Terlibat Tapi Tidak Terlibat

“Bude?” tanya Andra sambil mengetuk pintu kaca ruangannya.

“Lah ini biang keroknya. Masuk Le! Ruanganmu sendiri nggak usah ngetok, berisik!” sahut Bude Astrid.

Andra masuk sambil menyeringai. Ternyata firasatnya benar. Di sana duduk Asmara, di depan Bude Astrid, dalam keadaan mata wanita cantik itu sembab seperti habis menangis.

“Bude…”

“Bukan aku loh ya!” sembur Bude Astrid sebelum Andra menyelesaikan tuduhannya.

“Oh bukan ya? hahaha! Ngapunten ya Budeee,”

“Sini kamu…” Bude Astrid melambaikan tangan ke arah Andra. Andra mendekat dan Bude Astrid pun menghela nafas panjang.

“Konflik antar karyawan itu biasa. Performance itu luar biasa. Tapi aku lebih menyukai Adab.” kata Bude Astrid. Andra mengangguk sekilas. “Saat seseorang beradab, dia pasti loyal. Pun dia pergi, dia akan menjaga hubungan baik. Bisnis yang sukses dibangun dengan dasar Adab, Etika.”

Lalu Bude Astrid menunjuk ke arah luar, dinding itu dilapisi kaca film, jadi orang di dalam tidak terlihat dari luar. Sementara orang di luar bisa terlihat dari dalam. Jemari Bude Astrid menunjuk ke arah karyawan wanita, bergerombol, dengan dandanan mentereng, sedang berkumpul di salah satu meja. Meja Rani.

Tampaknya Rani sedang membisiki teman-temannya sesuatu.

Lalu yang lain dengan heboh menanggapi.

“Dari 8 orang di sana, 7 orang yang mengaku ke saya kalau dia ditekan supaya memberikan kinerja melebihi target. Tapi mereka terlihat seolah tetap bersekongkol dengan di dedengkot yang pakai baju merah itu. Rani.”

"Dedengkot... hehe." kikik Asmara merasa geli. Koleksi Istilah Bude Astrid memang unik-unik. Tapi baiknya, akhirnya setidaknya Asmara bisa tersenyum setelah mengalami pagi yang berat.

“Itu kami tahu, Bude.” kata Andra.

“Yang aku ingin tahu, Le, Nduk… darimana Rani bisa mendapatkan performance sebesar itu? Telusuri asalnya.”

“Saya tahu tapi tidak ada buktinya, tapi masih bisa kalau ditelusuri. Dan lagi itu kesalahan saya sendiri.” Kata Asmara.

“Bagaimana kamu tahu?”

“Posisi saya dulu Kepala Cabang, kami selalu membandingkan kinerja kami dengan Kantor Pusat Bu, karena Kantor pusat menjadi patokan baik atau buruknya pekerjaan kami. Kebetulan ada nasabah kantor pusat yang menjaga hubungan baik dengan saya, tapi dia penempatan premi di Kantor Pusat bukan di kantor cabang.”

“Lalu?”

“Suatu saat karena jatuh tempo asuransinya dekat, dia mau mencairkan dana pensiunnya. Dan dia mengeluh ke saya kok sudah 3 bulan tapi premi asuransi tidak kunjung cair. Jumlahnya bisa 300jutaan. Di lain pihak, Rani malah memberikannya cek, yang saat diberikan ke Bank ternyata ditolak dengan alasan administrasi.”

“Cek kosong? Tidak ada saldo.” Tebak Andra, "Bank biasa bilang kalau ditolak dengan alasan Administrasi agar tidak terjadi polemik."

“Dugaannya begitu Pak. Namun setelah itu muncul nasabah besar, preminya sampai 2 milyar. Barulah uang nasabah saya bisa cair. Saya penasaran dan…”

“Siapa nasabah besar itu?”

“Namanya Pak Hartono. Saya iseng telepon ke beliau dengan dalih menawarkan Asuransi. Saya simpan rekamannya.” Asmara mengutak atik ponselnya dan me-loudspeakernya.

Hartono : Kencana Life? Saya kemarin penempatan di sana kok! Kamu masa tidak tahu? Apa nggak link ke Rani? Tahu kan Rani?

Asmara : Oh sudah diprospek teman saya ya Pak? Kalau boleh tahu berapa jumlahnya Pak?

Hartono : 2 Miliar setahun. Ini saya ada preminya.

Asmara : Baik Pak, Terima kasih.

“Lalu bagaimana?” tanya Andra setelah Asmara mematikan rekamannya.

“Terdaftar di sistem hanya 1,7 miliar Pak.” kata Asmara.

“Astaga! Nduk!! Itu teknik Ponzi! Penggelapan Dana!!” seru Bude Astrid sambil gebrak meja. Gebrakan mejanya terdengar sampai keluar, orang-orang di luar mengira Asmara sedang diomeli. Mereka hanya cekikikan. Padahal…

“Kenapa yang begitu tidak kamu ceritakan ke saya lebih awal Nduk?!”

“Maaf Bu, saya kurang bukti, takutnya saya dituduh mencemarkan nama baik. Juga… sebenarnya performance Rani berasal dari saya. Tapi dia bisa jaga hubungan baik dengan…”

“Dengan?”

“Saya takut dianggap gibah.”

“Kita ini mau jadi keluarga, Mara! Jangan ada rahasia!” sahut Bude Astrid.

“A-a-anuuu, Almarhum ayah saya memiliki beberapa relasi, teman satu club golf, diantaranya namanya Pak David Yudha Dia salah satu dari 12 Naga.”

