Langkah terburu-buru terdengar di koridor hotel bintang lima. Pria berpostur gagah melangkah dengan jas putih yang mempeson, wajahnya yang menawan menyihir siapa saja yang memandang.
"BYUUUR!"
Langkah pria tampan itu terhenti, pandangannya tertuju ke arah kolam renang luas di kompleks hotel. Di sana, seseorang berjuang untuk berenang namun tampaknya terkendala. Dengan naluri yang tajam, pria tampan itu melepas jas putihnya dan melompat ke arah kolam, berusaha menyelamatkan nyawa yang terancam.
Para karyawan hotel yang mendengar kegaduhan itu, berlari menuju sumber suara dengan cepat. Mereka terkejut melihat seorang wanita berjuang untuk keluar dari kolam. Untungnya, seorang sukarelawan dengan gesit membantu wanita itu. Pria tampan itu berhasil meraih tubuh mungilnya, membawanya ke tepi kolam untuk diselamatkan.
Lemas dan tak berdaya, wanita itu terbaring di tepi kolam. Pakaiannya yang tebal dipaksa sobek, hingga hanya tersisa kaos dalam yang masih menempel di tubuhnya.
Raut wajah penasaran melanda para karyawan hotel saat mereka melihat seorang wanita basah kuyup tergeletak lemas di tepi kolam.
"Kalian jangan diam saja. Panggil ambulan dan bawa handuk!" Perintah pria tampan dengan geram, melihat karyawan hotel yang hanya berdiri tanpa melakukan apapun.
Bukan sembarangan menyobek baju, pria tampan itu bertindak dengan tujuan agar wanita yang ia selamatkan tidak merasakan sesak akibat terhambatnya pernapasan tubuh.
Pria tampan itu kemudian menerapkan teknik RJP. Ia melakukan kompresi sebanyak 30 kali dan memberikan nafas buatan melalui mulutnya ke mulut wanita itu. Tindakan itu diulang beberapa kali hingga wanita itu akhirnya tersadar dan mengeluarkan air yang terperangkap di dalam mulutnya.
"Uhuk-uhuk!"
"Kau tidak apa-apa?" Tanya pria tampan dengan raut khawatir.
"Ini tuan Victor."
Salah satu karyawan hotel memberikan handuk kepada pria tampan bernama Victor, agar ia dapat mengusap tubuh basah gadis itu yang masih tergeletak lemas.
"Terima kasih," ucap Lestari dengan suara lemah.
Dalam kegaduhan itu, pria gembul yang sebelumnya berada bersama Lestari di dalam kamar, datang dengan wajah panik. Ia mendekati gadis itu dan meminta agar orang-orang yang hadir segera meninggalkan lokasi.
"Sudah-sudah. Jangan membuat kegaduhan. Ini istri saya, biar saya yang mengurusnya!"
Pria tampan itu merasa lega mendengar suami wanita itu datang. Victor memberikan nasihat pada pria yang mengaku sebagai suaminya, agar berhati-hati dalam aktivitasnya.
Namun betapa terkejutnya mereka saat bertatapan. Victor terkejut karena mengenali pria gembul yang hanya mengenakan kolor, begitupun sebaliknya.
"Pak Walikota? Apa yang sedang Anda lakukan di sini?" Tanya Victor penuh keheranan.
"Victor D Lancaster?! Maksudku, presdir Victor D Lancaster?!"
Dag dig dug ser, melihat Victor D Lancaster, pengusaha besar berada di depannya, apalagi pria tampan itu kenal dengan istri walikota.
"I... Ini, tidak sesuai dengan apa yang presdir perkirakan."
Walikota itu merasa tertangkap basah dengan apa yang telah dirinya lakukan. Ia mengira, presdir Victor akan sadar kenapa dirinya bisa berada di hotel bintang lima bersama wanita cantik yang terkujur lemas. Walikota itu juga takut, tuan Victor akan memberitahu perselingkuhannya pada sang istri.
Namun dasar Victor, ia malah tidak peduli dengan apa yang Walikota itu lakukan. Yang terpenting bagi dirinya adalah menyelesaikan permasalahan yang terjadi padanya tanpa ikut campur urusan orang lain.
"Pr...presdir Victor, a.. Aku mohon jangan membocorkan kelakuanku pada siapapun."
Pejabat gembul itu meminta sang presdir menutup rapat-rapat perselingkuhannya.
"Tenang saja, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun, termasuk istri Anda, Pak Walikota," ucapnya dingin.
