Rencana Kitty

“Ayang Mbeb, Ayang Mbeb…” bisik Kitty sambil menyenggol-nyenggol lengan Revan.

“Iyah Beb?”

“Apa kamu memikirkan apa yang aku pikirkan?”

“Cilok bakar bukan saat yang tepat Beb.”

“Kok Cilok Bakar sih Beb?! Kamu nih nggak peka banget sih?!” Omel Kitty

“Bukan ya? Kalo gitu… kamu minta boneka Molang kan? Yang lagi pegang pisang.”

“Nggak ada Molang pegang pisang. Tapi boleh lah boneka Molang. Besok kita beli di Mall. Tapi maksudku bukan itu Beb.”

“Jadi?”

“Kamu kan tadi cerita kalau Ayah kamu diminta menikah lagi untuk bisa mengadopsi secara lancar adik kamu yan masih bayi?”

“Iya nih…”

“Tuh ada calonnya.” Kitty menunjuk Asmara dari kejauhan dengan dagunya. Nunjuk ala-ala Nusantara, pakai dagu sambil bibir dimonyongin.

Revan menatap Asmara juga. Lalu menatap Kitty, lalu ke Asmara lagi, lalu ke Kitty lagi. Dan pemuda itu pun menggeleng. “Berat nih…”

“Berat gimana? Mamahku itu seksi loh, cantik banget pula. kan enak kita jadi serumah terus.”

“Iya, itu yang berat…” desis Revan. “Tetanggaan sama kamu aja bikin aku ngelus dada terus.”

“Aku ini sering nyusahin kamu ya?” gumam Kitty merasa khawatir.

“Maksudku sebaliknya, Kitty. Aku ini sedang masa pertumbuhan, termasuk hormon yang lain.”

“Terus.”

“Ya…itu.”

“Itu apa?”

“Kok kamu nggak ngerti sih?”

“Nggak.”

“Ya udah lebih baik kamu nggak ngerti.” Revan melambaikan tangannya menyuruh Kitty melupakan obrolan yang barusan.  “Tapi ada yang lebih berat daripada hormon.”

“Apa?”

“Ayahku itu… sudah mendeklarasikan kalau dia tidak percaya lagi dengan wanita mana pun. Kamu tahu Kitty, di kantor Ayahku itu, banyak banget cewek cantik bertebaran, dan semua menggoda Ayah. itu sering jadi bahan pertengkaran antara Ibuku dan Ayahku dulu. Ibuku sering insecure katanya.”

“Ibumu…? Tante Mutia insecure?!” Kitty mengernyitkan keningnya karena merasa aneh. “Nggak salah?! Tante Mutia itu wanita paling genit yang pernah kutemui loh. Padahal ayahmu udah seganteng itu, ya segala Pak RT lah dia godain. Tapi Ayahmu kaleeem terus!”

“Kamu denger dari mana sih gituan?”

“Kalo ke pasar beli sayur sering ikutan nimbrung hihihi, paling banyak gosip sih dari Bik Puspa, Hahahahah!”

"Ohiya kamu ikutan Persatuan Ibu-Ibu Pasar Padmasari Ya. Hebat ih pacarku udah suka bantu-bantu mamahnya."

Revan mengangguk sambil menatap Kitty, lalu tiba-tiba pemuda itu mengelus kepala Kitty. “Bagus, bagus…” katanya sambil menyeringai.

“Bagus?” gumam Kitty.

“Sedikit lagi kamu lulus pelajaran dari pekerjaan tersulit nomor 3 di dunia ini.”

"Pekerjaan tersulit ketiga?”

“Iya.”

“Apa tuh?”

“Ibu Rumah Tangga.”

“Kalau yang pertama dan kedua apa?”

“Yang kedua, Kuli tambang dekat kawah gunung berapi, Yang pertama Tentara yang Berjihad di Jalan Illahi.”

“Jadi bapak-bapak kantoran gaji rendah dikejar-kejar Debt Collector pulang diomeli bini , bukan jadi yang berbahaya ya?”

“Intinya, Kitty My Sayang…” Revan seperti akan mengalihkan perhatian, “Kamu itu cewek paling mandiri yang kukenal.” ia mencoba memuji Kitty. Karena kalau tidak dibegitukan, gadis itu akan muncul dengan ide-ide Mind-Blowingnya. Revan berharap Kitty lupa akan apapun yang sekarang sedang tersirat di dalam kepala Kitty.

“Beb,coba bikin Ayahmu Cemburu. Kamu pura-pura aja deketin Mamah aku, kalau Om Andra mulai begah, jadi dia ada perasaan suka.kalau Om Andra kalem aja jadi ya harus cari kandidat istri lain agar ayahmu cepetan menikah lagi.” Kata Kitty selanjutnya.

Yak, Revan tidak berhasil.

Ide Kitty sudah terbaca tapi rasanya tetap saja kaget di telinga Revan.

“Aku…? deketin ibumu.”

“Iya…” Kitty mengangguk yakin

“Hah?”

“Kamu kan ganteng Rev, badan kamu tinggi, kamu pintar, intinya saingan terberat kamu ya Ayahmu sendiri. Bisa dong bikin ayahmu cemburu?”

“Haaaah?!”

“Ya? Demi kedamaian dunia Beeeb,”

“Aku ulangi lagi kalimat kamu barusan, CMIWW yak! Kamuuuuuuuu… nyuruh aku buat godain tante-tante 35 taun yang seksi dan cantik jelita buat bikin Ayahku sendiri cemburu, gitu?! ”

“Iya, kalau Ayahmu nggak respon dan kalem-kalem saja, aku akan carikan dia kandidat istri lain. Pokoknya dia harus nikah tahun ini kan?” sahut Kitty dengan mata berbinar karena bersemangat.

“Bukan itu masalahnya Kitty My Sayang!”

“Jadi?”

“Akuu… duh,”

“Ya? Apa masalahnya?”

Revan memandang Kitty dengan wajah khawatir dan luar biasa super duper galau. “Masalahnya… aku takut tergoda sendiri.”

“Heh?!”

“Kamu tau kan Mamah kamu itu spek Ozge Torer campur Ratu Shima?! Mix jadi satu dengan sedikit micin kualitas tinggi?! Liat aja nggak ada kerutan lemak di pinggangnya padahal anaknya udah segede ini!”

“Waw.. aku terkezut lohkamu bisa bilang gini, ternyata kamu ini buayapakaya…”

“Bukan masalah aku buaya, aku ini laki-laki normal Kitty. Imanku langsung kandas kalau didoktrin harus menggoda yang wujudnya kayak ‘Nur Ainun’ versi duniawi! aku takut kecebur!”

“Nur Ainun?”

“Bidadari.”

“Versi duaniawi?”

“Iya hehe, yang di Surga harusnya jauh lebih cantik sih…”

“Padahal aku selama ini percaya sama kamu, ternyata kamu memendam rasa ke calon mertua kamu sendiri. Ya udah, dibalik aja, aku yang godain Ayah kamu.”

“Lebih parah lagi Kitty!!” Seru Revan langsung panik. “Ya udah aku aja yang terjun ke jurang.”

“Takut yaaa….?!” goda Kitty,

“Takut banget aku loh. Ayahku itu onderdilnya bengkel resmi, desain otentik, dirakit pakai tangan… dibandingkan aku yang masih prototype, takutnya kamu… ”

“Kita ini harus saling percaya Revan.”

“Duh… mulai lagi…” Revan berjongkok sambil menelungkupkan wajah ke kedua lututnya, sementara Kitty mulai berceramah mengenai pentingnya hubungan berdasarkan komunikasi yang baik.

**

Di Kantor Dominic.

“Ya Allah, Andra!” Bude Astrid merentangkan tangannya dan langsung memeluk Andra dengan eratnya. “Lama sekali tidak bertemu Naaak! Apa kabar ibumu yang licik itu?!”

terus terang saja Andra lumayan risih dipeluk erat seperti itu, pegangan Bude Astrid termasuk kencang untuk sebuah pelukan nenek-nenek 60 tahun. Dan untuk catatatn, Bude Astrid hanya bersikap begini ke Andra,

Bahkan ke Dominic dan Hector, Bude Astrid selalu menampakkan kekakuannya. Di dunia ini, yang tidak disukai Bude Astrid adalah Bude Nimas, ibu kandung Andra. Karena menurut Bude Astrid, Bude Nimas itu serakah dan tiran. Hidupnya melulu soal harta dan harta. Andra dituntut supaya menjadi seperti sepupunya yang lain yang jabatannya penting, supaya Bude Nimas juga kebagian fulus.

Keluarga Rejoprastowo tidak terlalu bergelimang harta seperti Ranggasadono. Bahkan untuk mendirikan perusahaan ini Bude Astrid dibantu oleh keluarga Ranggasadono. Tapi untuk masalah kesehatan mental anak-anak dan cucu, jelas Bude Astrid sangat concern. Dia sangat menyayangi semua keturunan-keturunannya walaupun sikapnya jutek dan dingin.

Untuk orang yang sudah mengenalnya luar-dalam seperti Dominic dan yang lain, pasti tahu kalau bude Astrid ini orangnya sangat baik.

“Terus terang saja, saya tidak tahu kabar Ibu, Bude. Yang jelas nomer saya masih di Block oleh beliau” kata Andra sambil pasrah. Ia tidak berusaha melepaskan pelukan Bude Astrid, dan tidak juga berusaha balas memeluknya.

“Aku itu sampai malu loh ngemis-ngemis minta bantuan. Ya masalahnya aku itu sudah capek! Tenagaku buat ngurusin perusahaan sebesar ini sudah terkikis zaman. Mau ditutup juga sayang soalnya ini kan peninggalan bapakku.”

“Perusahaan ini menghadapi konflik sejak Mbah Rangga meninggal dan akhirnya kenyataan di baliknya ketahuan, Ndra. Kalau sebenarnya kesalahan dari pihak Mbah Rejo juga lumayan besar. Perusahaan induk yang gue pimpin masih bertahan karena menguntungkan, masalahnya anak-anak usaha kita satu-satu kolaps. Salah satunya ya punya Bude Astrid ini.” kata Dominic.

“Ya Bude, Saya mengerti duduk masalahnya. Saya ada niatan untuk mengambil alih sebagian saham. Mari kita diskusikan. Sepertinya Notaris juga sudah datang…”

“Andra, kamu sudah dengar draft perjanjiannya kan?” tanya Bude Astrid

“Draft?”

“Iya, Domi kamu sudah kasih tahu kan?”

Dominic hanya menyeringai, “Belum, Bude.”

“Lah!! Gimana sih kamu!!” Bude Astrid memukul lengan Dominic.

“Kita aja maksa dia buat beli saham, dia masih ragu. Katanya nggak mau ketahuan ibunya, gimana kalau dia tahu dia sebagai pewaris perusahaan…”

“Eh? Maksudnya gimana?” Andra menjauh dari Bude Astrid.

“Andra, kamu tahu kan aku ini sudah tua, loh. Kalau perusahaan ini kujual ke Hector, dia akan rombak semua karyawan. Kalau ke Dominic sudah pasti akan dijual ke pihak lain atau dimerger. Aku inginnya tetap berdiri apa adanya, tapi profit! Ya makanya aku berencana akan menyerahkan semua tanggungan dan hak-ku ke kamu, Andra…”

“Waduh, Bude…” Andra makin pusing.

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ❥︎•͜͡࿐

ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ❥︎•͜͡࿐

enak ya jd andra, kayaknya rejeki dia krn ngerawat si revan. dan rejeki akan makin terbuka krn dia ada niatan untuk adopsi di bayi

2024-04-20

1

ZQ

ZQ

iyaaa ini Kity butuh pak guru BI untuk ngoreksi kalimatnya...... ampun deh masak iya pacar sendiriiiii lhooo

2024-02-18

0

Ersa

Ersa

koplak somvlak paraahhh🤣😂🤣😂🤣😂

2024-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!