“Saya tahu itu, nasabah besar Kantor Pusat. Ada kerjasama Dana Pensiun untuk seluruh karyawannya yang berjumlah 3000 orang. Di salah satu anak usahanya.” kata Bude Astrid. “Kenapa dia terdaftar atas nama Rani?!”

“Saya daftarkan atas nama Rani saat dulu Rani nangis-nangis nggak perform target.”

“Bodoh kamu.” desis Bude Astrid dan Andra berbarengan,

“Iya, saya bodoh.” desis Asmara. “Seandainya saya tahu lebih dulu kalau Rani ternyata juga direkomendasikan oleh Adit sebagai kontak person untuk Pak David.”

“Apa hubungan Adit di sini?” tanya Andra.

“Adit bekerja di Kantor Pak David, di PT. Yudha Mas.”

“Hah?!”

"Ya kan gara-gara Almarhum Ayah saya, Adit bisa bekerja di Yudha Mas."

“Adit itu siapa?” tanya Bude Astrid.

“Suaminya yang berselingkuh dengan istriku, Bude.”

“Haaaah?! Sempit nemen yo dunia iki!”

“Entah kenapa Adit merekomendasikan Rani, bukannya saya, yang waktu itu masih jadi istrinya.”

“Bukannya saya nggak mau suudzon ya Bu Asmara, tapi saya manusia biasa. Saya jadi beneran suudzon!” kata Andra mencibir.

“Ambil lagi!” seru Bude Astrid.

“Hah?!” sahut Andra dan Asmara.

“Ambil lagi kejayaan kamu!” Seru Bude Astrid sambil menunjuk Asmara. “Andra! Aku mau seluruh premi atas nama David Yudha, dan relasi-relasinya, didaftarkan atas nama Presiden Direktur. Asmara, kamu… bagaimana caranya agar kamu terlibat tapi tidak terlibat, hah?!”

“Terlibat tapi tidak terlibat itu bagaimana maksudnya Bu?” tanya Asmara kebingungan.

“Hehe. Aku angkat saja Bu Asmara jadi sekretarisku ya Bude?” Usul Andra. “Terlibat tapi tidak terlibat. Kamu akan jadi jalan saya untuk membuka akses ke 12 Naga. Kita minta seluruh anak usahanya bekerjasama untuk mengelola Dana Pensiun karyawan-karyawan mereka di seluruh Indonesia.”

“Aset perusahaan David Yudha bisa sebesar 60 Triliun, bisa jadi lebih karena sangat banyak yang didaftarkan atas nama istrinya, dan kerjasama dengan anggota 12 Naga lainnya.”

“Felix dan Dominic juga 12 Naga, Bude.”

“Ya bagus toh, tinggal kamu masuk juga! Lewat dia!” Bude Astrid menunjuk Asmara. “Jadikan Asmara sebagai Dewi Keberuntunganmu Andra.”

“Siap Budeee!” seru Andra bersemangat.

“Duh…” keluh Asmara merasa tak pantas.

Hubungannya dengan Andra kini jadi lebih erat. Terlebih… dia harus menyiapkan mental untuk mendekati konglomerat-konglomerat.

**

Bude Astrid memanggil seluruh jajaran manajemen untuk meeting mendadak. Andra akan menyampaikan rencana Budget untuk setahun ke depan, karena sudah tentu berdasarkan pengakuan seluruh karyawan mereka ditekan secara sepihak diluar kemampuan mereka. Bukannya apa-apa, tapi PT. Kencana Life sudah pernah dituntut oleh serikat pekerja karena tidak memberikan insentif sesuai dengan target.

Kini setelah serikat pekerja dibubarkan, (Dibubarkan karena masalah penggelapan dana, konflik antar pengurus, dan sesuai putusan pengadilan) Kencana Life masih mempertahankan etos kerjanya dengan belajar dari pengalaman. Gaji yang diterima karyawan, sesuai dengan kinerjanya.

Semakin besar target, semakin besar take home pay. Khusus untuk marketing.

Dalam hal ini, kalau target turun, otomatis bisa terjadi penghematan biaya operasional. Bude Astrid tidak merasa ada ruginya karena, dia diam-diam memang licik sih, nanti setelah perusahaan David Yudha memakai Dana Pensiunnya, semua didaftarkan atas nama Andra sebagai Presdir. Dan Asmara gajinya ya gaji Sekretaris. Jadi… kanan kiri untung.

Andra juga diam saja, karena dia juga ketiban cuan dari deviden. Gajinya sih tetap segitu-gitu aja..

Tinggal Asmara yang mencibir menyindir Andra setelah keluar dari ruangan.

“Saya meeting dulu ya… Bu Sekretaris, hehehehe,” kekeh Andra licik.

“Butuh saya buat notulen atau pakai AI saja notulennya?”

“Jaman sekarang Bu, pakai AI dong. Tugas pertama ibu sebagai sekretaris adalah… saya minta teh pandan yang seperti waktu itu ya?”

Terpopuler

Comments

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

𝕭'𝐒𝐧𝐨𝐰 ❄

cie ayang David di sebut 🤭

2024-05-19

0

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ❥︎•͜͡࿐

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ❥︎•͜͡࿐

untung budenya bs tahu kl Rani itu yg jahat

2024-04-20

0

Tamia Akhildadanwidyan

Tamia Akhildadanwidyan

madam,,,makin kesini suka bgt ma semua karyamu 🥰🥰🥰

2024-04-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!