Ia juga hendak pamit untuk segera pergi meninggalkan lokasi karena ada urusan mendadak. Bahkan pertemuannya dengan klien harus ditunda karena alasan tersebut.
Saat pergi, baju kemeja Victor dipegang secara perlahan oleh Lestari tanpa sepengetahuan walikota. Sontak, dengan kode kecil itu, pria tampan itu sadar bahwa gadis yang kini di sampingnya sedang membutuhkan bantuan.
Awalnya tidak peduli, karena ia pikir melayani walikota adalah keinginan gadis itu, terutama kemungkinan bahwa ia melakukannya hanya untuk mendapatkan bayaran dari walikota.
Namun setelah meminta bantuan tidak langsung itu, Victor menyadari ada kejanggalan dengan gadis itu. Tentu ia tidak tega meninggalkannya bersama pejabat gembul di depannya.
"Pak Walikota, kau mau membawa kemana gadis ini?"
Tanpa sedikitpun ragu, Victori bertanya apa yang bakal Walikota lakukan pada gadis yang masih lemas akibat kecelakaan tadi.
Dahaga nafsu yang belum terpuaskan membuat pria gembul itu bersiap membawa gadis sewaannya sekali lagi. Walikota yakin, presdir Victor sependapat dengannya, terlebih lagi setelah membayar mahal untuk menyentuh gadis yang masih segar, tak terjamah oleh tangan pria lain.
"Yakin akan melakukannya? Tidak merasa kasihan?" Tanya Victor sambil menatap tajam gadis yang lemas.
"Tidak mungkin aku membiarkannya begitu saja. Rugi kalau belum mencobanya sama sekali."
Tatapan tajam menusuk Walikota. Pria tampan itu menanyakan bayaran yang telah disepakati untuk gadis itu.
"5 juta."
"Baiklah, datanglah ke kantorku besok, ambil uang 5 juta, dan gadis ini akan menjadi milikku sekarang!"
Victor dengan penuh kelembutan memberikan jas putihnya, melindungi tubuh Lestari dari kedinginan. Dengan penuh keanggunan, lelaki itu mengangkat tubuh gadis itu, membawanya pergi.
Walikota, terbatas oleh ekonomi dan jabatan yang lebih rendah, hanya bisa memandang tanpa bisa berbuat banyak, terdampar oleh keterbatasannya.
"Sekarang, kau aman bersamaku."
Langkah kaki pria tampan itu, seiring dengan tubuhnya yang tinggi, menunjukkan langkah yang kokoh. Dengan penuh kehati-hatian, ia membawa Lestari masuk ke dalam mobil.
"Terima kasih," ucap Lestari lemah.
"Aku tidak bisa mengantarmu pulang sekarang. Ada urusan mendadak yang harus kuselesaikan. Saat ini, aku akan membawamu pulang ke rumah."
Presdir Victor memarkirkan mobilnya, meskipun sirine ambulan berbunyi di sebelahnya. Tanpa peduli, ia meninggalkan parkiran hotel bintang lima itu.
Tubuh terasa lemah, pikiran Lestari melayang-layang, mencari jawaban untuk kejadian yang baru saja terjadi. Baginya, wajahnya terasa tidak secantik biasanya, dengan rambut pendek sebahu, bukan panjang bergelombang.
Terbenam dalam pikiran yang berputar di otak, Lestari tertidur di dalam mobil. Tuan Reinhard, melihatnya, menjadi penasaran dengan tindakan wanita itu, terutama setelah insiden tenggelam yang menurutnya aneh.
Kolam renang berada di tengah lokasi. Jika gadis itu tidak sengaja terjatuh, mungkin dia akan terhempas ke aspal. Victor mencoba memahami, mungkin gadis itu melompat dari kamar Walikota.
Pertanyaan-pertanyaan memenuhi pikiran Victor, ingin tahu lebih banyak tentang gadis yang duduk di sisinya. Mustahil gadis itu melarikan diri setelah setuju untuk berbagi keintiman di hotel, terutama dengan Walikota, sosok terpandang dan kaya, menawarkan bayaran yang cukup besar. Bayaran 5 juta, jumlah yang tak terlalu berarti bagi seorang pemimpin kaya.
Pria tampan itu memandang Lestari dengan tatapan tulus, memeriksa setiap bagian tubuhnya yang terlihat mulus. Sayangnya, gadis itu bukan tipe yang biasa ditemui oleh Victor, karena masih tergolong sangat muda.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments