Pagi sudah datang, kicauan burung yang bersahutan diudara terdengar hingga keruangan tempat Edrea dirawat.
Edrea merasa tidurnya terganggu karena ada cahaya yang tiba-tiba menerjang matanya.
Terpaksa dia membuka matanya dengan perlahan, mencoba bangun dari tidur panjangnya.
Saat membuka mata dia dikejutkan dengan seseorang yang berdiri di sampingnya sambil tersenyum manis kepada Edrea.
Dia adalah Tatiana, tantenya atau ibu dari Jonathan dan Jason.
"Pagi anak cantik." Tatiana kengecup singkat kening Edrea lalu membenarkan anak rambut yang menutupi sebagian wajah Edrea.
Edrea juga tersenyum melihat keberadaan Tatiana "pagi tante." Jawabnya pelan.
"Rea." Suara berat disebelah kirinya membuat Edrea segera menoleh.
Ternyata itu adalah Jacob, Edrea hampir lupa jika ada tantenya maka omnya juga ada.
"Pagi om." Sapa Edrea.
"Pagi sweetheart." Balas Jacob sambil menampilkan senyum sayangnya pada Edrea.
Jam 05.00 dini hari Jacob dan Tatiana datang langsung kerumah sakit tempat Edrea dirawat.
Habis dari bandara mereka langsung berangkat.
Sepanjang perjalanan Jacob dan Tatiana tidak tenang jika tidak melihat Edrea secara langsung.
Untuk Anak-anak mereka juga sudah aman, Mansion Geraldo terjamin, dan jika mereka bertemu Anak-anak mereka dulu, akan membuang waktu.
Bukannya peluk kasih sayang, Jonathan dan Jason malah sibuk dengan diri masing-masing, ya mungkin karena mereka berdua laki-laki dan sudah dewasa juga.
Tatiana membantu Edrea untuk duduk dan bersandar, dan Edrea meregangkan semua otot-ototnya, berada di brankar rumah sakit membuat badannya juga ikut sakit dan kaku.
Edrea melihat sekeliling, tidak ada yang lainnya kecuali Tatiana dan Jacob, dimana yang lain?
"Papa dimana om?" Tanya Edrea.
Edrea tahu malam tadi papanya sedang bekerja untuk lembur, tapi kenapa sampai pagi tidak keliatan?
Jacob menjawab "papamu dan yang lain lagi makan diluar, om suruh mereka makan."
Intinya saja, Jacob tidak mau diganggu kebersamaan dia dengan keponakannya, tidak mau medengar ocehan max dan protesan Christian dan sok bijak Geraldo.
Kalo Alston sebenarnya dia tidak masalah malah Alston pengertian, dia tanpa harus diteriaki dulu oleh Jacob sudah keluar duluan.
Edrea mengangguk paham. "Boleh aku jalan-jalan sekitar rumah sakit?" Pintanya.
Malam tadi Edrea ingin meminta kepada Alston untuk besok pagi dia ingin jalan-jalan sekitar rumah sakit karena merasa bosan jika diruangan terus menerus.
Tapi Alston melarangnya dengan alibi harus istirahat total, Christian dan Max mendukung Alston.
Jadilah dengan adanya Jacob, Edrea ingin menggunakan kesempatan ini untuk keluar dari ruangan keramat.
Jacob segera menyetujui "baik, om bakal ajak kamu keliling rumah sakit ini, ingat ya cuma sebentar saja. Karena jam 9 nanti kita pindah kerumah sakit om."
Edrea mengangguk, yang penting dia bisa bebas disini walau hanya beberapa menit saja.
Jika sudah berada dirumah sakit Giotto, pergerakannya tidak bisa bebas lagi, apa-apa pasti dipantau dan dia merasa banyak mata mengintip! Sungguh merepotkan.
Rumah sakit Giotto di bangun oleh mendiang kakek mereka Nichols, setelah kakek tiada, Jacob yang memegang rumah sakit itu. Geraldo dan Roger tidak bisa mengatur jalannya rumah sakit, jadi diserahkan pada Jacob.
"Tapi sebelum itu kamu cuci muka dulu sama sikat gigi dan makan okey.'' ucap Tatiana.
Edrea menyetujui saja, toh tidak ribet juga.
Tatiana membantunya dalam beraktivitas sampai makan pagi, Edrea hanya makan sedikit jadinya sesi makan berlangsung cepat.
Awalnya Edrea ingin mengajak makan bersama, tapi ternyata Tatiana dan Jacob sudah makan duluan.
Selesai makan mereka bertiga langsung memutuskan pergi berkeliling rumah sakit.
Tatiana mendorong kursi roda dan membawa Edrea ber jalan-jalan di sekitar rumah sakit untuk mencari udara segar di pagi hari.
"Tuan." Salah satu anak buah Jacob menghampiri mereka.
