "ada apa ini sebenarnya? Saya sibuk."

"Saya ingin memberitahu Anda bahwa anak anda telah berbuat tercela kepada kakak kelas mereka.'' ucap kepala sekolah.

Angelina mengerut tak suka " Masalah gitu doang harus panggil saya! Saya ini orang sibuk, banyak yang harus saya urus!" Omel Angelina.

"Sebutin nominalnya, saya bakal ganti rugi.'' ucap Angelina sombong.

Sementara Celine dan Vanessa hanya melihat kelakuan Angelina dengan diam, ingin bersuara tetapi tidak ada kesempatan.

"Potong tangan anak anda sebagai gantinya." Jawab Geraldo.

Angelina menoleh kearah atensi sumber suara.

Dia sampai tidak melihat lagi siapa-siapa saja yang ada di ruangan ini.

"Geraldo Giotto? Roger Giotto? Untuk apa anda kesini?" Suara Angelina tiba-tiba berubah yang tadinya galak menjadi lebih tenang.

Roger tersenyum sinis "untuk membahas hal tercela yang dilakukan anak anda pada keponakan saya! Edrea Giotto!" Tekan Roger pada Angelina.

Seketika pandangan Celine dan Vanessa memandang kearah anak mereka masing-masing dengan tatapan horror.

Rea dan Dely menjadi gugup, sebenarnya Edrea itu siapa? Sampai sampai akan serumit ini.

Angelina menjadi tercekat, tapi dia segera menormalkan ekspresinya "pak Geraldo dan pak Roger, ini hanya masalah anak remaja, jadi kita langsung selesaikan saja secara kekeluargaan"

Wajah Geraldo berubah drastis, terlihat raut marah tercetak jelas di wajahnya "saya tidak ingin basa-basi sampah seperti ini, anak saya trauma karena ini. Anda harus tegas terhadap anak anda sendiri!" Marahnya pada Angelina.

Tok! Tok!

"Masuk."

Pintu terbuka, terlihat lah Jacob disana.

Dia segera masuk dan berhadapan langsung dengan Angelina.

"Saya tidak sengaja mendengar pembicaraan anda yang seakan-akan menganggap keponakan saya tidak penting, saya ingin anda bertindak sepantasnya pada anak anda sendiri bagaimana hukuman yang bagus diterimanya."

"Atau tidak, saham perusahaan anda akan saya buat turun dan bangkrut." Tegas Jacob pada Angelina.

Angelina benar-benar terdiam seribu bahasa, bahkan Farissa juga menunduk.

Di hadapan ibunya adalah Jacob alias ayah Javier, biasa bisanya dia tidak tahu kalau Edrea adalah sepupu Javier.

Mau tak mau Angelina harus menyetujui itu, dia cukup terkejut saat tiba-tiba seorang Jacob Giotto berdiri di hadapannya.

Si raksasa bisnis.

"Baiklah baiklah, saya akan memperingati anak saya." Jawabnya.

Roger tertawa lucu melihat itu "bukan itu, saya ingin mereka bertiga dikeluarkan dari sekolah ini dengan tidak terhormat!" Tekan Roger.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!