Mereka bersetelan jas lengkap hitam melekat dibadan mereka.
Jacob langsung menghampiri mereka berdua dengan jarak lebih dekat.
"Tunda sampai jam 9." Ucap Jacob sedikit berbisik agar tidak terdengar oleh Edrea.
Tadinya Jacob ingin memindahkan Edrea sekarang ke rumah sakit Giotto yang sudah disetujui oleh Geraldo dan yang lainnya, tapi karena Edrea ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan rumah sakit ini, Jacob harus menunda kepergian mereka sampai jam 9.
Ketiga anak buah Jacob mengerti, mereka dengan sopan undur diri dan menjaga di luar rumah sakit.
Edrea dan Tatiana masih menikmati udara segar yang menerpa kulit mereka.
Sampai...
"Rea?"
Ada seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.
Edrea menoleh kepada sumber suara.
"Darren?" Edrea mengucek ngucek matanya mencoba memperjelas apa yang dia lihat.
Darren berada tak jauh dari dirinya, sambil memegang berbagai macam jenis makanan ditangannya yang penuh dengan kotak kotak makanan.
Tatiana dan Jacob juga menoleh, lalu melihat kearah Edrea "sayang, dia siapa?" Tanya Tatiana.
Setau Tatiana, teman Edrea hanya Gea dan Mikael. Pemuda yang dia lihat sekarang jelas bukan Mikael.
Darren menghampiri Edrea, berniat ingin menanyakan kesehatan Edrea, tapi Jacob langsung menghalanginya.
"Bilang dulu sama saya, kamu siapa?"
Darren menatap orang yang dihadapannya sekarang, dia tahu betul orang itu adalah orang tua Javier.
"Saya teman satu sekolah Edrea." Jawab Darren.
Dia kasihan melihat wajah Edrea yang tiba-tiba pucat saat Jacob menanyakannya, untung saja Darren peka dan dia segera berbohong pada Jacob.
Jacob memicingkan matanya menatap kearah Darren.
"Maaf om, saya mewakili teman sekelas Edrea buat kasih ini. Kami turut prihatin dengan apa yang dialami Edrea." Alasan Darren.
Darren kesini bersama Sebastian, tapi Sebastian hanya menunggu diluar.
Sebelum memasuki rumah sakit, Sebastian memberi arahan lebih dulu pada Darren agar tidak salah langkah, entah berpura-pura atau jadi tukang antar makan online.
Tatiana mendekati Darren. "Terima kasih banyak ya, buat teman-teman yang lain kasih tahu juga kami berterima kasih atas rasa simpati kalian."
Tatiana menerima makanan yang dibawa oleh Darren.
"Iya tante, kalo begitu saya mau langsung pamit pulang, soalnya ada eskul." Alasan Darren lagi.
Padahal dia ingin mengobrol sedikit dengan Edrea, tapi ala boleh buat keadaan tidak sama sekali mendukung dirinya saat ini.
•••
Setelah hal yang menegangkan telah berlalu, kini Edrea sudah dipindahkan kerumah sakit keluarga Giotto.
Tentunya Edrea menempati ruangan khusus di rumah sakit ini.
Edrea semakin malas saja, semua keluarganya kembali berkumpul di ruangan dan membahas hal-hal yang memuakkan kepada dirinya.
"Papa ingin kamu istirahat selama tiga bulan."
Edrea membelalakkan matanya tidak percaya "aku gak mau." Tolaknya.
Bisa jompo dia kalau istirahat tiga bulan.
Padahal sekarang pun dia sudah sehat, tangannya juga tidak sakit lagi.
"Kelamaan pa, aku mau sekolah lagi diwaktu dekat." Pintar Edrea.
Mendengar hal 'sekolah' sontak semua orang tiba-tiba terdiam.
Ya, ada hal yang harus mereka urus disekolah.
Jacob tiba-tiba berdiri "langsung bahas sekarang, keruangan cepat." Ucapnya yang segera meninggalkan ruang rawat inap Edrea.
Geraldo dan Roger segera berdiri dari duduknya dan menyusul Jacob pergi.
Edrea mengerutkan keningnya melihat kelakuan tiga serangkaian itu.
"Mereka kenapa?" Tanya Edrea.
"Biasalah kerjaan." Ucap Miguel meyakini.
"Tapi mukanya begitu amat." Ucap Edrea lagi.
Wajah-wajah Jacob, Roger dan Miguel terkesan sangat dingin aura mereka juga tiba-tiba berubah.
"Kan udah tua, makanya muka mereka jadi begitu." Jawab Jonathan yang tidak penuh dosa.
Tuk!
"Aduh!" Jonathan mengusap keningnya yang kena lempar sendok oleh Tatiana.
"Ngomong tuh yang bener!"
"Iya deh, kekasihnya marah." Ucap Jonathan lagi sebelum kabur dari ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments